Share

[S2] Pak— Geli...

last update Last Updated: 2025-02-03 19:50:16

"Boleh cium gak Pak? Buat mastiin?" desis Nilam yang tiba-tiba mengikuti isi pikirannya.

Jean tersenyum kecil, tapi matanya memancarkan rasa ketertarikan. Ia sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan, mendekati Nilam yang masih berusaha menata ekspresinya.

"Tentu aja," jawabnya. "Kamu bisa menciumku sesukamu."

Nilam menelan ludah. Ia tidak menyangka Jean akan benar-benar menanggapi ucapannya.

Rina yang baru saja kembali ke ruangan untuk mengambil catatannya mendapati pemandangan itu dan langsung terbelalak. Ia buru-buru berbalik, tapi tetap mengintip dari celah pintu, terlalu penasaran untuk pergi begitu saja. "OMG! Mereka mau apa?!" jerit Rina dalam hati.

"Nunggu apa lagi, Nilam? Katanya mau mastiin?"

Nilam menghela napas pelan dan berusaha mengendalikan kegugupannya. Perlahan, ia mendekatkan diri ke arah Jean, mencoba mencium aroma parfumnya dengan lebih jelas.

Wangi sandalwood yang bercampur citrus segera menyapu indera penciumannya, kali ini lebih kuat karena jarak mereka yang
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jean Dwijaya
Rina ngintip sambil dag dig dug jantung nya ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ada Apa Nih?

    "Yang buat aku penasaran itu cuma satu— darimana karyawan biasa sepertimu bisa punya uang untuk beli parfum mahal?"DEG!Nilam kaget. Ia buru-buru beranjak dari pangkuan sang Bos. Dia mundur dan merapikan pakaiannya dengan gaya salah tingkah."Kenapa panik? Kamu menyembunyikan sesuatu dariku?""Enggak Pak." Nilam menggeleng. "Ini itu parfum KW, KW super ."Jean tersenyum tipis. Dia tau Nilam bohong. Tapi dia santai saja dan tetap mengikuti permainan gadis di depannya."Ya sudah cepat bereskan barang-barang kamu! Sebentar lagi waktunya istirahat." Jean berdiri lebih dahulu, dan Nilam mengikuti perintah pria itu dengan sigap.Sementara itu di tempat berbeda, Rina hampir kehabisan napas ketika sampai di meja Talita. Gadis yang sedang menunggu pesanannya itu mendelik kaget melihat ekspresi heboh sahabatnya. "Apa-apaan sih, Mba Rin? Kayak dikejar debt collector aja!" gerutu Talita, tapi tetap melirik Rina dengan penuh rasa ingin tahu. Rina menarik napas dalam sebelum duduk di samping T

    Last Updated : 2025-02-04
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Gak Berani Nanya

    Langit sore mulai menggelap saat Nilam masuk ke dalam mobil yang dikemudikan oleh Surya. Perjalanan pulang biasanya terasa biasa saja, tapi kali ini, pikirannya terlalu penuh untuk bisa menikmati perjalanan. Kata-kata Rina dan Talita terus terngiang di kepalanya. ["Sebelum gosip buruk tentang kalian menyebar."]["Terus sampai kapan kamu mau digantung gini?"]Nilam memijat pelipisnya, merasa kepalanya berdenyut sejak meninggalkan kantor. Cara pria itu memperlakukannya tadi— kenapa terasa begitu intens?“Kenapa, Mba? Ngelamun terus dari tadi?” suara Surya membuyarkan lamunannya. “Aku pusing banget.”Surya melirik Nilam dari kaca spion, menyipitkan matanya sejenak sebelum kembali fokus menyetir. “Mau di anter ke klinik?"Nilam menghela napas. “Bukan... Bukan pusing yang gitu, tapi lainnya."Surya mengerutkan keningnya. Ia fokus melihat ke arah jalanan meskipun sesekali juga memperhatikan Nilam. "Ada masalah Mba?""Ada. Tapi gak terlalu penting sih.""Pasti masalah cowok ya kan?" sahu

    Last Updated : 2025-02-04
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kemunculan Elisha

    "Aww! Sakit.. Siapa yang—" Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, tubuhnya sudah ditarik kasar ke belakang. Napasnya tercekat saat merasakan kuku-kuku tajam mencengkeram rambutnya. "Kamu dari dulu sama aja! Gak pernah berubah!" Suara seorang wanita terdengar penuh amarah di telinganya. "K- kamu siapa?"Seorang wanita dengan rambut panjang berwarna coklat tua, mengenakan setelan mewah dengan aksen emas di pergelangan tangannya. Wajahnya cantik, tapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat udara di ruangan ini terasa dingin. Wanita itu menyeringai kecil, tapi tatapannya tetap dingin. "Kamu pasti tahu siapa aku," ucapnya, suaranya terdengar rendah namun penuh tekanan.Nilam mengerutkan kening. Jantungnya berdetak semakin cepat. "A- aku gak tau kamu siapa!""Kamu gak usah pura-pura ya! Dasar pelakor!" bentak wanita itu."Aku Elisha," lanjut wanita itu dengan nada mengejek. "Istri Jean."Dunia Nilam seakan berhenti berputar sesaat. Istri?Bukankah ada gosip yang bilang kal

    Last Updated : 2025-02-06
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dasar Pelakor

    "A— aku… gak… bisa… napas…" suara Nilam melemah, tubuhnya mulai kehilangan tenaga. Tatapan Elisha dipenuhi amarah dan kebencian. "Kenapa kamu kembali?" bisiknya dingin. "Kenapa kamu gak mau menjauhi Mas Jean? Apa kamu mau mati, hah?"Nilam meronta sekuat tenaga, mencoba melepaskan cekikan Elisha yang semakin erat di lehernya. Pandangannya mulai kabur, tubuhnya melemah."A— aku… tolong…" suaranya hanya terdengar serak, hampir tidak keluar dari tenggorokannya. Air mata mengalir di sudut matanya."Gak akan ada yang nolongin kamu, Nilam!""Biar aja kamu mati!""L- lepasin!""Gak! Aku gak akan biarkan kamu hidup! Dasar pelakor!"Nilam berusaha melepaskan cengkraman Elisha di lehernya. Tapi susah— wanita itu berhasrat ingin menghabisinya."Mati aja sana! Mati dan masuk neraka aja kamu! Biar aku gak perlu repot-repot jagain Jean dari wanita macam kamu.""Khh... Le— lepas! Lepasin aku!""Sebelum kamu mati! Aku gak akan lepasin kamu, Nilam! GAK AKAN!""Ughh... Tolong... To— long..."Tidak ad

    Last Updated : 2025-02-06
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Gara-gara Kalian Berdua

    "Itu siapa?""Itu mirip Mba Nilam...""Hah? Masa?""I— iya…" Talita mengangguk, tapi tatapannya tetap terpaku pada Nilam yang semakin mendekat ke arah mereka.Rina menelan ludah. "Kenapa dia kayak… hantu?" Talita sedikit mundur, ikut merasa merinding. "Jangan-jangan dia…"BRAK!"AAAKH!"Talita dan Rina langsung menjerit kecil saat Nilam tiba-tiba tersandung dan jatuh telungkup di lantai koridor. "Mba Nilam! K— kamu kenapa?!" Rina buru-buru mendekat, setengah takut, setengah khawatir. "Ayo bangun Mba!"Nilam hanya diam, tak bergerak selama beberapa detik. Talita dan Rina semakin panik."Mba?! kamu kenapa sih? Jangan bikin kita takut!"Dengan gerakan lambat, Nilam mengangkat kepalanya. Ia mengerjap beberapa kali sebelum menatap mereka dengan mata merah dan berair. "Aku gak bisa tidur…" keluhnya dengan suara parau.Talita dan Rina saling berpandangan. "Hah! Kenapa bisa?" tanya Rina hati-hati. Nilam menghela napas panjang sebelum menjawab, "Aku abis mimpi buruk…"Talita menaikkan

    Last Updated : 2025-02-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2 Kenapa Kamu Begitu?

    Suara langkah kaki terdengar mendekat. Nilam, Talita, dan Rina spontan menoleh dan mendapati sosok Jean berdiri tak jauh dari mereka. Pria itu mengenakan setelan jasnya seperti biasa, dengan ekspresi tenang yang sulit ditebak. Namun, sorot matanya sedikit mengerut saat menangkap ekspresi tegang Nilam. "Trauma? Siapa yang trauma?" Suara Jean terdengar dingin, membuat ketiga wanita itu refleks menegakkan postur tubuh mereka. "Gak kok Pak! Gak ada yang trauma," Talita buru-buru tersenyum, berusaha terlihat santai. "Kita cuma ngomongin film." Jean tidak menunjukkan ekspresi apapun, tetapi tatapannya tetap tertuju pada Nilam yang sejak tadi menghindari kontak mata dengannya. "Bener Nilam?" Jean bertanya langsung pada Nilam. Tubuh Nilam menegang seketika. "Itu bener kok Pak..." Jean memperhatikannya dengan pandangan penuh selidik. "Tapi kenapa kamu keliatan gugup?" Nilam menelan ludah, merasa tidak nyaman berada di bawah tatapan tajam pria itu. Ia tidak mungkin mengatakan bah

    Last Updated : 2025-02-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bicara Saja!

    "S- saya..." Nilam mundur selangkah. Jantungnya berdebar kencang, bukan hanya karena ketakutan, tapi juga karena jarak antara dirinya dan Jean kini terasa begitu dekat. Aura pria itu begitu mendominasi, membuatnya sulit bernapas dengan benar.Jean masih menatapnya dalam-dalam, ekspresinya sulit ditebak. "Katakan padaku jika ada sesuatu yang mengganggu! Aku benci harus menjaga jarak dengan sekertarisku sendiri, Nilam."Nilam menunduk, berusaha menghindari tatapannya. "Saya… saya cuma lagi banyak pikiran, Pak. Gak ada yang perlu dikhawatirkan." Jean tidak langsung merespons. Ia justru lebih mendekat lagi, membuat Nilam kembali mundur sampai akhirnya tubuhnya menyentuh meja di belakangnya."Katakan apa itu!" perintah Jean, suaranya lebih rendah, lebih dekat. Nilam menahan napas. Ia bisa mencium aroma parfum khas pria itu—lagi. Campuran wangi maskulin yang elegan dan sedikit aroma kopi dari cangkir yang baru saja diminumnya."Apa ada hubungannya denganku?"Pertanyaan itu mengejutkan N

    Last Updated : 2025-02-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ternyata Jean...

    "Bapak sebenarnya duda atau gimana? Saya— penasaran..."Jean sedikit tersentak mendengar pertanyaan Nilam. Alisnya terangkat, dan untuk sesaat, ia hanya menatap perempuan itu tanpa berkata apa-apa."Kamu penasaran?" tanyanya akhirnya, suaranya terdengar lebih dalam. Nilam menelan ludah, lalu mengangguk pelan. "Saya… saya cuma ingin tahu, Pak. Soalnya, saya gak pernah dengar cerita bapak soal istri sebelumnya, jadi untuk antisipasi saya—" Jean menyela dengan nada datar, "Kamu liat aku pakai cincin nikah gak?"Nilam terdiam. Tatapannya otomatis tertuju pada tangan Jean yang— kosong! Tidak ada cincin di sana.Jean menarik napas panjang, seolah sedang mempertimbangkan sesuatu. Akhirnya, ia menegakkan tubuhnya dan menatap Nilam dengan ekspresi yang sulit ditebak. "Bapak— duda?" tanya Nilam.Jean mengangkat alisnya dan mengangguk kecil. "Hn.""Serius?" Nilam semakin penasaran. "Sudah berapa lama, Pak?" tanyanya hati-hati. Jean menatapnya sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Empat tah

    Last Updated : 2025-02-08

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ternyata Jean...

    "Bapak sebenarnya duda atau gimana? Saya— penasaran..."Jean sedikit tersentak mendengar pertanyaan Nilam. Alisnya terangkat, dan untuk sesaat, ia hanya menatap perempuan itu tanpa berkata apa-apa."Kamu penasaran?" tanyanya akhirnya, suaranya terdengar lebih dalam. Nilam menelan ludah, lalu mengangguk pelan. "Saya… saya cuma ingin tahu, Pak. Soalnya, saya gak pernah dengar cerita bapak soal istri sebelumnya, jadi untuk antisipasi saya—" Jean menyela dengan nada datar, "Kamu liat aku pakai cincin nikah gak?"Nilam terdiam. Tatapannya otomatis tertuju pada tangan Jean yang— kosong! Tidak ada cincin di sana.Jean menarik napas panjang, seolah sedang mempertimbangkan sesuatu. Akhirnya, ia menegakkan tubuhnya dan menatap Nilam dengan ekspresi yang sulit ditebak. "Bapak— duda?" tanya Nilam.Jean mengangkat alisnya dan mengangguk kecil. "Hn.""Serius?" Nilam semakin penasaran. "Sudah berapa lama, Pak?" tanyanya hati-hati. Jean menatapnya sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Empat tah

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bicara Saja!

    "S- saya..." Nilam mundur selangkah. Jantungnya berdebar kencang, bukan hanya karena ketakutan, tapi juga karena jarak antara dirinya dan Jean kini terasa begitu dekat. Aura pria itu begitu mendominasi, membuatnya sulit bernapas dengan benar.Jean masih menatapnya dalam-dalam, ekspresinya sulit ditebak. "Katakan padaku jika ada sesuatu yang mengganggu! Aku benci harus menjaga jarak dengan sekertarisku sendiri, Nilam."Nilam menunduk, berusaha menghindari tatapannya. "Saya… saya cuma lagi banyak pikiran, Pak. Gak ada yang perlu dikhawatirkan." Jean tidak langsung merespons. Ia justru lebih mendekat lagi, membuat Nilam kembali mundur sampai akhirnya tubuhnya menyentuh meja di belakangnya."Katakan apa itu!" perintah Jean, suaranya lebih rendah, lebih dekat. Nilam menahan napas. Ia bisa mencium aroma parfum khas pria itu—lagi. Campuran wangi maskulin yang elegan dan sedikit aroma kopi dari cangkir yang baru saja diminumnya."Apa ada hubungannya denganku?"Pertanyaan itu mengejutkan N

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2 Kenapa Kamu Begitu?

    Suara langkah kaki terdengar mendekat. Nilam, Talita, dan Rina spontan menoleh dan mendapati sosok Jean berdiri tak jauh dari mereka. Pria itu mengenakan setelan jasnya seperti biasa, dengan ekspresi tenang yang sulit ditebak. Namun, sorot matanya sedikit mengerut saat menangkap ekspresi tegang Nilam. "Trauma? Siapa yang trauma?" Suara Jean terdengar dingin, membuat ketiga wanita itu refleks menegakkan postur tubuh mereka. "Gak kok Pak! Gak ada yang trauma," Talita buru-buru tersenyum, berusaha terlihat santai. "Kita cuma ngomongin film." Jean tidak menunjukkan ekspresi apapun, tetapi tatapannya tetap tertuju pada Nilam yang sejak tadi menghindari kontak mata dengannya. "Bener Nilam?" Jean bertanya langsung pada Nilam. Tubuh Nilam menegang seketika. "Itu bener kok Pak..." Jean memperhatikannya dengan pandangan penuh selidik. "Tapi kenapa kamu keliatan gugup?" Nilam menelan ludah, merasa tidak nyaman berada di bawah tatapan tajam pria itu. Ia tidak mungkin mengatakan bah

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Gara-gara Kalian Berdua

    "Itu siapa?""Itu mirip Mba Nilam...""Hah? Masa?""I— iya…" Talita mengangguk, tapi tatapannya tetap terpaku pada Nilam yang semakin mendekat ke arah mereka.Rina menelan ludah. "Kenapa dia kayak… hantu?" Talita sedikit mundur, ikut merasa merinding. "Jangan-jangan dia…"BRAK!"AAAKH!"Talita dan Rina langsung menjerit kecil saat Nilam tiba-tiba tersandung dan jatuh telungkup di lantai koridor. "Mba Nilam! K— kamu kenapa?!" Rina buru-buru mendekat, setengah takut, setengah khawatir. "Ayo bangun Mba!"Nilam hanya diam, tak bergerak selama beberapa detik. Talita dan Rina semakin panik."Mba?! kamu kenapa sih? Jangan bikin kita takut!"Dengan gerakan lambat, Nilam mengangkat kepalanya. Ia mengerjap beberapa kali sebelum menatap mereka dengan mata merah dan berair. "Aku gak bisa tidur…" keluhnya dengan suara parau.Talita dan Rina saling berpandangan. "Hah! Kenapa bisa?" tanya Rina hati-hati. Nilam menghela napas panjang sebelum menjawab, "Aku abis mimpi buruk…"Talita menaikkan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dasar Pelakor

    "A— aku… gak… bisa… napas…" suara Nilam melemah, tubuhnya mulai kehilangan tenaga. Tatapan Elisha dipenuhi amarah dan kebencian. "Kenapa kamu kembali?" bisiknya dingin. "Kenapa kamu gak mau menjauhi Mas Jean? Apa kamu mau mati, hah?"Nilam meronta sekuat tenaga, mencoba melepaskan cekikan Elisha yang semakin erat di lehernya. Pandangannya mulai kabur, tubuhnya melemah."A— aku… tolong…" suaranya hanya terdengar serak, hampir tidak keluar dari tenggorokannya. Air mata mengalir di sudut matanya."Gak akan ada yang nolongin kamu, Nilam!""Biar aja kamu mati!""L- lepasin!""Gak! Aku gak akan biarkan kamu hidup! Dasar pelakor!"Nilam berusaha melepaskan cengkraman Elisha di lehernya. Tapi susah— wanita itu berhasrat ingin menghabisinya."Mati aja sana! Mati dan masuk neraka aja kamu! Biar aku gak perlu repot-repot jagain Jean dari wanita macam kamu.""Khh... Le— lepas! Lepasin aku!""Sebelum kamu mati! Aku gak akan lepasin kamu, Nilam! GAK AKAN!""Ughh... Tolong... To— long..."Tidak ad

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kemunculan Elisha

    "Aww! Sakit.. Siapa yang—" Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, tubuhnya sudah ditarik kasar ke belakang. Napasnya tercekat saat merasakan kuku-kuku tajam mencengkeram rambutnya. "Kamu dari dulu sama aja! Gak pernah berubah!" Suara seorang wanita terdengar penuh amarah di telinganya. "K- kamu siapa?"Seorang wanita dengan rambut panjang berwarna coklat tua, mengenakan setelan mewah dengan aksen emas di pergelangan tangannya. Wajahnya cantik, tapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat udara di ruangan ini terasa dingin. Wanita itu menyeringai kecil, tapi tatapannya tetap dingin. "Kamu pasti tahu siapa aku," ucapnya, suaranya terdengar rendah namun penuh tekanan.Nilam mengerutkan kening. Jantungnya berdetak semakin cepat. "A- aku gak tau kamu siapa!""Kamu gak usah pura-pura ya! Dasar pelakor!" bentak wanita itu."Aku Elisha," lanjut wanita itu dengan nada mengejek. "Istri Jean."Dunia Nilam seakan berhenti berputar sesaat. Istri?Bukankah ada gosip yang bilang kal

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Gak Berani Nanya

    Langit sore mulai menggelap saat Nilam masuk ke dalam mobil yang dikemudikan oleh Surya. Perjalanan pulang biasanya terasa biasa saja, tapi kali ini, pikirannya terlalu penuh untuk bisa menikmati perjalanan. Kata-kata Rina dan Talita terus terngiang di kepalanya. ["Sebelum gosip buruk tentang kalian menyebar."]["Terus sampai kapan kamu mau digantung gini?"]Nilam memijat pelipisnya, merasa kepalanya berdenyut sejak meninggalkan kantor. Cara pria itu memperlakukannya tadi— kenapa terasa begitu intens?“Kenapa, Mba? Ngelamun terus dari tadi?” suara Surya membuyarkan lamunannya. “Aku pusing banget.”Surya melirik Nilam dari kaca spion, menyipitkan matanya sejenak sebelum kembali fokus menyetir. “Mau di anter ke klinik?"Nilam menghela napas. “Bukan... Bukan pusing yang gitu, tapi lainnya."Surya mengerutkan keningnya. Ia fokus melihat ke arah jalanan meskipun sesekali juga memperhatikan Nilam. "Ada masalah Mba?""Ada. Tapi gak terlalu penting sih.""Pasti masalah cowok ya kan?" sahu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ada Apa Nih?

    "Yang buat aku penasaran itu cuma satu— darimana karyawan biasa sepertimu bisa punya uang untuk beli parfum mahal?"DEG!Nilam kaget. Ia buru-buru beranjak dari pangkuan sang Bos. Dia mundur dan merapikan pakaiannya dengan gaya salah tingkah."Kenapa panik? Kamu menyembunyikan sesuatu dariku?""Enggak Pak." Nilam menggeleng. "Ini itu parfum KW, KW super ."Jean tersenyum tipis. Dia tau Nilam bohong. Tapi dia santai saja dan tetap mengikuti permainan gadis di depannya."Ya sudah cepat bereskan barang-barang kamu! Sebentar lagi waktunya istirahat." Jean berdiri lebih dahulu, dan Nilam mengikuti perintah pria itu dengan sigap.Sementara itu di tempat berbeda, Rina hampir kehabisan napas ketika sampai di meja Talita. Gadis yang sedang menunggu pesanannya itu mendelik kaget melihat ekspresi heboh sahabatnya. "Apa-apaan sih, Mba Rin? Kayak dikejar debt collector aja!" gerutu Talita, tapi tetap melirik Rina dengan penuh rasa ingin tahu. Rina menarik napas dalam sebelum duduk di samping T

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Pak— Geli...

    "Boleh cium gak Pak? Buat mastiin?" desis Nilam yang tiba-tiba mengikuti isi pikirannya.Jean tersenyum kecil, tapi matanya memancarkan rasa ketertarikan. Ia sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan, mendekati Nilam yang masih berusaha menata ekspresinya. "Tentu aja," jawabnya. "Kamu bisa menciumku sesukamu."Nilam menelan ludah. Ia tidak menyangka Jean akan benar-benar menanggapi ucapannya. Rina yang baru saja kembali ke ruangan untuk mengambil catatannya mendapati pemandangan itu dan langsung terbelalak. Ia buru-buru berbalik, tapi tetap mengintip dari celah pintu, terlalu penasaran untuk pergi begitu saja. "OMG! Mereka mau apa?!" jerit Rina dalam hati."Nunggu apa lagi, Nilam? Katanya mau mastiin?"Nilam menghela napas pelan dan berusaha mengendalikan kegugupannya. Perlahan, ia mendekatkan diri ke arah Jean, mencoba mencium aroma parfumnya dengan lebih jelas. Wangi sandalwood yang bercampur citrus segera menyapu indera penciumannya, kali ini lebih kuat karena jarak mereka yang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status