Perasaan tidak enak yang merayap di hati Aaron sejak meninggalkan London menuju Kairo dibeberapa pagi yang lalu telah menjadi jawaban bagi pria itu.Tidak ada nya kabar dari Ayana selama ia pergi bukanlah hanya sekedar sesuatu yang bisa di tolerir Aaron. Nyata nya, pria dengan manik mata biru pekat itu hampir kehilangan kewarasannya saat mobilnya berkendara dengan kecepatan cukup tinggi.“Louis, siapkan penerbangan untuk ku malam ini juga menuju Brasil.” Perintah Aaron begitu panggilannya di jawab Louis dari ujung sana.”“Ada apa? Kita belum berencana untuk membuka project disana.”“Lakukan saja dan jangan bertanya!” Aaron langsung memutuskan panggilan itu tanpa menunggu Louis mengiyakan nya. Kepalanya hanya dipenuhi dengan Ayana saat ini.Mobilnya baru saja berbelok masuk menuju ke Berlind hotel ketika sebuah ferari hitam melaju kencang dan menyalip jalannya.“Fuck!” Aaron memukul keras dashboard mobilnya sebelum bergerak keluar dari sana, di depannya, Felix Dalles bergerak turun dan
Aaron mendorong tubuh Ayana pada kursi mobil Rubiconnya kembali setelah menarik wanita itu dari pria asing bernama Richard yang tak di gubrisnya tadi. Aaron benar-benar dikuasai emosi saat melihat Richard memegang tangan Ayana dan itu membuatnya bertindak lebih kasar lagi. Ia mengunci dan memenjarakan Ayana didalam ruang mobil mewah itu.“Aaron apa yang kau lakukan disini? Apa yang kau inginkan? APA?” Tentu saja Ayana terkejut, ia pikir setelahnya sebuah umpatan kasar yang akan menyambut ujung dari pertanyaannya, tapi sebuah ciuman hangat dan lembut dari bibir Aaron yang justru menyambutnya. Siapa yang tidak sinting jika diperlakukan seperti itu?! Jantung Ayana yang malang sialnya berdebar begitu gila saat ini.Ayana merindukan ciuman ini! Ia merindukan bibir Aaron dan juga wangi tubuh pria arogan ini! Tapi mengingat bagaimana kebohongan Aaron padanya membuat hati Ayana kembali terluka.“Aku sangat merindukan mu!” Ucap Aaron dengan suara serak tepat didepan wajah Ayana setelah ciuman
Aaron melipat kedua tangannya didepan dada bidangnya dengan wajah tetap datar saat menatap wajah cantik Ayana yang melihatnya dengan penuh keterkejutan.“Sudah cukup terkejutnya dokter?” Aaron mengangkat alisnya dengan angkuh.“Kau mau pamer?” Adalah kalimat yang keluar dari mulut Ayana membuat Aaron menangkup kedua pipi wanita itu dan meremasnya gemas.“Kau tidak bisa sedikit saja memuji ku hah?” Protes Aaron yang membuat Ayana menahan dirinya untuk mati-matian tidak tersenyum namun sial karena wajahnya semakin memerah akibat perlakuan Aaron padanya.Kilatan mata Ayana yang terlihat senang dan wajah wanita itu yang memerah sudah cukup membuat Aaron lega karena wanita itu terlihat lebih melembut padanya.“Berhentilah menginginkan pujian untuk dirimu sendiri, tuan Xavier.” Ayana mengangkat kedua tangannya dan memegang dua sisi lengan Aaron yang masih menangkup pipinya. “Turunkan tangan mu, orang-orang akan melihat kita.” Bisik Ayana penuh ancaman.“Tapi boleh aku mencium mu lagi?”“Kau
Hampir dua jam lebih Aaron membawa pandangannya dari kejauhan mengawasi Ayana dan Richard yang sedang mengobati warga-warga lokal yang terluka akibat dari gempa bumi dan tanah longsor yang terjadi sekitar dua minggu lalu.Angin kecil yang terus bertiup di sekitar telah berhasil membuat anak rambut Ayana bergerak menghalangi wajahnya. Melihat Ayana yang kesulitan dengan anak rambutnya lantas membuat Richard berinisiatif untuk menyelipkan anak rambut dokter cantik itu ke belakang telinga.“Aku akan membunuh pria itu jika dia menyentuh Ayana lagi!” Aaron menggeram frustasi dan ketika Richard kembali menyentuh rambut Ayana ia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati kedua orang itu sebelum sempat di tahan oleh Diego maupun bodyguardnya.“Sayang, kau masih lama?” Aaron mengambil posisi disamping Ayana dan langsung merangkul pundak wanita itu, meremasnya lembut membuat Ayana nampak terkejut, begitu pula dengan Richard.Ayana menghentikan aktifitasnya sebentar lalu mendongak menat
Beberapa saat, satu-satunya gerakan ditengah keheningan yang tiba-tiba menyergap itu berasal dari angin malam yang berhembus. Ayana memasang tampang bingung dan terkejut, dengan gugup ia mencari belasan ribu kata di kepalanya yang entah berlari kemana.Dokter cantik itu kemudian memecah kesunyian itu dengan berjalan mundur membelakangi Aaron. Rasanya begitu gugup hingga ia tidak mampu menatap Aaron.“Kau marah lagi?” Aaron bergerak mendekat, tanpa ijin dari Ayana ia melingkarkan kedua tangannya di depan dada wanita itu dan memeluknya erat.“Kau selalu menuduh ku pemarah.” Ayana mendesah kesal namun tidak menolak pelukan Aaron padanya.“Lalu kenapa kau diam? Apa aku membuat mu kesal, hm?” Aaron menaruh ujung dagunya di puncak kepala Ayana.Ayana memejamkan matanya sebentar menghirup aroma tubuh Aaron yang bercampur dengan angin malam. Oh sungguh wangi ini yang paling ia rindukan.Semesta memang suka bercanda, lima tahun bersama Felix, namun alih-alih merindukan wangi tubuh pria yang ba
Bukankah semua orang akan bodoh jika menyangkut cinta? Dan hal terbodoh dari cinta yang Ayana rasakan adalah jatuh cinta pada pria brengsek yang telah menjebaknya sebagai alasan untuk memaafkan kesalahan yang telah di lakukan Henry.Oh takdir cinta Ayana sangat mengenaskan, alih-alih berakhir bersama Felix, Ayana justru jatuh cinta pada sepupu mantan kekasihnya itu.Dibawah langit De Saul, Ayana menatap dalam mata biru pekat Aaron, ia tidak bisa menyembunyikan rasa istimewa yang telah di ciptakan Aaron di hatinya. Dokter cantik itu benar-benar jatuh cinta pada Aaron dan dia tak akan menyangkalnya lagi sebab rasa cinta yang ia rasakan untuk Aaron bahkan lebih meledak-ledak dari cinta yang pernah di rasakannya saat bersama Felix.Aaron, si pria brengsek yang pernah di umpatnya habis-habisan itu telah mengambil tempat lain di hati Ayana yang bahkan sudah tidak ingin ia berikan pada siapa pun juga.Setiap Aaron menatap padanya, setiap Aaron menyentuhnya ratusan kupu-kupu selalu saja mengo
Ayana memindai wajah tampan Aaron lekat-lekat saat ia membantu kekasihnya untuk mencukur perlahan bulu-bulu tipis yang tumbuh di sekitar pipi dan rahang Aaron. Oh sungguh benar-bena tampan! Ayana yakin kekasihnya itu memang bukan manusia, ia iblis yang tampan.Semalam Aaron benar-benar membawanya ke camp pria itu yang jauh terlihat begitu mewah dibanding tenda-tenda lain yang berada di camp para relawan lain.Ayana masih tidak percaya, Louis asisten Aaron itu bisa menggerakan para bawahannya untuk bekerja secepat mungkin memasang tenda itu. Dan itu harus dilakukan dikarenakan Ayana yang sudah pasti tidak akan mau meninggalkan camp para relawan untuk pergi bersamanya ke hotel yang letaknya berkilo-kilo meter jauhnya dari De Saul.“Apa kau sedang terpesona dengan ketampanan ku, sayang?” Aaron meletakan tangannya pada pinggang Ayang dan menarik wanita itu mendekat padanya.“Tentu saja tidak!” Ayana menggeleng cepat, menggeser posisinya sedikit lebih jauh dari Aaron. Oh sesungguhnya Ayana
Tatapan penuh damba dari dua insan yang sarat akan kerinduan terpenuhi pada akhirnya saat bisa dilepaskan pagi ini dengan bebas.“Buka sayang!” Suara berat Aaron yang penuh dengan gairah kini sudah merendahkan kepalanya, memberikan jilatan di bibir inti kewanitaan Ayana dan memasukkan lidahnya, bermain dengan begitu intens, membuat Ayana mendesah kenikmatan.“Aaron… Ah!”Aaron lalu bergerak naik setelah menikmati kewanitaan Ayana dengan mulutnya lalu dengan segera ia mengarahkan miliknya. “Akh!” Erang mereka bersama di saat penyatuan itu terjadi.Dengan penuh gairah, Aaron dan Ayana bermain di tenda Aaron yang besar dan mewah itu dengan liar. Aaron terus saja memompa Ayana, peluh keringat sudah membasahi wajah mereka, udara sejuk di pagi itu tidak dapat membendung suhu panas tubuh mereka yang dibakar gairah.Aaron kemudian kembali mencabut miliknya dan merendahkan kepalanya lagi, menyesap kewanitaan Ayana dengan lahap, membuat wanita cantik itu menggelinjang dan mengangkat pinggulnya