Share

Percakapan

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-03-29 14:01:54

“GPS mobil yang digunakan Signorina Harger tidak aktif, Signore. Kami tidak bisa melacaknya.”

Kata – kata seperti itu tidak diharapkan untuk terungkap di sekitar udara. Deu menggeram kesal walau tidak melulu akan menanggapi. Harger terlalu cepat. Bahkan suatu hal tak terduga bahwa gadis itu akan tiba – tiba menyelinap masuk ke ruang kerja; mengambil kertas berisi informasi krusial dengan hanya meninggalkan amplopnya tertinggal, dan bagian paling mengejutkan; selama ini Deu tidak pernah tahu Harger bisa mengendarai mobil; gadis itu tidak pernah bicara apa – apa atau barangkali meminta untuk sekali saja melakukan giliran menyetir saat mereka melakukan perjalanan. Gilanya, Deu sudah menghubungi salah seorang penjaga gerbang untuk tidak membukakan pintu, tetapi dia terlambat setelah Harger menerobos dengan tekad kuat.

Sekarang Deu membutuhkan waktu sekadar berpikir bagaimana mendapatkan Harger kembali. Gadis keras kepala yang sebenarnya mumpuni meninggalkan begitu banyak ketida
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Violetta
hwaaa kenapa jadi gini??? aku ngerti perasaan Harger, tapi dia terlalu cepat bertindak... harusnya dia denger penjelasan Howard atau Deu lebih dulu bukan malah lagsung bertindak... aduhh Harger, aku malah ikutan stress jadinya ooo
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Persembunyian

    Sesuai permintaan Harger; di sini akhirnya dia terdampar. Di sebuah tempat di mana Deu tidak akan bisa melakukan pencarian atau mencium sedikitpun jejak keberadaannya. Bagaimanapun Howard memang tidak akan memiliki pilihan. Pria itu terpaksa harus membawa Harger sementara waktu sampai satu permintaan untuk pergi.Ya, Harger merasa perlu banyak ruang menenangkan pikiran setelah dia kehilangan Laea; bahkan mengetahui kebohongan suaminya. Fiji sepertinya menjadi negara paling tepat; Howard benar – benar menempatkan sebuah pilihan yang subtansial, bahwa itu juga merupakan wilayah persembunyian dari keluarga kecil pria tersebut. Harger mendengar kabar kalau – kalau dia akan bertemu dua keponakan kembar bernama Jane dan Jennifer; keponakan Howard yang pernah dia dan sang hakim berikan hadiah ulang tahun. Harger sudah tidak sabar; berjalan sedikit terburu mengikuti langkah lebar Howard saat mereka berpijak di atas permukaan pasir. Mereka memang berada di wilayah pesisir; sebuah ne

    Last Updated : 2024-03-30
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   LDR

    “Mobil Anda ditemui berada di sebuah jalan yang sepi dengan keadaan sendiri, Signore. Signorina Harger tidak terlihat di mana pun. Jika Anda tidak keberatan, kami akan meminta agar mobil itu diderek sampai ke mansion Anda.”Sholdie tampaknya cukup ragu ketika menghadap sang majikan saat pria itu sendiri hanya memberitahukan sedikit informasi mengenai apa yang terjadi. Walau mobil yang Harger bawa kabur akhirnya ditemukan, Sholdie yakin bukan hal demikian yang paling ingin didengar oleh sepasang kuping di hadapannya.Deu yang sedang menunduk bahkan tidak menaruh sedikit minat untuk mengalihkan perhatian ke arah Sholdie. Hanya gerakan – gerakan skeptis yang dilakukan ketika menyeka lembar demi lembar halaman buku, meskipun pada akhirnya itu menjadi sebuah keharusan menanggapi. Butuh waktu cukup lama saat Deu mengembuskan napas kasar, lalu menggerakkan bibir sekadar bicara.“Tidak perlu diderek.”Gerakan tangan yang konsisten menarik laci terbawah dan merenggut seb

    Last Updated : 2024-03-31
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Gagal

    “Bagaimana hasilnya?”Harger melonggokkan wajah dekat – dekat di mana kedua tangan Howard sedang membuka lembaran kertas berisi ulasan mengenai hasil akhir terhadap tes yang dia lakukan untuk menjadi seorang agen lapangan. Gagal ....Ekspresi Harger mendadak muram ketika mendapati sebuah berita menyedihkan. Dia sudah berjuang sangat keras supaya lolos. Menyayangkan sekali bahwa nilai kecerdasan interektual yang lumayan memenuhi persyaratan, tidak cukup mendobraknya sampai di titik keinginan.Harger gagal di tes fisik, itulah alasan mengapa dia harus menjadikan hal tersebut sebagai pembelajaran. Gagal tidak seharusnya membuat dia menyerah. Harger mendengkus, melirik Howard yang menatap ke arahnya sangat menilai.“Sepertinya kau harus berlatih lebih rajin,” ucap pria itu berkomentar sambil – sambil mengacak puncak kepala Harger dengan gemas. Howard mengejeknya, jelas, sehingga Harger diliputi perasaan tidak terima segera memukul lengan liat pria itu.“Dasar me

    Last Updated : 2024-04-01
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Don

    Kedua tangan Anette menangkup wajah pria yang sedang mabuk. Iris gelap menatap sangat tajam sedikit membuatnya berdebar. Dia sudah tidak dapat memikirkan apa pun, menunggu saat – saat Deu nyaris melucuti kain di tubuh sendiri, tetapi kemudian pria itu berhenti; seolah ada satu hal dan lain yang melarang. Ntahlah, wajah Deu secara perlahan menunduk; menjatuhkan mulut.Anette langsung terpekur beberapa saat setelah mendapat satu tindakan dari gerakan bibir yang mencumbu di ceruk lehernya. Dia tersenyum puas merasakan remasan hangat di dada dan tak menapik bahwa tindakan Deu telah menyeretnya untuk sulit mencegah erangan menembus dari sela – sela gigi.“Oh, Don ... aku ingin lebih.”Anette yakin seharusnya dia tidak mengambil suatu keputusan yang salah. Namun, rasa tidak rela muncul di benaknya setelah Deu mengambil sedikit jarak—menyingkir hanya untuk memperhatikan wajahnya secara lamat.“Don ....”Deu bergumam samar. Meskipun disergap separuh kewarasan yang nyaris

    Last Updated : 2024-04-02
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Memikirkan

    Suara ombak berdebur keras di langit malam. Berulang kali Harger menarik napas, membiarkan udara keluar dari celah bibirnya; dan dia akan terpaku kemudian di bibir pantai. Perasaan buruk mengguncang menyebabkan Harger gagal ketika mencoba untuk tidur. Dia tidak tahu apa yang coba mendesak ke dalam dirinya. Tetapi sebuah bayangan mengenai satu orang seolah membuat Harger takut. Bertanya – tanya apa yang Deu lakukan sekarang, meski egonya melarang untuk mengambil tindakan peduli.Deu pria dewasa. Akan baik – baik saja kalaupun Harger tidak ada di sana, Roma ... Venice ... ntahlah, dia tidak mau memikirkan terlalu jauh. Cukup rasanya bahwa pria itu selalu mengambil peran, meski Harger yakin dia berada di tempat yang tepat. Berjuang untuk satu kebutuhan di kehidupan yang akan datang.Napas Harger berembus. Masih dengan tatapan setengah kosong ke depan. Dia membiarkan sulur – sulur angin di langit malam menyapu di sekitar tubuhnya. Derap langkah seseorang segera membuat Harger ta

    Last Updated : 2024-04-03
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Percakapan

    “Sudah waktunya beristirahat, Harger.”Napas Harger terengah menyelesaikan bagian terakhir dari sesi latihan yang belakangan telah Howard ajarkan kepadanya. Dia tersenyum ke arah Serah, wanita dengan sepiring cemilan kue di tangan, memberi gestur supaya Harger menepi—mengambil langkah yang sama menuju rumah berbasis pondok.Harger tidak keberatan. Memastikan sendiri bahwa mereka duduk berdua; menikmati pemandangan sore di pantai sementara suara anak – anak sedang bermain terkadang akan menyeruak ke udara. Tampaknya Selena, Adik perempuan Howard, menyerah menghadapi Jane dan Jennifer yang begitu antusias. Wanita muda itu segera melangkah dan menculik Ose—membawa anak laki – laki itu untuk terlibat ke dalam percakapan Harger dan Serah, yang bahkan sama sekali belum dimulai.“Aku dengar Howard akan pulang malam ini, apa itu benar, Serah?” tanya Selena lambat. Napas wanita itu masih diliputi desakan menggebu setelah duduk di antara mereka. Serah tersenyum, kemudian mengangguk setuju.Harg

    Last Updated : 2024-04-04
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Desakan

    Howard yang tengah sibuk menyiapkan kebutuhan untuk pulang, menghentikan tindakannya sejenak saat merasakan sesuatu tidak beres seperti sedang mengintai di belakang. Dengan gerakan tentatif wajah Howard berpaling, mencoba memastikan tidak satu pun orang di sekitar ruangan, tetapi itu menjadi perkara mustahil.“Shit ....”Bibir Howard begumam tanpa sadar menemukan Deu sedang menjulang tinggi di hadapannya. Penampilan pria yang nyaris tidak bisa disebut baik – baik saja mulai memberi Howard peringatan. Dia seharusnya melakukan persiapan ketika tiba – tiba Deu akan menyerang dengan cara yang mengejutkan.“Apa yang kau lakukan di sini, Don?” tanya Howard, suaranya terdengar tercekat berusaha menyingkirkan keberadaan Deu yang menindih kuat di tubuhnya.“Di mana kau menyembunyikan Harger?”Sudah Howard duga akan terjadi. Dia berusaha menyingkirkan tubuh yang menekan. Namun, butuh usaha lebih keras untuk melakukan pergolakan serius.“Aku tidak tahu apa yang kau maks

    Last Updated : 2024-04-05
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Daisy

    “Daisy ....”Tidak butuh waktu yang lama untuk tiba di pedesaan. Deu melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar di mana seorang wanita tua sedang terbaring bersama Miley yang dengan lembut menyuapinya. Langkah Deu tentatif ketika mendapati Daisy sedang menatap lamat. Ada pergolakan di mata tua wanita itu. Sebuah keengganan bertemu, tetapi Deu tidak peduli jika hanya dengan cara seperti ini dia bisa meraih tangan Daisy yang terasa dingin.Miley segera menyingkir ketika Deu bersimpuh. Memperhatikan wanita yang begitu pucat. Tubuh Daisy lemah sekali meskipun tampak berusaha mengatakan sesuatu.“Apa yang kau lakukan di sini?”Pertanyaan pertama terucap begitu lirih. Deu menggeleng memastikan supaya Daisy tidak banyak mengeluarkan tenaga dengan berkata – kata. Dia menatap Miley; menunjukkan gestur agar wanita itu kembali memberi suapan bubur berikutnya.“Makanlah dulu, Daisy.”Cukup lega menyaksikan Daisy tidak menolak sesendok bubur yang di dekatkan di bibirnya.

    Last Updated : 2024-04-06

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part12

    Tidak. Harger tidak ingin mengambil risiko tersebut dengan mengabaikan kebutuhan sekarang. Langsung menerobos masuk hingga sebuah pemandangan tak terduga, sungguh, seolah ingin menyeretnya melangkah mundur. Dia menyaksikan sendiri sebentuk tubuh sang hakim sedang menduduki tubuh seseorang. Tangan pria itu membentuk kepala mantap, yang berulang kali dilayangkan ke wajah pria malang—terkapar—dengan keseluruhan dilimuri darah. “Deu.” Harger tidak mungkin membiarkan suaminya terlarut lama ke dalam angkara murka yang mengerikan. Berlari secepatnya hanya untuk menghentikan pria itu lewat tindakan membabi buka. Deu tidak bisa mengambil tindakan tersebut di saat – saat seperti ini, meskipun bukan hal mudah memisahkan pria yang sungguh telah meledakkan seluruh hal terpendam dalam emosi yang selama ini tertunda. “Sudah, Deu, hentikan.” Napas Harger tak kalah menggebu saat dia harus benar – benar menarik tubuh sang hakim. Untunglah setelah melewati pelbagai kesulitan, dia perlahan men

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part11

    Harger mungkin menikmati masakan dari suaminya yang telah bersedia meluangkan waktu berkutat lama di dapur, tetapi dia tetap merasa ganjil ketika pria itu menolak ajakan makan bersama. Alih – alih setuju, justru Harger mendapati sang hakim berpamitan pergi—ntah akan ke mana. Dia mencoba menemukan petunjuk. Tanpa sepengetahuan sang hakim, Harger telah melakukan sesuatu tepat saat di mana pria itu beranjak ke kamar. Dia tidak bisa membiarkan rasa ingin tahu yang membludak, terus membara seperti benar – benar ingin membakarnya. Tidak akan sanggup bertahan lebih lama. Itu benar. Secara naluriah tangan Harger meletakkan garpu untuk bersinggungan di atas piring. Bisa menikmati lasagna belakangan waktu. Sekarang dia harus melakukan satu hal pas. Merogoh ponsel di saku celana. Howard. Ya, saat – saat seperti ini Harger akan sangat membutuhkan kemampuan Howard. [Ada apa menghubungiku, Lil’H?] Suara pria itu mencu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part10

    “Apa yang kau lihat, Deu?” Mereka sedang berbelanja, tetapi baru saja sang hakim membuatnya seperti bicara kepada patung. Harger tidak mengerti apa terjadi dan mengapa dia harus mendapati Deu terlihat berbeda dari mula – mula mereka memasuki pusat pembelanjaan. Ditambah kenyataan harus menatap cengkeraman tangan yang mengetat di troli bayi, itu makin meninggalkan perasaan ganjil tak tertahan. Nyaris lima bulan setelah masa – masa indah menjadi orang tua, Harger tidak pernah menyaksikan sang hakim menunjukkan sikap tak terbantahkan. Mata gelap itu mendelik tajam. Seperti sembunyi – sembunyi menyimpan sesuatu. Namun, dia sama sekali tak sanggup menggapai satu pun terhadap apa yang sedang suaminya pikirkan. Hanya sekelebat menatap ke mana arah pandang pria itu. Pun ... Harger tidak menemukan sesuatu secara spesifik, selain bahu seseorang yang telah meninggalkan tempat di mana beberapa orang berjalan keluar masuk. Tak tahan. Dia memutuskan untuk menyentuh lengan sang hakim. Pria itu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part9

    Harger meletakkan bayi kecil yang baru saja dimandikan ke keranjang. Di rumah sedang kedatangan banyak tamu. Pak Sekretaris bersama seluruh keluarga. Ada Daisy dan Mr. Thamlin. Benar – benar ramai mengagumkan. Harger tidak tahu harus berkata seperti apa bahwa dia sungguh diterima dengan sangat baik. Ada ibu mertua, saudari ipar, dan hal – hal yang sering sekali mereka perhatikan. Rasanya dia nyaris tidak diperbolehkan melakukan apa pun, bahkan meski hanya mengerjakan sesuatu di dapur, yang lagipula sang hakim akan mengajukan diri—menyelesaikan semua, kemudian mereka akan berbincang – bincang, hampir seperti berbisik agar bayi tidak terbangun. Satu hal yang tidak Harger lupakan. Charlene dan Deminti juga sudah mendatanginya, mereka tiba di Italia tanpa sepengetahuan Harger, kecuali sang hakim. Ajaibnya pria itu setuju untuk merahasiakan kenyataan tersebut sesuai permintaan Charlene, bahkan menyiapkan kejutan untuknya. Harger bahagia bahwa semua orang yang dia kenal sangat dekat,

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part8

    Hari ini .... Tiba pada momen yang menegangkan. Harger tidak tahu bagaimana dia akan menghadapi proses melahirkan yang sudah berada di depan mata. Dimintai untuk berjalan – jalan lebih sering dan melakukan apa pun supaya menghadapi persalinan dengan mudah. Tetapi Harger merasa beruntung memiliki suami seperti sang hakim. Pria itu dengan sabar menemani dia berjalan ke mana pun di taman rumah sakit. Mengerjakan apa saja yang Harger sudah tak bisa lakukan setelah menghadapi perutnya yang membesar. Seperti sekarang terjadi. Harger menahan napas ketika tanpa sengaja menjatuhkan sapu tangan, kemudian sang hakim segera membungkuk, meraih benda tersebut dan menyerahkannya kembali. “Terima kasih, Yang Mulia. Aku mencintaimu.” Saat – saat seperti ini memang dibutuhkan keromantisan. Harger berpengangan erat di lengan suaminya. Mereka berjalan sangat pelan menyusuri jalan yang dibeton, tetapi Harger sedang bertelanjang kaki. Pada beberapa momen tertentu sang hakim

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part7

    Senyum Harger lagi – lagi melebar saat mengamati sesuatu yang terasa indah.Garis dua ....Tadi pagi hampir tanpa sadar dia melompat girang. Melakukan tes, lalu mendapati bahwa dirinya positif hamil, itu merupakan momen tak terlupakan setelah harus menghadapi pelbagai desakan tidak nyaman belakangan ini. Keinginan untuk muntah, golakan mual, dan semua yang menghantam Harger sebagai satu kesatuan paling mengerikan—sebuah alasan serius mengapa kebutuhan – kebutuhan tersebut akhirnya meninggalkan perasaan curiga. Dia telah mengambil keputusan yang tepat dengan mengetahui kebenaran terlalu dini.Langkah Harger tentatif mendekat ke lemari pakaian. Ada sesuatu yang perlu dia lakukan sebelum memberitahu informasi ini kepada suaminya. Ya, meletakkan benda pipih di tanganya ke dalam kotak persegi panjang, lalu pelan – pelan membongkar lipatan kain di dalam rak demi mengambil sesuatu di sana. Pakaian rajut bayi buatan tangan Daisy, yang masih tersimpan utuh di sana, untuk kemudian

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part6

    “Jika kau tidak pernah siap, kita tidak akan turun, Harger.”Harger mengerjap setelah beberapa saat jatuh ke dalam pemikiran usang di benaknya. Semua sudah saling memaafkan. Sesuatu yang mengikuti di belakang bahunya kan selalu mengingatkan bahwa Laea sudah tenang di mana pun wanita itu berada. Tidak ada yang akan Harger katakan. Dia menatap sang hakim dengan sudut bibir melekuk tipis. Mereka memang memutuskan untuk berziarah ke makam Laea. Banyak yang ingin Harger curahkan, meski dia mungkin tak mengeluarkan suara ke permukaan sementara sang hakim ada di sampingnya. Hanya menatap setengah kosong pada undakan tanah yang indah—terawat begitu baik, dengan rumput – rumput terpotong begitu rapi merata.Ujung tangan Harger terulur meletakkan buket mawar, kemudian menyentuh nisan atas nama saudari perempuannya. Sedikit rasa sesak seperti berusaha menumbuk jantung Harger. Berulang kali dia berusaha menarik napas pelan, dan mengembuskan ke udara, tetapi kadang – kadang matanya

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part5

    “Apa yang kau pikirkan, Deu?” Harger bertanya sarat nada lambat. Hati – hati dia menyentuh punggung tangan sang hakim. Perlahan menautkan jari – jari tangan mereka, lalu meremasnya lembut. “Kau kepikiran soal adikmu? Apa yang benar – benar sudah kalian bicarakan? Aku hanya dengar beberapa, tapi yakin kau tidak akan seperti ini jika bukan karena sesuatu. Sekarang ceritakan padaku?'" Tadinya, Harger memang tak berniat mencampuri lebih banyak. Merasa tidak berhak. Namun, jika pada akhirnya Deu akan terus – terusan terpengaruh, dia tidak akan bisa menahan diri. Tidak tahu kapan sang hakim akan selesai dengan perselisihan batin yang terlihat luar biasa mencolok. Harger akan menunggu. Semenit, dua menit, hingga waktu yang berjalan seperkian saat. Cukup lama ... lalu embusan napas sang hakim terdengar kasar. “Astoria menolak perintahku untuk meninggalkan bajingan itu.” “Dengan mengakui bahwa Orion tidak pernah tahu dia hamil, aku rasa bukan

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ektra Part4

    “Aku bingung bagaimana alat peledak bisa berada di kepala Orion. Memangnya seberapa kecil ukuran alat peledak itu?”Harger bicara sayup – sayup di dapur sambil memegangi senter untuk menerangi pemandangan di sekitar suaminya. Sang hakim sibuk menyiapkan lasagna menjadi potongan sama rata setelah tadi ... menyalakan kembali ke api oven, dan mereka menunggu beberapa saat.Wajah tampan itu benar – benar begitu serius. Harger mengembuskan napas cukup kasar ... ntah kapan sang hakim akan menjawab pertanyaannya.“Deu.”Harger tidak akan tahan ketika sang hakim hanya diam. Masing – masing potongan lasagna diletakkan di atas piring, yang kemudian disusun di atas nampan—akan siap dibawa ke ruang tamu. Tetapi sebelum itu, iris gelap sang hakim mendadak fokus menatap lurus ke depan, seolah sedang memikirkan sesuatu, atau mungkin telah berniat memberi Harger tanggapan.“Ukurannya sebesar kapsul obat, yang dimasukkan melalui rongga hidung dengan cara ditembak.”Seharusnya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status