Alessia mengelap air matanya, dia sudah terlalu jauh melangkah bersama Samuel. Dia sudah nyaman dan ingin memiliki Samuel seutuhnya tapi dia harus sadar diri jika Samuel tak akan bisa dia miliki seutuhnya.Dokter Viktor hanya kasian dengan Alessia karena diperalat oleh Samuel dan lagi-lagi pasti ujungnya hanya sebagai pelampiasan seks."Kata Dokter Viktor saat itu aku harus kuat, bangkit dan membalas masa lalu dengan cara menjadi sosok yang cerdas dan berguna lalu kuasai keadaan," jawab Alessia menatap pria yang 12 tahun lebih tua darinya."Apa gara-gara perkataanku itu kamu malah menjadi seperti ini? Kamu salah tangkap, Alessia. Bukankah Kanaya baik padamu? Kenapa kamu malah membalas kebaikannya seperti itu?"Alessia menyadari jika Dokter Viktor menyalahkannya. Dokter Viktor masih tak paham jika Alessia selama ini tersiksa di rumah itu apalagi Kanaya sering memukulnya."Jadi aku yang s-salah?" tanya Alessia."Harusnya kamu bisa berpikir apakah itu salah atau tidak? Umur kamu sudah
Samuel masuk ke mobil lain lalu menuju ke mansion. Setelah sampai di mansion, Samuel mencari keberadaan Alessia yang ternyata sedang di kandang Coco. Alessia memberikan makanan berupa daging ayam yang sudah disiapkan oleh para penjaga."Alessia, bisa-bisanya kamu berlari meninggalkanku," ucap Samuel."Aku benci Samuel," jawab Alessia sambil memberikan daging pada Coco.Samuel mengelus kepala macannya, hanya Alessia yang mampu membuat Coco jinak. Biasanya Coco menyerang jika bertemu orang baru.Alessia mengelap tangannya pada kain setelah memberi makan. Tangannya melambai pada Coco lalu keluar dari kandangnya."Kamu belum menjawab lamaranku tadi," ucap Samuel."Aku belum menerimamu. Lamaran macam apa itu? Aku hampir mati ketakutan," jawab Alessia.Samuel yang gemas menggendongnya lalu menaiki tangga. Alessia malah mengingat saat dirinya terjun dari jendela kamar karena ada Kanaya. Kakinya saja belum sembuh, apakah dirinya disuruh melompat lagi dari jendela setinggi itu? Samuel sa
"Mencari ini?"Alessia terlonjak kaget, di depannya sudah berdiri pria yang tadi sore memarahinya. Alessia membungkukkan badan berulang kali seolah meminta maaf."Kamu tidak bisa berbicara?" tanya Samuel. Alessia mengangguk dan Samuel langsung menyeringai. Pria itu menutup pintu dan menguncinya. Alesia pun bingung dan menjadi takut."Umur kamu berapa?" tanya Samuel yang mendekati Alessia. Alessia mundur perlahan sampai punggungnya terbentur tembok, Samuel semakin mendekat lalu mengusap pipi Alessia. Alessia ingin meminta tolong dengan cara berteriak tapi sayangnya dia tidak bisa berbicara. Tangan Alessia mencoba mendorongnya tapi Samuel malah mencengkeram kedua tangannya."Kamu menyebalkan ya? Mau aku hukum?" tanya Samuel.Alessia menggeleng, kepalanya mendekati dada Samuel dan menggigitnya. Samuel sangat kesakitan dan seketika melepaskan cengkramannya. Alessia lari ke arah pintu dan menggedor pintu berulang kali. Samuel tak hanya tinggal diam, dia menarik tubuh wanita itu menu
Alessia dengan cepat masuk ke dalam kamarnya, pakaiannya terlihat biasa saja dan tertutup tapi apa ada yang salah? Dia tidak ada niat untuk menggoda Samuel. "Alessia?"Alessia menyembunyikan kartu itu di kantongnya dan menatap bibinya yang membuka pintu kamar."Kok di sini? Jangan tinggalkan Nyonya Kanaya sendirian! Cepat ke kamarnya sekarang!"Alessia mengangguk dan segera ke kamar Kanaya, saat masuk ke kamar majikannya dia melihat Samuel tengah mengobrol dengan Kanaya. Samuel mengusap kening istrinya sembari terus tersenyum."Hari ini tidak libur?" tanya Kanaya."No, ada hal yang harus aku cek dilapangan," jawab Samuel.Kanaya melihat Alessia. "Ale, masuklah! Ke mana saja?"Samuel tidak memperhatikan Alessia, dia terus menciumi tangan Kanaya. Alessia mendekat sementara Samuel langsung terbangun. Samuel berpamitan berangkat bekerja lalu mencium kening Kanaya. Dalam hati Alessia kenapa bisa seorang pria romantis seperti Samuel bisa berkhianat dengan istrinya sendiri padahal di dep
Sore hari Samuel pulang lalu menemani Kanaya untuk berjalan sore menggunakan kursi roda. Wajah Samuel sangat tampan dengan brewok yang tipis tapi sesekali dia mencukurnya supaya nampak lebih muda.Alessia datang membawa permintaan Kanaya yaitu susu coklat panas dengan roti rasa coklat. Alessia tidak berani menatap Samuel dan tubuhnya begitu bergetar hebat."Kanaya, apa kamu kesusahan berkomunikasi dengan wanita bisu ini?" tanya Samuel.Alessia hanya berdiri mematung di samping Kanaya."Sangat kesusahan, jika mengajaknya curhat malah seperti mendongengkannya. Dia hanya manggut-manggut saja," jawab Kanaya.Samuel tersenyum kecil lalu berjongkok di depan Kanaya yang semakin hari semakin kurus saja."Aku akan membuatnya bisa bicara dengan terapi. Bagaimana? Semua ini untukmu supaya tidak kesulitan berkomunikasi dengan gadis bisu itu?" tanya Samuel pada Kanaya.Kanaya sangat setuju alangkah baiknya memang Alessia harus diterapi supaya bisa berbicara dengannya dan tak harus menulis jika i
Alessia menghela nafas panjang, dia menutup pintunya lagi dan berjalan menghampiri Samuel. Samuel senang sekali ketika wanitanya mau menurut padanya. Alessia kini berdiri di samping Samuel dengan kepala yang menunduk."Baby, jangan diam saja! Duduklah di sini!"Alessia masih diam saja sambil meremas jemarinya. Samuel menarik tubuhnya sampai Alessia terjatuh dipangkuannya. Samuel memeluknya dari belakang dan membuka ponselnya. Pria itu membuka permainan yang ada di ponsel mahalnya. Alessia memperhatikan dengan kagum. Memang sebelumnya dia tidak pernah mempunyai ponsel pintar."Ada banyak game di sini. Ini game favoritku bermain tembak menembak."Samuel memainkannya sembari memangku Alessia, Alessia memperhatikan cara Samuel bermain, dia pun ikut tegang dibuatnya dan saat Samuel menang, Alessia menunjukan kegembiraannya dengan cara bertepuk tangan."Mudah, kan? Mau main?" tanya Samuel.Alessia mengangguk. Samuel mengajarinya, sepertinya sangat mudah untuk mengendalikan Alessia dan Sa
"Setelah ini pulanglah! Sopir akan mengantarmu pulang dan jangan lupa nanti malam temui aku di ruanganku!"Samuel berdiri, dia meninggalkan meja makan serta asistennya mengikutinya. Alessia mengepalkan tangan, ingin sekali melempar gelas di depannya pada Samuel. Alessia pun langsung berlari kabur, Samuel yang melihatnya hanya diam. Alessia terus berlari membelah hutan tanpa henti. Entah apa yang dipikirkan tapi tujuannya hanya ingin pergi dari Samuel. Alessia tiba-tiba saja mendengar sebuah bunyi pistol.DOR!Alessia kaget dan seketika terhenti sampai suatu ketika asisten Samuel menodongkan pistol ke arahnya."Ketika Pak Samuel memerintahkanmu untuk pulang maka kamu tidak boleh membantahnya."Samuel hanya melihat dari kejauhan saja dengan tatapan datar. Sisi manis Samuel sudah hilang karena Alessia terus saja memberontak.Sebenarnya siapa Samuel dan orang-orang tersebut? Kenapa mereka punya senjata api? Alessia semakin tertekan, dia mendekat ke arah pistol itu berdiri tepat di depa
Dokter pribadi Kanaya datang, Kanaya disuntik dengan obat penenang dan kini dia sudah tertidur pulas. Alessia mengusap sisa-sisa air mata Kanaya, semakin dia melihat tangisannya semakin pula batin Alessia merasa tersiksa.Samuel pun datang dengan panik, dia melihat keadaan istrinya yang bertambah kacau. Samuel menciumi wajah Kanaya dan mencium punggung tangannya."Pak Samuel, kita harus bicara," ucap dokter.Bibi Lashira yang paham lalu menarik yang lain untuk keluar dari kamar termasuk Alessia, Alessia memandang wajah Samuel yang tidak menatapnya sama sekali. Wajah Samuel panik dan terus memandang Kanaya. Alessia tahu jika Samuel mengejarnya hanya demi nafsu yang tidak tersalurkan.Alessia menuju ke kamarnya setelah seharian bekerja, Alessia memegang kepalanya yang nyeri akibat hantaman ke tembok. Bibi Lashira pun datang dan memberikan teh hangat untuknya."Ale, minum dulu!"Alessia meminumnya dengan cepat."Tadi gimana dengan Pak Viktor? Ditanyai apa aja?"Alessia meletakkan gelas i
Samuel masuk ke mobil lain lalu menuju ke mansion. Setelah sampai di mansion, Samuel mencari keberadaan Alessia yang ternyata sedang di kandang Coco. Alessia memberikan makanan berupa daging ayam yang sudah disiapkan oleh para penjaga."Alessia, bisa-bisanya kamu berlari meninggalkanku," ucap Samuel."Aku benci Samuel," jawab Alessia sambil memberikan daging pada Coco.Samuel mengelus kepala macannya, hanya Alessia yang mampu membuat Coco jinak. Biasanya Coco menyerang jika bertemu orang baru.Alessia mengelap tangannya pada kain setelah memberi makan. Tangannya melambai pada Coco lalu keluar dari kandangnya."Kamu belum menjawab lamaranku tadi," ucap Samuel."Aku belum menerimamu. Lamaran macam apa itu? Aku hampir mati ketakutan," jawab Alessia.Samuel yang gemas menggendongnya lalu menaiki tangga. Alessia malah mengingat saat dirinya terjun dari jendela kamar karena ada Kanaya. Kakinya saja belum sembuh, apakah dirinya disuruh melompat lagi dari jendela setinggi itu? Samuel sa
Alessia mengelap air matanya, dia sudah terlalu jauh melangkah bersama Samuel. Dia sudah nyaman dan ingin memiliki Samuel seutuhnya tapi dia harus sadar diri jika Samuel tak akan bisa dia miliki seutuhnya.Dokter Viktor hanya kasian dengan Alessia karena diperalat oleh Samuel dan lagi-lagi pasti ujungnya hanya sebagai pelampiasan seks."Kata Dokter Viktor saat itu aku harus kuat, bangkit dan membalas masa lalu dengan cara menjadi sosok yang cerdas dan berguna lalu kuasai keadaan," jawab Alessia menatap pria yang 12 tahun lebih tua darinya."Apa gara-gara perkataanku itu kamu malah menjadi seperti ini? Kamu salah tangkap, Alessia. Bukankah Kanaya baik padamu? Kenapa kamu malah membalas kebaikannya seperti itu?"Alessia menyadari jika Dokter Viktor menyalahkannya. Dokter Viktor masih tak paham jika Alessia selama ini tersiksa di rumah itu apalagi Kanaya sering memukulnya."Jadi aku yang s-salah?" tanya Alessia."Harusnya kamu bisa berpikir apakah itu salah atau tidak? Umur kamu sudah
Terdengar suara bel rumah berbunyi, salah satu pembantu membukakan pintu dan dia terkejut saat Kakek dari Kanaya datang.Beliau masuk bersama istrinya, istrinya sendiri pun sudah sangat kesusahan untuk berjalan.Para pembantu kelabakan untuk membuat perjamuan dadakan. Samuel mendorong Kanaya menggunakan kursi roda untuk menemui kedua mertuanya."Kakek kenapa datang ke sini?" tanya Kanaya."Apa tidak boleh menemui cucu sendiri?""Biasanya mengabari."Kakek melihat ke penjuru ruangan, dia adalah orang yang perfeksionis bahkan dengan benda miring pun membuatnya kesal. Sampai suatu ketika dia melihat Alessia membawa sebaki minuman. Alessia mencoba tersenyum pada beliau tapi beliau menatapnya sinis."Siapa kamu?""Kakek, dia pengasuh baruku. Namanya Alessia. Dia lebih baik dari pengasuh-pengasuhku sebelumnya," jelas Kanaya.Kakek berdiri lalu memutari Alessia sembari menatap penampilannya dari atas sampai bawah. Alessia merasa sangat risih, dia hanya menunduk saja."Baguslah, semoga betah
Alessia menggelengkan kepalanya."Tapi kenapa Samuel tadi sangat khawatir padamu? Aku sudah kenal dia sejak lama dan selalu dingin dengan wanita selain istrinya."Alessia menggeleng lagi bahkan tidak berani menatap Dokter Viktor. Dokter Viktor meminta maaf karena sudah lancang ikut campur urusan pribadinya. Mereka kini terdiam dan fokus pada pikiran masing-masing.Sesampainya di rumah sakit, Alessia di periksa dan ternyata hanya lebam dan akan sembuh kemudian hari. Kaki Alessia diperban dan dia diberikan resep untuk ditebus ke apotek.Dokter Viktor menahan Alessia, tetapi Alessia meminta untuk pulang saja. Untung hanya luka ringan sehingga dirinya tidak perlu dirawat inap. "Mau pulang? Di sini sebentar, ya? Ada hal yang ingin saya tanyakan pada kamu."Alessia memandang dokter tampan itu, sudah tiga bulan mereka kenal dan setiap kelas selalu berjumpa."Apa di rumah itu kamu diperlakukan dengan baik?" tanya Dokter Viktor."A-apa maksud dokter? Mereka b-baik padaku," jawab Alessia."
Alessia langsung bersimpuh di depan bibinya, dia meminta maaf sebesar-besarnya. Dia juga tak menyangka akan terjadi seperti ini. Bibi Lashira duduk di ranjang sembari mengusap wajahnya kasar. Beliau seolah menyesal karena sudah membesarkan Alessia."Jika sudah seperti ini bagaimana? Apa kamu hamil?" tanya Bibi Lashira.Alessia menggeleng. "A-aku g-gak hamil."Bibi Lashira tentu saja menangis pilu, anak yang dia besarkan padahal bukan anak kandungnya malah seperti itu. Alessia hanya bisa menunduk malu, dia menyesal sudah membuat bibinya sedih."Selama kamu tidak hamil lebih baik kamu pergi saja dari sini. Pak Samuel sudah mempunyai istri. Sebelum melakukannya harusnya kamu harus bisa berpikir jernih.""M-maaf."Bibi Lashira menampar wajah Alessia. Dia sangat kesal sekali dengan gadis dungu tersebut. Apapun yang terjadi perbuatan putrinya sangat memalukan."Sudahi semua ini dan bersikaplah tidak terjadi apa-apa! Jika Nyonya Kanaya tahu bukan hanya kamu saja yang mendapatkan masalah
Alessia tentu saja menjadi panik, dia ingin mencari tempat sembunyi yang aman tetapi tidak ada dan tidak mungkin juga dirinya bersembunyi di dalam kamar mandi. Alessia langsung tertuju ke jendela, dia membuka jendela yang langsung mengarah ke hutan lebat. Di bawah sana ternyata ada Richard yang membawa mobil. Richard menyuruhnya untuk lompat, Alessia tidak berani karena terlalu tinggi. Bisa-bisa kakinya patah jika salah ambil posisi terjatuh."Turun!"Alessia mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Alessia semakin panik dan terlihat handel pintu mulai bergerak. Detak jantungnya semakin kencang, inikah akhirnya? Alessia kembali melihat ke arah bawah. Richard mengkodenya untuk segera melompat. Tak ada pilihan lain, Alessia segera melompat dan Richard yang ada di atas mobil menangkapnya. Hal itu tentu saja menimbulkan bunyi yang cukup keras."Suara apa itu?" tanya Kanaya yang sudah ada di kamar.Samuel menggendongnya ala bridal style dan lagi-lagi pria itu mudah sekali tenang ta
"Bagaimana beralasan dengan orang rumah?"Alessia terdiam, dia pun bingung. Haruskah dia berpisah dengan Samuel lagi? Alessia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jauh dari Samuel."Lain kali aku akan mengajakmu tapi kali ini tidak bisa. Aku harus menemui orang tuaku dan untuk saat ini aku tidak bisa mengajakmu," jelas Samuel.Lagi-lagi Alessia kecewa dengan Samuel. Dia lalu terdiam sembari memalingkan wajah. Samuel menarik kepala gadis itu lalu melihat wajahnya yang marah. Samuel senang jika Alessia sudah mau menerimanya, selangkah lagi pasti Alessia akan menjadi miliknya.Untuk membuat sugar baby-nya senang dan tidak marah, Samuel mengajaknya pergi ke mansion. Lama dirinya tidak bertemu Coco, macan peliharaannya.Alessia memeluk Samuel lalu menghirup aroma Samuel yang memikat hati. Beginikah rasanya aroma suami orang? Haha... otak Alessia mungkin sudah gila. Biarlah! Alessia selama ini juga tak merasakan kebahagiaan."Jika orang-orang rumah kasar padamu maka lapor saja padaku. A
"Akh!" pekik Alessia."Kamu mencuri kalung milik Nyonya Kanaya, kan?"Alessia menggelengkan kepala."Cepat mengakulah!"Bibi Lashira melerai mereka lalu menatap wajah Alessia yang kebingungan. Bibi Lashira bertanya pada Alessia mengenai hal itu tetapi Alessia tidak tahu ара-ара."Anak Bibi mencuri kalung Nyonya Kanaya."Kanaya datang di dorong oleh Samuel menggunakan kursi roda. Dia sebenarnya tidak ingin memfitnah Alessia langsung tapi hanya Alessia yang sering masuk ke dalam kamarnya."Alessia, aku tanya apa kamu mengambil kalung putih milikku?" tanya Kanaya. Alessia menggelengkan kepalanya. Dia merasa tak mengambil apapun ketika berada di dalam kamar Kanaya. Samuel hanya menatap Alessia datar, Alessia pun merasa ketakutan karena mereka memandang seolah mengintimidasi. "Nyonya, periksa saja kamarnya terutama tasnya!"Kanaya setuju, pembantu yang lain membantu menggeledah kamar dan tas milik Alessia sampai suatu ketika mereka menemukan sebuah kalung putih di dalam tas yang sudah ro
"Alessia, apapun yang membuat kamu nyaman belum tentu bisa kamu dapatkan apalagi itu milik orang lain," ucap Dokter Viktor."A-apa m-maksud dokter?"Alessia hanya terdiam, ia sadar bahwa mengharapkan Samuel adalah suatu hal yang salah. Akan tetapi Alessia merasa aman karena Samuel baik untuknya dan selalu berpihak padanya.Dokter Viktor memandang Alessia yang termenung sembari tanganya bergetar ketika memegang bolpoin."Alessia, ayo kita ke rumah sakit! Kamu harus diperiksa oleh dokter THT dulu."Alessia mengangguk, dia izin untuk mandi sebentar dan Dokter Viktor menemui Samuel yang sedang berbincang dengan Kanaya di ruang keluarga.Dokter Viktor dan Kanaya sudah kenal sejak lama maka dari itu Dokter Viktor sangat santai ketika berbicara dengan Samuel."Sudah selesaikah?" tanya Kanaya."Belum, Alessia harus aku bawa ke rumah sakit sebentar. Aku akan membawanya pulang lagi," jawab Dokter Viktor.Alessia mandi secepat kilat tapi wajahnya yang cantik tanpa berdandan membuat kedua pria it