Share

Laea

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-03-23 11:56:09

Sebelah alis Harger terangkat tinggi saat samar – samar mendengar suaminya sedang bicara dengan bahasa Italia di balik telepon bersama seseorang. Dia tidak begitu mengerti percakapan seperti apa yang tampaknya begitu serius, tetapi sesekali Harger akan mendapati nama Laea di balik pembahasan mereka.

Wajah Harger langsung berpaling untuk mengamati bagaimana ekspresi tegang dan frustrasi suaminya. Sang hakim meninggalkan begitu banyak tanda tanya besar, apa yang sedang terjadi? Harger begitu ingin tahu; menunggu sang hakim akan melirik ke arahnya, tetapi pria itu tidak melakukan.

Ketika sebentuk tubuh tinggi besar itu mengambil posisi duduk di kursi lainnya, Harger melihat secara terperinci bagaimana sebelah tangan sang hakim berpangku di atas meja, telunjuk dan ibu jari pria itu memijit batang hidung sendiri. Harger semakin bertanya – tanya apakah ada hal yang mengusik suaminya? Sebuah masalah? Apa?

Butuh waktu beberapa saat sampai percakapan itu selesai. Harger menarik napas dalam u
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Violetta
Harger ikut kah??? ketemu dong dia sama kakaknya kalau ikut... semisalnya Laea sadar pas ada Harger gimana ya tuhh jadinya ooo... penasaran banget ihhh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Perjalanan

    Ada penekanan di setiap kata – kata dari suara berat itu. Debaran di dada Harger semakin keras. Dia mengerjap beberapa kali, merasa perlu melakukan sesuatu.“Aku ikut.”Kedua alis sang hakim bertaut setelah mendengar pernyataan Harger yang begitu mengejutkan. Dia sendiri tidak percaya akan keluar pernyataan seperti ini dari bibirnya. Saat sang hakim diam, Harger sudah mengira Deu akan melarangnya.“Kau yakin?”Namun, pria itu justru menanyakan sesuatu yang tidak pernah Harger pikirkan.“Mengapa aku harus tidak yakin?”“Kau tahu dia masa laluku.”“Dan aku yang bersamamu sekarang, saat ini, dan mungkin ke depannya.”Sang hakim tidak langsung menanggapi; hanya sudut bibir yang melekuk sangat tipis. Ujung jari pria itu kemudian segera bergerak. Menyusuri wajah Harger dengan begitu lembut.“Kau masa depanku.” Suara berat sang hakim ringan, menarik Harger masuk ke dalam dekapan hangat dan liat.Harger membalas setiap pelukan sang hakim, menghirup ar

    Last Updated : 2024-03-23
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Terlambat

    “Bagaimana keadaannya?” tanya sang hakim diliputi napas menggebu – gebu. Harger sendiri merasakan hal yang sama. Diam; menyesuaikan keadaan rongga dada setelah udara terasa begitu sempit karena harus berlarian memasuki gedung mentereng di sini.Harger luar biasa terkejut kali pertama melihat sebuah mansion besar, tetapi dia tidak memiliki waktu untuk mengagumi situasi di sekitarnya. Harus mengikuti ke mana langkah sang hakim dan di sini mereka berakhir. Di sebuah kamar dengan seorang wanita sedang terbaring dengan keadaan mata terbuka; tiang infus menjulang dan terhubung di tangan bagian kiri. Wanita itu begitu kurus dengan tulang pipinya begitu terlihat jelas.Samar – samar, saat menatap ke dalam – dalam wajah Laea, Harger merasa seperti pernah mengenal, meski dia tak sanggup meraih sisa ingatan yang begitu jauh digapai. Sesekali Harger melirik sang hakim; berharap pria itu memberitahunya sesuatu. Tetapi pria yang terlihat serius menghadapi dokter tidak sekalipun ingat terhadap keber

    Last Updated : 2024-03-24
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Rumah Duka

    Harger terbangun dengan kelopak mata mengerjap beberapa kali; sulur – sulur siraman cahaya masuk lewat kaca yang terbuka lebar. Seseorang telah menyibak tirai dan itulah satu – satunya alasan mengapa Harger berusahan menahan silau di sekitar wajah. Dia sedikit terkejut saat menemukan sang hakim sudah menjulang tinggi dalam balutan kemeja hitam dan jubah dengan warna senada sebagai pelengkap. Rambut pria itu disisir ke belakang. Rapi. Sedikit senyum di pagi hari membuat Harger segera bangun.“Laea akan dimakamkan hari ini, Mrs. Keroppi. Kau mungkin ingin pergi ke pemakaman?” tanya pria itu. Harger secara naluri mengangguk, kemudian dia sadar bahwa tidak menyiapkan pakaian hitam untuk mendatangi rumah duka atau ke pemakaman. Iris matanya menatap sang hakim dalam. Mencoba mencari kata – kata yang tepat, tetapi suara berat itu segera mendahuluinya.“Pakaianmu sudah kusiapkan. Ada di sana.”Harger mengikuti ke mana sorot gelap itu memindahkan perhatian. Di atas ranj

    Last Updated : 2024-03-25
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Pemakaman

    Ketika pastor melangkahkan kaki pergi. Orang – orang di sekitar pemakaman turut membubarkan diri. Mereka berjalan teratur meninggalkan area yang hanya tersisa Harger, yang mengamati suaminya dan Howard secara bergiliran. Dua pria dewasa sedang membuat jarak; Howard sangat diam, tetapi yang paling tidak banyak bicara adalah sang hakim sejak Howard meminjam pria itu pergi.Apa yang sebenarnya mereka bicarakan?Harger bertanya – tanya dalam hati. Ingin sekali bicara langsung. Namun, dia tak memiliki prospek bagus ketika akhirnya Howard mendekatinya untuk berpamitan.“Sampai bertemu denganmu lain kali, Harger. Jika terjadi sesuatu padamu, jangan sungkan mencariku. Aku akan selalu ada.”Begitulah. Harger tersenyum kepada Howard. Memeluk pria itu sebentar, lalu melakukan kontak mata lebih lekat. “Hati – hati di jalan.”Hanya anggukan pelan kemudian langkah Howard secara tentatif meninggalkan pemakaman. Anehnya, pria itu tidak bicara sedikitpun kepada sang hakim. Harger mengerjap semakin ti

    Last Updated : 2024-03-26
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Nyaris

    “Ya, Daisy?” tanya Harger pelan. Dia mendengar tarikan napas Daisy dari seberang ponsel; kelegaan meliputi wanita itu, tetapi apa yang membuat Daisy khawatir?[Apa Deu bersamamu, Harger?”]Tanpa sadar bibir Harger menipis. Dia mengerti sekarang. Daisy mencari cucunya dan mungkin kesulitan mendapat akses menghubungi sang hakim sehingga sudah sepatutnya Harger menjadi pilihan terakhir.“Ya, Daisy. Deu bersamaku, tapi dia sepertinya sedang sibuk. Ada apa kau mencarinya?”[Aku mendengar kabar kalau Laea sudah tidak ada. Apa Deu yang mengurus semuanya?]Pertanyaan wanita tua itu membuat Harger mengangguk, sialnya dia lupa Daisy tak mungkin melihat. “Deu menyelesaikan semua dengan baik.” Buru – buru Harger mengatakan yang sebenarnya, dan sekali lagi, dia mendengar napas Daisy dari seberang suara.[Bisakah kau berikan ponsel ini pada Deu? Aku sudah beberapa kali menghubunginya, tapi tidak bisa tersambung.]Harger tidak yakin, tetapi dia akan mencoba.“Tunggu

    Last Updated : 2024-03-26
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Tak Terduga

    Jemari Harger dengan cepat bergerak. Memisahkan kertas dan amplop. Satu dimasukkan kembali ke laci, satu lainnya disembunyikan di balik pakaian. Harger menyengir lebar begitu langkah sang hakim berhenti. Pria itu menatapnya lamat; kemudian kaki jenjang itu seperti terburu menghampirinya.“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya sang hakim sarat nada marah. Harger menggeleng gugup. Dia tak mengerti apa yang membuat sang hakim begitu didesak sesuatu yang bahkan Harger tidak pernah mengira ketakutan besar akan tergambar jelas di iris gelap itu. “Aku hanya duduk. Memangnya kenapa?”Mata Harger memicing, tetapi dia justru mendapati sang hakim terburu – buru membuka laci yang terakhir ditutup. Dengan amplop kosong masih tersisa di sana, embusan napas sang hakim terdengar kasar. Sekarang Harger semakin bertanya – tanya apa yang sebenarnya Deu sembunyikan? Apa yang sebenarnya tidak ingin pria itu tunjukkan kepadanya?“Kau kenapa?” Sekali lagi Harger mengajukan pertanyaan.

    Last Updated : 2024-03-27
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Melarikan Diri

    Deu terpekur beberapa saat mengamati hasil tes DNA yang sekarang teronggok di tangannya. Kemarahan Harger luar biasa dan tamparan keras itu seperti sebuah ancaman yang siap kembali diberikan.“Apa maksudmu menyerahkan ini?” tanya Deu skeptis. Akan tetapi itu justru membuat Harger berdecak tak sabaran. Sudut bibirnya melekuk getir, tak menyangkal sikap pura – pura Deu upama yang begitu buruk sekadar menimbulkan ketenangan di sini. Kebenaran sudah terungkap secara absulot; Harger akan memastikan sang hakim tidak mencoba membela diri setelah kejahatan apa yang pria itu lakukan.“Kau pembohong!”Suara Harger lantang menggelegar. Jika dia bisa mencaci lebih kejam, Harger akan melakukannya. Tetapi, dia tahu tak punya banyak waktu untuk melontarkan kebencian.“Kau membohongiku selama ini.” Napas Harger menggebu – gebu mengatakan kalimat terakhir. Sudah berusaha menenangkan diri walau luapan amarah terlalu besar. Iris cokelat kekuningan miliknya menatap tajam pria

    Last Updated : 2024-03-28
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Percakapan

    “GPS mobil yang digunakan Signorina Harger tidak aktif, Signore. Kami tidak bisa melacaknya.” Kata – kata seperti itu tidak diharapkan untuk terungkap di sekitar udara. Deu menggeram kesal walau tidak melulu akan menanggapi. Harger terlalu cepat. Bahkan suatu hal tak terduga bahwa gadis itu akan tiba – tiba menyelinap masuk ke ruang kerja; mengambil kertas berisi informasi krusial dengan hanya meninggalkan amplopnya tertinggal, dan bagian paling mengejutkan; selama ini Deu tidak pernah tahu Harger bisa mengendarai mobil; gadis itu tidak pernah bicara apa – apa atau barangkali meminta untuk sekali saja melakukan giliran menyetir saat mereka melakukan perjalanan. Gilanya, Deu sudah menghubungi salah seorang penjaga gerbang untuk tidak membukakan pintu, tetapi dia terlambat setelah Harger menerobos dengan tekad kuat.Sekarang Deu membutuhkan waktu sekadar berpikir bagaimana mendapatkan Harger kembali. Gadis keras kepala yang sebenarnya mumpuni meninggalkan begitu banyak ketida

    Last Updated : 2024-03-29

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part12

    Tidak. Harger tidak ingin mengambil risiko tersebut dengan mengabaikan kebutuhan sekarang. Langsung menerobos masuk hingga sebuah pemandangan tak terduga, sungguh, seolah ingin menyeretnya melangkah mundur. Dia menyaksikan sendiri sebentuk tubuh sang hakim sedang menduduki tubuh seseorang. Tangan pria itu membentuk kepala mantap, yang berulang kali dilayangkan ke wajah pria malang—terkapar—dengan keseluruhan dilimuri darah. “Deu.” Harger tidak mungkin membiarkan suaminya terlarut lama ke dalam angkara murka yang mengerikan. Berlari secepatnya hanya untuk menghentikan pria itu lewat tindakan membabi buka. Deu tidak bisa mengambil tindakan tersebut di saat – saat seperti ini, meskipun bukan hal mudah memisahkan pria yang sungguh telah meledakkan seluruh hal terpendam dalam emosi yang selama ini tertunda. “Sudah, Deu, hentikan.” Napas Harger tak kalah menggebu saat dia harus benar – benar menarik tubuh sang hakim. Untunglah setelah melewati pelbagai kesulitan, dia perlahan men

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part11

    Harger mungkin menikmati masakan dari suaminya yang telah bersedia meluangkan waktu berkutat lama di dapur, tetapi dia tetap merasa ganjil ketika pria itu menolak ajakan makan bersama. Alih – alih setuju, justru Harger mendapati sang hakim berpamitan pergi—ntah akan ke mana. Dia mencoba menemukan petunjuk. Tanpa sepengetahuan sang hakim, Harger telah melakukan sesuatu tepat saat di mana pria itu beranjak ke kamar. Dia tidak bisa membiarkan rasa ingin tahu yang membludak, terus membara seperti benar – benar ingin membakarnya. Tidak akan sanggup bertahan lebih lama. Itu benar. Secara naluriah tangan Harger meletakkan garpu untuk bersinggungan di atas piring. Bisa menikmati lasagna belakangan waktu. Sekarang dia harus melakukan satu hal pas. Merogoh ponsel di saku celana. Howard. Ya, saat – saat seperti ini Harger akan sangat membutuhkan kemampuan Howard. [Ada apa menghubungiku, Lil’H?] Suara pria itu mencu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part10

    “Apa yang kau lihat, Deu?” Mereka sedang berbelanja, tetapi baru saja sang hakim membuatnya seperti bicara kepada patung. Harger tidak mengerti apa terjadi dan mengapa dia harus mendapati Deu terlihat berbeda dari mula – mula mereka memasuki pusat pembelanjaan. Ditambah kenyataan harus menatap cengkeraman tangan yang mengetat di troli bayi, itu makin meninggalkan perasaan ganjil tak tertahan. Nyaris lima bulan setelah masa – masa indah menjadi orang tua, Harger tidak pernah menyaksikan sang hakim menunjukkan sikap tak terbantahkan. Mata gelap itu mendelik tajam. Seperti sembunyi – sembunyi menyimpan sesuatu. Namun, dia sama sekali tak sanggup menggapai satu pun terhadap apa yang sedang suaminya pikirkan. Hanya sekelebat menatap ke mana arah pandang pria itu. Pun ... Harger tidak menemukan sesuatu secara spesifik, selain bahu seseorang yang telah meninggalkan tempat di mana beberapa orang berjalan keluar masuk. Tak tahan. Dia memutuskan untuk menyentuh lengan sang hakim. Pria itu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part9

    Harger meletakkan bayi kecil yang baru saja dimandikan ke keranjang. Di rumah sedang kedatangan banyak tamu. Pak Sekretaris bersama seluruh keluarga. Ada Daisy dan Mr. Thamlin. Benar – benar ramai mengagumkan. Harger tidak tahu harus berkata seperti apa bahwa dia sungguh diterima dengan sangat baik. Ada ibu mertua, saudari ipar, dan hal – hal yang sering sekali mereka perhatikan. Rasanya dia nyaris tidak diperbolehkan melakukan apa pun, bahkan meski hanya mengerjakan sesuatu di dapur, yang lagipula sang hakim akan mengajukan diri—menyelesaikan semua, kemudian mereka akan berbincang – bincang, hampir seperti berbisik agar bayi tidak terbangun. Satu hal yang tidak Harger lupakan. Charlene dan Deminti juga sudah mendatanginya, mereka tiba di Italia tanpa sepengetahuan Harger, kecuali sang hakim. Ajaibnya pria itu setuju untuk merahasiakan kenyataan tersebut sesuai permintaan Charlene, bahkan menyiapkan kejutan untuknya. Harger bahagia bahwa semua orang yang dia kenal sangat dekat,

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part8

    Hari ini .... Tiba pada momen yang menegangkan. Harger tidak tahu bagaimana dia akan menghadapi proses melahirkan yang sudah berada di depan mata. Dimintai untuk berjalan – jalan lebih sering dan melakukan apa pun supaya menghadapi persalinan dengan mudah. Tetapi Harger merasa beruntung memiliki suami seperti sang hakim. Pria itu dengan sabar menemani dia berjalan ke mana pun di taman rumah sakit. Mengerjakan apa saja yang Harger sudah tak bisa lakukan setelah menghadapi perutnya yang membesar. Seperti sekarang terjadi. Harger menahan napas ketika tanpa sengaja menjatuhkan sapu tangan, kemudian sang hakim segera membungkuk, meraih benda tersebut dan menyerahkannya kembali. “Terima kasih, Yang Mulia. Aku mencintaimu.” Saat – saat seperti ini memang dibutuhkan keromantisan. Harger berpengangan erat di lengan suaminya. Mereka berjalan sangat pelan menyusuri jalan yang dibeton, tetapi Harger sedang bertelanjang kaki. Pada beberapa momen tertentu sang hakim

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part7

    Senyum Harger lagi – lagi melebar saat mengamati sesuatu yang terasa indah.Garis dua ....Tadi pagi hampir tanpa sadar dia melompat girang. Melakukan tes, lalu mendapati bahwa dirinya positif hamil, itu merupakan momen tak terlupakan setelah harus menghadapi pelbagai desakan tidak nyaman belakangan ini. Keinginan untuk muntah, golakan mual, dan semua yang menghantam Harger sebagai satu kesatuan paling mengerikan—sebuah alasan serius mengapa kebutuhan – kebutuhan tersebut akhirnya meninggalkan perasaan curiga. Dia telah mengambil keputusan yang tepat dengan mengetahui kebenaran terlalu dini.Langkah Harger tentatif mendekat ke lemari pakaian. Ada sesuatu yang perlu dia lakukan sebelum memberitahu informasi ini kepada suaminya. Ya, meletakkan benda pipih di tanganya ke dalam kotak persegi panjang, lalu pelan – pelan membongkar lipatan kain di dalam rak demi mengambil sesuatu di sana. Pakaian rajut bayi buatan tangan Daisy, yang masih tersimpan utuh di sana, untuk kemudian

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part6

    “Jika kau tidak pernah siap, kita tidak akan turun, Harger.”Harger mengerjap setelah beberapa saat jatuh ke dalam pemikiran usang di benaknya. Semua sudah saling memaafkan. Sesuatu yang mengikuti di belakang bahunya kan selalu mengingatkan bahwa Laea sudah tenang di mana pun wanita itu berada. Tidak ada yang akan Harger katakan. Dia menatap sang hakim dengan sudut bibir melekuk tipis. Mereka memang memutuskan untuk berziarah ke makam Laea. Banyak yang ingin Harger curahkan, meski dia mungkin tak mengeluarkan suara ke permukaan sementara sang hakim ada di sampingnya. Hanya menatap setengah kosong pada undakan tanah yang indah—terawat begitu baik, dengan rumput – rumput terpotong begitu rapi merata.Ujung tangan Harger terulur meletakkan buket mawar, kemudian menyentuh nisan atas nama saudari perempuannya. Sedikit rasa sesak seperti berusaha menumbuk jantung Harger. Berulang kali dia berusaha menarik napas pelan, dan mengembuskan ke udara, tetapi kadang – kadang matanya

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part5

    “Apa yang kau pikirkan, Deu?” Harger bertanya sarat nada lambat. Hati – hati dia menyentuh punggung tangan sang hakim. Perlahan menautkan jari – jari tangan mereka, lalu meremasnya lembut. “Kau kepikiran soal adikmu? Apa yang benar – benar sudah kalian bicarakan? Aku hanya dengar beberapa, tapi yakin kau tidak akan seperti ini jika bukan karena sesuatu. Sekarang ceritakan padaku?'" Tadinya, Harger memang tak berniat mencampuri lebih banyak. Merasa tidak berhak. Namun, jika pada akhirnya Deu akan terus – terusan terpengaruh, dia tidak akan bisa menahan diri. Tidak tahu kapan sang hakim akan selesai dengan perselisihan batin yang terlihat luar biasa mencolok. Harger akan menunggu. Semenit, dua menit, hingga waktu yang berjalan seperkian saat. Cukup lama ... lalu embusan napas sang hakim terdengar kasar. “Astoria menolak perintahku untuk meninggalkan bajingan itu.” “Dengan mengakui bahwa Orion tidak pernah tahu dia hamil, aku rasa bukan

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ektra Part4

    “Aku bingung bagaimana alat peledak bisa berada di kepala Orion. Memangnya seberapa kecil ukuran alat peledak itu?”Harger bicara sayup – sayup di dapur sambil memegangi senter untuk menerangi pemandangan di sekitar suaminya. Sang hakim sibuk menyiapkan lasagna menjadi potongan sama rata setelah tadi ... menyalakan kembali ke api oven, dan mereka menunggu beberapa saat.Wajah tampan itu benar – benar begitu serius. Harger mengembuskan napas cukup kasar ... ntah kapan sang hakim akan menjawab pertanyaannya.“Deu.”Harger tidak akan tahan ketika sang hakim hanya diam. Masing – masing potongan lasagna diletakkan di atas piring, yang kemudian disusun di atas nampan—akan siap dibawa ke ruang tamu. Tetapi sebelum itu, iris gelap sang hakim mendadak fokus menatap lurus ke depan, seolah sedang memikirkan sesuatu, atau mungkin telah berniat memberi Harger tanggapan.“Ukurannya sebesar kapsul obat, yang dimasukkan melalui rongga hidung dengan cara ditembak.”Seharusnya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status