Siang ini, rombongan keluarga Indrajaya dari Indonesia akan beramai-ramai berwisata ke Pantai Cottesloe diantarkan oleh Mark Bennet dan Michael akan menyetir Lamborghini biru milik Leeray. Pagi tadi abangnya itu mengalah berangkat ke kantor naik Maserati Ghibli hitamnya.
Saat ini sedang hari kerja dan bukan masa liburan jadi pantai itu relatif sepi. Laura dan James menggelar tikar dari rumah Leeray. Bibi Rina juga membawakan banyak bekal piknik untuk rombongan itu.
Akhirnya, Leonard dan Bibi Rina bertemu kangen setelah hampir setahun koki kesayangan keluarganya itu dibawa ke Perth oleh Leeray. Dari dulu masakan Bibi Rina yang menjadi favorit keluarga Indrajaya.
Leonard meminta Leeray mengajak Bibi Rina pulang ke Jakarta nanti ketika Michael dan Brandy mengadakan resepsi pernikahan. Pasalnya, Leonard ingin memamerkan masakan Bibi Rina ke papa mama mertuanya. Leeray pun mengiyakan permintaan papinya itu.
Lagipula Leonard akan pulang pergi Jakarta-Perth hing
Deasy dan Leeray duduk bersisian di atas pasir di tepi pantai Cottlesloe. Leeray merangkul bahu Deasy sementara kepalanya bersandar di dada Leeray. Mereka memandangi ombak yang bergulung perlahan menuju ke arah mereka."Tumben sekali kau menyempatkan berganti baju santai, Lee?" ujar Deasy."Ya. Pasti kelihatan aneh bila aku piknik ke pantai dengan setelan jas kantor 'kan? Aku menyesuaikan diri saja, Sayang," jawab Leeray sambil membelai rambut Deasy."Itu langkah yang sangat bagus. Kau mulai berubah, tidak lagi sekaku papan. Hihihi ...," balas Deasy seraya terkikik.Leeray pun menjewer telinga Deasy yang mengolok-oloknya. "Bandel ini!" ucapnya."Sakit!" protes Deasy mencebik menatap Leeray.Dia pun berkata lagi, "Aku ingin menagih janjimu, Lee. Kau sudah membuatku kesal dengan poster D&G di superblock. Besok aku mau kamu dan adik-adikmu melakukan sesi pemotretan dengan Brook Newmann di Harper Mall. Kalian harus mempromosikan brand
Nicolas Carson dan Louisa Carson baru tiba di Perth tadi malam dari Yogyakarta. Mereka berdua memang belakangan harus bolak-balik Yogyakarta-Perth untuk memantau usaha baru mereka di mall milik Grup Harper.Sebenarnya mereka ingin meminta Deasy yang mengurusi usaha batik dan tekstil mereka di Perth. Namun, Deasy sedang hamil besar jadi mereka terpaksa mengurusinya berdua saja. Outlet itu penjualannya masih kurang bagus sejak dibuka beberapa bulan lalu.Pagi ini, sesuai rencana Deasy ketiga putera Leonard Indrajaya itu akan melakukan pemotretan di outlet keluarga Carson di Harper Mall. Sementara papi mereka pulang ke Jakarta sendirian dengan helikopter.Helikopter itu mendarat di lahan kosong di sebelah mansion house Leeray. Lahan kosong itu menyerupai padang rumput liar seperti agak mirip lapangan sepak bola luasnya. Leonard menyuruh Leeray menanyakan pada pemilik lahan itu berapa harga lahannya. Dia ingin membelikannya untuk Leeray. Lagipula dia akan menggunaka
Sehari setelah sesi pemotretan brand batik keluarga Carson, rombongan dari Indonesia itu pun kembali ke tanah air kecuali Elena yang memang harus tetap tinggal di Perth."Sampai jumpa, Kak Laura. Aku pasti akan merindukanmu. Kalau sudah pindah ke NSW kabari aku ya," ujar Deasy sembari memeluk erat kakak kandungnya itu.Laura menepuk-nepuk punggung adik satu-satunya itu. "Iya, Deasy. Pasti aku akan mengabarimu nanti. Take care ya, sudah hampir melahirkan jangan bandel, dengerin Leeray!" pesan Laura menatap Deasy dengan serius."James, kalau butuh bantuan untuk kepindahanmu nanti ke Aussie, bilang saja nanti Abang bantuin," kata Leeray seraya memeluk James sebentar."Oke, Bang. Aku punya teman di NSW, Philip, mantannya Laura dulu. Dia yang akan bantu pendaftaran kuliah S2-ku di sana, dia juga dosen dan ayahnya dekan fakultas kedokteran hewan di NSW University. Tenang aja, Bang. Jagain si Deasy aja yang udah mau brojol anaknya!" balas James sambil meny
Matahari pagi bersinar dengan cerah sekalipun saat ini sudah awal bulan Desember yang lebih cenderung hujan dibanding cerah cuacanya. Pagi ini Leonard menikmati sarapannya di rumah berdua saja bersama Michael sebelum berangkat ke kantor."Mike, nanti siang Papi mau berangkat ke Perth. Kamu urus perusahaan ya sementara Papi di sana. Kalau ada yang urgent telpon Papi," pesan Leonard pada puteranya lalu menyesap kopinya."Oke, Pi. Tenang saja, Mike bisa kok. Semua contract agreement hingga awal tahun depan sudah done 'kan, Pi?" balas Michael sambil menikmati sarapannya."Sudah Papi tanda tangani semua tinggal eksekusi proyeknya saja, butuh supervisi di lapangan. Minta laporan ke kapro* masing-masing saja, Mike, setiap sore biar kamu paham ada kendala atau lancar proyeknya," jawab Leonard memberi saran pada Michael untuk pekerjaan kantor.(*kapro= kepala proyek)Seusai sarapan, mereka pun berangkat ke kantor dengan mobil masing-masing. Michael le
Hari yang dinanti-nantikan oleh Brandy dan Michael pun akhirnya tiba. Setelah seminggu tidak diperbolehkan bertemu atau istilah Jawa-nya 'dipingit'. Mereka akan bertemu pagi ini di acara penjemputan pengantin wanita.Acara pernikahan ini digelar dengan megah seperti layaknya pernikahan keturunan konglomerat. Leonard dan Enrico menyewa wedding organizer nasional yang terkenal. Brandy adalah pewaris tunggal Grup Tanurie, kedua orang tuanya hanya menghelat satu kali saja pernikahan untuk anak tunggal mereka itu.Kru bagian dokumentasi merekam adegan persiapan Brandy dari sejak sesudah mandi dan mengenakan gaun pengantin putih yang megah dengan taburan ribuan kristal Swarovski, gaun itu modelnya mekar dari pinggang ke mata kaki, bagian atasnya off-shoulders dengan aksen bunga-bunga di seputar dada hingga pinggang. Brandy nampak seperti puteri raja yang sangat cantik ketika mengenakan gaun itu.Selanjutnya kru dokumentasi mengambil adegan ketika Brandy meminta restu
Dari Perth, Elena dapat mengikuti acara resepsi pernikahan Michael dan Brandy melalui layar laptop. Leonard meminta bagian dokumentasi acara untuk mengirim link video live streaming ke Australia tempat Elena berada. Segalanya begitu mudah dengan internet.Selama acara berlangsung Leonard dan Elena bertukar pesan WA mengomentari jalannya acara pernikahan yang sangat meriah itu. Leonard merasa sangat bersalah karena istri tercintanya itu ditinggal sendirian di Perth. Bibi Rina yang seharusnya ikut pulang ke Jakarta pun batal ikut mudik karena Elena sendirian di rumah Leeray.Akhirnya, Leonard meminta Brian memesankan helikopter untuk mengantarnya ke Perth malam itu juga. Leonard berpamitan pada besannya dan putera-puteranya sebelum berangkat.Brian menemaninya ke helipad gedung Indrajaya Realty. Dia pun akan ikut menemani Leonard ke Perth malam ini. Dia merasa bosnya itu kelewat bucin pada Elena, dia menggeleng-gelengkan kepalanya karena heran. Mungkin
Hujan turun dengan deras di Jakarta. Semalam, Leeray mengajak Deasy menginap di rumah barunya yang sebenarnya sudah lama selesai pembangunannya. Hanya saja belum sempat dia tempati karena harus tinggal di Perth sejak awal tahun itu.Mereka sedang berdiri di depan kaca patri yang berada di jendela yang menghadap ke taman. Kaca patri yang didesain oleh Deasy, sebuah istana negeri dongeng di atas awan. Desain kekanak-kanakan yang unik dan artistik."Karena desain kaca patri ini, kamu ngambek dan menghilang dari radarku. Tsskkk ... kupikir kita tak akan bertemu lagi waktu itu!" ujar Leeray dengan agak kesal ketika mengingat Deasy yang merajuk saat itu.Deasy cekikikan di pelukan Leeray lalu membalas, "Kalimatmu itu membuatku salah paham. Kupikir kau terlalu perfeksionis dan rewel, jadi daripada aku lelah dan mengalami pergolakan emosi jiwa, aku blokir saja nomormu. Hahaha."Leeray menjewer telinga Deasy. "Kau bandel! Takdirmu adalah bersamaku, mau lari
Pesta malam ini diadakan di Hotel Shangrilla, Jakarta Pusat. Bagi Leeray, pesta sosialita seperti ini adalah makanannya sehari-hari ketika berada di Jakarta dulu. Papinya selalu menyuruhnya menghadiri semua undangan yang dikirim relasi dan kenalannya ke Indrajaya Realty. Sebenarnya itu curang karena dia tahu papinya agak anti sosial sekalipun semua orang menganggap papinya sebagai pria yang sangat ramah dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.Dia beradaptasi dan mencoba menikmati setiap pesta sosialita itu daripada memilih untuk tersiksa karena kewajibannya itu.Dan di sinilah dia lagi malam ini, di sebuah pesta sosialita Grup Citra Sedayu. Entah kejadian tidak penting apa yang mereka rayakan malam ini, batin Leeray dengan sarkastis."Ayo Deasy kita naik ke ballroom," ajak Leeray seraya meletakkan tangan Deasy di lengannya lalu memencet tombol lift untuk naik."Kurasa aku grogi, Lee. Ini pesta sosialita keduaku setelah pesta Grup Harper dulu," ujar Deasy me
Elena tinggal setengah tahun di rumah Leeray sebelum akhirnya kembali tinggal di Jakarta. Dia memiliki keterikatan yang sangat erat pada Leon secara batin, jadi sulit baginya untuk melepas Leon jauh darinya. Namun, di sisi lain Elena juga memikirkan Leo-nya yang tidak muda lagi dan masih harus bolak-balik Jakarta-Perth naik helikopter demi bisa bersama dengannya.Dalam pikiran Leon yang memang lebih dewasa dibanding bocah seumurnya, diapun memikirkan papinya sehingga meminta Elena untuk kembali ke Jakarta. Dia berjanji akan sekolah dengan rajin dan lulus secepat mungkin.Pada tahun kedua sekolahnya di Applecross Primary School, Leon mendapat tawaran akselerasi pendidikan sebanyak 2 tingkat. Jadi dia langsung naik ke kelas 6 primary school. Ketika Leeray dipanggil oleh kepala sekolah Mr. Thomas Banks dan diberitahu mengenai kabar ini, dia sangat senang sekaligus terkejut."Leon, apa kamu siap bila harus belajar lebih banyak dan lebih cepat dibanding murid yang la
Chef yang dipekerjakan oleh Leeray di resort itu sangat ahli memasak. Menu-menu yang dipesan oleh keluarga Indrajaya memang sengaja dipilih begitu variatif dan sulit. Namun, eksekusi setiap hidangannya terasa lezat dan tampilannya begitu menggugah selera. Tamu yang makan di restoran resort bisa dipastikan tidak akan kecewa."Masakannya enak sekali, Bang. Bolehlah diadu sama masakan Bibi Rina," puji Leon sambil mengambil desert."Aku setuju denganmu, Leon," sahut Midori yang masih mengunyah makanannya.Anak-anak itu sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi orang tuanya. Tahun ini mereka berusia 7 tahun menuju ke 8 tahun."Bang, apa ada live entertainment untuk pengunjung resort nantinya?" tanya Leon penasaran karena saat mereka di resort itu memang tidak ada hiburan selain keindahan alam.Pertanyaan yang mengejutkan dari Leon, memang dia belum mempersiapkannya mengenai live entertainment itu. Namun, sepertinya perlu dirancang konsepnya dengan se
Sepanjang sore itu, Leeray dan Deasy tidak keluar dari kamar yang mereka tempati di resort pulau pribadi milik mereka. Lengan Leeray tak ingin melepaskan dekapannya di tubuh Deasy seolah tidak dapat berpisah jauh dari istrinya.Setelah meminta berulang kali untuk melepaskannya, Deasy pun malah ketiduran di pelukan suaminya dan berhenti protes. Memang tidak ada yang bisa menandingi ego Mr. CEO. Sepertinya sepanjang pernikahan mereka, Deasy hampir selalu berkompromi bila berhadapan dengan Leeray. Suaminya itu terlalu persuasif bila menginginkan sesuatu.Leeray tidak mengantuk, dia memandangi wajah Deasy sambil membelai rambut panjang Deasy, wanita yang dia cintai dengan segenap jiwanya.Perlahan mata Deasy membuka, bulu matanya bergetar seperti sayap kupu-kupu. Dia pun menatap Leeray yang berhadapan dengannya."Apa kau tidak tidur, Lee? Sejak kapan kau memandangiku?" tanya Deasy jengah.Leeray pun tersenyum dan menjawab, "Aku tidak
Sepanjang sore mereka semua bermain-main di kolam renang dan menikmati snacks and beverages yang disediakan di pool bar oleh chef yang dipekerjakan di sana. Head manager resort itu memang ingin memberikan demo untuk service resort itu sesuai permintaan Leeray.Rencananya bila segalanya sudah siap, mereka akan melakukan launching resort pulau pribadi itu. Hanya saja memang mereka belum menemukan nama yang cocok untuk pulau pribadi itu.Leeray berbicara pada Deasy, "Baby Girl, apa kamu ada ide untuk nama pulau ini? Aku masih belum menemukan nama yang cocok hingga sekarang.""Mungkin kita harus memikirkannya lagi, Lee. Rasanya begitu sulit karena ada perasaan emosional di dalamnya dan nama yang terlalu biasa akan membuat kita kecewa nanti," jawab Deasy dengan bijak.Mereka berdua berendam di dalam kolam renang yang airnya hangat tertimpa sinar matahari siang tadi. Sementara ketiga bocah itu bermain bola di air bersama Leonard dan Elena."T
Setelah bocah-bocah itu pulang dari sekolah, rombongan keluarga Indrajaya bertolak ke pulau pribadi yang masih belum diberi nama itu dengan 2 helikopter. Leon ikut bersama papi maminya, sedangkan Midori dan Poseidon ikut bersama Leeray dan Deasy di helikopter lainnya.Mereka memang berencana untuk menginap semalam di resort yang sudah jadi di pulau pribadi itu, jadi mereka membawa koper berisi pakaian ganti.Perjalanan dengan helikopter memakan waktu sekitar 3 jam lebih sedikit dari helipad samping rumah Leeray ke pulau pribadi itu. Mereka pun sempat tertidur di perjalanan karena mengantuk dan bosan. Akhirnya, mereka pun berhasil mendarat di landasan pesawat yang dibangun di sisi barat pulau itu. Leeray sengaja membuat bandara kecil agar jet pribadi atau pesawat komersil yang tidak terlalu besar dapat mendarat di pulau itu untuk tujuan menarik customer berkantong tebal.Leonard membantu Elena dan Leon turun dari helikopter. Brian, pengawal pribadinya memba
Sore itu sekitar pukul 16.00 saat matahari sudah tidak terlalu terik, Deasy dan Leeray memakai baju berkuda mereka. Mereka sudah berjanji untuk mengajari anak-anak berkuda.Leonard dan Elena juga ikut berjalan kaki ke istal untuk melihat-lihat kuda koleksi Leeray. Awalnya hanya ada 2 ekor ketika Leeray membelikan kuda itu untuk ulang tahun Deasy 6 tahun lalu saat anak-anaknya masih bayi. Tetapi, kemudian Leeray memutuskan untuk melakukan breeding kuda Thoroughbred itu. Terkadang ada kolektor kuda ras bagus yang membeli keturunan kuda miliknya dengan harga fantastis.Leeray terkadang meminta James, adik nomor tiganya yang berprofesi sebagai dokter hewan untuk mengecek kesehatan kuda-kudanya sekaligus mengajak Jacob dan Joshua, putera kembarnya mengunjungi Midori dan Poseidon, sepupu mereka."Kudanya total ada berapa ekor, Lee?" tanya Leonard sembari merangkul pinggang Elena memasuki istal yang bagus dan bersih itu."Sekarang total ada 10 ekor kuda, Pi. Aku
Setelah mengurus keperluan administrasi pindah sekolah baru untuk Leon, Leeray menunggu Midori dan Poseidon pulang sekolah. Dia sengaja cuti kerja sehari untuk menyelesaikan berbagai hal terkait sekolah Leon. Dia menemani Leon berkeliling sekolah barunya, Applecross Primary School."Bang, apa tidak masalah hari ini Abang tidak masuk kantor?" tanya Leon sambil berjalan di sebelah Leeray mengelilingi sekolah barunya yang sangat luas.Leeray menoleh ke arah Leon yang lebih pendek darinya. "Nggakpapa, sehari saja. Abang nggak ada janji di kantor kok hari ini," jawabnya sembari tersenyum tipis. Mereka berdua lebih mirip seperti ayah dan anak dibanding seperti kakak beradik.Bel tanda usai pelajaran sekolah hari itu berbunyi nyaring. Para siswa Applecross Primary School berhamburan keluar dari ruang kelas mereka masing-masing.Midori dan Poseidon keluar dari ruang kelasnya dan melihat papi mereka berjalan di koridor sekolah bersama Leon."Pap
Seusai makan malam, anak-anak kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena Midori dan Poseidon besok harus masuk sekolah. Leon pun lelah setelah melakukan perjalanan jauh Jakarta-Perth. Kamarnya ada di sudut berbeda satu kamar dengan Poseidon, dia sendiri yang memilih kamar itu. Di mansion house Leeray ada sekitar 10 kamar yang sebagian besar berukuran sedang yang cocok untuk anak-anak hingga remaja.Kamar yang dulu ditempati oleh Papi Leo dan Elena ketika mengandung Leon masih dirawat dalam kondisi kosong. Leeray memang menyediakannya kalau sewaktu-waktu papinya ingin berkunjung ke rumahnya.Sementara itu di Jakarta, papinya sedang berusaha keras mengalihkan pikiran Elena yang mengkuatirkan putera tunggalnya yang tadi pagi berangkat ke Perth. Leonard sadar betul bahwa Elena memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Leon.Tangan Leonard membelai pipi Elena sembari berkata, "El Sayang, jangan menguatirkan Leon lagi ya. Leeray sudah mengirimkan fot
Pukul 15.00 waktu Perth. Kedua anak kembar dan papi mami mereka sudah menunggu Leon di ruang tunggu gerbang kedatangan penumpang pesawat dari Indonesia.Bocah 7 tahun yang tampan itu menyeret sendiri kopernya yang tampak agak terlalu besar untuknya. Keluarga Leeray tertawa melihatnya.Dengan segera, Leeray membantu Leon membawakan kopernya. Mereka berpelukan sebentar. Sebenarnya status mereka kakak beradik hanya saja berbeda 36 tahun usia dan berbeda ibu."Penerbangannya lancar 'kan, Leon?" tanya Leeray."Lancar, Bang. Pilotnya bagus," jawab Leon."Leeoooonnn!" seru Midori seraya berlari menubruk tubuh Leon memeluknya erat.Leon pun menyeringai memeluk keponakan yang seusianya itu. Kemudian Poseidon juga memeluknya sekalipun tidak seheboh Midori."Welcome to Perth, Leon!" ucap Poseidon lalu mengacak-acak rambut Leon dengan iseng sambil menyengir bandel mirip kebiasaan maminya.Midori pun melepaskan pelukannya pada Leon. Kemudia