"JUMP!"
"JUMP!"
"JUMP!"
"JUMP!"
Teriakan sorak-sorai para penonton wisata adrenalin bungee jumping yang berkerumun di pinggir jembatan di atas Swan River terdengar begitu bersemangat.
Peserta wisata adrenalin hari itu membludak, pemuda-pemudi Australia Barat sungguh menyukai bungee jumping. Beberapa orang memilih untuk melompat berpasangan dan ada pula yang melompat solo. Teriakan histeria penuh keceriaan ketika mereka melompat dari atas jembatan sungguh membuat para turis yang kebetulan lewat penasaran ingin mencoba bungee jumping.
Deasy sudah siap untuk melakukan bungee jumping seperti biasanya, dia pelanggan tetap provider bungee jumping Free Skyline. Para kru dari provider wisata adrenalin itu sedang memasangkan tali pengaman dan kait-kait di sekeliling tubuh Deasy seraya bercanda dengan gadis itu.
Dia penggemar bungee jumping, tentunya dengan provider yang profesional karena bagaimanapun wisata adrenalin ini memiliki tingkat risiko yang tinggi. Sudah banyak orang yang mati konyol karena mencoba-coba melakukan bungee jumping dengan provider asal-asalan.
"Ayolah, Lee, kita lompat bersama!" ajak Deasy sambil melemparkan senyum mengejeknya karena Leeray takut melakukan bungee jumping.
Leeray merasa ragu-ragu, seumur hidup dia tidak pernah mencoba menantang maut seperti itu. Nyawanya sangat berharga untuk ribuan karyawan perusahaan Indrajaya Realty.
Gadis yang dia cintai akan melompat dengan kepala terlebih dahulu, terjun bebas hanya dengan pengaman seutas tali yang entah seberapa kekuatannya ke bawah jembatan setinggi hampir 150 meter. Ohhh Gadis Gila!
Leeray sudah melarangnya berulang kali sejak sejam yang lalu, tapi Deasy malah balas berulang kali mengajaknya untuk ikut melompat bersamanya.
Tiba-tiba ide gila muncul di kepala Deasy. Dia sangat suka menantang bosnya yang kaku seperti papan itu dan terlalu sering menindasnya di kantor. Namun, anehnya pria itu belakangan selalu mengikutinya kemana pun, membuat Deasy merasa ada yang salah dengan segala perhatian Leeray kepadanya.
"Lee, kemarilah ...," ucap Deasy melambaikan tangannya, meminta Leeray untuk mendekatinya.
Pria tampan itu pun segera berjalan mendekati Deasy yang kemudian berbisik di dekat telinganya, "Aku janji akan bercinta denganmu malam ini bila kau mau melompat bersamaku." Deasy tertawa berderai lalu mengerling pada Leeray.
Leeray sontak terkejut mendengar tawaran Deasy itu. Ia menimbang-nimbang seberapa besar risikonya bila ia melakukan bungee jumping bersama Deasy. Kesempatan bercinta dengan gadis yang ia idam-idamkan selama berbulan-bulan tentu tak akan datang dua kali.
"Baiklah! Pegang janjimu, ya," jawab Leeray pada Deasy yang sontak membuat Deasy melongo terkejut, dia hanya menggoda Leeray tadi karena pikirnya, Leeray tidak akan mungkin menjawab tantangannya. Namun, pria itu menanggapinya dengan serius.
Deasy pun meringis dengan jantung berdebar kencang, dia ingin menarik lagi kata-katanya barusan.
Leeray segera mendekati kerumunan kru provider bungee jumping itu lalu meminta pemuda dari provider wisata adrenalin itu untuk memasangkan seperangkat alat pengaman bungee jumping dengan benar. Dia sangat cerewet dengan standar keamanan dan kepastian keselamatan jiwanya.
Pemuda itu menatap Leeray dari atas ke bawah. "Tuan, Anda memakai pakaian kantor lengkap untuk melakukan bungee jumping? Apa Anda sudah gila?" ucap salah satu kru provider itu mengejek Leeray sambil tertawa. "Kita tidak sedang syuting film James Bond, lebih baik lepaskan jas Anda. Itu akan menyusahkan ketika berada di udara," sarannya.
Leeray pun melepas jas mahalnya dan menitipkannya ke kru provider itu. Dia memandang Deasy dengan senyum congkak di wajahnya. Kemudian dia mendekati Deasy untuk bersiap-siap melompat dari atas jembatan Swan River, setelah ini adalah giliran mereka berdua.
Leeray merangkul bahu Deasy lalu berbisik di samping telinga Deasy. "Tonight you're mine, Baby Girl. Don't runaway!"
Wajah Deasy sontak merona karena malu mendengar perkataan Leeray. Dia menutup matanya seraya menarik napas dalam-dalam. Mampuslah ia, pikirnya. Deasy memaki-maki dirinya sendiri dalam hati karena tidak menjaga lidahnya dengan baik.
Janji adalah janji. Sial!
Leeray menanyakan segala detail setelah dia melompat harus bagaimana. Dia tidak ingin tenggelam dan mati konyol di Swan River hanya karena ingin bercinta dengan seorang gadis. Kru provider bungee jumping itu memberitahu untuk melepas kait di pinggang dan kakinya setelah tercebur ke air.
Klien yang sudah selesai melakukan bungee jumping akan dijemput oleh speed boat yang dijalankan oleh rekan mereka di Swan River.
Jantungnya berdebar-debar menunggu gilirannya melompat bersama Deasy. Dalam hatinya, Leeray rasanya ingin kabur saja. Namun, tawaran Deasy itu sungguh menarik. Dia tipe pengusaha yang penuh perhitungan, mana mungkin dia melewatkan sesuatu yang sangat dia dambakan begitu saja. Lompat saja! batin Leeray dengan yakin.
"READY? JUMP!" teriak kru provider bungee jumping itu mendorong Deasy dan Leeray dari atas jembatan Swan River.
"AAAAAAARRRRGGGGGHHHHHHHH!"
Leeray berteriak seperti kesetanan merasakan sensasi terjun bebas dari ketinggian 150 meter dengan kepala terlebih dahulu.
Awalnya, dia serasa mau mati saja ketika merasa kehilangan kendali atas tubuhnya yang melayang ke bawah tanpa beban. Namun, lama-kelamaan dia merasa sensasi kebebasan itu tidak terlalu buruk.
Angin terasa begitu kencang menerpa tubuhnya yang seolah tanpa beban meluncur turun ke bawah mendekati permukaan air sungai.
Deasy menatap bosnya itu seraya tertawa berderai. Jelas sekali Leeray ketakutan setengah mati ketika awal melompat, pria itu berteriak seperti orang gila.
Sungguh hiburan gratis yang tidak akan Deasy lupakan melihat ekspresi ketakutan di wajah Leeray. Impas dengan tuntutan kerja lemburnya sejak hari pertama bekerja di perusahaan pria itu.
"Byurrrrr." Suara tubuh Deasy dan Leeray yang tercebur bersamaan ke dalam air Swan River yang dingin.
Keduanya segera melepaskan pengait dan tali di tubuh mereka. Kemudian naik ke speed boat yang bertugas menjemput mereka.
Deasy dan Leeray duduk bersebelahan dengan kondisi basah kuyup berbalut handuk yang disediakan oleh provider bungee jumping itu di dalam speed boat.
"Keren, Lee. Tak kusangka kau berani melakukan bungee jumping," puji Deasy sambil tertawa dengan mata berbinar-binar karena kagum pada keberanian bosnya itu. Menurut Deasy, Leeray terlalu memaksakan dirinya untuk mencoba bungee jumping.
Leeray tertawa berderai menanggapi pujian Deasy lalu berkata, "Jangan ceritakan ini pada siapa pun, Deasy. Papiku akan membunuhku bila dia tahu aku melompat dari atas jembatan setinggi 150 meter dan terjun dengan kepala terlebih dahulu ke dalam Swan River."
Deasy menatap Leeray dengan sorot mata bingung. "Demi apa kau melakukannya Lee? Kupikir kau tidak mungkin melakukannya," ucap Deasy terheran-heran sambil sedikit menggigil kedinginan dengan bibir membiru.
Leeray merengkuh tubuh Deasy ke dalam dekapan hangatnya. Dia meraih wajah Deasy dengan telapak tangannya, menatap bola mata biru yang seolah menyihirnya dengan matra cinta lalu memagut bibir Deasy berulang kali. "Demi kamu, Deasy," ucapnya dengan yakin.
Rasa hangat dan kenyal yang menyapu bibirnya membuatnya limbung. Deasy seolah tidak percaya apa yang dia dengar. Mr. Handsome CEO yang sekaku papan tergila-gila padanya. Bahkan, bertaruh nyawa hanya demi bercinta dengannya. Ini benar-benar aneh!
Mobil Lamborghini Huracan P610-4 Spyder berwarna biru yang dikendarai oleh Leeray nampak begitu mencolok di tengah jalan raya kota Perth. Para pengemudi di sekelilingnya memperhatikan ke arahnya.Deasy pun merasa tak nyaman karena atap mobil sport itu dibuka oleh Leeray, membuatnya nampak dari luar. Dia tidak biasa show off dengan penampilannya.Begitu kontras dengan Leeray yang tampak tenang karena sudah terbiasa mendapatkan perhatian serta kekaguman dari banyak orang.Matahari hampir terbenam di balik awan, menyisakan semburat merah jingga dengan latar langit biru tua.Deasy sangat suka memandangi langit senja karena itu nampak sangat artistik di matanya. Dia terdiam sepanjang jalan.Leeray mengantarnya pulang ke apartmentnya masih dengan pakaian basah sehabis menceburkan diri di Swan River bersamanya.Akhirnya mereka sampai di St. Catherine's on Park, apartmentnya. Dia sangat menyukai lokasi apartmentnya yang sanga
Setelah selesai mandi berdua di bawah shower bersama Deasy. Leeray mengeringkan tubuhnya lalu melilitkan handuk ke sekeliling pinggangnya. Dia pun berjalan ke arah ranjang milik Deasy.Bercak darah di seprai itu seolah menyadarkannya bahwa Desy masih perawan. Leeray pun merutuk dalam hatinya. Bagaimana dia bisa tidak tahu bahwa Deasy masih belum pernah terjamah oleh pria sebelumnya!? Gadis itu yang menawarkan dirinya sendiri pada Leeray tadi siang. Dia pun berdiri bertolak pinggang dengan kesal.Deasy berjalan dari arah kamar mandi masih memakai selembar handuk di tubuhnya melewati Leeray yang berdiri di tengah kamar tidurnya. Pria itu mencekal lengannya dan menariknya hingga menabrak tubuhnya yang kekar dan membuat Deasy terkesiap."Deasy, katakan padaku sejujurnya, apa kau masih perawan sebelum bercinta denganku tadi?" tanya Leeray dengan serius sambil menatap ke dalam mata biru Deasy."Yes, Sir." jawab Deasy sambil menyengir bandel.
*4 bulan sebelumnya*Suara penghuni hutan yang bersahut-sahutan terdengar ketika dia menembus rimbunnya tumbuhan yang terhampar di hadapannya. Sinar matahari keemasan menembus di antara tingginya pepohonan yang dia lewati.Dia memegang sebuah busur dengan anak panah terpasang yang siap untuk dibidik. Dengan langkah tenang seolah dia tahu dimana hewan buruannya berada dia terus melangkah.Hingga dia melihat di tepi sungai berair jernih, makhluk yang dia cari sedang berdiri minum dengan begitu anggun.Seekor rusa betina bertanduk yang cantik jelita itu menoleh menatapnya.Mereka bertatapan, jantungnya berpacu saat dia melepaskan anak panah yang berdesing menembus udara hingga menancap tepat di dada rusa betina bertanduk itu.Makhluk cantik itu roboh ke tanah. Dia segera berlari mendekati rusa betina itu dan berlutut di sebelahnya. Seketika itu juga tubuh rusa betina itu menghilang berganti debu berkilau yang terbang dit
Jamuan makan sederhana digelar di Chateu D'Allegre fine dining restaurant untuk merayakan pernikahan James dan Laura.Tamunya pun hanya keluarga inti dari kedua mempelai ditambah Philip, mantan kekasih Laura yang kini menjadi sahabat James. Dan Brandy, kekasih Michael, puteri tunggal Enrico Tanurie, sahabat papinya.Leeray memilih tempat duduk di sebelah Deasy, dia memang sengaja melakukannya karena dia ingin berkenalan dengan gadis itu.Aroma tubuh gadis itu benar-benar membuatnya penasaran, aroma dedaunan hijau di hutan yang mengingatkannya akan mimpi anehnya belakangan ini tentang rusa betina bertanduk cantik di dalam hutan.Ternyata Deasy tinggal di Perth, Australia. Dia masih menyelesaikan studi S2-nya di University of Western Australia jurusan desain. Gadis itu sangat cerdas menurut Leeray karena usianya baru 20 tahun, artinya sepanjang pendidikan dasarnya dia telah menjalani banyak akselerasi pendidikan.Leeray suka gadis y
Seminggu setelah pernikahan James dan Laura, Leeray mengirim pesan WA kepada Deasy. Dia sedang rehat siang setelah menjalani rapat dengan tim bagian pemasaran perumahan Indrajaya Realty wilayah Jakarta Barat.Belakangan ini penjualan unit perumahan perusahaan mereka sangat bagus, Leeray puas melihat laporan pemesanan unit perumahan hingga akhir tahun lalu. Dia berharap di tahun yang baru ini, perusahaan Indrajaya Realty akan mencapai hasil yang lebih baik lagi.Dengan gelisah, Leeray menunggu balasan dari gadis itu. Seharusnya di Perth saat ini sudah sore, tentunya Deasy akan memiliki banyak waktu untuk membalas pesannya.Ponselnya berbunyi!Leeray segera mengecek WA nya. Ternyata benar itu pesan balasan dari Deasy. Dia pun membaca pesan itu lalu tersenyum sendiri. Segera dia membalas pesan itu lagi.Deasy ternyata mengiriminya email berisi beberapa desain kaca patri. Leeray pun membuka Macbook-nya. Ada cukup banyak foto contoh desain yang ba
Pagi itu Leonard mengadakan meeting dengan beberapa rekanan perusahaan. Dia ingin mewujudkan obsesinya untuk merambah bisnis ke luar negeri. Pasar dalam negeri sudah tidak menantang baginya.Meeting itu dihadiri oleh Alfred Harper dan Donovan Harper, putera tunggalnya,pengusaha dari Australia yang memiliki usaha di bidang properti juga seperti Indrajaya Realty.Selain itu, Leonard mengundang Enrico Tanurie sahabat dekatnya yang bisnisnya bergerak di bidang department store, perhotelan, dan transportasi taksi."Baik, Mr. Alfred. Besok putera saya, Leeray akan berangkat ke Perth untuk memulai kerjasama bisnis kita. Dia akan menetap sementara waktu di sana untuk mengurus jalannya proyek pembangunan superblock ini," ujar Leonard dalam bahasa Inggris yang fasih kepada Tuan Alfred Harper yang tampak di layar LCD besar ruang meeting.Tuan Alfred Harper pun menjawab, "Itu ide yang baik, Tuan Leonard. Kami akan menunggu kedatangan Mr. Leeray Indrajaya untuk
Leeray membeli sebuah gedung perkantoran di CBD (Central Business District) di kota Perth, Australia. Gedung itu berlantai 8 dan ruang kerjanya terletak di lantai 8. Dia tidak pernah mau menempati lantai selain lantai tertinggi di setiap gedung kantornya dari dulu.Suatu sifat egosentrik yang mendarah daging untuk selalu berada di puncak kekuasaan, doktrin papinya sejak Leeray kecil.Sore ini, dia memimpin meeting kantor cabang klan Indrajaya di kota Perth. Mereka akan memutuskan pilihan desain untuk superblock yang akan dibangun di tengah kota Perth.Ada banyak desain bangunan yang menarik yang ditampilkan di layar LCD di ruang meeting.Sekretaris pribadinya, Andy mengoperasikan LCD dengan laptopnya menampilkan desain bangunan yang telah dikirim oleh para desainer ke surel kantor."No. No. Yes. No. Yes. No. Yes. No. No ...," ucap Leeray ketika melihat tampilan desain yang muncul bergantian di layar LCD.Andy pu
Bagian perlengkapan gedung menempatkan meja kerja Deasy di dekat meja kerja Leeray sesuai permintaan bos mereka itu.Sebenarnya Deasy tidak menyangka dia akan bekerja seruangan dengan CEO perusahaan ini. Dengan jarak yang sangat dekat pula. Sungguh tidak nyaman tentunya, seolah dia berada dalam pengawasan khusus sepanjang hari. Namun, itu keinginan bos barunya, dia tidak boleh protes.Deasy duduk di meja kerjanya lalu bertanya pada Leeray, "Apa yang harus aku kerjakan hari ini, Tuan CEO?"Pria itu tersenyum geli mendengar panggilan baru Deasy untuknya. Dia pun menjawab, "Kau harus mulai mengerjakan detail desain bagian dalam gedung. Bukankah di dalam desainmu ada 12 lantai? Kita memiliki jadwal yang ketat untuk proyek ini.""Oohh baiklah, aku akan mulai mengerjakan desain bangunan mulai lantai 1 hari ini. Apakah aku bisa meminta kertas gambar untuk menggambar sketsa desain, Pak?" balas Deasy seraya menatap Leeray."Sebentar ...," tukas Leeray
Elena tinggal setengah tahun di rumah Leeray sebelum akhirnya kembali tinggal di Jakarta. Dia memiliki keterikatan yang sangat erat pada Leon secara batin, jadi sulit baginya untuk melepas Leon jauh darinya. Namun, di sisi lain Elena juga memikirkan Leo-nya yang tidak muda lagi dan masih harus bolak-balik Jakarta-Perth naik helikopter demi bisa bersama dengannya.Dalam pikiran Leon yang memang lebih dewasa dibanding bocah seumurnya, diapun memikirkan papinya sehingga meminta Elena untuk kembali ke Jakarta. Dia berjanji akan sekolah dengan rajin dan lulus secepat mungkin.Pada tahun kedua sekolahnya di Applecross Primary School, Leon mendapat tawaran akselerasi pendidikan sebanyak 2 tingkat. Jadi dia langsung naik ke kelas 6 primary school. Ketika Leeray dipanggil oleh kepala sekolah Mr. Thomas Banks dan diberitahu mengenai kabar ini, dia sangat senang sekaligus terkejut."Leon, apa kamu siap bila harus belajar lebih banyak dan lebih cepat dibanding murid yang la
Chef yang dipekerjakan oleh Leeray di resort itu sangat ahli memasak. Menu-menu yang dipesan oleh keluarga Indrajaya memang sengaja dipilih begitu variatif dan sulit. Namun, eksekusi setiap hidangannya terasa lezat dan tampilannya begitu menggugah selera. Tamu yang makan di restoran resort bisa dipastikan tidak akan kecewa."Masakannya enak sekali, Bang. Bolehlah diadu sama masakan Bibi Rina," puji Leon sambil mengambil desert."Aku setuju denganmu, Leon," sahut Midori yang masih mengunyah makanannya.Anak-anak itu sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi orang tuanya. Tahun ini mereka berusia 7 tahun menuju ke 8 tahun."Bang, apa ada live entertainment untuk pengunjung resort nantinya?" tanya Leon penasaran karena saat mereka di resort itu memang tidak ada hiburan selain keindahan alam.Pertanyaan yang mengejutkan dari Leon, memang dia belum mempersiapkannya mengenai live entertainment itu. Namun, sepertinya perlu dirancang konsepnya dengan se
Sepanjang sore itu, Leeray dan Deasy tidak keluar dari kamar yang mereka tempati di resort pulau pribadi milik mereka. Lengan Leeray tak ingin melepaskan dekapannya di tubuh Deasy seolah tidak dapat berpisah jauh dari istrinya.Setelah meminta berulang kali untuk melepaskannya, Deasy pun malah ketiduran di pelukan suaminya dan berhenti protes. Memang tidak ada yang bisa menandingi ego Mr. CEO. Sepertinya sepanjang pernikahan mereka, Deasy hampir selalu berkompromi bila berhadapan dengan Leeray. Suaminya itu terlalu persuasif bila menginginkan sesuatu.Leeray tidak mengantuk, dia memandangi wajah Deasy sambil membelai rambut panjang Deasy, wanita yang dia cintai dengan segenap jiwanya.Perlahan mata Deasy membuka, bulu matanya bergetar seperti sayap kupu-kupu. Dia pun menatap Leeray yang berhadapan dengannya."Apa kau tidak tidur, Lee? Sejak kapan kau memandangiku?" tanya Deasy jengah.Leeray pun tersenyum dan menjawab, "Aku tidak
Sepanjang sore mereka semua bermain-main di kolam renang dan menikmati snacks and beverages yang disediakan di pool bar oleh chef yang dipekerjakan di sana. Head manager resort itu memang ingin memberikan demo untuk service resort itu sesuai permintaan Leeray.Rencananya bila segalanya sudah siap, mereka akan melakukan launching resort pulau pribadi itu. Hanya saja memang mereka belum menemukan nama yang cocok untuk pulau pribadi itu.Leeray berbicara pada Deasy, "Baby Girl, apa kamu ada ide untuk nama pulau ini? Aku masih belum menemukan nama yang cocok hingga sekarang.""Mungkin kita harus memikirkannya lagi, Lee. Rasanya begitu sulit karena ada perasaan emosional di dalamnya dan nama yang terlalu biasa akan membuat kita kecewa nanti," jawab Deasy dengan bijak.Mereka berdua berendam di dalam kolam renang yang airnya hangat tertimpa sinar matahari siang tadi. Sementara ketiga bocah itu bermain bola di air bersama Leonard dan Elena."T
Setelah bocah-bocah itu pulang dari sekolah, rombongan keluarga Indrajaya bertolak ke pulau pribadi yang masih belum diberi nama itu dengan 2 helikopter. Leon ikut bersama papi maminya, sedangkan Midori dan Poseidon ikut bersama Leeray dan Deasy di helikopter lainnya.Mereka memang berencana untuk menginap semalam di resort yang sudah jadi di pulau pribadi itu, jadi mereka membawa koper berisi pakaian ganti.Perjalanan dengan helikopter memakan waktu sekitar 3 jam lebih sedikit dari helipad samping rumah Leeray ke pulau pribadi itu. Mereka pun sempat tertidur di perjalanan karena mengantuk dan bosan. Akhirnya, mereka pun berhasil mendarat di landasan pesawat yang dibangun di sisi barat pulau itu. Leeray sengaja membuat bandara kecil agar jet pribadi atau pesawat komersil yang tidak terlalu besar dapat mendarat di pulau itu untuk tujuan menarik customer berkantong tebal.Leonard membantu Elena dan Leon turun dari helikopter. Brian, pengawal pribadinya memba
Sore itu sekitar pukul 16.00 saat matahari sudah tidak terlalu terik, Deasy dan Leeray memakai baju berkuda mereka. Mereka sudah berjanji untuk mengajari anak-anak berkuda.Leonard dan Elena juga ikut berjalan kaki ke istal untuk melihat-lihat kuda koleksi Leeray. Awalnya hanya ada 2 ekor ketika Leeray membelikan kuda itu untuk ulang tahun Deasy 6 tahun lalu saat anak-anaknya masih bayi. Tetapi, kemudian Leeray memutuskan untuk melakukan breeding kuda Thoroughbred itu. Terkadang ada kolektor kuda ras bagus yang membeli keturunan kuda miliknya dengan harga fantastis.Leeray terkadang meminta James, adik nomor tiganya yang berprofesi sebagai dokter hewan untuk mengecek kesehatan kuda-kudanya sekaligus mengajak Jacob dan Joshua, putera kembarnya mengunjungi Midori dan Poseidon, sepupu mereka."Kudanya total ada berapa ekor, Lee?" tanya Leonard sembari merangkul pinggang Elena memasuki istal yang bagus dan bersih itu."Sekarang total ada 10 ekor kuda, Pi. Aku
Setelah mengurus keperluan administrasi pindah sekolah baru untuk Leon, Leeray menunggu Midori dan Poseidon pulang sekolah. Dia sengaja cuti kerja sehari untuk menyelesaikan berbagai hal terkait sekolah Leon. Dia menemani Leon berkeliling sekolah barunya, Applecross Primary School."Bang, apa tidak masalah hari ini Abang tidak masuk kantor?" tanya Leon sambil berjalan di sebelah Leeray mengelilingi sekolah barunya yang sangat luas.Leeray menoleh ke arah Leon yang lebih pendek darinya. "Nggakpapa, sehari saja. Abang nggak ada janji di kantor kok hari ini," jawabnya sembari tersenyum tipis. Mereka berdua lebih mirip seperti ayah dan anak dibanding seperti kakak beradik.Bel tanda usai pelajaran sekolah hari itu berbunyi nyaring. Para siswa Applecross Primary School berhamburan keluar dari ruang kelas mereka masing-masing.Midori dan Poseidon keluar dari ruang kelasnya dan melihat papi mereka berjalan di koridor sekolah bersama Leon."Pap
Seusai makan malam, anak-anak kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena Midori dan Poseidon besok harus masuk sekolah. Leon pun lelah setelah melakukan perjalanan jauh Jakarta-Perth. Kamarnya ada di sudut berbeda satu kamar dengan Poseidon, dia sendiri yang memilih kamar itu. Di mansion house Leeray ada sekitar 10 kamar yang sebagian besar berukuran sedang yang cocok untuk anak-anak hingga remaja.Kamar yang dulu ditempati oleh Papi Leo dan Elena ketika mengandung Leon masih dirawat dalam kondisi kosong. Leeray memang menyediakannya kalau sewaktu-waktu papinya ingin berkunjung ke rumahnya.Sementara itu di Jakarta, papinya sedang berusaha keras mengalihkan pikiran Elena yang mengkuatirkan putera tunggalnya yang tadi pagi berangkat ke Perth. Leonard sadar betul bahwa Elena memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Leon.Tangan Leonard membelai pipi Elena sembari berkata, "El Sayang, jangan menguatirkan Leon lagi ya. Leeray sudah mengirimkan fot
Pukul 15.00 waktu Perth. Kedua anak kembar dan papi mami mereka sudah menunggu Leon di ruang tunggu gerbang kedatangan penumpang pesawat dari Indonesia.Bocah 7 tahun yang tampan itu menyeret sendiri kopernya yang tampak agak terlalu besar untuknya. Keluarga Leeray tertawa melihatnya.Dengan segera, Leeray membantu Leon membawakan kopernya. Mereka berpelukan sebentar. Sebenarnya status mereka kakak beradik hanya saja berbeda 36 tahun usia dan berbeda ibu."Penerbangannya lancar 'kan, Leon?" tanya Leeray."Lancar, Bang. Pilotnya bagus," jawab Leon."Leeoooonnn!" seru Midori seraya berlari menubruk tubuh Leon memeluknya erat.Leon pun menyeringai memeluk keponakan yang seusianya itu. Kemudian Poseidon juga memeluknya sekalipun tidak seheboh Midori."Welcome to Perth, Leon!" ucap Poseidon lalu mengacak-acak rambut Leon dengan iseng sambil menyengir bandel mirip kebiasaan maminya.Midori pun melepaskan pelukannya pada Leon. Kemudia