"By, Isa ngantuk. Isa mau tidur," ucap Alisa ketika selesai makan malam. Alisa begitu sangat sulit menahan kantuknya. Ia sudah menguap berulang kali.
"Kenapa sekarang kerja Isa tidur terus,” ucap Attar yang memandang istrinya.
Alisa menggelengkan kepalanya, “nggak tahu by mungkin karena dalam masa pertumbuhan kali ya. Hubby tahu sendiri kalau Isa baru mau besar,” ucapnya yang tersenyum lebar.
“Apanya yang besar,” tanya Attar.
“Hubby jangan mesum,” ucapnya.
Attar tertawa saat mendengar ucapan istrinya.
"By, Isa ngantuk. Dalam waktu 10 menit kita gak ke kamar, Isa akan tidur di sini," ucapnya yang menopang dagunya dengan kedua tangannya.
“Kalau Isa tidur di sini kenapa?" tanya Attar.
"Hubby gendong Isa ke kamar," ucap Alisa yang begitu sangat malas untuk berj
Attar masih diam tanpa bergerak sama sekali saat mendengar ucapan selamat dari temannya.Dika diam dan menggaruk kepalanya saat memandang ekspresi wajah pemilik Rumah Sakit tempat ia bekerja saat ini.“Udah hilang belum rasa terkejutnya,” tanya Dika.“Hasil diagnosa kamu nggak mungkin salahkan,” ucap Attar yang memandang sahabatnya tersebut.“Aku ini walaupun spesialis penyakit dalam, namun untuk memeriksa wanita hamil tidak akan pernah meleset,” ucap Dika yakin.Attar tersenyum lebar dan memeluk pria bertubuh tinggi di depannya. “Terima kasih,” ucapnya menepuk-nepuk punggung pria tersebut.“Sama-sama,” jawab Dika.“Untuk bulan ini Kamu saya kasih bonus 20 juta,” ucapnya yang begitu sangat senang.“Ya Bos kok cuma 20 juta
"Selamat ya pak Attar. Pak Attar benar-benar keren, topcer," ucap dokter Rani saat akan memeriksa kondisi istri dari pemilik rumah sakit tempat ia praktek.Attar tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Alhamdulillah rezekinya cepat,” ucapnya."Selamat ya Ibu Alisa bakal jadi mama muda ini,” ucap Rani yang tersenyum memandang Alisa yang sudah berbaring di atas tempat tidur pasien.Alisa menganggukkan kepalanya. “Hamil itu berat gak dok," ucapnya.“Tergantung ukuran,” ucap Rani.“Ukuran bagaimana,” tanya Alisa.“Semakin besar perut kita maka akan terasa semakin berat, apalagi nanti di saat melewati fase-fase kehamilan, kebanyakan wanita akan mengalami yang namanya sakit di tulang punggung. Namun semua itu bukanlah hal yang membahayakan. Begitu nanti anaknya sudah keluar, sakitnya
Lyra memandang ponselnya yang sedang berdering. Sudah berulang kali ponselnya berdering, namun Lyra tidak mengangkatnya. Ini sudah untuk yang ke-10 kalinya ponsel itu berdering. Panggilan telepon yang masuk masih dari orang yang sama.“Halo,” ucap Lyra yang menempelkan bentuk pipih tersebut di daun telinganya."Tante sudah menelpon kamu lebih dari 10 kali, kenapa kamu nggak angkat-angkat,” ucap Tika yang begitu sangat marah ketika sambungan teleponnya tidak diangkat oleh keponakannya.“Lyra nggak dengar Tante kalau ada panggilan masuk, soalnya ponsel Lyra di dalam kamar, sedangkan Lyra lagi nonton,” ucapnya memberikan alasan.“Jangan bohong kamu, kamu memang sengajakan ingin menghindari tante. Ingat Lyra, siapa yang mau mengurus dan membesarkan kamu. Apa kamu lupa bawa tantelah yang membesarkan kamu, Tante satu-satunya orang yang m
"Hubby, baju Isa sudah pada sempit," ucap Alisa yang duduk dipangkuan suaminya. Alisa memasang dasi di leher suaminya.Attar memandang baju yang dipakai istrinya. Baju yang saat ini melekat di tubuh istrinya terlihat begitu sangat ngepas. "Sudah mulai kelihatan ya," ucap Attar yang mengusap perut istrinya.“Iya by, baju-baju Isa udah pada sempit. Dalemannya juga,” ucap Alisa.Attar tersenyum saat mendengar ucapan istrinya. “Iya udah makin besar sekarang," ucapnya.“Hubby,” ucap Alisa yang mencubit pinggang suaminya ketika Alisa bisa membaca tatapan mata suaminya yang memandangnya dengan Tatapan yang berbeda.Attar tersenyum saat melihat istrinya tersebut. “Kalau nggak mikir-mikir di kantor ada kerjaan hubby lebih milih di rumah,” ucapnya.“Isa kuliah by,” ucap Alisa.&nbs
Lyra memandang layar ponselnya, Ketika benda pipih itu berdering. Saat ini Lyra sudah memakai nomor baru, jadi hanya orang-orang tertentu yang bisa menghubunginya. Lyra tersenyum ketika memandang panggilan yang masuk di sambung telepon, "Bang Zaki," ucap Lyra membaca nama si penelepon. Dengan cepat Lyra menyentuh icon berwarna hijau ke atas. "Halo assalamu’alaikum,” ucapnya menjawab sambungan telepon pria di seberang sana.“Wa’alaikumsalam, adek lagi apa,” tanya Zaki.“Lagi di apartemen Bang,” jawab Lyra.“Hari ini Abang nggak ada jadwal kuliah, jadi kita bisa jalan-jalan untuk mencari ruko dan alat-alat toko sekalian,” ucapnya.“Gitu ya bang,” ucap Lyra.“Iya bila Lyra tidak sibuk,” jawabnya.“Lyra lagi nggak sibuk Bang, ini cuma lagi nonton aja,” ja
Attar berbaring di atas tempat tidur, pria itu mengusap-ngusap perut istrinya yang sudah mulai membuncit.Alisa memandang suaminya dan tersenyum. "Menurut hubby, anak kita cewek atau cowok," ucapnya."Kalau lihat maminya yang genit ini, sepertinya cewek. Tapi lihat porsi makan maminya yang banyak, ini cowok," ucapnya sambil tersenyum."Isa sekarang kalau makan nggak mau berhenti. Padahal perut Isa udah kenyang by, tapi nggak tahu mulutnya pengen makan terus,” ucapnya yang tersenyum."Iya, ini mami sama calon bayinya sama-sama pintar makan ya," ucapnya saat mengingat bagaimana istrinya begitu sangat lahap makan di restoran Turki yang di pintanya.Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Attar mencubit pipi istrinya yang sudah mulai berisi. "Makin gemes lihat pipinya,” ucapnya yang kemudian mengangkat tubuhnya dan berada di a
Alisa mendengarkan suaminya bercerita tanpa memotongnya sama sekali.“Apa masih mau dengar kelanjutannya,” tanya Attar.Alisa menganggukkan kepalanya.“Setelah 2 minggu menjelang hari pernikahan kami, tidak ada satupun persiapan yang kami lakukan. Kirana seakan tidak peduli dengan acara pernikahan kami, dia bahkan tidak pernah lagi menghubungi hubby. Perlahan-lahan hubby mulai bosan dan berkeinginan untuk membatalkan pernikahan. Hubby juga sudah berencana untuk mengakhiri hubungan dengan dia. Melihat sikapnya seperti itu, hubby merasa dia sudah mempermainkan hubby. Rasa cinta yang hubby punya untuk Dia, sudah berganti menjadi rasa kecewa. Disaat hubby sudah berkeinginan melepaskannya, hubby mendapat panggilan telepon dari nomor dia. Hubby begitu sangat marah namun hubby tetap mengangkat sambungan telepon tersebut. Pada waktu itu yang berbicara ternyata bukan dia namun mamanya. Mamanya meng
“Isa mau ikut." ucap Alisa menangis memeluk suaminya."Jangan sayang Prancis itu jauh," ucap Attar."Iya Isa tahu. Tapi kita naik pesawat," ucapnya dengan isak tangisnya. Alisa menangis layaknya seperti anak kecil.Attar begitu sangat panik saat melihat istrinya yang menangis hingga tersedu-sedu. "Sayang, untuk sampai di sana, kita akan menghabiskan waktu lebih dari 17 jam. Kondisi Isa lagi hamil muda gini sayang. Hubby takut nanti Isa kenapa-kenapa," ucap Attar yang berusaha menenangkan istrinya."Isa gak mau hubby pergi," ucapnya tanpa melepaskan pelukannya dari suaminya."Hubby gak bisa kalau gak pergi sayang. Ini kerja sama yang sangat penting. Hubby akan usahakan agar urusan di sana bisa cepat selesai. Begitu selesai semuanya hubby akan langsung pulang,” ucapnya.Alisa hanya diam dan memeluk suaminya, suara t