Share

Pemberitahuan

Penulis: AR_Merry
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hai para pembaca yang sudah setia mengikuti cerita ini.

Aku sangat berterima kasih sekali kalian sudah mendukung cerita ini hingga menjadi trending di platform GoodNovel dan mampu bertahan di jajaran teratas bersama penulis pemes lainnya. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi selain terima kasih banyak atas keantusiasan kalian.

Kalian keren pake banget!

Sesuai permintaan dari ratusan pembaca yang sudah DM ataupun inbok di akun media sosial dan dari editor GoodNovel, aku akan menuliskan Sequel dari Putra pertama keluarga Johnson. Yaitu Gabriel Emilio Johnson yang memiliki hati keras seperti batu.

Jika kalian menyukai kisahnya, boleh dong bagi komentarnya yang banyak. Silakan komen sebanyak-banyaknya. Akan ada kejutan koin di bab pilihan nanti.

Pemenang akan aku ambil dari komentar yang menarik dan paling rajin tentunya. Akan diumumkan di akun sosial media. 

So, stay tune dan jangan ke mana-mana. Bab 1 akan di upload besok pagi.

Salam cinta dariku,

AR_Merry

.

.

.

F : AR Merry

I : ar_merry92 

P : Kumpulan Novel AR_Merry 

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 1 (Peristiwa)

    Pranggg Suara yang menyerupai bunyi pecahan botol terdengar menggema di salah satu ruang VVIP, di salah satu kelab malam di kota New York. Gabriel yang pada saat itu duduk bersama teman-temannya sempat menoleh sesaat. Ke arah di mana beberapa wanita malam berbisik-bisik layaknya sedang arisan. “Bekerja sampai mati pun dia tidak akan mampu mengganti minuman itu,” ucap salah satu wanita berpakaian minim itu. “Bagaimana bisa pelayan baru itu ceroboh sekali?” sela wanita lainnya. “Kali ini aku yakin jika Madam Catherine tak akan melepasnya.” “Kau pikir Madam akan menjualnya?” “Tidak ada yang tidak mungkin. Lagi pula memang dia punya pilihan?” Ketiga wanita itu saling pandang dan mengedikkan bahu. Ketika para wanita itu berlalu, Albert yang berada di samping Gabriel bangkit. Memastikan apakah pelayan yang dimaksud adalah wanita yang sudah menolaknya waktu itu. “Lo mau ke mana?” tanya Petrus. “Mastiin

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 2 (Pertemuan)

    Seorang laki-laki yang baru saja menyelesaikan ritual mandinya, keluar dengan sehelai handuk yang menutup tubuh bawahnya.Adalah Gabriel Emilio Johnson. Seorang CEO baru di Johnson Corporation sejak enam bulan yang lalu.Laki-laki tampan dengan sejuta pesona itu terpaksa mengambil alih posisi CEO karena paksaan Mommy-nya. Ia pun tak bisa mengatakan tidak, tatkala satu ancaman yang mengakibatkan nyalinya menciut. Dan ia sangat menghindari kemarahan wanita yang telah melahirkannya ke dunia itu.Tak ingin mengulur waktu, Gabriel beranjak menuju walk in closet. Melihat pada jajaran kaos, kemeja dan setelan jas di lemari. Yang tentunya telah disiapkan oleh pelayan dan asisten pribadi Adelia.“Bahkan aku sudah berumur dua puluh sembilan tahun. Tapi, Mommy memperlakukanku layaknya anak kecil enam tahun yang semuanya harus disiapkan.” Diam-diam ia tersenyum geli.Dalam hati, Gabriel tak henti-hentinya bersyukur mendapat perhat

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 3 (Ketakutan)

    Becca meremas ujung rok mini dengan perasaan gugup. Saat laki-laki bersetelan formal itu memintanya berganti pakaian, ia hanya menemukan benda kurang bahan di kamar mandi.“Di mana pakaianku sendiri?” tanya Becca dalam hati. Dan tak sulit untuknya meraba siapa yang telah menyiapkannya.Mencoba bertahan, Becca bersikap layaknya jalang profesional. Namun, karena kegugupan yang tidak bisa ia kendalikan, berkali-kali ia tampak tak bisa mengimbangi pertanyaan dari lawan bicaranya.“Sudah lama kerja di sini?” tanya laki-laki yang baru saja menuang Grey Goose di gelasnya.“Belum, Sir. Saya baru bekerja hari ini,” jawab Becca gugup.Goyangan gelas bening di tangan laki-laki itu berhenti. Kedua mata birunya menatap Becca. Bergerak memindai penampilan gadis yang tampak tak nyaman dengan pakaiannya.“Sepertinya aku pernah melihatmu bulan lalu.” Gelas di tangannya kembali bergoyang. Lalu, ia kembali menyes

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 4 (Kegelisahan)

    Becca berusaha sekuat tenaga mengusir pikiran buruk yang sejak semalam berputar di otaknya. Ketakutan yang merayap di dalam hatinya, tak bisa ia patahkan begitu saja. Bagaimana tidak pusing jika pria itu merupakan orang penting yang punya pengaruh besar? Dan demi apa pria itu menolong sekaligus menginginkannya? Apakah dia masih waras? Inilah pertanyaan yang muncul setelah Becca memutuskan untuk tidur. Dan hal itu tentu saja mengganggu pikirannya yang berangsur tenang. “Sebenarnya apa yang dia inginkan?” Satu pertanyaan tanpa jawaban itu menggema di otaknya. Bahkan, mengikuti setiap ia melakukan pergerakan. Misalnya, ke kamar mandi. Apakah ini bisa disebut ketakutan tak beralasan? Atau dirinya yang terlalu percaya diri, merasa diinginkan oleh laki-laki itu? Tangan Becca memijit pelan kedua pelipisnya yang berdenyut. Astaga! Entah berapa lama ia bisa tertidur. Nyatanya, ada garis hitam di bawah mata sebagai tanda bahwa ia kurang beristir

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 5 (Yang Pertama)

    Suara musik DJ menggema di salah satu kelab malam di kota New York. Tempat hiburan malam yang memiliki privasi untuk kalangan atas serta berkumpulnya para jalang bertitel Internasional itu sudah dipadati oleh pengunjung.Para pria bersetelan formal terlihat duduk bersama dua jalang di masing-masing sisi mereka. Sekadar menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dan menghilangkan beban yang terlalu berat. Yang harus mereka pikul.Dan di salah satu ruang VVIP, seorang gadis dengan dres sederhana dengan panjang selutut tanpa lengan, sudah duduk di samping pria tampan bermata biru.Gadis berambut ikal itu sudah lebih rileks berdekatan dengan pria yang sudah membayarnya. Ya, sejak kemarin malam, tidak ada hal lain yang terjadi. Selain perbincangan ringan.“Kau ingin mencobanya?” tanya pria itu.Gadis bermata cokelat itu menatap gelas yang sedang diisi dengan cairan mahal oleh pemiliknya. Ada rasa penasaran yang ia rasakan. Ia mengerjapkan mat

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 6 (Desakan)

    Selama dua puluh sembilan tahun lamanya, Gabriel belum pernah mempunyai keinginan seperti ini. Rasa ingin memiliki seorang gadis yang mampu mengusik ketenangan hatinya.Seperti yang media sosial tahu, bahwa kehidupan CEO Johnson Corporation itu terkesan datar. Hanya ada prestasi yang memenuhi biodata diri, baik di media cetak maupun elektronik.Namun, kini semuanya telah berubah. Semenjak kejadian kemarin malam, pria itu tak bisa tidur dengan benar. Ada rasa rindu ingin bertemu dengan gadis yang mampu menyelinap melalui celah sempit ke dalam hatinya.Dan tak berlebihan mengatakan itu adalah rindu. Karena, semua itu jelas mudah terlihat bagi orang-orang di sekitarnya.Seperti siang ini. Ketika meeting bersama Dewan Direksi berlangsung, pikiran pria itu berada di tempat lain. Dan itu semua tak lepas dari pengamatan Algio yang sejak tadi mengambil alih presentasi di depan layar.“Maaf, Mr, apakah anda baik-baik saja?” tanya Algio hati-hati

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 7 (Kegaduhan)

    Sepertinya efek ucapan Gabriel kemarin menimbulkan kegaduhan yang tak main-main. Pagi ini, di meja makan kediaman Johnson telah ramai oleh perbincangan para orang tua. Yakni, William, Maria, Alexander, dan Adelia.Alexander dan Adelia bahkan sempat syok ketika mendengar penuturan William. Jelas saja, bagaimana bisa mereka tidak terkejut dengan berita itu. Sebab, sudah sejak lama kedua orang tua itu pernah ditolak ketika menginginkan putranya mengenalkan seorang kekasih.Dan tentu saja penuturan William barusan, menerbitkan binar-binar kebahagiaan bagi Alexander maupun Adelia. Bahkan, wanita yang melahirkan Gabriel itu hampir menangis, karena terlalu bahagia.“Jadi ... siapa yang bisa menebak calon istri Gabriel?” tanya William di tengah perbincangan hangat itu. Pria berusia senja itu menatap istri, putra dan menantunya.Mereka saling pandang. Namun, tak ada yang mampu mengeluarkan suara. Karena memang tidak ada clue sedikit pun tentang sosok i

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 8 (Salah Tingkah)

    Suara lembut dari gadis di seberang sana membuat Gabriel terhempas di hamparan bunga yang sedang bermekaran. Lembut, merdu, dan memanjakan telinganya.Butuh kekuatan bagi seorang Gabriel untuk mempertahankan kewarasannya. Karena, akan sangat memalukan jika sapaan tegas yang dimilikinya, berubah menjadi rayuan bisa membuat harga dirinya jatuh.Jelas saja. Dia yang dikenal sebagai pribadi tegas tidak mungkin merayu seorang wanita, bukan? Apalagi ia selalu menolak rayuan dari wanita yang terang-terangan menunjukkan ketertarikan.Merayu ... jelas bukan sikap Gabriel selama ini. Dan kalaupun ada, jelas itu hanya untuk orang tertentu.Akan tetapi, terkadang bukankah akal sehat bisa tergantikan menjadi tingkah konyol yang tak sengaja dilakukan oleh seseorang yang sedang kasmaran?Kasmaran? What?!Pria bermata biru itu tampak salah tingkah. Ia menggelengkan isi otaknya yang hampir saja menjerumuskan dirinya.Tidak mungkin seorang pria dingin

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 100 (Titik Terang)

    “Apa kau yakin ini semua akurat?” “Tentu, Sir,” jawab pria di seberang sana dengan yakin. Bahkan Alexander tidak perlu bertanya dua kali untuk hal seperti itu.“Dan apa kau tahu di mana tempat tinggal Gabriel sekarang?” tanya Alexander penasaran. Karena sampai saat ini ia tidak berhasil menemukan keberadaan putranya.Terdengar helaan napas singkat di seberang sana. “Maaf Sir, saya tidak bisa mencari tahu. Semua akses tentang Gabriel Johnson telah dikunci. Pun dengan keberadaan Rebecca Annastasia.”Tangan Alexander mengepal hingga urat-uratnya menonjol. Emosi seketika mendominasi otak pintarnya yang menjadi bodoh karena merasa dikelabuhi oleh anak-anak muda nakal.“Tapi, saya bisa mencari tahu lewat akses orang tua Rebecca Annastasia jika Anda mengijinkan.”Mengingat siapa orang tua Becca saja membuat Alexander terus murka. Apalagi jika diingatkan bagaimana Gerald membuat kekacauan hingga nyaris membuat keluarganya berantakan. Ingat! Gara-gara ulah Gerald bukan hanya Adelia, tapi Jenn

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 99 (Ketegangan)

    Suasana meja makan di Keluarga Johnson tampak hening setelah Maria dan William duduk di tempatnya. Alexander yang sedari tadi lebih banyak diam pun hanya membalas tatapan Maria sebentar sebelum kembali berpura-pura fokus dengan sarapan di piringnya.“Besok kita akan pergi berlibur,” ucap Maria yang kemudian menatap satu per satu anggota keluarga di sana. “Kalian bisa berkemas mulai hari ini.”Christian dan Christopher mengangkat wajahnya sejenak hanya untuk memperhatikan atmosfer dingin, lalu berpaling ke arah sang nenek. Mereka tersenyum sebelum kembali kompak menundukkan wajah. Tak terkecuali Clara yang diam-diam hanya mengintip tanpa berani menyela seperti kebiasaannya.Namun berbeda dengan Alexander yang memang tak bisa menerima begitu saja. Putra satu-satunya William dan Maria itu menegakkan punggung untuk menatap kedua orang tuanya yang masih terlihat sangat santai.“Kita tidak akan pergi tanpa Gabriel!” tolak Alexander tiba-tiba.Bukan Maria dan William saja yang terkejut, tapi

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 98 (Percikan Masalah)

    “Sungguh, aku sangat malu.” Kedua pipi Becca masih merona setelah William dan Maria meninggalkan ruang perawatan sejak satu jam yang lalu. Jelas, tuntutan yang terang-terangan ditujukan padanya menjadi tanggung jawab.Melihat tingkah sang istri Gabriel justru tersenyum geli. “Kemari.”Membawa langkahnya yang lesu, Becca segera mendekat. “Bagaimana nanti aku bertemu mereka lagi, Gabriel?”Dada Gabriel bergetar menahan tawa. Lalu, tangannya meraih pipi merona sang istri yang membuatnya sangat gemas. Ia tersenyum. “Kenapa mesti malu, hm? Mereka pernah muda, tentu saja hal seperti tadi sangat wajar.”“Tapi tetap saja aku malu,” kelit Becca masih tak mampu menjabarkan perasaannya sendiri. “Bagaimanapun juga kau masih sakit dan bisa-bisanya aku berbuat seperti tadi. Oh ….”Melihat kegusaran Becca, Gabriel mengabaikan tangannya yang cedera hanya untuk mencium bibir sang istri. Hal spontan itu tentu saja membuat Becca terkejut hingga kedua matanya membulat sempurna.“Daripada memikirkan hal

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 97 (Tuntutan Orang Tua)

    Jari-jari yang memiliki kuku panjang itu mengepal erat. Amarahnya sudah mendominasi hingga ia nyaris berbuat ceroboh.“Dasar jalang tak tahu malu!” desisnya tak suka. Masih memperhatikan aktivitas kedua orang di atas ranjang perawatan, pemilik nama Celine Addison mengambil kamera dan membidik beberapa foto.“Aku ingin tahu apa yang akan dilakukan Uncle Alexander mengetahui ini.”Seolah mendapat kemenangan, Celine menatap sinis wanita yang baru saja turun dari tubuh pria yang ia inginkan.“Tunggu pembalasanku!”**Bukan hanya Adelia yang pulang setelah memastikan Gabriel dan Becca baik-baik saja. Gerald yang melihat bagaimana pasangan muda dimabuk asmara itu bersama juga memutuskan untuk memberi mereka privasi.Pria yang saat ini telah tiba di halaman rumahnya langsung masuk dan mengabaikan sapaan para pelayan. Tentu saja mereka bingung, tapi tak berani bertanya.“Bagaimana keadaan menantu kita, Gerald?” tanya Lucia cemas karena sepulang dari rumah sakit Gerald belum mengatakan apa pun

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 96 (Musibah Membawa Berkah)

    “Belum puas memandangiku, hm?”Becca menggeleng. Bibirnya masih terasa kebas setelah Gabriel menciumnya dengan isapan dalam.“Sini.” Gabriel menepuk tempat di sampingnya yang masih muat untuk Becca berbaring, tapi hingga beberapa saat lamanya wanita yang telah ia nikahi itu masih tak bergeming. Hanya menatap tanpa berucap sepatah kata pun.Gabriel maklum. Pasti sang istri masih syok. Dan bukan Gabriel jika tak mampu membujuk.“Ayolah, Baby. Jika kau ingin aku sembuh, kau juga harus menemaniku tidur,” bujuk Gabriel yang sudah tak sabar untuk memeluk sang istri setelah beberapa hari ia harus tidur sendiri di apartemen mereka.“Kau membuatku takut,” ucap Becca lirih. Matanya kemudian terpejam demi menghalau butiran-butiran kristal yang telah menggenang.Gabriel tertegun.“Kau begini karena aku.” Lagi, Becca masih menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab Gabriel celaka. Jika saja ia tidak menolak untuk permintaan pria itu, maka kecelakaan ini tidak akan terjadi.“Kalau kau menyesal, s

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 95 (Saling Menguatkan)

    Entah apa kalimat yang cukup untuk menggambarkan perasaan Becca saat ini. Belum kering air mata mengalir di pipinya, ia kembali dikejutkan oleh kabar dari sang ibu mertua.Becca syok hingga ponsel yang masih tersambung dengan Adelia jatuh ke lantai. Tenggorokannya seketika kering dan kedua kakinya gemetar.“Mama!” teriak Becca begitu kesadaran menghampirinya.Lucia yang kebetulan akan keluar dari kamar pun segera mencari sumber suara. Matanya membulat saat putri semata wayangnya sudah terduduk di lantai dengan tangisan yang tersendat.Buru-buru Lucia turun setelah memanggil Gerald yang tak lama kemudian menyusulnya keluar. Lucia segera mendekat dan memeluk Becca yang masih menangis.“Kenapa, Sayang?” tanya Lucia cemas. Namun sayangnya, Becca tak mampu menjawab. Wanita dengan wajah memerah dan basah karena air mata itu balas memeluk dan malah histeris.“Ada apa?” Gerald terkejut melihat keadaan putrinya, tapi ia mencoba tenang saat kedua wanita yang menempati posisi tertinggi di hatiny

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 94 (Ego)

    Suasana di meja makan sangat hening. Hanya ada suara alat makan yang mengisi kesunyian di sana. Lucia dan Gerald yang tak ingin ikut campur pun segera beranjak begitu makanan di atas piring telah habis.“Jaga putri Daddy, Gabriel,” pesan Gerald sebelum ia benar-benar pergi dari ruangan itu.Tak ada sahutan dari bibir Gabriel yang masih mengunyah dan tampaknya Gerald pun tidak sedang menuntut balasan.Lima menit telah berlalu. Waktu terasa lambat bagi Becca yang baru saja menghabiskan bubur di dalam mangkoknya. Tanpa menoleh ke arah Gabriel yang juga selesai sarapan, Becca meneguk air putih di gelas miliknya. Hal itu tak luput dari lirikan mata Gabriel yang mengintai.“Masih tak mau bicara,” gumam Gabriel seraya menunggu. Ia ingin melihat seberapa lama wanita yang telah menjadi istrinya itu bertahan. Namun, prediksi Gabriel lagi-lagi salah. Buktinya, setelah air dalam gelas itu tandas, Becca hendak bangkit tanpa menoleh ke arah Gabriel.Dengan gerakan lincah Gabriel menahan tangan Bec

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 93 (Tanpa Kata)

    “Bagaimana hasilnya, Derick?” tanya seorang pria dengan tatapan tajam yang kini duduk di kursi kebesarannya. Rahang yang dipenuhi bulu halus itu terlihat mengeras hingga urat-uratnya menonjol.“Maaf Tuan, saya tidak menemukan petunjuk apa pun.”Brak!Meja tak bersalah itu digebrak dengan kencang hingga pria bernama Derick itu terlonjak kaget.“Apa kau bilang?” desis pria itu dingin.Derick meneguk ludahnya kasar. Ia tak mampu menatap mata pria yang telah beberapa tahun menjadi bosnya.“Kau tahu ... aku paling tidak suka mendengar kegagalan.”“Maaf Tuan. Ini semua benar-benar di luar kendali saya. Tuan tentunya sudah tahu kinerja Baron selama ini,” jawab Derick mencoba menjelaskan. Berharap setelah ini sang tuan bisa menerima. Brak!Lagi, meja bersalah itu menjadi pelampiasan pemilik nama Albert Dominic dalam menuntaskan amarahnya. Ia seketika bangkit dan menghampiri sang asisten dan langsung menarik kemeja pria itu hingga terdongak.BUGH!Satu pukulan tangan Albert melayang ke pipi D

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 92 (Kecurigaan)

    Sesuai kata dokter, keesokan harinya Lucia sudah diperbolehkan pulang. Betapa bahagia wanita yang sejak beberapa menit lalu tak meredupkan senyumannya.Ya. Tepatnya setelah dokter mengatakan dirinya bisa pulang. Dengan begitu, ia bisa membawa putri satu-satunya itu pulang bersamanya.“Becca.”Wanita dengan rambut ikal sebahu itu menoleh. Ia tersenyum setelah memasukkan pakaian sang ibu ke dalam tas.“Ada apa, Ma?”Lucia tersenyum. “Kemarilah.”Mau tak mau pemilik nama Rebecca Annastasia itu mendekat. Mencoba mempertahankan senyuman di wajahnya.“Duduklah,” perintah Lucia dengan lembut.Becca menurut. Sejurus kemudian ia menggenggam tangan Lucia erat.“Ada yang ingin Mama katakan?” tanya Becca tanpa mengurai genggaman tangannya. Napas Lucia berembus pelan. “Apakah hubunganmu dengan Gabriel baik-baik saja?” Deg!Mendapat pertanyaan yang tak pernah Becca duga mampu membuat debaran dadanya bertalu. Lebih kencang daripada saat ia mendengar tawa wanita yang sudah tidur dengan suaminya sen

DMCA.com Protection Status