“Kita langsung pulang ya,” ucap Attar ketika mereka selesai makan bersama.
“Iya, Abang pengen istirahat dulu,” ucap Andi.
“Aku juga mau ke sekolah lagi Bang,” ucap Yanti.
“Aku juga mau ke kantor,” ucap Fitri yang menjadi pegawai di kantor gubernur.
“Abang mau mau tinggal di mana,” tanya Fitri memandang Andi.
“Abang mau tinggal di rumah ayah. Hanya saja nanti sore baru ke rumah Ayah untuk bersih-bersih. Kita nanti berkumpul di sana ya Dek,” ucap Andi yang memandang wajah adik-adiknya. Walaupun Andi Abang angkat bagi Yanti, Fitri, dan Attar, namun sikapnya begitu sangat menyayangi adik- adiknya. Setelah ayah dan ibu mereka tiada, Andi yang memiliki tanggung jawab terhadap ketiga adiknya. Andi sangat mengingat bagaimana kedua orang tua mereka membesarkannya dan menyayanginya
Alisa sampai di perumahan mewah milik suaminya. Perumahan yang berada di kota Pekanbaru.“Ini rumah hubby,” tanya Alisa memandang rumah suaminya.Attar tersenyum ketika mendengar pertanyaan istrinya. “Rumah hubby sekarang sudah jadi rumahnya si Isa,” ucapnya.Alisa tersenyum mendengar ucapan suaminya.“Ayo turun, katanya ngantuk," ucap Attar yang tersenyum memandang istrinya.“Iya,” ucap Alisa yang tersenyum dan membuka pintu mobil di bagian sampingnya.Alisa turun bersama dengan suaminya dan berjalan dengan bergandengan tangan, menuju rumah yang memiliki model minimalis.“Selamat datang pak Attar, ibu," ucap pekerja yang mengurus rumah tersebut.“Terima kasih mbak Eli,” ucap Attar yang tersenyum memandang wanita yang menyapanya.“P
“Ini sayang rumah ayah dan ibunya hubby,” ucap Attar ketika ia dan istrinya sampai di rumah orang tua Attar.Alisa memandang rumah yang memiliki halaman pekarangan yang luas. Halaman yang hijau ditanami rumput Jepang, bunga-bunga dengan berbagai macam jenis. Beberapa pohon mangga dan rambutan, mampu memanjakan penglihatan mata dan memberikan rasa nyaman dan terasa sangat menyejukkan walaupun suhu udara panas di Pekanbaru.“Rumah ini kelihatan model rumah lama ya by,” ucap Alisa yang mandang gaya bangunan rumah tersebut, yang mana bangunannya besar namun rendah tidak seperti rumah pada zaman sekarang, yang pada umumnya bangunannya tinggi. Model atap berbentuk limas. Dindingnya berwarna kuning kunyit.“Iya, ini rumah belum pernah di renovasi setelah ayah ibu tiada. Rumah ini dibangun oleh kakek hubby, hanya saja dengan ayah dan ibu rumah ini sudah banyak direnov
Ferdi diam berdiri di depan pintu. Ferdi melihat bagaimana mesranya Pamannya bersama dengan istrinya. “Aku mengatakan Aku ikhlas, namun mengapa melihatnya begitu sangat menyakitkan.” Ferdi berucap di dalam hati sembari menahan perih di hatinya. Rasa sakit ini terasa begitu sangat nyata hingga ke jantungnya. “Rasa ini pasti akan segera berlalu secepatnya,” ucapnya yang memberikan semangat untuk dirinya sendiri. Walaupun Ferdi tahu, rasa itu mungkin tidak akan pernah bisa dilupakannya. Alisa adalah cinta pertamanya sejak dia masuk SMP, hingga saat ini rasa itu tetap ada. Semakin ia mencoba melupakan rasa cintanya, semakin ia merasa begitu sangat sakit. Ferdi hanya berharap bisa melupakan Alisa dan menganggapnya tante seutuhnya.“Assalamu’alaikum,” ucap Ferdi yang berdiri di depan pintu. Ferdi berencana untuk masuk ke dalam rumah setelah berhasil meredakan rasa perih di hatinya. Bagaimanapun dia ti
“Alisa nggak usah ngerjain apa-apa dek, duduk aja,” ucap Yanti memandang Alisa yang berencana untuk mengupas kentang.“Tapi Isa mau bantu Kak,” ucap Alisa yang begitu sangat tidak enak dengan kakak iparnya.“Jangan, Adek duduk aja seperti itu. Di sini sudah banyak yang kerja,” ucap Yanti.“Iya sebenarnya kami ngajak Adek ke sini pengen cerita-cerita, biar kita-kita bisa ngumpul ngobrol. Bila ada Attar kita ngomongnya nggak bebas,” ucap Fitri.“Attar, itu nggak bakalan lepasin istrinya,” ucap Indah.“Kayak anak kecil yang baru mengenal cinta ya kak, lihat gayanya,” ucap Fitri yang tersenyum saat mengingat sikap adiknya.Yanti tertawa ketika mendengar ucapan Fitri.“Iya benar,” ucap Indah.Alisa ya
“Isa lihat dia cuman pakai baju kemeja panjang tangan dan juga celana kain. Isa nggak tahu kalau dia itu yang punya perusahaan, karena penampilannya nggak seperti bos-bos yang ada di TV, yang pakai setelan jas kemudian dasi,” ucap Alisa.Yanti dan Fitri tertawa ketika mendengar ucapan Alisa“Penampilannya memang seperti itu dek. Dia itu nggak mau pakai jas dan juga dasi,” ucap Indah.“Gitu ya kak,” ucap Alisa.“Iya sekarang dia ke kantor gimana penampilannya,” tanya Fitri.“Isa minta agar hubby pakai jas Kak dan juga dasi. Isa yang pakai kan dasinya setiap pagi,” ucap Alisa.“Dia mau,” tanya Yanti.Alisa menganggukkan kepalanya, “mau kak,” jawabnya.“Ternyata Attar nurut,” ucap Fitri yang tersenyum.
“Apa kesannya saat di Pekanbaru adek Alisa,” tanya Indra yang duduk di depan Alisa.“Enak,” jawab Alisa.“Apanya yang enak,” tanya Yanti.“Di sini enak Isa suka,” ucap Alisa yang tersenyum.Indra, Herman, Andi, beserta istri-istri mereka tersenyum saat mendengar jawaban Alisa yang begitu sangat polos dan apa adanya.“Apa yang buat Isa suka di sini,” ucap Fitri.“Iya, soalnya di sini panas, nggak sama seperti di Jakarta,” ucap Yanti.“Di sini enak Kak, Isa punya banyak saudara banyak keluarga. Isa senang melihat saudara-saudara hubby ngumpul seperti ini. Setelah Papa dan Adik Isa tiada, Isa hanya tinggal berdua dengan Mama. Gak lama setelah itu Mama sakit dan harus berobat rutin.Sejak saat itu Isa menghabiskan waktu seharian sa
Attar masuk ke dalam kamar dengan membawa satu gelas susu coklat untuk istrinya. “Minum susu dulu sayang,” ucap Attar yang duduk di tepi tempat tidur.Alisa tersenyum memandang suaminya, "terima kasih ya by," ucap Alisa yang mengambil gelas yang saat ini ada di tangan suaminya."Iya sayang," jawab Attar."Ini beneran hubby yang buat?" tanya Alisa yang meragukan suaminya."Iya ini hubby yang buat. Isa harus minum. Hubby yakin rasanya enak, takaran air hangat dan susunya juga pas," ucap Attar yang tersenyum dan yakin dengan rasa susu coklat yang dibuatnya.Alisa hanya diam memandang Suaminya."Coba dulu sayang, hubby buatnya sudah berdasarkan panduan dari kaleng susu," ucap Attar menjelaskan kepada istrinya.Alisa tersenyum dan meminum susu yang dibuatkan oleh suaminya. Susu coklat yang masih dalam kondisi hangat itu terasa begi
"Apa masih jauh Sumatera baratnya by?" tanya Alisa.“Sudah dekat,” ucap Attar.“Jadi ini sekarang kita masih berada di Riau,” tanya Alisa.“Iya ini masih di Kabupaten Kampar. Di sini ada wisata yang begitu sangat terkenal,” ucap Attar.“Wisata apa by?" tanya Alisa yang begitu bersemangat ketika mendengar ucapan suaminya.“Di sini ada yang namanya raja Ampat Riau persis seperti di Papua.”“Yang bener by,” tanya Alisa.“Iya benar. Nama wisatanya ulu kasok,” jawab Attar.“Isa mau ke sana,” ucap Alisa penuh semangat.“Iya boleh, hanya saja di sana nanti kita pilih lokasi yang bisa dimasuki oleh mobil. Soalnya kalau di ulu kasok itu jalannya mendaki, dan tidak bisa dilewati mobil,”