"Mencari ini?"
Alessia terlonjak kaget, di depannya sudah berdiri pria yang tadi sore memarahinya.Alessia membungkukkan badan berulang kali seolah meminta maaf."Kamu tidak bisa berbicara?" tanya Samuel.Alessia mengangguk dan Samuel langsung menyeringai.Pria itu menutup pintu dan menguncinya. Alesia pun bingung dan menjadi takut."Umur kamu berapa?" tanya Samuel yang mendekati Alessia.Alessia mundur perlahan sampai punggungnya terbentur tembok, Samuel semakin mendekat lalu mengusap pipi Alessia.Alessia ingin meminta tolong dengan cara berteriak tapi sayangnya dia tidak bisa berbicara.Tangan Alessia mencoba mendorongnya tapi Samuel malah mencengkeram kedua tangannya."Kamu menyebalkan ya? Mau aku hukum?" tanya Samuel.Alessia menggeleng, kepalanya mendekati dada Samuel dan menggigitnya. Samuel sangat kesakitan dan seketika melepaskan cengkramannya.Alessia lari ke arah pintu dan menggedor pintu berulang kali. Samuel tak hanya tinggal diam, dia menarik tubuh wanita itu menuju ke ranjang kecilnya.Air mata Alessia berjatuhan, baru saja sehari bekerja di sini tetapi malah sudah mendapat masalah besar.Tangan Alessia menuliskan sesuatu pada bukunya, tangannya yang bergetar membuat tulisannya menjadi jelek.Alessia: Pak Samuel, jangan lakukan ini! Saya memang tidak bisa berbicara tapi saya tidak bodoh, saya bisa melapor pada ibu saya dan bisa melapor polisi juga.Samuel melempar buku itu, dia langsung terjatuh dipelukan Alessia.Alessia menghirup bau mulut Samuel yang tidak sedap seperti orang mabuk. Alessia menepuk-nepuk punggung Samuel tapi Samuel tidak merespon.Bagaimana ini? batin Alessia."Kamu tahu? Hidupku berat sekali, istriku sudah seperti itu semenjak kecelakaan. Orang tuaku menyuruhku pulang ke Amerika dan terus mendesak mencari pengganti Kanaya. Aku sangat mencintai Kanaya tapi aku tidak munafik jika membutuhkan seks. Huh ... aku tidak mau menikah lagi, aku hanya butuh seks, aku mencintai Kanaya" Samuel menggerutu sendiri sembari matanya memerah.Alessia memukul-mukul dada Samuel supaya pria itu bangkit dari tubuhnya.Pak Samuel mabuk? batin Alessia.Samuel turun dari tubuh Alessia, dia kini merubah posisinya untuk memeluk Alessia dari samping.Ranjangnya memang untuk 1 orang dan di sana menjadi sempit sekali. Alessia bingung, dia mendorong tubuh Samuel tapi pria itu walau mabuk tetap memiliki tenaga yang luar biasa.Samuel bangkit kembali, dia menatap mata Alessia yang sudah mengeluarkan air mata seolah memohon untuk melepaskannya."Kamu wanita pertama yang membuatku untuk memaksamu. Aku butuh sek dan istriku tidak bisa memberinya untukku dan aku tidak ingin menikah lagi. Hahahaha ... aku egois?"Samuel mulai memagut bibir Alessia yang mungil dan terasa manis, pria itu sudah memasuki gairah yang tidak bisa tertahankan.Sudah lama dia tak merasakan bibir yang manis seperti ini.Tubuh Alessia semakin bergetar hebat, dia terus mendorong tubuh Samuel tapi apalah daya Samuel semakin memperkuat tubuhnya untuk bertahan.Tangan Samuel pun mulai nakal dan menjelajah setiap lekukan wanita muda itu. Alessia yang tidak bisa bicara semakin terbungkam saat Samuel menciumnya dengan beringas.Aku takut, aku tidak mau seperti ini. Batin Alessia yang tidak bisa melakukan apapun dan terus mencakari punggung Samuel.Setelah melakukan adegan panas selama setengah jam, Samuel terkulai lemas sembari memeluk Alessia.Alessia masih sangat syok dengan kejadian ini, kehormatannya direnggut oleh pria yang lebih tua 10 tahun darinya.Air mata berderai tak kunjung terhenti sembari sesegukan dia menatap langit-langit ruangan yang baginya neraka. Samuel meliriknya dan tersenyum kecil."Kenapa kamu menangis? Bukannya kamu menikmatinya tadi?"Alessia terduduk dan memukuli wajah Samuel dengan tangannya, Samuel langsung memegangi tangan Alessia dan memeganginya kuat."Namamu Alessia kan? Dengar ya Alessia? Setiap jam 1 pagi kamu harus datang ke sini! Aku akan menunggumu dan jika kamu tidak datang maka aku akan memberitahu apa yang terjadi hari ini. Otomatis ibumu dan keluargamu akan hancur, bukan ditanganku tetapi ditangan keluarga Kanaya," ucap Samuel penuh ancaman.Alessia tahu jika keluarga Kanaya sangat terpandang tapi dia tidak mungkin terkecoh dengan ancaman Samuel.Samuel tersenyum lagi melihat wajah wanita itu masih kebingungan."Jika tidak percaya cobalah! Aku mungkin tidak akan melakukannya tapi keluarga Kanaya terutama kakeknya tidak akan tinggal diam saja dan aku akan tetap aman karena keluarga Kanaya sangat takut padaku tapi pada keluargamu bahkan kamu pasti akan hancur seperti butiran debu," sambung Samuel.Alessia mencoba mencari buku dan penanya, dia kesusahan untuk membalas ucapan Samuel jika tidak ada itu.Samuel berdiri, dia mengambil ponsel yang masih tersegel di dalam kardusnya lalu memberikannya pada Alessia. Alessia hanya mendongak sembari tak menerimanya."Ambillah! Ponsel untukmu keluaran terbaru. Kamu bisa berkomunikasi lewat ini ketimbang bukumu yang bau itu. Tulislah di sini!"Alessia menggeleng, dia memakai pakaiannya dengan air mata yang bercucuran sementara Samuel memperhatikan wanita itu mulai menulis di bukunya yang dia ambil di lantai kayu tersebut.Alessia: Saya memang gadis desa tapi kamu tidak bisa menipuku, yang salah kamu tapi kenapa malah saya yang harus dihancurkan oleh keluarga Nyonya Kanaya? Saya hanya korban.Samuel tersenyum kecut setelah membaca tulisan itu."Kamu mau mencobanya? Oke, aku akan beritahukan pada mereka sekarang juga. Seorang pembantu berani menggoda majikannya dan pasti mereka akan menyakitimu dan keluargamu terutama ibumu yang sudah mengabdi pada mereka sejak lama."Mendengar kata ibunya, Alessia langsung ketakutan, benar saja jika ibunya sudah lama ikut dengan keluarga Kanaya.Air mata Alessia terus saja mengalir, Samuel mengusapnya perlahan. Pria licik itu sudah menjebak gadis yang tidak bersalah."Setiap jam 1 pagi, aku akan menunggumu di sini. Pastikan saat kamu datang kemari tidak ketahuan oleh siapapun."Samuel mengecup kening Alessia lalu keluar dari ruangannya, Alessia seketika terjongkok dan menangis pilu, baru saja dia datang ke kota untuk mengadu nasib tapi malah menjadi wanita yang terlihat murahan.Alessia lekas berdiri dan merasakan nyeri yang menyiksa pada bagian intimnya. Rasanya dia ingin kabur saja dari sini tapi ancaman Samuel terngiang-ngiang ditelinganya.***Samuel sarapan pagi sendirian sedangkan Kanaya tengah disuapi oleh Alessia.Alessia sampai tidak berani menatap Kanaya, Kanaya pun juga merasa aneh dengan sikap Alessia hari ini."Tidurmu kurang nyenyak? Kamu pucat sekali," ucap Kanaya.Alessia kaget, dia hanya tersenyum kecil."Masih takut dengan suamiku kemarin ya? Maaf ya, Mas Samuel orangnya memang tempramental."Alessia hanya mengangguk sembari menaruh mangkuknya ke dapur.Alessia mencuci mangkuknya sekalian dengan keadaan melamun dan tiba-tiba saja seseorang menyentuh tangannya, Alessia sangat kaget dan dia menoleh ternyata adalah Samuel.Samuel memberikan kartu debit di tangan Alessia berserta kertas yang ditulis kata sandinya, setelah itu Samuel membisikan sesuatu pada telinga Alessia."Kamu seksi pagi ini dengan pakaian itu." Samuel mundur perlahan dan pergi meninggalkanAlessia.Alessia dengan cepat masuk ke dalam kamarnya, pakaiannya terlihat biasa saja dan tertutup tapi apa ada yang salah? Dia tidak ada niat untuk menggoda Samuel. "Alessia?"Alessia menyembunyikan kartu itu di kantongnya dan menatap bibinya yang membuka pintu kamar."Kok di sini? Jangan tinggalkan Nyonya Kanaya sendirian! Cepat ke kamarnya sekarang!"Alessia mengangguk dan segera ke kamar Kanaya, saat masuk ke kamar majikannya dia melihat Samuel tengah mengobrol dengan Kanaya. Samuel mengusap kening istrinya sembari terus tersenyum."Hari ini tidak libur?" tanya Kanaya."No, ada hal yang harus aku cek dilapangan," jawab Samuel.Kanaya melihat Alessia. "Ale, masuklah! Ke mana saja?"Samuel tidak memperhatikan Alessia, dia terus menciumi tangan Kanaya. Alessia mendekat sementara Samuel langsung terbangun. Samuel berpamitan berangkat bekerja lalu mencium kening Kanaya. Dalam hati Alessia kenapa bisa seorang pria romantis seperti Samuel bisa berkhianat dengan istrinya sendiri padahal di dep
Sore hari Samuel pulang lalu menemani Kanaya untuk berjalan sore menggunakan kursi roda. Wajah Samuel sangat tampan dengan brewok yang tipis tapi sesekali dia mencukurnya supaya nampak lebih muda.Alessia datang membawa permintaan Kanaya yaitu susu coklat panas dengan roti rasa coklat. Alessia tidak berani menatap Samuel dan tubuhnya begitu bergetar hebat."Kanaya, apa kamu kesusahan berkomunikasi dengan wanita bisu ini?" tanya Samuel.Alessia hanya berdiri mematung di samping Kanaya."Sangat kesusahan, jika mengajaknya curhat malah seperti mendongengkannya. Dia hanya manggut-manggut saja," jawab Kanaya.Samuel tersenyum kecil lalu berjongkok di depan Kanaya yang semakin hari semakin kurus saja."Aku akan membuatnya bisa bicara dengan terapi. Bagaimana? Semua ini untukmu supaya tidak kesulitan berkomunikasi dengan gadis bisu itu?" tanya Samuel pada Kanaya.Kanaya sangat setuju alangkah baiknya memang Alessia harus diterapi supaya bisa berbicara dengannya dan tak harus menulis jika i
Alessia menghela nafas panjang, dia menutup pintunya lagi dan berjalan menghampiri Samuel. Samuel senang sekali ketika wanitanya mau menurut padanya. Alessia kini berdiri di samping Samuel dengan kepala yang menunduk."Baby, jangan diam saja! Duduklah di sini!"Alessia masih diam saja sambil meremas jemarinya. Samuel menarik tubuhnya sampai Alessia terjatuh dipangkuannya. Samuel memeluknya dari belakang dan membuka ponselnya. Pria itu membuka permainan yang ada di ponsel mahalnya. Alessia memperhatikan dengan kagum. Memang sebelumnya dia tidak pernah mempunyai ponsel pintar."Ada banyak game di sini. Ini game favoritku bermain tembak menembak."Samuel memainkannya sembari memangku Alessia, Alessia memperhatikan cara Samuel bermain, dia pun ikut tegang dibuatnya dan saat Samuel menang, Alessia menunjukan kegembiraannya dengan cara bertepuk tangan."Mudah, kan? Mau main?" tanya Samuel.Alessia mengangguk. Samuel mengajarinya, sepertinya sangat mudah untuk mengendalikan Alessia dan Sa
"Setelah ini pulanglah! Sopir akan mengantarmu pulang dan jangan lupa nanti malam temui aku di ruanganku!"Samuel berdiri, dia meninggalkan meja makan serta asistennya mengikutinya. Alessia mengepalkan tangan, ingin sekali melempar gelas di depannya pada Samuel. Alessia pun langsung berlari kabur, Samuel yang melihatnya hanya diam. Alessia terus berlari membelah hutan tanpa henti. Entah apa yang dipikirkan tapi tujuannya hanya ingin pergi dari Samuel. Alessia tiba-tiba saja mendengar sebuah bunyi pistol.DOR!Alessia kaget dan seketika terhenti sampai suatu ketika asisten Samuel menodongkan pistol ke arahnya."Ketika Pak Samuel memerintahkanmu untuk pulang maka kamu tidak boleh membantahnya."Samuel hanya melihat dari kejauhan saja dengan tatapan datar. Sisi manis Samuel sudah hilang karena Alessia terus saja memberontak.Sebenarnya siapa Samuel dan orang-orang tersebut? Kenapa mereka punya senjata api? Alessia semakin tertekan, dia mendekat ke arah pistol itu berdiri tepat di depa
Dokter pribadi Kanaya datang, Kanaya disuntik dengan obat penenang dan kini dia sudah tertidur pulas. Alessia mengusap sisa-sisa air mata Kanaya, semakin dia melihat tangisannya semakin pula batin Alessia merasa tersiksa.Samuel pun datang dengan panik, dia melihat keadaan istrinya yang bertambah kacau. Samuel menciumi wajah Kanaya dan mencium punggung tangannya."Pak Samuel, kita harus bicara," ucap dokter.Bibi Lashira yang paham lalu menarik yang lain untuk keluar dari kamar termasuk Alessia, Alessia memandang wajah Samuel yang tidak menatapnya sama sekali. Wajah Samuel panik dan terus memandang Kanaya. Alessia tahu jika Samuel mengejarnya hanya demi nafsu yang tidak tersalurkan.Alessia menuju ke kamarnya setelah seharian bekerja, Alessia memegang kepalanya yang nyeri akibat hantaman ke tembok. Bibi Lashira pun datang dan memberikan teh hangat untuknya."Ale, minum dulu!"Alessia meminumnya dengan cepat."Tadi gimana dengan Pak Viktor? Ditanyai apa aja?"Alessia meletakkan gelas i
Seorang pria berjas rapi masuk ke kamar Kanaya, Kanaya tersenyum senang."Samuel sudah berangkat bekerja?""Iya, kenapa baru datang? Aku merindukanmu, Daniel."Daniel mengecup bibir Kanaya.Cup!"Ceraikan Samuel! Aku akan menikahimu apapun kondisimu saat ini."Kanaya menggeleng, dia tidak bisa menceraikan Samuel begitu saja karena pria itu adalah prioritas utamanya. Daniel nampaknya sangat kecewa tak dapat dipungkiri lagi mereka sama-sama saling merindukan. Tangan Daniel mengelus kepala Kanaya lalu menyusup ke baju wanita itu. Kanaya berusaha untuk duduk, dia mengecup leher Daniel begitu dalam. Sesapan demi sesapan hingga menimbulkan bercak merah pada leher pria tampan itu. De_sahan mulai terdengar satu sama lain, Daniel melancarkan ciumannya secara bergantian dari atas sampai bawah."Kanaya, love you," ucap Daniel."Uh... love you too," jawab Kanaya.Di sisi lain.Samuel tak menurunkan Alessia, mobilnya terus melaju membelah kota metropolitan ini. Alessia tentunya semakin pani
"Istirahat 15 menit setelah itu ronde kedua."Alessia menggeleng, dia sudah cukup lelah bercinta. Tenaga Samuel sangat besar bahkan rasanya bagian tersempit milik Alessia terluka akibat gesekan yang brutal.Samuel mengenakan handuk kimono, dia membuka pesan dari bawahannya.Pesuruh: Bos, kapal hari ini akan datang jam 12 malam.Samuel tersenyum menyeringai.Samuel: Baiklah. Pastikan semuanya aman!Samuel menyimpan ponselnya dan menatap Alessia yang sudah mengenakan pakaiannya. Dia sangat senang sugar baby-nya sudah patuh dan tidak banyak memberontak.Samuel menarik kepala Alessia lalu mencium bibirnya dengan lembut. Sekali lagi, mereka menuntaskan ciuman yang sempat terputus-putus. Alessia memegang punggung Samuel tetapi seketika dia mendorongnya.Alessia menggelengkan kepalanya, dia memeluk dadanya dengan erat karena merasa ini salah.Alessia menulis sesuatu pada ponselnya: Sebelum terlambat kita sudahi saja!"Kenapa? Bukannya kita sudah terlanjur seperti ini?"Alessia: Aku tidak ing
"Kanaya masih membawa pria itu datang ke rumah? Biarkan saja! Aku ingin tahu seberapa mereka menantangku."Alessia masih tak paham apa yang dipikirkan oleh Samuel. Kenapa membiarkan Kanaya seperti itu?"Aku sudah berusaha setia selama 8 tahun tapi dia tak kunjung berubah. Bukan salahku jika aku juga selingkuh."Samuel menggigit liar dada Alessia sampai menimbulkan tanda merah yang banyak. Alessia yang merasa Samuel bisa melindunginya hanya mengikuti permainan ini walau dia tahu kematian ada di depan mata jika Kanaya sampai tahu."S-samuel tahu, kenapa d-diam?" tanya Alessia."Karena aku masih membutuhkannya," jawab Samuel."A-aku h-hanya pelampiasan?" tanya Alessia.Samuel hanya diam saja, Alessia langsung turun dari pangkuannya.Samuel sadar jika Alessia marah kepadanya."Alessia, sepertinya kamu sudah cinta padaku?"Alessia menoleh padanya. "S-saya h-hanya menikmati dosa terindah ini karena s-sejak k-kecil saya tidak pernah merasakan k-kebahagiaan. S-saya benci dengan o--orang s-sek
Samuel masuk ke mobil lain lalu menuju ke mansion. Setelah sampai di mansion, Samuel mencari keberadaan Alessia yang ternyata sedang di kandang Coco. Alessia memberikan makanan berupa daging ayam yang sudah disiapkan oleh para penjaga."Alessia, bisa-bisanya kamu berlari meninggalkanku," ucap Samuel."Aku benci Samuel," jawab Alessia sambil memberikan daging pada Coco.Samuel mengelus kepala macannya, hanya Alessia yang mampu membuat Coco jinak. Biasanya Coco menyerang jika bertemu orang baru.Alessia mengelap tangannya pada kain setelah memberi makan. Tangannya melambai pada Coco lalu keluar dari kandangnya."Kamu belum menjawab lamaranku tadi," ucap Samuel."Aku belum menerimamu. Lamaran macam apa itu? Aku hampir mati ketakutan," jawab Alessia.Samuel yang gemas menggendongnya lalu menaiki tangga. Alessia malah mengingat saat dirinya terjun dari jendela kamar karena ada Kanaya. Kakinya saja belum sembuh, apakah dirinya disuruh melompat lagi dari jendela setinggi itu? Samuel sa
Alessia mengelap air matanya, dia sudah terlalu jauh melangkah bersama Samuel. Dia sudah nyaman dan ingin memiliki Samuel seutuhnya tapi dia harus sadar diri jika Samuel tak akan bisa dia miliki seutuhnya.Dokter Viktor hanya kasian dengan Alessia karena diperalat oleh Samuel dan lagi-lagi pasti ujungnya hanya sebagai pelampiasan seks."Kata Dokter Viktor saat itu aku harus kuat, bangkit dan membalas masa lalu dengan cara menjadi sosok yang cerdas dan berguna lalu kuasai keadaan," jawab Alessia menatap pria yang 12 tahun lebih tua darinya."Apa gara-gara perkataanku itu kamu malah menjadi seperti ini? Kamu salah tangkap, Alessia. Bukankah Kanaya baik padamu? Kenapa kamu malah membalas kebaikannya seperti itu?"Alessia menyadari jika Dokter Viktor menyalahkannya. Dokter Viktor masih tak paham jika Alessia selama ini tersiksa di rumah itu apalagi Kanaya sering memukulnya."Jadi aku yang s-salah?" tanya Alessia."Harusnya kamu bisa berpikir apakah itu salah atau tidak? Umur kamu sudah
Terdengar suara bel rumah berbunyi, salah satu pembantu membukakan pintu dan dia terkejut saat Kakek dari Kanaya datang.Beliau masuk bersama istrinya, istrinya sendiri pun sudah sangat kesusahan untuk berjalan.Para pembantu kelabakan untuk membuat perjamuan dadakan. Samuel mendorong Kanaya menggunakan kursi roda untuk menemui kedua mertuanya."Kakek kenapa datang ke sini?" tanya Kanaya."Apa tidak boleh menemui cucu sendiri?""Biasanya mengabari."Kakek melihat ke penjuru ruangan, dia adalah orang yang perfeksionis bahkan dengan benda miring pun membuatnya kesal. Sampai suatu ketika dia melihat Alessia membawa sebaki minuman. Alessia mencoba tersenyum pada beliau tapi beliau menatapnya sinis."Siapa kamu?""Kakek, dia pengasuh baruku. Namanya Alessia. Dia lebih baik dari pengasuh-pengasuhku sebelumnya," jelas Kanaya.Kakek berdiri lalu memutari Alessia sembari menatap penampilannya dari atas sampai bawah. Alessia merasa sangat risih, dia hanya menunduk saja."Baguslah, semoga betah
Alessia menggelengkan kepalanya."Tapi kenapa Samuel tadi sangat khawatir padamu? Aku sudah kenal dia sejak lama dan selalu dingin dengan wanita selain istrinya."Alessia menggeleng lagi bahkan tidak berani menatap Dokter Viktor. Dokter Viktor meminta maaf karena sudah lancang ikut campur urusan pribadinya. Mereka kini terdiam dan fokus pada pikiran masing-masing.Sesampainya di rumah sakit, Alessia di periksa dan ternyata hanya lebam dan akan sembuh kemudian hari. Kaki Alessia diperban dan dia diberikan resep untuk ditebus ke apotek.Dokter Viktor menahan Alessia, tetapi Alessia meminta untuk pulang saja. Untung hanya luka ringan sehingga dirinya tidak perlu dirawat inap. "Mau pulang? Di sini sebentar, ya? Ada hal yang ingin saya tanyakan pada kamu."Alessia memandang dokter tampan itu, sudah tiga bulan mereka kenal dan setiap kelas selalu berjumpa."Apa di rumah itu kamu diperlakukan dengan baik?" tanya Dokter Viktor."A-apa maksud dokter? Mereka b-baik padaku," jawab Alessia."
Alessia langsung bersimpuh di depan bibinya, dia meminta maaf sebesar-besarnya. Dia juga tak menyangka akan terjadi seperti ini. Bibi Lashira duduk di ranjang sembari mengusap wajahnya kasar. Beliau seolah menyesal karena sudah membesarkan Alessia."Jika sudah seperti ini bagaimana? Apa kamu hamil?" tanya Bibi Lashira.Alessia menggeleng. "A-aku g-gak hamil."Bibi Lashira tentu saja menangis pilu, anak yang dia besarkan padahal bukan anak kandungnya malah seperti itu. Alessia hanya bisa menunduk malu, dia menyesal sudah membuat bibinya sedih."Selama kamu tidak hamil lebih baik kamu pergi saja dari sini. Pak Samuel sudah mempunyai istri. Sebelum melakukannya harusnya kamu harus bisa berpikir jernih.""M-maaf."Bibi Lashira menampar wajah Alessia. Dia sangat kesal sekali dengan gadis dungu tersebut. Apapun yang terjadi perbuatan putrinya sangat memalukan."Sudahi semua ini dan bersikaplah tidak terjadi apa-apa! Jika Nyonya Kanaya tahu bukan hanya kamu saja yang mendapatkan masalah
Alessia tentu saja menjadi panik, dia ingin mencari tempat sembunyi yang aman tetapi tidak ada dan tidak mungkin juga dirinya bersembunyi di dalam kamar mandi. Alessia langsung tertuju ke jendela, dia membuka jendela yang langsung mengarah ke hutan lebat. Di bawah sana ternyata ada Richard yang membawa mobil. Richard menyuruhnya untuk lompat, Alessia tidak berani karena terlalu tinggi. Bisa-bisa kakinya patah jika salah ambil posisi terjatuh."Turun!"Alessia mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Alessia semakin panik dan terlihat handel pintu mulai bergerak. Detak jantungnya semakin kencang, inikah akhirnya? Alessia kembali melihat ke arah bawah. Richard mengkodenya untuk segera melompat. Tak ada pilihan lain, Alessia segera melompat dan Richard yang ada di atas mobil menangkapnya. Hal itu tentu saja menimbulkan bunyi yang cukup keras."Suara apa itu?" tanya Kanaya yang sudah ada di kamar.Samuel menggendongnya ala bridal style dan lagi-lagi pria itu mudah sekali tenang ta
"Bagaimana beralasan dengan orang rumah?"Alessia terdiam, dia pun bingung. Haruskah dia berpisah dengan Samuel lagi? Alessia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jauh dari Samuel."Lain kali aku akan mengajakmu tapi kali ini tidak bisa. Aku harus menemui orang tuaku dan untuk saat ini aku tidak bisa mengajakmu," jelas Samuel.Lagi-lagi Alessia kecewa dengan Samuel. Dia lalu terdiam sembari memalingkan wajah. Samuel menarik kepala gadis itu lalu melihat wajahnya yang marah. Samuel senang jika Alessia sudah mau menerimanya, selangkah lagi pasti Alessia akan menjadi miliknya.Untuk membuat sugar baby-nya senang dan tidak marah, Samuel mengajaknya pergi ke mansion. Lama dirinya tidak bertemu Coco, macan peliharaannya.Alessia memeluk Samuel lalu menghirup aroma Samuel yang memikat hati. Beginikah rasanya aroma suami orang? Haha... otak Alessia mungkin sudah gila. Biarlah! Alessia selama ini juga tak merasakan kebahagiaan."Jika orang-orang rumah kasar padamu maka lapor saja padaku. A
"Akh!" pekik Alessia."Kamu mencuri kalung milik Nyonya Kanaya, kan?"Alessia menggelengkan kepala."Cepat mengakulah!"Bibi Lashira melerai mereka lalu menatap wajah Alessia yang kebingungan. Bibi Lashira bertanya pada Alessia mengenai hal itu tetapi Alessia tidak tahu ара-ара."Anak Bibi mencuri kalung Nyonya Kanaya."Kanaya datang di dorong oleh Samuel menggunakan kursi roda. Dia sebenarnya tidak ingin memfitnah Alessia langsung tapi hanya Alessia yang sering masuk ke dalam kamarnya."Alessia, aku tanya apa kamu mengambil kalung putih milikku?" tanya Kanaya. Alessia menggelengkan kepalanya. Dia merasa tak mengambil apapun ketika berada di dalam kamar Kanaya. Samuel hanya menatap Alessia datar, Alessia pun merasa ketakutan karena mereka memandang seolah mengintimidasi. "Nyonya, periksa saja kamarnya terutama tasnya!"Kanaya setuju, pembantu yang lain membantu menggeledah kamar dan tas milik Alessia sampai suatu ketika mereka menemukan sebuah kalung putih di dalam tas yang sudah ro
"Alessia, apapun yang membuat kamu nyaman belum tentu bisa kamu dapatkan apalagi itu milik orang lain," ucap Dokter Viktor."A-apa m-maksud dokter?"Alessia hanya terdiam, ia sadar bahwa mengharapkan Samuel adalah suatu hal yang salah. Akan tetapi Alessia merasa aman karena Samuel baik untuknya dan selalu berpihak padanya.Dokter Viktor memandang Alessia yang termenung sembari tanganya bergetar ketika memegang bolpoin."Alessia, ayo kita ke rumah sakit! Kamu harus diperiksa oleh dokter THT dulu."Alessia mengangguk, dia izin untuk mandi sebentar dan Dokter Viktor menemui Samuel yang sedang berbincang dengan Kanaya di ruang keluarga.Dokter Viktor dan Kanaya sudah kenal sejak lama maka dari itu Dokter Viktor sangat santai ketika berbicara dengan Samuel."Sudah selesaikah?" tanya Kanaya."Belum, Alessia harus aku bawa ke rumah sakit sebentar. Aku akan membawanya pulang lagi," jawab Dokter Viktor.Alessia mandi secepat kilat tapi wajahnya yang cantik tanpa berdandan membuat kedua pria it