Perjalanan helikopter siang itu dari helipad di atap gedung superblock ke pulau pribadi berjalan lancar. Mereka butuh waktu sekitar 3 jam dari Perth untuk sampai ke pulau Wasava yang ada di Polinesia.
Pulau itu dikelilingi pantai berpasir putih yang berperairan dangkal yang airnya pun sangat jernih berwarna biru muda ketika dilihat dari atas helikopter. Menurut informasi yang dibaca Leeray di internet, pulau itu kosong tidak berpenduduk.
Mereka berdua pun turun dari helikopter. Kemudian Leeray menggandeng tangan Deasy untuk berjalan mengelilingi pulau itu dari sisi luar pantai.
"Apa kau ada ide akan membuat apa di sini, Baby Girl?" tanya Leeray sambil berjalan menggandeng tangan Deasy.
"Kurasa pulau ini indah sekalipun tidak terlalu luas ukurannya. Berhubung tidak ada penduduknya, kau harus mencari orang yang mau tinggal di sini. Seharusnya bisa ditanami sayur di sisi bagian tengah pulau ini dan mungkin pohon buah-buahan juga. Mungkin sebaikny
Kali ini Leeray membawa Deasy dan kedua anak kembar mereka ke Jakarta. Mereka naik pesawat Garuda Indonesia dari Bandara Perth untuk turun di Bandara Soekarno-Hatta. Leeray tidak mengizinkan Deasy membawa baju ganti, hanya beberapa baju ganti untuk bayi, pampers, dan perlengkapan mandi saja di dalam tas jinjing. Karena harus menitipkan baby stroller di bagasi pesawat. Mereka pun berbagi tugas menggendong bayi. Leeray menggendong Poseidon yang lebih berat dan Deasy menggendong Midori. Namun, kedua bayi itu jarang sekali rewel karena mommy mereka selalu membuat mereka kenyang dan nyaman. Penampilan kedua bayi kembar itu begitu lucu dan menggemaskan karena gembul dan seperti boneka bermata biru berambut cokelat kemerahan yang tebal. Sangat menarik perhatian orang-orang yang berpapasan dengan mereka. Banyak yang memuji kelucuan bayi kembar itu. Leeray dan Deasy hanya tersenyum-senyum menanggapi pujian orang-orang itu pada kedua bayi kembar mereka. S
Pembangunan lahan untuk Millenium City segera dimulai setelah Leeray datang ke Jakarta. Dia sibuk setiap hari di kantor mengurus kebutuhan proyek itu bersama papinya. Michael pun masih membantu beberapa hal yang terkait mega proyek itu sekalipun sekarang dia lebih aktif berkantor di Tanurie International Corporation untuk mengurusi perusahaan mertuanya klan Tanurie.Leonard sepenuhnya mengerti bahwa memang putera keduanya itu harus menyeberang ke klan Tanurie karena Enrico Tanurie sebentar lagi pun sudah memasuki masa pensiun. Jadi Michael harus mulai membiasakan diri mengurusi perusahaan multi national itu agar tidak terkejut bila harus memimpin sendirian."Lee, apa pengiriman material ke lahan proyek sudah beres untuk tahap dasar pertama?" tanya Leonard.Leeray duduk di kursi CEO ruangannya. "Sudah, Pi. Pasir, semen, besi-besi sudah dikirim pagi ini dari gudang induk di Jakarta Utara. Sebentar lagi Leeray berangkat ke sana untuk melihat langsung proses ground
Michael segera memarkir sedan AUDI S6 miliknya ke parkiran RS. Hermina Kemayoran. Ini adalah saat-saat mendebarkan baginya karena hari ini dia akan menjadi seorang ayah. Istrinya baru berusia awal 20 tahun, Brandy baru berulang tahun bulan lalu. Sungguh usia yang sangat muda untuk menjadi seorang ibu.Keringat dingin membanjiri tubuh Michael, cuaca Jakarta siang itu juga sangat terik, sungguh perpaduan yang sangat tidak mengenakkan bagi Michael yang sedang tegang.Bagian informasi pendaftaran pasien mengatakan bahwa Brandy sedang menjalani proses induksi kelahiran di ruang melahirkan. Tempat itu ada di sisi timur gedung rumah sakit lantai 2. Michael pun segera berlari ke sana. Dia melepas jasnya karena merasa sangat gerah.Akhirnya, dia pun menemukan ruangan dimana istri mungilnya sedang mengejan dengan aba-aba dari dokter obsgyn yang mengikuti proses kehamilan Brandy dari awal, Dokter Juliana.Michael mengetuk pintu ruang melahirkan itu dan d
Setelah mengobrol lama di kamar perawatan Brandy, mereka semua pun pulang dan membiarkan Brandy dan Michael beristirahat. Menjadi sepasang orang tua baru butuh stamina yang kuat karena bayi baru lahir sering bangun di tengah malam dan jam berapapun itu membutuhkan perhatian orang tuanya.Leeray pun mengajak Deasy pulang ke rumah pribadi mereka setelah beberapa hari menginap di kediaman Indrajaya, rumah masa kecil Leeray dan adik-adiknya. Di sana ada begitu banyak kenangan masa kecil dan masa ketika mereka beranjak dewasa. Namun, Leeray ingin mengukir kenangan barunya bersama Deasy di rumah barunya.Sore itu sehabis mandi, Leeray menyalakan musik dari ponselnya. Deasy mengerutkan alisnya dengan bingung, dia tidak mengerti apa yang suaminya inginkan. Sangat jarang Leeray memutar musik dari ponselnya seperti itu. Deasy duduk di tepi ranjang memperhatikan suaminya yang tampan itu berjalan sembari tersenyum mendekatinya."Ada apa ini, Hubby? Tumben ...," ujar Deasy b
*5 tahun kemudian*Elena sedang mengerjakan tugas membuat bingkisan dan menulis label nama peserta arisan sosialita yang akan diadakan di rumahnya atau tepatnya kediaman Indrajaya besok sore. Jumlah peserta arisan itu ada 50 orang, jadi dia harus mengerjakan itu sebanyak 50 bingkisan dengan label nama masing-masing tamu undangan."Mami, y a-t-il quelque chose que Léon puisse aider? (Mami, apa ada yang bisa Leon bantu?)" tanya Leon."Pas besoin, mon cher. (Tidak perlu, Sayangku.)" jawab Elena juga dalam bahasa Perancis.Putera Elena itu sangat jenius, sejak masih batita, Elena mengajarinya beberapa bahasa asing seperti Perancis, Jepang, Inggris, Jerman, Mandarin secara bergantian beberapa bulan bertukar dan perlahan setiap hari. Elena hanya mencobanya, tidak memaksa Leon harus bisa, tetapi anehnya puteranya begitu mudah mengingat bahasa-bahasa asing itu dan tidak kaku lidahnya ketika menjawab percakapan dengan maminya.Sementara Leonard
Acara women gathering di kediaman Indrajaya sore itu berlangsung meriah. Nyonya-nyonya sosialita yang datang mengenakan dandanan heboh dengan baju bermerk dari rumah desainer luar negri seperti Prada, Versace, Fendi, Channel, Elie Saab, dan lain sebagainya.Elena dengan senang hati membuka pintu rumahnya lebar-lebar untuk menyambut semua tamunya sore itu. Kebetulan Leonard akan pulang agak terlambat karena ada meeting dengan klien Perancis sore ini di kantor, dia sudah memberi kabar pada Elena siang tadi.Berbagai hidangan ringan disajikan oleh para pelayan di kediaman Indrajaya untuk para tamu terhormat itu. Bahkan, Elena membuat pastry spesial untuk acara sore itu. Dia begitu bersemangat karena mendapat kesempatan menjadi nyonya rumah acara women gathering kali ini.Leon mencari maminya di antara lautan wanita berpakaian beraneka ragam. Dia agak bingung karena rumahnya yang biasanya kosong dan sepi, tiba-tiba ramai dan penuh dengan orang-orang yang tidak
Seusai makan malam, Leonard mengantar Leon tidur di kamarnya dan membacakan sebuah cerita dongeng tentang Jack dan pohon kacang ajaib. Sementara Elena berganti pakaian rumah yang lebih santai di kamarnya.Kemudian dia pun menyusul ke kamar Leon, kedua pria yang dia sayangi sedang berbincang-bincang setelah selesai membaca dongeng."Leon Sayang, tidur yang nyenyak ya. Papi belum mandi, ini pun sudah malam. Besok disambung lagi ngobrolnya," ujar Elena sembari menyelimuti Leon lalu mengecup kening puteranya itu.Leonard pun berpamitan pada puteranya, "Besok pagi kita mengobrol lagi, Jagoan Papi. Tidurlah yang nyenyak."Setelah itu Elena menutup pintu kamar tidur Leon. Dia pun menggandeng lengan Leonard menuju ke kamar mereka. "Capek ya, Sayang?" tanyanya."Lumayan capek, tapi sudah biasa. Aku berharap Leon segera besar agar bisa menggantikanku memimpin perusahaan. Ketiga abangnya sudah sibuk dengan urusan mereka masing-masing," jawab Leonard den
Ini adalah hari pertama Leon masuk Sekolah Dasar. Papi dan Maminya mengantar Leon ke sekolahnya. Putera mereka itu sangat mandiri dan tidak takut sama sekali masuk sekolah."Leon, sekolah yang pintar ya biar bisa gantiin Papi memimpin perusahaan nanti," pesan Leonard sembari berjongkok di hadapan puteranya.Sementara Elena membelai kepala Leon dengan lembut dan berpesan, "Leon, nanti kalau ada yang bingung dengan sekolahmu, tanya ke gurumu, jangan malu.""Baik, Pi, Mi. Leon sekolah dulu ya. Sampai jumpa nanti!" jawab Leon dengan nada penuh semangat untuk menjalani hari pertama di sekolahnya.Leon berjalan masuk ke halaman sekolah barunya sementara papi maminya menatapnya dari depan pintu gerbang batas pengantar murid. Leon melihat ke belakang lalu melambaikan tangannya pada mereka sebelum menghilang ke belokan lorong menuju kelas 1 SD. Benar-benar anak yang mandiri. Padahal banyak anak-anak lain yang takut masuk sekolah hari pertama dan membuat suas
Elena tinggal setengah tahun di rumah Leeray sebelum akhirnya kembali tinggal di Jakarta. Dia memiliki keterikatan yang sangat erat pada Leon secara batin, jadi sulit baginya untuk melepas Leon jauh darinya. Namun, di sisi lain Elena juga memikirkan Leo-nya yang tidak muda lagi dan masih harus bolak-balik Jakarta-Perth naik helikopter demi bisa bersama dengannya.Dalam pikiran Leon yang memang lebih dewasa dibanding bocah seumurnya, diapun memikirkan papinya sehingga meminta Elena untuk kembali ke Jakarta. Dia berjanji akan sekolah dengan rajin dan lulus secepat mungkin.Pada tahun kedua sekolahnya di Applecross Primary School, Leon mendapat tawaran akselerasi pendidikan sebanyak 2 tingkat. Jadi dia langsung naik ke kelas 6 primary school. Ketika Leeray dipanggil oleh kepala sekolah Mr. Thomas Banks dan diberitahu mengenai kabar ini, dia sangat senang sekaligus terkejut."Leon, apa kamu siap bila harus belajar lebih banyak dan lebih cepat dibanding murid yang la
Chef yang dipekerjakan oleh Leeray di resort itu sangat ahli memasak. Menu-menu yang dipesan oleh keluarga Indrajaya memang sengaja dipilih begitu variatif dan sulit. Namun, eksekusi setiap hidangannya terasa lezat dan tampilannya begitu menggugah selera. Tamu yang makan di restoran resort bisa dipastikan tidak akan kecewa."Masakannya enak sekali, Bang. Bolehlah diadu sama masakan Bibi Rina," puji Leon sambil mengambil desert."Aku setuju denganmu, Leon," sahut Midori yang masih mengunyah makanannya.Anak-anak itu sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi orang tuanya. Tahun ini mereka berusia 7 tahun menuju ke 8 tahun."Bang, apa ada live entertainment untuk pengunjung resort nantinya?" tanya Leon penasaran karena saat mereka di resort itu memang tidak ada hiburan selain keindahan alam.Pertanyaan yang mengejutkan dari Leon, memang dia belum mempersiapkannya mengenai live entertainment itu. Namun, sepertinya perlu dirancang konsepnya dengan se
Sepanjang sore itu, Leeray dan Deasy tidak keluar dari kamar yang mereka tempati di resort pulau pribadi milik mereka. Lengan Leeray tak ingin melepaskan dekapannya di tubuh Deasy seolah tidak dapat berpisah jauh dari istrinya.Setelah meminta berulang kali untuk melepaskannya, Deasy pun malah ketiduran di pelukan suaminya dan berhenti protes. Memang tidak ada yang bisa menandingi ego Mr. CEO. Sepertinya sepanjang pernikahan mereka, Deasy hampir selalu berkompromi bila berhadapan dengan Leeray. Suaminya itu terlalu persuasif bila menginginkan sesuatu.Leeray tidak mengantuk, dia memandangi wajah Deasy sambil membelai rambut panjang Deasy, wanita yang dia cintai dengan segenap jiwanya.Perlahan mata Deasy membuka, bulu matanya bergetar seperti sayap kupu-kupu. Dia pun menatap Leeray yang berhadapan dengannya."Apa kau tidak tidur, Lee? Sejak kapan kau memandangiku?" tanya Deasy jengah.Leeray pun tersenyum dan menjawab, "Aku tidak
Sepanjang sore mereka semua bermain-main di kolam renang dan menikmati snacks and beverages yang disediakan di pool bar oleh chef yang dipekerjakan di sana. Head manager resort itu memang ingin memberikan demo untuk service resort itu sesuai permintaan Leeray.Rencananya bila segalanya sudah siap, mereka akan melakukan launching resort pulau pribadi itu. Hanya saja memang mereka belum menemukan nama yang cocok untuk pulau pribadi itu.Leeray berbicara pada Deasy, "Baby Girl, apa kamu ada ide untuk nama pulau ini? Aku masih belum menemukan nama yang cocok hingga sekarang.""Mungkin kita harus memikirkannya lagi, Lee. Rasanya begitu sulit karena ada perasaan emosional di dalamnya dan nama yang terlalu biasa akan membuat kita kecewa nanti," jawab Deasy dengan bijak.Mereka berdua berendam di dalam kolam renang yang airnya hangat tertimpa sinar matahari siang tadi. Sementara ketiga bocah itu bermain bola di air bersama Leonard dan Elena."T
Setelah bocah-bocah itu pulang dari sekolah, rombongan keluarga Indrajaya bertolak ke pulau pribadi yang masih belum diberi nama itu dengan 2 helikopter. Leon ikut bersama papi maminya, sedangkan Midori dan Poseidon ikut bersama Leeray dan Deasy di helikopter lainnya.Mereka memang berencana untuk menginap semalam di resort yang sudah jadi di pulau pribadi itu, jadi mereka membawa koper berisi pakaian ganti.Perjalanan dengan helikopter memakan waktu sekitar 3 jam lebih sedikit dari helipad samping rumah Leeray ke pulau pribadi itu. Mereka pun sempat tertidur di perjalanan karena mengantuk dan bosan. Akhirnya, mereka pun berhasil mendarat di landasan pesawat yang dibangun di sisi barat pulau itu. Leeray sengaja membuat bandara kecil agar jet pribadi atau pesawat komersil yang tidak terlalu besar dapat mendarat di pulau itu untuk tujuan menarik customer berkantong tebal.Leonard membantu Elena dan Leon turun dari helikopter. Brian, pengawal pribadinya memba
Sore itu sekitar pukul 16.00 saat matahari sudah tidak terlalu terik, Deasy dan Leeray memakai baju berkuda mereka. Mereka sudah berjanji untuk mengajari anak-anak berkuda.Leonard dan Elena juga ikut berjalan kaki ke istal untuk melihat-lihat kuda koleksi Leeray. Awalnya hanya ada 2 ekor ketika Leeray membelikan kuda itu untuk ulang tahun Deasy 6 tahun lalu saat anak-anaknya masih bayi. Tetapi, kemudian Leeray memutuskan untuk melakukan breeding kuda Thoroughbred itu. Terkadang ada kolektor kuda ras bagus yang membeli keturunan kuda miliknya dengan harga fantastis.Leeray terkadang meminta James, adik nomor tiganya yang berprofesi sebagai dokter hewan untuk mengecek kesehatan kuda-kudanya sekaligus mengajak Jacob dan Joshua, putera kembarnya mengunjungi Midori dan Poseidon, sepupu mereka."Kudanya total ada berapa ekor, Lee?" tanya Leonard sembari merangkul pinggang Elena memasuki istal yang bagus dan bersih itu."Sekarang total ada 10 ekor kuda, Pi. Aku
Setelah mengurus keperluan administrasi pindah sekolah baru untuk Leon, Leeray menunggu Midori dan Poseidon pulang sekolah. Dia sengaja cuti kerja sehari untuk menyelesaikan berbagai hal terkait sekolah Leon. Dia menemani Leon berkeliling sekolah barunya, Applecross Primary School."Bang, apa tidak masalah hari ini Abang tidak masuk kantor?" tanya Leon sambil berjalan di sebelah Leeray mengelilingi sekolah barunya yang sangat luas.Leeray menoleh ke arah Leon yang lebih pendek darinya. "Nggakpapa, sehari saja. Abang nggak ada janji di kantor kok hari ini," jawabnya sembari tersenyum tipis. Mereka berdua lebih mirip seperti ayah dan anak dibanding seperti kakak beradik.Bel tanda usai pelajaran sekolah hari itu berbunyi nyaring. Para siswa Applecross Primary School berhamburan keluar dari ruang kelas mereka masing-masing.Midori dan Poseidon keluar dari ruang kelasnya dan melihat papi mereka berjalan di koridor sekolah bersama Leon."Pap
Seusai makan malam, anak-anak kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena Midori dan Poseidon besok harus masuk sekolah. Leon pun lelah setelah melakukan perjalanan jauh Jakarta-Perth. Kamarnya ada di sudut berbeda satu kamar dengan Poseidon, dia sendiri yang memilih kamar itu. Di mansion house Leeray ada sekitar 10 kamar yang sebagian besar berukuran sedang yang cocok untuk anak-anak hingga remaja.Kamar yang dulu ditempati oleh Papi Leo dan Elena ketika mengandung Leon masih dirawat dalam kondisi kosong. Leeray memang menyediakannya kalau sewaktu-waktu papinya ingin berkunjung ke rumahnya.Sementara itu di Jakarta, papinya sedang berusaha keras mengalihkan pikiran Elena yang mengkuatirkan putera tunggalnya yang tadi pagi berangkat ke Perth. Leonard sadar betul bahwa Elena memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Leon.Tangan Leonard membelai pipi Elena sembari berkata, "El Sayang, jangan menguatirkan Leon lagi ya. Leeray sudah mengirimkan fot
Pukul 15.00 waktu Perth. Kedua anak kembar dan papi mami mereka sudah menunggu Leon di ruang tunggu gerbang kedatangan penumpang pesawat dari Indonesia.Bocah 7 tahun yang tampan itu menyeret sendiri kopernya yang tampak agak terlalu besar untuknya. Keluarga Leeray tertawa melihatnya.Dengan segera, Leeray membantu Leon membawakan kopernya. Mereka berpelukan sebentar. Sebenarnya status mereka kakak beradik hanya saja berbeda 36 tahun usia dan berbeda ibu."Penerbangannya lancar 'kan, Leon?" tanya Leeray."Lancar, Bang. Pilotnya bagus," jawab Leon."Leeoooonnn!" seru Midori seraya berlari menubruk tubuh Leon memeluknya erat.Leon pun menyeringai memeluk keponakan yang seusianya itu. Kemudian Poseidon juga memeluknya sekalipun tidak seheboh Midori."Welcome to Perth, Leon!" ucap Poseidon lalu mengacak-acak rambut Leon dengan iseng sambil menyengir bandel mirip kebiasaan maminya.Midori pun melepaskan pelukannya pada Leon. Kemudia