“Apa kesannya saat di Pekanbaru adek Alisa,” tanya Indra yang duduk di depan Alisa.
“Enak,” jawab Alisa.
“Apanya yang enak,” tanya Yanti.
“Di sini enak Isa suka,” ucap Alisa yang tersenyum.
Indra, Herman, Andi, beserta istri-istri mereka tersenyum saat mendengar jawaban Alisa yang begitu sangat polos dan apa adanya.
“Apa yang buat Isa suka di sini,” ucap Fitri.
“Iya, soalnya di sini panas, nggak sama seperti di Jakarta,” ucap Yanti.
“Di sini enak Kak, Isa punya banyak saudara banyak keluarga. Isa senang melihat saudara-saudara hubby ngumpul seperti ini. Setelah Papa dan Adik Isa tiada, Isa hanya tinggal berdua dengan Mama. Gak lama setelah itu Mama sakit dan harus berobat rutin.
Sejak saat itu Isa menghabiskan waktu seharian sa
Attar masuk ke dalam kamar dengan membawa satu gelas susu coklat untuk istrinya. “Minum susu dulu sayang,” ucap Attar yang duduk di tepi tempat tidur.Alisa tersenyum memandang suaminya, "terima kasih ya by," ucap Alisa yang mengambil gelas yang saat ini ada di tangan suaminya."Iya sayang," jawab Attar."Ini beneran hubby yang buat?" tanya Alisa yang meragukan suaminya."Iya ini hubby yang buat. Isa harus minum. Hubby yakin rasanya enak, takaran air hangat dan susunya juga pas," ucap Attar yang tersenyum dan yakin dengan rasa susu coklat yang dibuatnya.Alisa hanya diam memandang Suaminya."Coba dulu sayang, hubby buatnya sudah berdasarkan panduan dari kaleng susu," ucap Attar menjelaskan kepada istrinya.Alisa tersenyum dan meminum susu yang dibuatkan oleh suaminya. Susu coklat yang masih dalam kondisi hangat itu terasa begi
"Apa masih jauh Sumatera baratnya by?" tanya Alisa.“Sudah dekat,” ucap Attar.“Jadi ini sekarang kita masih berada di Riau,” tanya Alisa.“Iya ini masih di Kabupaten Kampar. Di sini ada wisata yang begitu sangat terkenal,” ucap Attar.“Wisata apa by?" tanya Alisa yang begitu bersemangat ketika mendengar ucapan suaminya.“Di sini ada yang namanya raja Ampat Riau persis seperti di Papua.”“Yang bener by,” tanya Alisa.“Iya benar. Nama wisatanya ulu kasok,” jawab Attar.“Isa mau ke sana,” ucap Alisa penuh semangat.“Iya boleh, hanya saja di sana nanti kita pilih lokasi yang bisa dimasuki oleh mobil. Soalnya kalau di ulu kasok itu jalannya mendaki, dan tidak bisa dilewati mobil,”
“Ini Harau by?" tanya Alisa memandang tempat yang saat ini dikunjunginya. Pemandangan yang sangat indah dengan gunung-gunung yang tinggi. Udara terasa sejuk dan juga segar.“Iya,” jawab Attar yang tersenyum.“Isa tidak pernah bayangin ternyata Sumatra barat itu sangat indah sekali," ucap Alisa yang memandang kagum pemandangan di sana.“Di sini Isa bisa menikmati nuansa di negara Eropa kemudian Korea dan Jepang,” ucap Attar yang tersenyum.“Kenapa gitu,” tanya Alisa.Attar menunjuk jembatan yang berwarna merah. “Di sana ada Perkotaan Eropa, nanti kita akan seperti berada seperti di negara Eropa. Ayo ke sana,” ucap Attar yang memegang tangan istrinya untuk melintasi jembatan berwarna merah tersebut.“By, cantik sekali. Nanti kita foto Ya by,” ucap Alisa yang memandang te
Alisa bersembunyi di dalam selimut sambil memeluk tubuh suaminya. “Selama hamil Isa nggak pernah merasa dingin by, tapi ternyata di sini Isa merasa kedinginan,” ucap Alisa yang mengangkat wajahnya menatap suaminya.“Itu AC nggak dinyalain,” ucap Attar.“Nggak pakai AC aja udah dingin by,” ucap Alisa yang tidak ingin keluar dari dalam selimut. Alisa lebih memilih berada di dalam selimut sambil memeluk tubuh hangat suaminya.“Sayang Daddy yang di dalam juga kedinginan ya,” ucap Attar yang merasakan perut istrinya yang menempel dengan diperutnya.“Si adek juga pengen dihangatkan by,” ucap Alisa yang tersenyum. “By sekarang kalau peluk-peluk udah gak bisa rapat lagi, ada yang menghalangi,” ucap Alisa.“Iya maunya dia yang paling dekat sama Deddynya,” ucap Attar yang mengusap perut istrin
“Apa masih sanggup ke kampus,” tanya Attar memandang istrinya yang masih memakai handuk.“Masih by,” jawab Alisa yang tersenyum. Alisa duduk di bibir tempat tidur dengan menjuntaikan kakinya. "By tolong pasangin,” ucap Alisa memandang suaminya dengan mengembangkan celana yang berbentuk segitiga.Attar tersenyum dan mengambil celana yang diberikan oleh istrinya. "Dulu rasanya nggak sebesar ini ya,” ucapnya yang memandang celana tersebut.Alisa menganggukkan kepalanya dengan mengerucutkan bibirnya ke depan.Attar tersenyum memandang wajah istrinya. Pria itu duduk di lantai dan masukan kaki istrinya ke dalam celana tersebut. “Ternyata kalau perutnya sudah sebesar ini pasang celana aja udah nggak bisa ya,” ucap Attar.“Iya by semuanya sudah sulit,” ucap Alisa ketika suaminya menaikkan celananya ke atas.&n
“Nanti pulang dari kantor kita ke coffee shop Lyra ya by," pinta Alisa yang duduk di atas pangkuan suaminya. Perutnya yang sudah besar membuat posisi duduknya menyamping, dan melingkarkan tangannya di leher suaminya.“Ngapain,” tanya Attar yang tersenyum memandang sikap istrinya yang begitu sangat manja. Istrinya melingkarkan tangan di lehernya dan menenggelamkan hidungnya ke lehernya.“Isa pengen duduk nyantai di coffee shop Lira," Alisa berucap dengan mengangkat kepalanya dan memandang wajah suaminya.“Rayu dulu Sayang," Attar berbisik di telinga istrinya.Alisa tersenyum dan mencium bibir suaminya dengan sangat lembut, namun balasan yang diberikan oleh suaminya membuat ciuman itu semakin memanas.Mereka seakan sama-sama ingin melepaskan hasratnya masing-masing.“Sayang, hubby ada rapat jam 3, dan sekarang e
Attar merasakan tubuhnya yang digoyang goyang oleh istrinya. "Ada apa sayang?" pria itu bertanya dengan membuka matanya.“By, Isa nggak bisa tidur sejak tadi,” ucap Alisa kepada suaminya.Attar merubah posisi tidurnya dan memandang wajah istrinya. “Matanya di pejamkan sayang," Attar memeluk tubuh istrinya dan kembali memejamkan matanya.“By bangun, jangan tidur, temani Isa," pinta Alisa yang kembali menggoyang-goyang tubuh suaminya, Alisa narik-narik jenggot tipis di dagu suaminya.“Hubby ngantuk sayang,” ucap pria itu ketika istrinya membuka kelopak matanya dengan jarinya.“Hubby jangan tidur, Isa nggak bisa tidur,” Alisa tersenyum manja melihatkan deretan gigi putihnya."Kenapa nggak tidur?" tanya Attar.“Sejak tadi anak gerak terus, perut Isa sampai sakit,"
“Apa mau jalan pagi,” tanya Attar ketika ia selesai sholat subuh bersama dengan istrinya.Alisa menganggukkan kepalanya. “Sebenarnya Isa malas by jalan pagi,” ucap Alisa.“Kenapa,” tanya Attar.“Isa lebih suka tidur baring-baring,” ucap Alisa.“Mau melahirkan normal apa nggak,” tanya Attar yang mengusap perut besar milik istrinya.“Kata orang sebaiknya normal by. Kemarin Ibu Aminah juga bilang, kalau Isa melahirkan lebih bagus normal, terkecuali mamang saran dokter. Kak Indah, Kak Yanti, Kak Fitri, juga bilang gitu,” ucap Alisa yang memilih proses persalinan secara normal.“Kata Dokter kemarin apa?" tanya Attar.“Isa disuruh jalan pagi.”“Jadi sekarang mau jalan pagi atau enggak?" Attar bertanya dengan menarik hidung istrin