Lyra memandang layar ponselnya, Ketika benda pipih itu berdering. Saat ini Lyra sudah memakai nomor baru, jadi hanya orang-orang tertentu yang bisa menghubunginya. Lyra tersenyum ketika memandang panggilan yang masuk di sambung telepon, "Bang Zaki," ucap Lyra membaca nama si penelepon. Dengan cepat Lyra menyentuh icon berwarna hijau ke atas. "Halo assalamu’alaikum,” ucapnya menjawab sambungan telepon pria di seberang sana.
“Wa’alaikumsalam, adek lagi apa,” tanya Zaki.
“Lagi di apartemen Bang,” jawab Lyra.
“Hari ini Abang nggak ada jadwal kuliah, jadi kita bisa jalan-jalan untuk mencari ruko dan alat-alat toko sekalian,” ucapnya.
“Gitu ya bang,” ucap Lyra.
“Iya bila Lyra tidak sibuk,” jawabnya.
“Lyra lagi nggak sibuk Bang, ini cuma lagi nonton aja,” ja
Attar berbaring di atas tempat tidur, pria itu mengusap-ngusap perut istrinya yang sudah mulai membuncit.Alisa memandang suaminya dan tersenyum. "Menurut hubby, anak kita cewek atau cowok," ucapnya."Kalau lihat maminya yang genit ini, sepertinya cewek. Tapi lihat porsi makan maminya yang banyak, ini cowok," ucapnya sambil tersenyum."Isa sekarang kalau makan nggak mau berhenti. Padahal perut Isa udah kenyang by, tapi nggak tahu mulutnya pengen makan terus,” ucapnya yang tersenyum."Iya, ini mami sama calon bayinya sama-sama pintar makan ya," ucapnya saat mengingat bagaimana istrinya begitu sangat lahap makan di restoran Turki yang di pintanya.Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Attar mencubit pipi istrinya yang sudah mulai berisi. "Makin gemes lihat pipinya,” ucapnya yang kemudian mengangkat tubuhnya dan berada di a
Alisa mendengarkan suaminya bercerita tanpa memotongnya sama sekali.“Apa masih mau dengar kelanjutannya,” tanya Attar.Alisa menganggukkan kepalanya.“Setelah 2 minggu menjelang hari pernikahan kami, tidak ada satupun persiapan yang kami lakukan. Kirana seakan tidak peduli dengan acara pernikahan kami, dia bahkan tidak pernah lagi menghubungi hubby. Perlahan-lahan hubby mulai bosan dan berkeinginan untuk membatalkan pernikahan. Hubby juga sudah berencana untuk mengakhiri hubungan dengan dia. Melihat sikapnya seperti itu, hubby merasa dia sudah mempermainkan hubby. Rasa cinta yang hubby punya untuk Dia, sudah berganti menjadi rasa kecewa. Disaat hubby sudah berkeinginan melepaskannya, hubby mendapat panggilan telepon dari nomor dia. Hubby begitu sangat marah namun hubby tetap mengangkat sambungan telepon tersebut. Pada waktu itu yang berbicara ternyata bukan dia namun mamanya. Mamanya meng
“Isa mau ikut." ucap Alisa menangis memeluk suaminya."Jangan sayang Prancis itu jauh," ucap Attar."Iya Isa tahu. Tapi kita naik pesawat," ucapnya dengan isak tangisnya. Alisa menangis layaknya seperti anak kecil.Attar begitu sangat panik saat melihat istrinya yang menangis hingga tersedu-sedu. "Sayang, untuk sampai di sana, kita akan menghabiskan waktu lebih dari 17 jam. Kondisi Isa lagi hamil muda gini sayang. Hubby takut nanti Isa kenapa-kenapa," ucap Attar yang berusaha menenangkan istrinya."Isa gak mau hubby pergi," ucapnya tanpa melepaskan pelukannya dari suaminya."Hubby gak bisa kalau gak pergi sayang. Ini kerja sama yang sangat penting. Hubby akan usahakan agar urusan di sana bisa cepat selesai. Begitu selesai semuanya hubby akan langsung pulang,” ucapnya.Alisa hanya diam dan memeluk suaminya, suara t
Attar duduk diatas tempat tidur, pria itu sibuk dengan layar laptop yang ada di depannya. Pria berwajah tampan itu begitu sangat fokus mengerjakan tugas kuliah Istrinya. Attar sedang mengolah data keuangan yang menjadi tugas kuliah istrinya."By, apa sudah siap tugas dasar-dasar ilmu akuntansi Isa?" ucap Alisa yang memandang suaminya.“Belum sayang sedikit lagi,” ucapnya yang masih mengolah data keuangan yang ada di layar laptop.“By kalau sudah siap buatkan makalah Isa ya,” ucapnya."Iya nyonya," ucapnya.Alisa tertawa mendengar ucapan suaminya."Biar Hubby tambah semangat, Isa kasi hadiah," ucap Alisa yang mencium bibir suaminya.Attar tersenyum saat istrinya yang mencium bibirnya. "Nanti dua ronde ya sayang," ucap Attar.“Iya by nanti isa kasih dua ronde tapi nyicil. Selesai tugas Is
“By, Isa mau makan coklat,” ucap Alisa yang menarik-narik hidung mancung suaminya hingga mata suaminya yang sudah terpejam terbuka kembali.Attar yang baru akan memejamkan matanya membuka matanya kembali dan memandang wajah istrinya. "Apa di rumah nggak ada stok coklat,” ucapnya.Alisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya.“Mau coklat apa,” tanya Attar.“Isa mau coklat silverqueen by," ucap Alisa yang tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya.Attar berusaha membuka matanya yang terasa sangat berat. Meskipun matanya begitu sangat mengantuk, namun pria itu tetap mengikuti apa yang diminta istrinya. “Ini anak hubby minta makan coklat malam-malam ya,” ucapnya yang mengusap perut istrinya dan kemudian duduk dari tempat tidurnya.“Iya by Dia pengen coklat,” ucap Alisa yang te
“Bumil kenapa, sepertinya lagi sedih,” ucap Lyra yang duduk di sebelah Alisa.Alisa yang sejak tadi hanya diam dan duduk lemas memandang temannya yang duduk disebelahnya. Alisa seakan tidak percaya saat melihat penampilan baru dari temannya tersebut.“Kenapa,” tanya Lyra.“Beneran pengen hijrah,” tanya Alisa yang tidak yakin.Lyra tersenyum dan menganggukkan kepalanya, “do’akan ya,” ucapnya.“Pasti Isa do’ain,” ucap Alisa tersenyum dan memeluk Lyra. Alisa begitu sangat senang melihat perubahan yang terjadi terhadap diri temannya.“Kenapa sedih kayaknya dari tadi melamun aja,” ucap Lyra yang masih menunggu jawaban dari temannya tersebut.Alisa memajukan bibirnya ke depan matanya sudah berkaca-kaca sebelum memulai berb
Selesai kuliah, Alisa langsung pulang ke rumahnya. Saat ini hanya di dalam kamar tempat yang paling diinginkannya. Apakah ini karena faktor kehamilannya atau memang Alisa yang sudah tidak bisa jauh dari suaminya.Alisa hanya memikirkan suaminya. Selera makannya juga sudah menurun.Alisa duduk di atas tempat tidur dengan menyandarkan punggungnya di sandaran tempat tidurnya.Alisa mengambil remote dan membuka pintu kamarnya, saat mendengar pelayan yang menekankan tombol bel dari luar.“Permisi nyonya muda. Saya mengantarkan makan siang untuk nyonya muda," ucap pelayanan yang masuk ke dalam kamarnya. Pelayan itu langsung menyiapkan makanan siang untuk nyonya mudanya, saat ia mendapat perintah dari Rina yang bertugas menjadi pengawal pribadi majikannya.Alisa tersenyum dan menganggukan kepalanya. “Bawa ke sini aja bik, nasinya jangan banyak,” uca
Pria berwajah tampan dengan tubuh yang tinggi itu masuk ke dalam kamar hotelnya. Pria itu mendaratkan tubuhnya di atas sofa yang ada di dalam kamar hotel tersebut. Attar mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya. Pria itu merasa begitu sangat lelah, namun Ia juga sangat merindukan istrinya. Attar memandang jam di ponselnya. Attar sedikit mengerutkan keningnya dengan terus berpikir, apakah harus menghubungi istrinya atau tidak mengingat di Indonesia saat ini sudah jam 3 pagi.Attar memandang kontak whatsapp istrinya, Attar membesarkan matanya ketika melihat istrinya yang saat ini sedang online. Attar menghubungi nomor ponsel istrinya melalui panggilan video call.“Assalamu’alaikum Daddy,” ucap Alisa yang tersenyum lebar sambil merapikan rambutnya.Attar tersenyum memandang wajah istrinya yang berbaring di atas tempat tidur. Padahal Ia ingin marah dengan istrinya, mengingat istrinya yang