Beranda / Romansa / Terjerat Cinta Sang CEO / Part 7 (Tak Terduga)

Share

Part 7 (Tak Terduga)

Penulis: AR_Merry
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sepanjang hari ini senyum lebar tersungging di bibir Alexander Johnson. Seperti sebuah situasi yang langka, bisa melihat raut berbinar milik laki-laki tersebut.

Biasanya wajah Alex hanya tampak datar tanpa ekspresi. Apalagi, semenjak kejadian tiga tahun yang lalu membuat wajah datar itu semakin dingin dan menakutkan.

Tak ada senyum ataupun sapaan yang keluar dari bibirnya. Tak terkecuali dengan relasi bisnis Johnson Corporation.

Kalau bukan karena otak pintar Alex yang tiada duanya dan kedudukannya sebagai putra William Johnson,  mungkin saja ia tak akan disegani oleh banyak orang.

Sore ini Alex dengan begitu bersemangat segera bersiap-siap untuk menjemput gadis yang telah memenuhi relung hatinya.

Alex bergegas menuju kamarnya yang terletak di lantai dua. Ia melepas semua pakaiannya tanpa terkecuali dan masuk ke kamar mandi.

Dua puluh menit kemudian Alex menyelesaikan acara mandinya. Termasuk merapikan bulu-bulu halus di sekitar dagu dan rahangnya. Kini ia tampak lebih tampan dari biasanya. Ia mengambil setelan tuksedo yang baru saja di antar satu jam yang lalu oleh pegawai dari Anderson Butik, dan memakainya.

Setelan tuksedo itu benar-benar membuat penampilannya semakin menawan. Ia yakin semua wanita akan terpesona melihat wajah tampannya termasuk Adelia.

Sekeras apa pun hati seorang wanita, mereka akan tetap takluk kepada laki-laki yang bisa membuatnya nyaman. Kamu hanya perlu membuatnya tertarik dan merasa nyaman di sampingmu. Berikan perhatian lebih dan buat hatinya merasa berbunga-bunga setiap kali bertemu denganmu. Dengan begitu, mereka akan menyerahkan hatinya padamu.

Pesan dari Maria Johnson semalam terngiang di telinga Alex. Membuat laki-laki itu semakin percaya diri untuk membuktikan kepada Mommy-nya kalau dirinya akan mengenalkan gadis itu kepada Sang Mommy secepatnya.

Tiba-tiba dering ponsel Alex berdering nyaring. Alex yang telah selesai bersiap pun menerima panggilan itu.

“Halo?”

>> “Selamat sore Mr. Johnson. Pegawai kami tidak diperkenankan masuk oleh Ms. Giovanni. Mereka saat ini masih berdiri di depan pintu unit apartemen Ms. Giovanni.” Ucap pimpinan Anderson Butik sopan.

“Aku akan mengurusnya sebentar!” Jawab Alex tegas.

>> “Baik Mr. Johnson,  saya tunggu.”

Tanpa menunggu lama Alex mendial nomor Adelia dari ponselnya. Panggilan itu segera tersambung dalam hitungan detik.

>> “Ha...”

“Cepat bersiap-siap dengan orang yang telah aku siapkan untukmu!” Perintah Alex.

>> “Kenapa Anda seenaknya begini? Saya bisa bersiap-siap sendiri tanpa ha..”

“Bersiap sekarang atau aku ke sana menunggu di unit kamu untuk bersiap-siap??!” Perintah Alex dengan nada tuntutan.

>> “Anda...”

“Aku tidak menerima penolakan.” Ucap Alex tajam dengan menekankan setiap kata.

Sebelum Adelia mengutarakan penolakan lainnya,  Alex memutuskan panggilan ponselnya dan menyeringai. Mendengar gadis itu kesal merupakan hiburan tersendiri baginya.

Alex memastikan  penampilannya kembali di depan cermin sebelum benar-benar keluar dari kamarnya. Setelah merasa sudah sesuai, ia meraih kunci Lamborghini  Aventador miliknya yang sudah lama terparkir di garasi.

Sepanjang jalan dari kamar hingga turun dari lift menuju lantai dasar,  senyuman manis tersungging di bibir Alex. Hingga membuat beberapa pelayan menatap aneh pada dirinya.

Alex mengedarkan pandangan ke beberapa sudut ruangan di lantai dasar. Ia tak menemukan keberadaan Maria Johnson sejak siang tadi. Dengan langkah teratur ia mencoba ke taman belakang.

Dan benar saja, Maria sedang duduk di taman bunga yang sengaja dibuat oleh William Johnson bersama para pekerja empat tahun yang lalu sebagai hadiah Anniversary pernikahan mereka.

Mommy?” Seru Alex lantang.

Maria Johnson yang mendengar seruan putranya tersenyum. Wanita paruh baya itu melambaikan tangannya agar Alex mendekat ke arahnya.

Dengan langkah  santai, Alex menghampiri Sang Mommy. Ia mengecup pipi Maria dan memeluknya.

“Felix akan pergi sekarang Mommy.” Pamit Alex kepada Maria.

“Berhati-hati lah. Dan segera bawa kabar baik buat Mommy. Mommy tidak sabar ingin memiliki cucu.” Ucap Maria lembut.

Alex tertawa pelan. “Belum tentu Felix langsung di terima Mom.” Ucap Alex cemas.

“Hahaha ... Sejak kapan Alexander Felix Johnson menjadi tidak percaya diri seperti ini? Sungguh hebat sekali gadis itu, bisa membuat putranya Mommy menjadi seorang pesimis.” Sindir Maria.

“Mommy!!! Felix akan buktikan pada semua orang kalau gadis itu hanya bisa bersamaku.” Ucap Alex menggebu.

“Hahaha ...” Mendengar nada menggebu-gebu Alex membuat Maria tertawa semakin kencang.

Mom!!!” seru Alex dengan nada tak terima.

Melihat putranya mengeluarkan nada merajuk membuat Maria menghentikan tawanya. Namun jujur itu sulit baginya. Karena ini baru pertama kalinya Alex bersikap seperti itu. Dan di mata Maria, sikap Alex yang seperti itu sangat menggemaskan. Ia merindukan putranya yang kemungkinan akan menjadi manja kepadanya sebentar lagi.

“Baiklah. Bawa kabar baik secepatnya. Ehm, satu bulan lagi bagaimana?” Tawar Maria di akhir kata.

“Felix akan berusaha secepatnya.” Ucap Alex yakin.

Maria mengulum senyum melihat keyakinan yang Alex tunjukkan. Wanita paruh paya itu semakin yakin, gadis pujaan hati putranya pasti salah satu wanita yang luar biasa.

“Felix pergi dulu ya, Mom ?” pamit Alex. Laki-laki itu memeluk Maria sesaat sebelum benar-benar pergi.

“Hati-hati!” pesan Maria.

Alex mengendarai Lamborghini Aventador -nya dengan kecepatan tinggi. Jalanan yang tampak lengang semakin memacu adrenalinnya untuk menambah kecepatan mobilnya.

Dua puluh menit kemudian ia telah sampai di lobby apartemen kelas menengah. Mobilnya yang tampak mewah terparkir tak jauh dari pintu keluar masuk lobby apartemen tersebut.

Alex mengambil ponsel di sampingnya. Ia mendial nomor Adelia. Setelah panggilan tersambung,  terdengar suara Adelia yang tampak kesal. Namun sialnya terasa merdu di telinga Alex.

>> “Ha...”

“Turunlah sekarang!! Aku sudah sampai di apartemenmu.” Ucap Alex dengan nada perintah.

>> “OK!!” jawab Adelia ketus.

Lagi-lagi Alex langsung mematikan panggilan teleponnya. Laki-laki itu menyunggingkan senyum kepuasan. Ia mengetuk-ngetuk kemudi dengan kesepuluh jarinya seiring musik yang sedang mengalun.

Kamu harus bersikap manis agar menarik perhatiannya. Wanita itu banyak maunya, tapi asal masih bisa ditoleransi itu wajar. Karena wanita adalah seorang Ratu. Belajarlah dari Daddy mu. Lihatlah bagaimana Daddy memperlakukan Mommy.

Dalam sekejap nasehat Maria kembali terngiang di telinganya. Alex menyeringai. Ia berniat turun untuk menyambut gadis yang telah memikat hatinya.

Saat turun dari mobilnya, Alex menjadi pusat perhatian beberapa penghuni apartemen yang berlalu lalang keluar masuk ke lobby apartemen itu.

Senyum manis yang tersungging di bibirnya menambah kadar ketampanan yang merajalela. Belum lagi penampilannya bak model Internasional yang sering muncul di majalah dan sosial media.

Alex menyandar di pintu sebelah kemudi. Ia berniat membukakan pintu mobil untuk Adelia sebagai permulaan siasatnya. 

Saat menyadari kehadiran  Adelia dari jarak beberapa meter saja, laki-laki  itu di buat takjub. Ia menatap tanpa kedip ke arah gadis bergaun Navy, serasi dengan setelan tuksedo yang kini melekat di tubuhnya.

Alex meneguk ludah. Ia tak mempunyai imajinasi sebaik ini. Gaun Navy yang ia pilih benar-benar membuat aura Adelia menguar tajam dan begitu memesona.

Detak jantungnya bertalu begitu kencang seakan ingin melompat dari tempatnya. Berlebihan!! Tidak. Nyatanya itulah yang terjadi.

Saat jarak  Adelia semakin dekat, Alex harus menahan nafasnya. Harum Vanila yang ia hirup malam itu kembali merasuki hidung hingga ke paru-parunya. Membuat sesuatu dalam dirinya menggeliat.

Alex mengulurkan tangan ke arah Adelia. Laki-laki itu pikir Adelia akan menolak. Tapi saat gadis itu menyambut uluran tangannya, ia merasa dunia berhenti berputar. Di tambah dengan ajakan halus yang Adelia ucapkan.

“Ayo kita berangkat sekarang.”

“Tentu.”

Alex membukakan pintu mobilnya pelan. Ia harus memastikan Adelia duduk dengan nyaman. Lalu menutup pintu mobilnya.

Dengan sigap ia segera memutari mobil dan membuka pintu kemudi. Ia menyamankan posisinya dan menetralkan detak jantungnya yang kini tak karuan.

Sepertinya Alexander Johnson akan menjadi bucinnya Adelia sebentar lagi.

Alex melirik ke arah gadis yang kini duduk tenang di sebelahnya. Seatbelt terpasang dengan benar. Melintang di belahan payudara Adelia yang tampak bulat menantang.

Sial!!!

Payudara itu semakin menarik dari terakhir aku melihatnya.

Apakah rasanya masih sama? Atau ...?

Shit!!!

Tiba-tiba saja Alex menjadi gugup.

Sungguh memalukan. Dalam sejarah hidupnya, tak pernah ia merasa seperti ini. Alex mengubah raut mukanya menjadi datar seperti biasa walau itu sangat sulit. Kehadiran Adelia begitu mempengaruhi dirinya.

Ini nggak bisa dibiarkan.

Bisa-bisa aku menerjang dia malam ini.

Alex menggelengkan kepalanya berkali-kali membuat Adelia di sebelahnya mengernyit heran.

“Mr. Felix?” panggil Adelia dengan suara pelan.

Tak mendapat jawaban membuat Adelia mengulurkan tangan kanannya menyentuh lengan kiri Alex. Hanya sentuhan ringan sebenarnya, tapi mampu membuat tubuh Alex menegang.

“Mr. Felix?”

“Ya.”

“Apakah Anda baik-baik saja?” tanya Adelia dengan nada sedikit cemas.

“Ah, tentu saja aku baik-baik saja.” Jawab Alex ketus. “Satu lagi, jangan pakai panggilan formal. Kita tidak sedang di kantor.” Tambah Alex.

“Ahh ... Sa .. ehm, Aku tidak terbiasa.” Ucap Adelia. “Ngomong-ngomong, kapan kita berangkat?”

“Sekarang.” Jawab Alex singkat.

Alex segera mengemudikan Lamborghini Aventador miliknya. Keluar dari area apartemen itu, membaur ke jalanan yang tampak lengang.

Berkali-kali ia menambah kecepatan laju mobilnya. Keberadaan Adelia di sampingnya semakin memacu adrenalinnya untuk melaju semakin cepat.

Tak butuh lama Alex membelokkan mobilnya menuju parkiran di basemen. Ia memilih parkir di dekat lift untuk memudahkan dirinya dan Adelia.

Dengan gerakan cepat, Alex turun dari mobilnya. Ia berlari ke arah pintu di mana Adelia turun. Perlakuan Alex yang manis itu membuat Adelia terkejut. Namun gadis itu terlalu pandai menyembunyikan raut keterkejutannya.

Alex mengulurkan tangannya ke arah Adelia, dan di sambut dengan baik oleh gadis bergaun Navy itu. Seulas senyum pun timbul di bibirnya yang terpulas lipstik merah. Hal kecil itu mampu membuat Alex terpana.

Dia semakin cantik bila tersenyum.

Aku harus kuat untuk tidak melumat bibir itu saat ini.

Sial!!!

Tanpa Alex duga setelah Adelia turun dari mobil, gadis itu melingkarkan tangannya ke lengan kiri Alex. Membuat laki-laki itu menyunggingkan senyum tipis di bibirnya.

Kedua manusia berbeda jenis kelamin itu berjalan bersama menuju lift yang akan membawa mereka menuju lantai empat.

Ting ...

Lift terbuka, mereka keluar dari lift dengan Adelia yang melingkarkan tangan ke lengan Alex. Membuat kedua pelayan wanita yang menyambut di depan pintu membungkuk sopan.

“Selamat datang Mr. dan Mrs. Johnson. Silahkan.” Sapa pelayan wanita itu dengan sensual senyum dan sedikit membungkukkan tubuhnya.

Tanpa sadar Adelia meremas lengan Alex pelan ketika mendapat sapaan itu. Ada sentuhan lain dari dalam hatinya.

“Kenapa? Ada yang sakit?” tanya Alex tiba-tiba dengan nada lembut.

“Tidak. Sa ... Aku baik-baik saja.” Jawab Adelia lirih.

Alex mengelus tangan Adelia yang masih melingkar mesra di lengannya. “Ayo kita masuk.” Ajak laki-laki itu.

Dengan patuh, Adelia mengikuti langkah kaki Alex yang terkesan pelan dan hati-hati. Mereka menuju ke salah satu ruangan VVIP.

Saat pintu terbuka, tampak beberapa laki-laki yang memakai Jas mahal duduk menjadi dua meja didampingi wanita masing-masing. Adelia mengernyit saat menangkap siluet seorang wanita bergaun merah yang tampak tak asing baginya.

“Selamat  malam semuanya.” Sapa Alex kepada semua tamu yang telah hadir.

Semua tamu di sana berdiri untuk memberikan sapaan, termasuk laki-laki dan wanita bergaun merah yang Adelia tatap sejak tadi.

Saat kedua mata mereka saling menatap, wanita bergaun merah itu mengedipkan sebelah matanya ke arah Adelia. Dan membuat Adelia melongo.

“Selamat malam Mrs. Johnson.”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Willny
jessy kah itu?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 8 (Pengumuman yang Mengejutkan)

    Seumur hidup Adelia tidak pernah bermimpi terlalu tinggi. Dulu, saat dia berusia sepuluh tahun Adelia kecil mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang Dokter. Namun ketika ia menginjak lima belas tahun cita-cita itu berubah. Adelia remaja ingin memiliki usaha sendiri. Dan bisa membuka lowongan pekerjaan bagi orang lain. Sungguh! Itu adalah cita-cita yang begitu mulia. Keinginannya itu mendapat dukungan penuh dari Sang Ibu. Tapi, takdir seolah menguji Adelia saat itu. Selang dua bulan, Sang Ibu meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Satu kenyataan yang sempat membuat Adelia sakit dan sulit untuk menerima. Beruntung saat itu ia selalu di temani sahabat baiknya sejak kecil untuk melewati hari-hari sebagai anak yatim piatu. Mereka berdua tinggal bersama sampai satu bulan yang lalu. Sebelum Adelia memutuskan untuk menenangkan diri pindah ke New York karena patah hati. Kini kehidupan Adelia berubah menjadi seratus delapan puluh derajat karena penga

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 9 (Terjebak dalam Kenyataan)

    Suasana tiba-tiba menjadi sedikit riuh setelah Alexander Johnson mengumumkan satu hal yang membuat mereka syok dan terkejut. Bukan hanya para tamu yang terkejut, melainkan Adelia dan wanita bergaun merah yang tak lain adalah sahabat gadis itu. Jessy Allesya Swan. “Saya akan segera bertunangan dengan wanita di samping saya ini.” Setelah mengucapkan hal itu Alexander Johnson mengulurkan tangan ke arah Adelia yang membeku di tempat duduknya. Memanfaatkan kesempatan itu, Alex dengan sigap berlutut di lantai meraih kedua tangan Adelia yang saling bertaut. Tentu saja adegan itu membuat para relasi bisnis Alex melongo. Karena memang ini adalah peristiwa yang benar-benar langka. “Bagaimana menurutmu Sayang?” tanya Alex lembut. Sial!!! Ini benar-benar seperti masuk dalam jebakan Umpat Adelia dalam hati. “Hm, tentu saja itu bagus.” Adelia melirik ke a

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 10 (Berita yang Terbesar)

    PEMIMPIN BARU JOHNSONS CORPORATION MENGUMUMKAN PERTUNANGANNYA SIAPA GADIS PINTAR YANG MAMPU MENAKLUKKAN ALEXANDER FELIX JOHNSON? APAKAH GADIS ITU SENGAJA MERAYU ALEXANDER JOHNSON? GADIS BERNAMA CARMEN ADELIA GIOVANNI ADALAH SEKRETARIS BARU DI JOHNSON CORPORATION APAKAH GADIS INI BERASAL DARI MASA LALU ATAU HANYA MENCARI KEUNTUNGAN DARI ALEXANDER JOHNSON ? SORE NANTI WILLIAM JOHNSON AKAN MENKONFIRMASI KEBENARAN BERITA TERSEBUT Di kamar Adelia ...

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 11 (Agresif)

    Warning 18+ “Ahhh .....?!” Suara Adelia yang berteriak kencang menggema di dalam kamar satu-satunya, yang berada di unit apartemennya. Dan itu mampu membuat telinga Alexander Johnson berdengung sakit. Meski begitu, laki-laki berusia tiga puluh satu tahun itu tak melonggarkan pelukannya barang sedikit saja. Yang terjadi Alex segera menyambar bibir mungil Adelia, untuk meredam teriakan itu menggema di dalam mulutnya saja. Alex merasakan hawa panas di sekitarnya ketika dirinya semakin liar menggerakkan bibirnya untuk melumat bibir Adelia, yang kini meronta di dalam dekapannya. Huh ... Huh ... Huh ... Adelia segera menghirup nafas dalam-dalam ketika Alex mengurai serangannya. Gadis itu mendorong dada Alex yang masih terpaku dengan gerakan dadanya yang naik turun dengan sensual menurutnya. Karena tak siap dengan pergerakan Adelia, tubuh Alex terdorong kencang dan jatuh dari tempa

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 12 (Ketakjuban Adelia)

    “Felix ...” seru wanita paruh baya yang tak lain adalah Mommynya, Maria Johnson. Alex dan Adelia menoleh ke arah Maria yang tampak cantik dengan dress merah senada dengan yang Adelia kenakan. Adelia seketika dilanda kegugupan melihat betapa miripnya wajah Boss arogannya dengan wanita paruh baya itu. Alex menyunggingkan senyum manisnya yang mampu membuat Adelia terkejut dan melongo. ‘Astaga!!! Itu beneran Boss Gue?’ Alex mencium kedua pipi Maria dan memeluknya. Ia menoleh ke belakang ketika menyadari Adelia masih terpaku di tempatnya. “Baby,” Dengan isyarat mata, Alex meminta Adelia mendekat. Yang langsung dipahami oleh gadis itu. Adelia melangkah dengan penuh irama keanggunan seorang gadis yang memesona. Membuat Maria Johnson tersenyum menyambutnya. Adelia benar-benar seperti dirinya di masa lalu. Cantik dan memikat. ‘Pantas saja Felix terpikat. Benar-benar gadis yang memesona. Gumam Maria da

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 13 (Paksaan Alexander)

    “Arrgghhh .... kenapa Gue nggak berpikir lebih jauh tentang semua ini!” Adelia tampak mondar-mandir di dalam kamar yang berada di dalam kamar, di unit apartemen yang diberikan Alexander Johnson padanya. Fasilitas yang berada di sana tak membuat Adelia merasa nyaman dan tenang. Peraturan yang secara langsung mengikat dirinya dengan Alexander Johnson, membuatnya seperti burung peliharaan yang harus mengikuti pemiliknya. “Harusnya Gue nggak mengiyakan ajakan makan malam itu kalau hasilnya seperti ini!!!” Adelia mendengus kesal mengingat perlakuan Alex yang berlebihan. Dua orang pengawal perempuan di depan unit, sopir perempuan, dan seorang pekerja yang akan menyiapkan kebutuhan Adelia di unit itu membuatnya menjadi tak leluasa untuk melakukan rutinitasnya. Bukan hanya itu, pergerakannya pun menjadi terbatas “Belum apa-apa dia sudah seenaknya sama Gue, apalagi kalau sudah bertunangan?” Adelia menjatuhkan diri ke tempat tidur dengan mata yang terpe

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 14 (Barter)

    Ajaib!!! Pernyataan bernada pertanyaan yang Adelia ucapkan mampu membuat Alexander Johnson terdiam. Lebih tepatnya membeku layaknya patung yang tak bernyawa. Adelia menggigit bibir bawahnya menyadari kebodohan fatal yang baru saja ia lakukan. ‘Bagaimana jika Alex mewujudkan ucapannya barusan? Apa yang akan terjadi di kehidupan Adelia setelah menikah?’ Pertanyaan di benak Adelia seakan mematikan seluruh peredaran darah di tubuhnya. Karena banyak kemungkinan yang akan terjadi setelah ini. Termasuk pernikahan yang akan langsung dikabulkan oleh Alexander Johnson. Mendapati Alex yang masih membeku, Adelia berniat untuk pergi dari ruangan itu. Namun sensor dari kedua mata biru Alex seakan lebih peka terhadap setiap gerakan yang Adelia lakukan. Sreet ... Alex menarik tangan Adelia dengan cepat ketika gadis itu ingin menghindar. Dan hasilnya gadis itu jatuh ke dalam rengkuhannya. “K-k

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 15 (Adelia Cemburu?)

    Adelia merasakan dadanya berdetak kencang mendengar ucapan Alex yang tegas dan penuh kesungguhan. Rasa itu menyeruak, memenuhi beberapa sudut hatinya. Di dalam dekapan hangat Alex, Adelia menyunggingkan senyum manis miliknya. Senyum yang jarang ia perlihatkan pada siapa pun sejak kejadian itu. “Aku akan segera memberitahu Mommy dan Daddy agar semuanya cepat diselesaikan, Baby. Dan kamu tidak perlu melakukan apa-apa,” ucap Alex tegas. “K-kamu berlebihan Felix!” sungut Adelia mendengar ucapan Alex yang terkesan menggebu-gebu dan terburu-buru mengambil keputusan. “Berlebihan apa?” tanya Alex polos. Adelia mendengus dan mendongak ke arah Alex. “Kamu memerintah semua orang hanya untuk keinginanmu yang tak masuk akal itu.” “Tidak masuk akal bagaimana? Bukankah menikah itu wajar bagi laki-laki dan wanita?” “Masuk akal jika ada persiapan dan cinta di antara kedua calon pengantin. Kalau mendadak seperti ini orang akan

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 100 (Titik Terang)

    “Apa kau yakin ini semua akurat?” “Tentu, Sir,” jawab pria di seberang sana dengan yakin. Bahkan Alexander tidak perlu bertanya dua kali untuk hal seperti itu.“Dan apa kau tahu di mana tempat tinggal Gabriel sekarang?” tanya Alexander penasaran. Karena sampai saat ini ia tidak berhasil menemukan keberadaan putranya.Terdengar helaan napas singkat di seberang sana. “Maaf Sir, saya tidak bisa mencari tahu. Semua akses tentang Gabriel Johnson telah dikunci. Pun dengan keberadaan Rebecca Annastasia.”Tangan Alexander mengepal hingga urat-uratnya menonjol. Emosi seketika mendominasi otak pintarnya yang menjadi bodoh karena merasa dikelabuhi oleh anak-anak muda nakal.“Tapi, saya bisa mencari tahu lewat akses orang tua Rebecca Annastasia jika Anda mengijinkan.”Mengingat siapa orang tua Becca saja membuat Alexander terus murka. Apalagi jika diingatkan bagaimana Gerald membuat kekacauan hingga nyaris membuat keluarganya berantakan. Ingat! Gara-gara ulah Gerald bukan hanya Adelia, tapi Jenn

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 99 (Ketegangan)

    Suasana meja makan di Keluarga Johnson tampak hening setelah Maria dan William duduk di tempatnya. Alexander yang sedari tadi lebih banyak diam pun hanya membalas tatapan Maria sebentar sebelum kembali berpura-pura fokus dengan sarapan di piringnya.“Besok kita akan pergi berlibur,” ucap Maria yang kemudian menatap satu per satu anggota keluarga di sana. “Kalian bisa berkemas mulai hari ini.”Christian dan Christopher mengangkat wajahnya sejenak hanya untuk memperhatikan atmosfer dingin, lalu berpaling ke arah sang nenek. Mereka tersenyum sebelum kembali kompak menundukkan wajah. Tak terkecuali Clara yang diam-diam hanya mengintip tanpa berani menyela seperti kebiasaannya.Namun berbeda dengan Alexander yang memang tak bisa menerima begitu saja. Putra satu-satunya William dan Maria itu menegakkan punggung untuk menatap kedua orang tuanya yang masih terlihat sangat santai.“Kita tidak akan pergi tanpa Gabriel!” tolak Alexander tiba-tiba.Bukan Maria dan William saja yang terkejut, tapi

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 98 (Percikan Masalah)

    “Sungguh, aku sangat malu.” Kedua pipi Becca masih merona setelah William dan Maria meninggalkan ruang perawatan sejak satu jam yang lalu. Jelas, tuntutan yang terang-terangan ditujukan padanya menjadi tanggung jawab.Melihat tingkah sang istri Gabriel justru tersenyum geli. “Kemari.”Membawa langkahnya yang lesu, Becca segera mendekat. “Bagaimana nanti aku bertemu mereka lagi, Gabriel?”Dada Gabriel bergetar menahan tawa. Lalu, tangannya meraih pipi merona sang istri yang membuatnya sangat gemas. Ia tersenyum. “Kenapa mesti malu, hm? Mereka pernah muda, tentu saja hal seperti tadi sangat wajar.”“Tapi tetap saja aku malu,” kelit Becca masih tak mampu menjabarkan perasaannya sendiri. “Bagaimanapun juga kau masih sakit dan bisa-bisanya aku berbuat seperti tadi. Oh ….”Melihat kegusaran Becca, Gabriel mengabaikan tangannya yang cedera hanya untuk mencium bibir sang istri. Hal spontan itu tentu saja membuat Becca terkejut hingga kedua matanya membulat sempurna.“Daripada memikirkan hal

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 97 (Tuntutan Orang Tua)

    Jari-jari yang memiliki kuku panjang itu mengepal erat. Amarahnya sudah mendominasi hingga ia nyaris berbuat ceroboh.“Dasar jalang tak tahu malu!” desisnya tak suka. Masih memperhatikan aktivitas kedua orang di atas ranjang perawatan, pemilik nama Celine Addison mengambil kamera dan membidik beberapa foto.“Aku ingin tahu apa yang akan dilakukan Uncle Alexander mengetahui ini.”Seolah mendapat kemenangan, Celine menatap sinis wanita yang baru saja turun dari tubuh pria yang ia inginkan.“Tunggu pembalasanku!”**Bukan hanya Adelia yang pulang setelah memastikan Gabriel dan Becca baik-baik saja. Gerald yang melihat bagaimana pasangan muda dimabuk asmara itu bersama juga memutuskan untuk memberi mereka privasi.Pria yang saat ini telah tiba di halaman rumahnya langsung masuk dan mengabaikan sapaan para pelayan. Tentu saja mereka bingung, tapi tak berani bertanya.“Bagaimana keadaan menantu kita, Gerald?” tanya Lucia cemas karena sepulang dari rumah sakit Gerald belum mengatakan apa pun

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 96 (Musibah Membawa Berkah)

    “Belum puas memandangiku, hm?”Becca menggeleng. Bibirnya masih terasa kebas setelah Gabriel menciumnya dengan isapan dalam.“Sini.” Gabriel menepuk tempat di sampingnya yang masih muat untuk Becca berbaring, tapi hingga beberapa saat lamanya wanita yang telah ia nikahi itu masih tak bergeming. Hanya menatap tanpa berucap sepatah kata pun.Gabriel maklum. Pasti sang istri masih syok. Dan bukan Gabriel jika tak mampu membujuk.“Ayolah, Baby. Jika kau ingin aku sembuh, kau juga harus menemaniku tidur,” bujuk Gabriel yang sudah tak sabar untuk memeluk sang istri setelah beberapa hari ia harus tidur sendiri di apartemen mereka.“Kau membuatku takut,” ucap Becca lirih. Matanya kemudian terpejam demi menghalau butiran-butiran kristal yang telah menggenang.Gabriel tertegun.“Kau begini karena aku.” Lagi, Becca masih menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab Gabriel celaka. Jika saja ia tidak menolak untuk permintaan pria itu, maka kecelakaan ini tidak akan terjadi.“Kalau kau menyesal, s

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 95 (Saling Menguatkan)

    Entah apa kalimat yang cukup untuk menggambarkan perasaan Becca saat ini. Belum kering air mata mengalir di pipinya, ia kembali dikejutkan oleh kabar dari sang ibu mertua.Becca syok hingga ponsel yang masih tersambung dengan Adelia jatuh ke lantai. Tenggorokannya seketika kering dan kedua kakinya gemetar.“Mama!” teriak Becca begitu kesadaran menghampirinya.Lucia yang kebetulan akan keluar dari kamar pun segera mencari sumber suara. Matanya membulat saat putri semata wayangnya sudah terduduk di lantai dengan tangisan yang tersendat.Buru-buru Lucia turun setelah memanggil Gerald yang tak lama kemudian menyusulnya keluar. Lucia segera mendekat dan memeluk Becca yang masih menangis.“Kenapa, Sayang?” tanya Lucia cemas. Namun sayangnya, Becca tak mampu menjawab. Wanita dengan wajah memerah dan basah karena air mata itu balas memeluk dan malah histeris.“Ada apa?” Gerald terkejut melihat keadaan putrinya, tapi ia mencoba tenang saat kedua wanita yang menempati posisi tertinggi di hatiny

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 94 (Ego)

    Suasana di meja makan sangat hening. Hanya ada suara alat makan yang mengisi kesunyian di sana. Lucia dan Gerald yang tak ingin ikut campur pun segera beranjak begitu makanan di atas piring telah habis.“Jaga putri Daddy, Gabriel,” pesan Gerald sebelum ia benar-benar pergi dari ruangan itu.Tak ada sahutan dari bibir Gabriel yang masih mengunyah dan tampaknya Gerald pun tidak sedang menuntut balasan.Lima menit telah berlalu. Waktu terasa lambat bagi Becca yang baru saja menghabiskan bubur di dalam mangkoknya. Tanpa menoleh ke arah Gabriel yang juga selesai sarapan, Becca meneguk air putih di gelas miliknya. Hal itu tak luput dari lirikan mata Gabriel yang mengintai.“Masih tak mau bicara,” gumam Gabriel seraya menunggu. Ia ingin melihat seberapa lama wanita yang telah menjadi istrinya itu bertahan. Namun, prediksi Gabriel lagi-lagi salah. Buktinya, setelah air dalam gelas itu tandas, Becca hendak bangkit tanpa menoleh ke arah Gabriel.Dengan gerakan lincah Gabriel menahan tangan Bec

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 93 (Tanpa Kata)

    “Bagaimana hasilnya, Derick?” tanya seorang pria dengan tatapan tajam yang kini duduk di kursi kebesarannya. Rahang yang dipenuhi bulu halus itu terlihat mengeras hingga urat-uratnya menonjol.“Maaf Tuan, saya tidak menemukan petunjuk apa pun.”Brak!Meja tak bersalah itu digebrak dengan kencang hingga pria bernama Derick itu terlonjak kaget.“Apa kau bilang?” desis pria itu dingin.Derick meneguk ludahnya kasar. Ia tak mampu menatap mata pria yang telah beberapa tahun menjadi bosnya.“Kau tahu ... aku paling tidak suka mendengar kegagalan.”“Maaf Tuan. Ini semua benar-benar di luar kendali saya. Tuan tentunya sudah tahu kinerja Baron selama ini,” jawab Derick mencoba menjelaskan. Berharap setelah ini sang tuan bisa menerima. Brak!Lagi, meja bersalah itu menjadi pelampiasan pemilik nama Albert Dominic dalam menuntaskan amarahnya. Ia seketika bangkit dan menghampiri sang asisten dan langsung menarik kemeja pria itu hingga terdongak.BUGH!Satu pukulan tangan Albert melayang ke pipi D

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 92 (Kecurigaan)

    Sesuai kata dokter, keesokan harinya Lucia sudah diperbolehkan pulang. Betapa bahagia wanita yang sejak beberapa menit lalu tak meredupkan senyumannya.Ya. Tepatnya setelah dokter mengatakan dirinya bisa pulang. Dengan begitu, ia bisa membawa putri satu-satunya itu pulang bersamanya.“Becca.”Wanita dengan rambut ikal sebahu itu menoleh. Ia tersenyum setelah memasukkan pakaian sang ibu ke dalam tas.“Ada apa, Ma?”Lucia tersenyum. “Kemarilah.”Mau tak mau pemilik nama Rebecca Annastasia itu mendekat. Mencoba mempertahankan senyuman di wajahnya.“Duduklah,” perintah Lucia dengan lembut.Becca menurut. Sejurus kemudian ia menggenggam tangan Lucia erat.“Ada yang ingin Mama katakan?” tanya Becca tanpa mengurai genggaman tangannya. Napas Lucia berembus pelan. “Apakah hubunganmu dengan Gabriel baik-baik saja?” Deg!Mendapat pertanyaan yang tak pernah Becca duga mampu membuat debaran dadanya bertalu. Lebih kencang daripada saat ia mendengar tawa wanita yang sudah tidur dengan suaminya sen

DMCA.com Protection Status