Home / Romansa / Terjerat Cinta CEO Dingin / Bab 196: Tragedi Mengerikan

Share

Bab 196: Tragedi Mengerikan

last update Last Updated: 2024-11-21 23:10:51

Mark menaikkan kedua alisnya, tatapannya bergulir tajam mendengar ucapan Kevin sebelum pria itu melangkah masuk ke dalam mobil tahanan.

Sebuah tawa samar terselip di sudut bibirnya, namun bukan tawa bahagia—melainkan tawa getir yang menyadari absurditas dari pria di hadapannya.

“Kenapa mereka selalu mengatakan hal yang serupa?” gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri. “Apa mereka masih berencana bekerja sama bahkan di dalam penjara?”

Ia menggelengkan kepala, senyuman kecil penuh ironi tersungging di wajahnya. Pikiran itu begitu menggelikan sekaligus mengesalkan.

Bahkan jeruji besi yang seharusnya menjadi batas akhir tidak cukup untuk membendung ambisi dan obsesi mereka.

Bagi Mark, perbuatan Kevin dan Alex sering kali melampaui batas logika. Bahkan ketika dunia mereka telah hancur, keduanya tetap menari di atas bara api yang mereka nyalakan sendiri, bukannya berubah, mereka justru semakin tenggelam dalam kekacauan.

Namun, pikiran itu segera tersingkir ketika Mark meraih ponselnya.
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
ehhh..eh....apa ini knp itu Mark bisa celaka rem blong kelakuan sapa itu
goodnovel comment avatar
Ika Dewi Fatma J
semoga mark baik² saja,astagaaaa bener² yaaa ini masih bisa ngejalanin rencana jahat padahal udah pada dipenjara jangan ucapkan perpisahan mark clara apa udah feeling ya makanya nangis terus
goodnovel comment avatar
yesi rahmawati
Clara menangis terus karena ada feeling sama papanya ... Jangan sampai Mark kenapa2
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 197: Golongan Darah yang Sama

    Dania berlari menyusuri lorong-lorong rumah sakit dengan nafas tersengal, air mata membasahi wajahnya tanpa henti. Setiap langkahnya terasa berat, seolah hatinya sudah lebih dulu hancur mendengar kabar buruk itu.Pikirannya dipenuhi oleh bayangan Mark, pria yang baru saja ia ajak berbicara beberapa jam lalu, kini terbaring tak berdaya di ruang darurat.Vicky menyusulnya dari belakang, wajahnya tidak kalah cemas. Ia datang segera ke rumah Dania begitu mendengar kabar dari sang istri bos.Kini, ia berada di sisinya, menawarkan kekuatan di tengah badai emosi yang mengoyak Dania.Sesampainya di meja perawat, Dania menghentikan langkahnya. Bibirnya bergetar hebat ketika ia mencoba bertanya, “Bagaimana kondisi suami saya, Suster?”Perawat di depannya menatap Dania dengan penuh simpati, namun suaranya tetap tenang dan profesional. “Pasien masih dalam pemeriksaan, Nyonya. Mohon tunggu dan banyak berdoa. Karena kondisi pasien sangat parah.”Ucapan itu menghantam hati Dania seperti pukulan yang

    Last Updated : 2024-11-22
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 198: Lakukan Tes DNA

    “Pasien telah melewati masa kritisnya. Hanya saja, kondisinya masih lemah sehingga tidak bisa dipastikan akan siuman dalam waktu dekat,” kata dokter Jonny, suaranya tenang namun tetap memancarkan kesan profesional yang penuh kehati-hatian.Kata-kata itu seperti desah angin yang membawa harapan. Amy, yang telah dengan rela memberikan darahnya, kini duduk di sudut ruangan, tubuhnya lelah namun wajahnya memancarkan kepuasan karena bisa menyelamatkan nyawa Mark.“Syukurlah. Setidaknya Mark telah melewati masa kritisnya. Aku benar-benar lega,” ucap Dania dengan suara yang nyaris tenggelam dalam keheningan. Matanya berkaca-kaca, menatap ke arah dokter dengan syukur yang tak terucapkan.“Terima kasih, Dokter.” Sean mengulas senyum kecil, meski bayang-bayang kecemasan masih melekat di wajahnya seperti awan mendung yang tak kunjung hilang.Saat dokter Jonny berlalu, Dania dan yang lainnya memasuki ruang rawat Mark. Di dalam, suasana terasa hening, hanya terdengar dengung perlahan dari alat-ala

    Last Updated : 2024-11-22
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 199: Menunggu Hasil

    Waktu telah merangkak ke angka delapan malam, menggantungkan gelap yang melukis langit dengan pekatnya. Amy baru saja menidurkan Clara, bayi mungil itu akhirnya terlelap setelah tangis histeris yang mengguncang rumah selama setengah jam penuh.Tangisannya yang melengking kini tergantikan oleh helaan napas kecil yang ritmis, serupa bisikan lembut angin malam yang meredakan jiwa.Dengan penuh kasih, Amy mengusap sisi wajah Clara yang lembut seperti sutra. Senyum tipis terukir di bibirnya, seolah semua kerumitan dunia menguap hanya dengan melihat kedamaian sang bayi. Di sampingnya, Stevan berdiri, matanya berbinar memandangi adiknya.“Ibu, lihatlah,” ucap Stevan dengan semangat polosnya, telunjuk mungilnya menunjuk wajah Clara. “Matanya sangat mirip dengan Ayahnya.”Amy menoleh ke arah Stevan, sorot matanya melembut. Ia mengangguk pelan, merasakan kilasan memori yang membuat dadanya hangat.“Ya, kau benar, Sayang. Meski usianya baru satu minggu, tapi wajahnya sudah terlihat identik denga

    Last Updated : 2024-11-23
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 200: Aku Mohon, Bangunlah :(

    Dalam ruang rawat yang dipenuhi aroma antiseptik dan bunyi pelan dari mesin-mesin medis, ketegangan menggantung tebal, memenuhi udara yang dihirup setiap orang di sana.Mark masih terbaring tak berdaya di atas ranjang putih, tubuhnya nyaris tertelan oleh alat-alat yang menopang kehidupannya. Wajahnya pucat, sebagian tertutup perban, seolah menyembunyikan luka-luka yang lebih dalam daripada sekadar goresan fisik.Vicky berdiri dengan tegap di ujung ruangan, wajahnya serius, seperti seseorang yang membawa kabar berat yang tak bisa dihindari.“Menurut hasil pemeriksaan,” ia memulai dengan suara datar, tetapi tegas, “rem mobil Tuan Mark memang sengaja disabotase. Dua orang komplotan telah berhasil diringkus oleh polisi.”Kata-kata itu meledak dalam keheningan, membuat semua kepala menoleh padanya. Sorot mata Dania berubah tajam, seperti bara api yang tersulut oleh angin amarah. Ia bangkit dari kursinya, tubuhnya gemetar halus karena emosi yang ditahan.“Dua orang itu … pasti anak buah Kev

    Last Updated : 2024-11-23
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 201: Siuman

    “Di mana ini?” Mark bergumam pelan, langkahnya terhenti di tengah hamparan hijau yang membentang luas.Pepohonan pinus menjulang tinggi seperti penjaga setia, sementara kabut tipis mengambang di udara, menciptakan suasana magis yang asing namun menenangkan.Kicauan burung terdengar riang, namun kesunyian yang meresap ke dalam tempat itu terasa begitu ganjil.Mark berputar, pandangannya menyapu setiap sudut, mencari sesuatu—atau seseorang. “Kenapa tidak ada satu pun manusia di sini?” gumamnya lagi, suaranya nyaris tenggelam oleh desau angin yang lembut.Lalu, sebuah suara memanggilnya, begitu lembut namun memenuhi udara seperti melodi yang lama dirindukan. “Mark?”Mark menoleh cepat, matanya melebar saat menemukan sosok itu. Seorang wanita paruh baya berdiri tak jauh darinya, mengenakan gaun panjang berwarna putih polos yang melambai-lambai diterpa angin.Wajahnya dipenuhi kehangatan, senyum tipis yang menyembul begitu mirip dengan milik Dania, namun lebih matang, lebih lembut. “Ibu?”

    Last Updated : 2024-11-24
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 202: Hasil Tes DNA

    “Hasil DNA-nya sudah keluar,” ujar dokter Louis, suaranya terdengar bagaikan lonceng gereja yang menggema di aula hening, memecah ketegangan di antara Amy dan Sean yang duduk berhadap-hadapan dengannya.Ia menyerahkan secarik kertas hasil tes itu—selembar kertas yang seakan menjadi kunci jawaban bagi pertanyaan yang selama ini menggores relung hati Amy.Tangan Amy, gemetar seperti dedaunan digoyang angin kencang, meraih kertas tersebut dengan ragu.Perlahan, ia membuka lipatannya, seakan waktu sendiri enggan bergerak maju. Napasnya tercekat, dadanya berdegup kencang bak genderang perang, namun rasa tak sabar mengalir di balik gemuruh itu. Ketika matanya menyapu tulisan yang tertera, dunia seakan berhenti berputar.Amy menutup mulutnya dengan tangan yang masih gemetar, matanya membola, membingkai keterkejutan yang begitu nyata. Kata-kata dokter Louis berikutnya seolah menjadi simfoni yang mengisi kekosongan:“Menurut hasil lab yang telah kami periksa, DNA Nyonya Amy dan Tuan Mark serat

    Last Updated : 2024-11-24
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 203: Kabar yang Begitu Mengejutkan

    “Kalian bicaralah bertiga,” ucap Dania, suaranya lembut namun penuh ketegasan, seperti angin yang berbisik di antara pepohonan, memaksa semua yang mendengarnya untuk mendengarkan.Ia berdiri perlahan, menatap sang suami dengan penuh kasih yang tak terucapkan, seolah menyalurkan kekuatan dalam diam.“Aku keluar sebentar. Kalian harus bicara,” lanjutnya, sebelum membungkukkan tubuhnya untuk mencium kening Mark dengan lembut.Sentuhan bibirnya terasa seperti mantra pelindung, meninggalkan kehangatan yang meresap hingga ke dalam hati Mark, seolah ingin berkata bahwa apa pun yang akan terjadi, ia akan selalu ada untuknya.Amy dan Sean tetap berdiri di tempat mereka, seperti patung-patung hidup yang terperangkap di antara waktu dan keraguan.Sementara itu, Mark hanya bisa menatap mereka dengan ekspresi penuh tanda tanya, kebingungan yang membayangi wajahnya seperti kabut yang menutupi cahaya pagi.“Ada apa?” tanyanya pelan, suaranya nyaris berbisik, namun cukup untuk memecah keheningan yang

    Last Updated : 2024-11-25
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 204: Akan selalu Menyayangi Mark

    “Hasilnya sudah keluar, dan Mark juga sudah tahu.” Suara Sean terdengar berat namun tegas saat ia menyerahkan amplop berisi hasil tes DNA kepada Sarah, yang baru saja tiba di rumah sakit untuk menjenguk Mark.Di bawah cahaya neon yang dingin, amplop itu tampak seperti beban tak kasatmata, sarat dengan kenyataan yang telah lama terkubur dalam rahasia.Tangan Sarah gemetar saat meraih selembar kertas di dalamnya. Jemarinya terasa seperti tersentuh api dingin, menggenggam bukti yang akan mengubah segala hal.Napasnya tersendat ketika matanya membaca deretan angka yang tidak terbantahkan.“Jadi benar,” bisiknya, suaranya serak dan hampir tenggelam dalam keheningan ruangan, “Mark adalah anak kalian?”Tatapannya yang buram oleh air mata mengarah kepada Sean, mencari konfirmasi terakhir. Pria itu mengangguk perlahan, sorot matanya penuh penyesalan dan kelegaan yang bercampur menjadi satu.“Ya,” jawabnya lirih, seolah tiap kata memiliki bobot berton-ton. “Mark adalah anak kandungku dengan Amy

    Last Updated : 2024-11-26

Latest chapter

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Randy yang Menantang Maut

    "Siapa yang mengizinkanmu memasuki ruanganku, Mark?" pekik Randy, suaranya melengking, dipenuhi keterkejutan yang tak mampu ia sembunyikan.Matanya membulat, seperti seekor tikus yang baru saja menemukan dirinya terperangkap dalam sarang ular."Kenapa?" Mark menjawab dengan nada sedingin es yang menetes perlahan-lahan, menusuk hingga ke tulang."Bukankah kau selalu menantangku di media? Kenapa setelah aku datang, kau malah terkejut seperti itu?" Matanya menatap Randy tajam, bagaikan elang yang mengintai mangsanya dari ketinggian, siap untuk menerkam tanpa ampun.Tatapan itu membuat Randy tersentak. Nyali yang sebelumnya membara di layar media kini menciut, redup seperti lilin di tengah badai.Kata-kata penuh keberanian yang biasa ia lontarkan berubah menjadi gumaman yang kehilangan arah."Bukan kau yang aku singgung, tapi Stevan!" ujar Randy, suaranya masih mencoba terdengar tegas, meski jelas ada getaran kecil yang mencemari nada itu."Baik aku maupun Stevan, sama saja," ujar Mark, s

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Mulai Mengganggu

    "Argh! Sial!" seru Emma, suaranya melengking di tengah gemuruh musik yang menghentak.Cahaya neon ungu dan merah berkedip-kedip, membelah bayangan tubuhnya yang bergetar oleh frustrasi. Wajahnya yang memerah oleh amarah terlihat kontras dengan lipstik merah tua yang menghiasi bibirnya.Ia mencengkeram gelas koktail di tangannya hingga jari-jarinya memutih, seolah ingin menyalurkan kemarahan ke dalam benda mati itu.Sudah hampir dua bulan di New York, namun sosok Stevan yang diinginkannya masih saja tak tersentuh, bagai bayang-bayang yang terus menghindar dari cahaya."Sudahlah, Emma," ujar Rose lembut namun tajam, sambil menyandarkan tubuh rampingnya ke sofa empuk."Stevan tidak akan mau padamu. Jika dia menyukaimu, dia pasti sudah menyatakan cinta sejak kalian kuliah. Tapi itu tidak pernah terjadi, bukan?" Rose mengangkat alis, bibirnya melengkung membentuk senyuman kecil yang terasa seperti belati.Emma mendengus kasar, matanya menyipit dengan amarah yang membara. "Itu karena dia su

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Tidak Seharusnya Meragukannya

    Stevan mengerutkan keningnya, sorot matanya tertuju pada Clara yang sedari tadi hanya memutar-mutar spaghettinya tanpa minat.Piring di depannya terlihat seperti kanvas yang hanya dilukis separuh hati, gerakan garpu yang berulang menciptakan pola tanpa arah, mencerminkan pikiran yang penuh gejolak.Mereka kini duduk di sebuah restoran kecil nan hangat, dindingnya dihiasi lukisan klasik yang seolah ingin membawa pengunjung ke era lampau.Di luar, matahari siang mengintip malu-malu dari balik awan kelabu, sinarnya yang redup memantul lembut di permukaan meja kayu tempat mereka duduk.“Honey?” panggil Stevan, suaranya penuh perhatian, seperti alunan nada piano yang lembut di tengah hening.“Are you okay?” tanyanya dengan nada sedikit cemas, matanya menatap Clara dengan intensitas yang sulit diabaikan.Clara mendongakkan kepala, memandang Stevan dengan mata yang tampak berkilau namun terselubung bayangan kegelisahan. “Ya. I’m okay,” ucapnya lirih, bibirnya yang pucat membentuk senyum tipi

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Percakapan Random Keluarga Evander

    "Clara? Apa kau tidak merasakan sesuatu?"Suara Mark memecah keheningan dengan nada yang tenang namun penuh teka-teki, seperti bisikan angin malam yang membawa rahasia gelap dari kejauhan.Tatapan matanya mengunci Clara, seolah mencari jawaban yang tak pernah terucap."Apa maksudmu, Dad? Aku tidak mengerti sedikit pun," jawab Clara dengan alis yang berkerut.Ia melanjutkan kunyahannya pada cokelat batang yang mulai meleleh di sudut bibirnya, sementara matanya terpaku pada lembaran buku yang baru saja dibelinya.Mark menghela napas panjang, mengangkat kepalanya perlahan seolah mencari kata-kata yang tepat di langit-langit ruang tamu yang redup. “Sudah berapa lama kau dan Stevan menjalin hubungan?”Pertanyaan itu melayang di udara seperti percikan api kecil di tengah kabut, membakar rasa penasaran dalam dada Clara.Clara melirik ke arah ayahnya dengan pandangan setengah penasaran, setengah jengkel. Jarinya mengetuk meja, menghitung pelan.“Sepertinya sudah mau lima bulan. Kenapa, Dad? A

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 251: Makan Malam Keluarga Besar

    Mark mengundang Stevan, Sean, Amy, dan juga Lisa untuk makan malam di rumahnya. Clara sendiri tidak tahu jika Mark mengadakan makan malam ini, sehingga suasana di meja makan terasa lebih intim, namun ada juga ketegangan yang menggantung di udara.“Terima kasih atas kehadirannya di acara makan malam ini,” ucap Mark dengan suara berat, matanya menyapu ke seluruh wajah yang hadir, memberikan kesan bahwa setiap kata yang keluar dari bibirnya tidak bisa dianggap remeh.Clara menoleh ke arah Samuel, merasakan kegelisahan yang mulai tumbuh di dada. Pria itu hanya mengendikan bahunya, tanda bahwa dia pun tak tahu jika Mark mengundang orang tuanya dan ibu Stevan ke rumah mereka malam ini.“Terima kasih juga sudah mengundangku pada acara ini, Mark,” ucap Lisa dengan nada lembutnya, namun ada nada yang agak dipaksakan dalam suaranya, seperti yang sering terlihat pada orang yang berusaha menyembunyikan perasaan tidak nyaman.Mark tersenyum tip

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 250: Tindakan yang Membuat Mabuk Kepayang

    “Apa yang kau bawa dari London? Aku sudah tidak sabar melihatnya.” Clara, yang sebelumnya bersumpah tidak akan memaafkan Stevan, justru merasa seolah tak bisa menjauh dari pria itu.Pertahanannya luluh, begitu cepat dan begitu tiba-tiba, saat tatapan Stevan menyentuhnya dengan kekuatan yang tak terungkapkan.Ada sesuatu dalam mata pria itu yang begitu memikat, seakan ia menarik Clara ke dalam pusaran perasaan yang sulit ditolak.Stevan menatap wajah Clara dengan intensitas yang dalam, seakan ingin membaca setiap jejak emosi yang bersembunyi di dalamnya.Dengan gerakan yang begitu lembut namun penuh tekad, ia menarik wajah Clara mendekat.Bibir mereka bertemu dalam ciuman yang begitu mendalam, tak terduga, dan penuh gairah. Ciuman itu bukan sekadar pertanda rindu, melainkan sebuah ledakan emosi yang membakar seluruh penahanan mereka.Clara terkejut, hatinya berdebar dengan cepat dan hampir tak teratur. Ciuman itu datang tanpa aba-

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 249: Permintaan Maaf Stevan

    Dua minggu kemudian...Perpisahan Lisa dan Randy akhirnya resmi selesai, menyisakan babak baru yang dimulai dengan rasa lega bercampur keraguan.Di bawah langit kelabu New York yang seolah mengerti beratnya perjalanan ini, Lisa mengikuti langkah Stevan memasuki rumah sederhana yang telah disiapkan untuknya.“Ini rumahmu selama di sini,” ucap Stevan singkat, suaranya datar, tetapi ada sekilas kelembutan yang sulit disembunyikan.Lisa melangkah perlahan, matanya mengamati setiap sudut rumah dengan sorot yang sarat makna.Dinding putih bersih, perabotan minimalis, dan suasana hangat rumah itu memberi rasa nyaman yang sudah lama ia rindukan. Sebuah senyum kecil menghiasi wajahnya, seolah menghapus jejak beban dari masa lalunya.“Terima kasih, Nak. Aku tidak akan merepotkanmu selama di sini,” ucapnya lembut, namun suaranya mengandung getar haru.Stevan hanya mengangguk tipis, wajahnya sulit dibaca. Hatinya terbelah&

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 248: Ancaman Mengerikan Randy

    Ketika pintu apartemen terbuka dengan suara berderit yang berat, Randy berdiri di ambang pintu, tatapan matanya seperti kilatan petir yang menyambar langit malam.Udara di dalam ruangan mendadak terasa dingin, menciptakan suasana tegang yang mengancam meledak kapan saja.“Kau,” desis Randy dengan suara serak yang dipenuhi kemarahan, langkahnya mendekati Stevan dengan berat seperti membawa dendam yang membara. “Kau yang telah menghasut ibumu untuk bercerai denganku, huh?”Stevan berdiri tegak di sisi ruangan, wajahnya tenang namun matanya menyala dengan amarah terpendam.“Memangnya kau masih mengharapkan ibuku?” tanyanya, suaranya tegas seperti pisau yang menusuk ke dalam.“Selama ini kau hanya memanfaatkan ibuku agar mau membujukku untuk membangun perusahaanmu, Tuan Randy yang terhormat.”Randy menggeram, tangannya mengepal hingga buku-bukunya memutih. “Kurang ajar!” ia men

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 247: Masih Berbaik Hati

    “Maaf, aku tidak memberitahumu karena urusanku sangat mendadak,” suara Stevan terdengar di seberang sana, tenang namun mengandung jejak kelelahan yang sulit disembunyikan.Clara menghela napas panjang, dadanya terasa sesak oleh kekhawatiran dan amarah yang bercampur menjadi satu. “Sekarang jelaskan, apa yang kau lakukan di sana sampai pergi mendadak seperti ini?” tanyanya, suaranya bergetar, antara menahan rasa kecewa dan desakan ingin tahu.“Ibuku memaksaku untuk datang,” jawab Stevan akhirnya, suaranya terdengar berat, seperti seseorang yang menanggung beban yang terlalu besar. “Suaminya mengancam akan membunuh ibuku jika aku tidak pergi, Clara. Meskipun dia sudah menyakitiku, dia tetap ibuku.”Kata-kata itu menggantung di udara, menusuk relung hati Clara. Ia menelan salivanya dengan pelan, mencoba meredakan gemuruh emosinya. “Memangnya ayah tirimu sejahat itu, Uncle?” tanyanya, nada suaranya penuh dengan campuran simpati dan ketakutan.“Entahlah,” Stevan menjawab, suaranya nyaris s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status