Home / Romansa / Terjerat Cinta CEO Dingin / Bab 195: Jangan Senang Dulu!

Share

Bab 195: Jangan Senang Dulu!

last update Last Updated: 2024-11-21 22:55:50

Sidang Kevin telah berakhir dengan ketukan palu hakim yang menggema di ruang pengadilan, seakan menjadi pertanda runtuhnya tembok kokoh yang selama ini melindungi kesalahan-kesalahan Kevin.

Dakwaan yang dilayangkan begitu tajam, seperti bilah pedang yang menembus jantung kebenaran, hingga membuat Kevin hanya mampu menunduk dalam keheningan—bukan karena kalah, tetapi karena pasrah pada takdir yang tak lagi dapat dielakkan.

Hakim, dengan wibawa yang memancar dari setiap katanya, memutuskan Kevin harus mendekam di penjara selama dua puluh tahun.

Vonis itu bak angin segar yang membawa kelegaan bagi Mark dan mereka yang telah berjuang dalam diam, menanggung luka demi tegaknya keadilan.

“Paman Sean, Paman Bernard. Terima kasih,” ucap Mark dengan suara penuh ketulusan, matanya menatap kedua pria yang ia percayai dengan sepenuh hati. “Bantuan kalian dalam proses ini sungguh berarti bagi Ayah dan juga kasus Kevin.”

Bernard, dengan sikap yang penuh kebapakan, menepuk pundak Mark dengan lembut n
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
wahhh Kevin mau lakuin apa itu ke Mark
goodnovel comment avatar
Ika Dewi Fatma J
tapi bodo amat laah sama celotehan manusia2 keji ini,yang penting mark bahagia hidup dengan dania
goodnovel comment avatar
Ika Dewi Fatma J
dasar orang² jahat,bukannya tobat masih aja mau main² sama nyawa mark,emang kalian ini g ada habisnya otak busuknya bekerja
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 196: Tragedi Mengerikan

    Mark menaikkan kedua alisnya, tatapannya bergulir tajam mendengar ucapan Kevin sebelum pria itu melangkah masuk ke dalam mobil tahanan.Sebuah tawa samar terselip di sudut bibirnya, namun bukan tawa bahagia—melainkan tawa getir yang menyadari absurditas dari pria di hadapannya.“Kenapa mereka selalu mengatakan hal yang serupa?” gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri. “Apa mereka masih berencana bekerja sama bahkan di dalam penjara?”Ia menggelengkan kepala, senyuman kecil penuh ironi tersungging di wajahnya. Pikiran itu begitu menggelikan sekaligus mengesalkan.Bahkan jeruji besi yang seharusnya menjadi batas akhir tidak cukup untuk membendung ambisi dan obsesi mereka.Bagi Mark, perbuatan Kevin dan Alex sering kali melampaui batas logika. Bahkan ketika dunia mereka telah hancur, keduanya tetap menari di atas bara api yang mereka nyalakan sendiri, bukannya berubah, mereka justru semakin tenggelam dalam kekacauan.Namun, pikiran itu segera tersingkir ketika Mark meraih ponselnya.

    Last Updated : 2024-11-21
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 197: Golongan Darah yang Sama

    Dania berlari menyusuri lorong-lorong rumah sakit dengan nafas tersengal, air mata membasahi wajahnya tanpa henti. Setiap langkahnya terasa berat, seolah hatinya sudah lebih dulu hancur mendengar kabar buruk itu.Pikirannya dipenuhi oleh bayangan Mark, pria yang baru saja ia ajak berbicara beberapa jam lalu, kini terbaring tak berdaya di ruang darurat.Vicky menyusulnya dari belakang, wajahnya tidak kalah cemas. Ia datang segera ke rumah Dania begitu mendengar kabar dari sang istri bos.Kini, ia berada di sisinya, menawarkan kekuatan di tengah badai emosi yang mengoyak Dania.Sesampainya di meja perawat, Dania menghentikan langkahnya. Bibirnya bergetar hebat ketika ia mencoba bertanya, “Bagaimana kondisi suami saya, Suster?”Perawat di depannya menatap Dania dengan penuh simpati, namun suaranya tetap tenang dan profesional. “Pasien masih dalam pemeriksaan, Nyonya. Mohon tunggu dan banyak berdoa. Karena kondisi pasien sangat parah.”Ucapan itu menghantam hati Dania seperti pukulan yang

    Last Updated : 2024-11-22
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 198: Lakukan Tes DNA

    “Pasien telah melewati masa kritisnya. Hanya saja, kondisinya masih lemah sehingga tidak bisa dipastikan akan siuman dalam waktu dekat,” kata dokter Jonny, suaranya tenang namun tetap memancarkan kesan profesional yang penuh kehati-hatian.Kata-kata itu seperti desah angin yang membawa harapan. Amy, yang telah dengan rela memberikan darahnya, kini duduk di sudut ruangan, tubuhnya lelah namun wajahnya memancarkan kepuasan karena bisa menyelamatkan nyawa Mark.“Syukurlah. Setidaknya Mark telah melewati masa kritisnya. Aku benar-benar lega,” ucap Dania dengan suara yang nyaris tenggelam dalam keheningan. Matanya berkaca-kaca, menatap ke arah dokter dengan syukur yang tak terucapkan.“Terima kasih, Dokter.” Sean mengulas senyum kecil, meski bayang-bayang kecemasan masih melekat di wajahnya seperti awan mendung yang tak kunjung hilang.Saat dokter Jonny berlalu, Dania dan yang lainnya memasuki ruang rawat Mark. Di dalam, suasana terasa hening, hanya terdengar dengung perlahan dari alat-ala

    Last Updated : 2024-11-22
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 199: Menunggu Hasil

    Waktu telah merangkak ke angka delapan malam, menggantungkan gelap yang melukis langit dengan pekatnya. Amy baru saja menidurkan Clara, bayi mungil itu akhirnya terlelap setelah tangis histeris yang mengguncang rumah selama setengah jam penuh.Tangisannya yang melengking kini tergantikan oleh helaan napas kecil yang ritmis, serupa bisikan lembut angin malam yang meredakan jiwa.Dengan penuh kasih, Amy mengusap sisi wajah Clara yang lembut seperti sutra. Senyum tipis terukir di bibirnya, seolah semua kerumitan dunia menguap hanya dengan melihat kedamaian sang bayi. Di sampingnya, Stevan berdiri, matanya berbinar memandangi adiknya.“Ibu, lihatlah,” ucap Stevan dengan semangat polosnya, telunjuk mungilnya menunjuk wajah Clara. “Matanya sangat mirip dengan Ayahnya.”Amy menoleh ke arah Stevan, sorot matanya melembut. Ia mengangguk pelan, merasakan kilasan memori yang membuat dadanya hangat.“Ya, kau benar, Sayang. Meski usianya baru satu minggu, tapi wajahnya sudah terlihat identik denga

    Last Updated : 2024-11-23
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 200: Aku Mohon, Bangunlah :(

    Dalam ruang rawat yang dipenuhi aroma antiseptik dan bunyi pelan dari mesin-mesin medis, ketegangan menggantung tebal, memenuhi udara yang dihirup setiap orang di sana.Mark masih terbaring tak berdaya di atas ranjang putih, tubuhnya nyaris tertelan oleh alat-alat yang menopang kehidupannya. Wajahnya pucat, sebagian tertutup perban, seolah menyembunyikan luka-luka yang lebih dalam daripada sekadar goresan fisik.Vicky berdiri dengan tegap di ujung ruangan, wajahnya serius, seperti seseorang yang membawa kabar berat yang tak bisa dihindari.“Menurut hasil pemeriksaan,” ia memulai dengan suara datar, tetapi tegas, “rem mobil Tuan Mark memang sengaja disabotase. Dua orang komplotan telah berhasil diringkus oleh polisi.”Kata-kata itu meledak dalam keheningan, membuat semua kepala menoleh padanya. Sorot mata Dania berubah tajam, seperti bara api yang tersulut oleh angin amarah. Ia bangkit dari kursinya, tubuhnya gemetar halus karena emosi yang ditahan.“Dua orang itu … pasti anak buah Kev

    Last Updated : 2024-11-23
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 201: Siuman

    “Di mana ini?” Mark bergumam pelan, langkahnya terhenti di tengah hamparan hijau yang membentang luas.Pepohonan pinus menjulang tinggi seperti penjaga setia, sementara kabut tipis mengambang di udara, menciptakan suasana magis yang asing namun menenangkan.Kicauan burung terdengar riang, namun kesunyian yang meresap ke dalam tempat itu terasa begitu ganjil.Mark berputar, pandangannya menyapu setiap sudut, mencari sesuatu—atau seseorang. “Kenapa tidak ada satu pun manusia di sini?” gumamnya lagi, suaranya nyaris tenggelam oleh desau angin yang lembut.Lalu, sebuah suara memanggilnya, begitu lembut namun memenuhi udara seperti melodi yang lama dirindukan. “Mark?”Mark menoleh cepat, matanya melebar saat menemukan sosok itu. Seorang wanita paruh baya berdiri tak jauh darinya, mengenakan gaun panjang berwarna putih polos yang melambai-lambai diterpa angin.Wajahnya dipenuhi kehangatan, senyum tipis yang menyembul begitu mirip dengan milik Dania, namun lebih matang, lebih lembut. “Ibu?”

    Last Updated : 2024-11-24
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 202: Hasil Tes DNA

    “Hasil DNA-nya sudah keluar,” ujar dokter Louis, suaranya terdengar bagaikan lonceng gereja yang menggema di aula hening, memecah ketegangan di antara Amy dan Sean yang duduk berhadap-hadapan dengannya.Ia menyerahkan secarik kertas hasil tes itu—selembar kertas yang seakan menjadi kunci jawaban bagi pertanyaan yang selama ini menggores relung hati Amy.Tangan Amy, gemetar seperti dedaunan digoyang angin kencang, meraih kertas tersebut dengan ragu.Perlahan, ia membuka lipatannya, seakan waktu sendiri enggan bergerak maju. Napasnya tercekat, dadanya berdegup kencang bak genderang perang, namun rasa tak sabar mengalir di balik gemuruh itu. Ketika matanya menyapu tulisan yang tertera, dunia seakan berhenti berputar.Amy menutup mulutnya dengan tangan yang masih gemetar, matanya membola, membingkai keterkejutan yang begitu nyata. Kata-kata dokter Louis berikutnya seolah menjadi simfoni yang mengisi kekosongan:“Menurut hasil lab yang telah kami periksa, DNA Nyonya Amy dan Tuan Mark serat

    Last Updated : 2024-11-24
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 203: Kabar yang Begitu Mengejutkan

    “Kalian bicaralah bertiga,” ucap Dania, suaranya lembut namun penuh ketegasan, seperti angin yang berbisik di antara pepohonan, memaksa semua yang mendengarnya untuk mendengarkan.Ia berdiri perlahan, menatap sang suami dengan penuh kasih yang tak terucapkan, seolah menyalurkan kekuatan dalam diam.“Aku keluar sebentar. Kalian harus bicara,” lanjutnya, sebelum membungkukkan tubuhnya untuk mencium kening Mark dengan lembut.Sentuhan bibirnya terasa seperti mantra pelindung, meninggalkan kehangatan yang meresap hingga ke dalam hati Mark, seolah ingin berkata bahwa apa pun yang akan terjadi, ia akan selalu ada untuknya.Amy dan Sean tetap berdiri di tempat mereka, seperti patung-patung hidup yang terperangkap di antara waktu dan keraguan.Sementara itu, Mark hanya bisa menatap mereka dengan ekspresi penuh tanda tanya, kebingungan yang membayangi wajahnya seperti kabut yang menutupi cahaya pagi.“Ada apa?” tanyanya pelan, suaranya nyaris berbisik, namun cukup untuk memecah keheningan yang

    Last Updated : 2024-11-25

Latest chapter

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   END~

    Satu tahun kemudian ….Clara berdiri di depan jendela apartemen milik Stevan. Lalu pria itu menghampirinya dan memeluk wanita itu dari belakang dan mencium pipinya dengan lembut.“Hi, Stev.”“Hm. Kau tahu? Apa yang sudah ayahmu bicarakan tadi di ruang meeting?” ucap Stevan dengan suara beratnya.“Apa?” tanyanya ingin tahu.Stevan menghela napasnya dengan panjang. “Dia menagih cucu padaku.”Clara yang mendengarnya sontak tertawa. Ia kemudian membalikan badanya dan menatap Stevan.“Lalu, apa jawabanmu?” tanyanya kemudian.Stevan mengendikan bahunya. Ia lalu mengambil sesuatu di dalam saku celananya dan membukanya.Sontak Clara menutup mulutnya dengan mata membola melihatnya. “Stevan ….”“Clara. Kita sudah melewati perjalanan yang cukup panjang. Aku telah mencintaimu sejak kau masih remaja, aku telah menyayangimu sejak kau lahir ke dunia. Aku tahu, kau adalah takdir yang telah Tuhan tentukan untukku.“Meski us

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Permintaan Clara

    Tiba-tiba, suara dentingan terdengar. Begitu cepat. Tanpa Emma sadari. Mike menendang meja. Meja menjadi miring lalu membuat pisau di tangan Emma terpental.Tring! Pisau menjauh dari Emma. Stevan bergerak dalam hitungan detik.Ia meraih lengan Emma, memelintirnya ke belakang, membuat wanita itu berteriak kesakitan.Clara tersungkur ke lantai saat Stevan berhasil menjatuhkan Emma.Napasnya memburu. "Mmmh ..." mulut itu terikat. Clara tak bisa bicara apapun.“Permainanmu selesai,” desisnya.Emma menatapnya, matanya dipenuhi amarah dan kepedihan.“Tapi aku mencintaimu …”Stevan memejamkan mata sejenak, lalu menarik napas dalam-dalam.“Tidak, Emma.” Ia menatapnya tajam. “Ini bukan cinta, tapi obsesi. Aku tidak pernah mencintaimu dan kau salah mengartikan semuanya. Bahkan kau pun tahu sejak dulu pun aku hanya mencintai Clara.”“Sekali lagi kutegas

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Ancaman Gila

    Emma menyimpan pisaunya kembali, tetapi sorot matanya tetap menakutkan. Clara menelan ludah dengan susah payah, merasakan jantungnya berdegup begitu keras seakan ingin menerobos keluar dari dadanya.Keringat dingin mengalir di pelipisnya, membasahi kulitnya yang sudah pucat.Emma berjalan ke pintu dengan langkah santai, seolah semua ini hanya permainan baginya. Namun, sebelum keluar, ia berhenti dan berbalik."Oh, dan satu hal lagi, Clara …"Clara menahan napas, tubuhnya menegang. Tenggorokannya terasa kering, seolah ada simpul yang mengikatnya erat dari dalam."Aku ingin dia melihatmu dalam keadaan paling menyedihkan sebelum akhirnya aku menghilangkanmu dari dunia ini."Senyuman Emma penuh kepuasan, seperti seorang seniman yang baru saja menyempurnakan mahakaryanya yang keji.Kemudian, dengan gerakan lambat yang disengaja, ia mendorong pintu gudang hingga tertutup dengan suara berderak, menggema di ruang kosong yang dingin.

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Sudah Dalam Perjalanan

    "Hahaha, lelaki lemah. Kau mau apa? Menangisi wanitamu? Kau memang pantas ku buang sebagai rekanku. Aku tidak suka lelaki lemah sepertimu." Emma merasa menang. Desain tawanya begitu liar."Clara? Ini berbahaya, Emma. Kendalikan dirimu!""Mike, aku ... Aku hanya mengajaknya bermain. Kau tahu, dia selalu menghalangi jalanku. Aku hanya ingin memberinya pelajaran." Suara Emma santai tanpa rasa bersalah sama sekali."Emma, jangan lakukan ini!" suara Mike meninggi, tangannya mengepal. "Kau sudah cukup membuat kekacauan!""Oh, Mike, kau selalu terlalu baik l… atau terlalu bodoh? Aku ingin melihat sampai sejauh mana kau dan Stevan bisa melindungi wanita ini. Sekarang dia ada di tanganku. Jika kau ingin menolongnya, ajak Stevan dan temui aku."“Apa yang kau lakukan pada Clara?” Mike menggertakkan giginya.Tawa Emma terdengar lebih keras. "Ah, kau akan melihatnya sendiri. Aku akan mengirim lokasi. Tapi jangan terlambat… atau

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Hanya Ingin Berbagi Kebahagiaan

    Beberapa detik kemudian, ponselnya bergetar."Seperti yang kau minta. Semuanya akan berjalan lancar."Emma tersenyum puas. Ia meletakkan ponsel itu kembali dan merapikan rambutnya di depan cermin."Malam ini akan menjadi malam yang panjang," bisiknya.Ia meraih mantel, mengenakannya dengan gerakan anggun, lalu mengambil kunci mobilnya dari meja. Satu tarikan napas panjang, satu langkah menuju pintu.Ia keluar dari kamar, menutup pintu dengan tenang.Ponselnya ia tekan. Bukan ponsel yang biasa ia gunakan. Ponsel lain dan nomor ponsel yang baru, telah ia siapkan kemarin."Nona Clara. Apa anda putri dari Tuan Mark? Papa Anda mengalami kecelakaan lalu lintas, saya menolongnya dan tuan Mark sekarang ada di Alvarado hospital medicare center. Tolong datang segera, karena saya harus mengejar jadwal penerbangan saya.""APAA?! ba-baiklah saya segera datang. Terima kasih Nona telah menolong Daddy." Hiks."Apakah Daddy baik-baik saj

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Pastikan Semuanya Siap

    Ia memiringkan kepala, tatapannya terpaku pada sosok Stevan di kejauhan. Mata hitamnya membesar, membulat seakan ia baru saja melihat sesuatu yang indah.Jantungnya berdetak lebih cepat. Pipinya merona."Ah, Stevan …" gumamnya, suaranya terdengar seperti seorang gadis jatuh cinta. "Kau masih tampan sekali. Bahkan dari kejauhan sekalipun!"Ia menempelkan telapak tangan ke pipinya sendiri, memejamkan mata, membayangkan sesuatu.Pernikahan mereka. Stevan di altar, mengenakan jas putih. Ia di sisinya, mengenakan gaun yang memesona. Semua orang tersenyum bahagia.Ya … itulah yang seharusnya terjadi setelah ini.Emma membuka matanya, ekspresinya berubah. Rahangnya mengeras, napasnya semakin cepat."Tapi sebelum aku menjemputmu, sayang …"Tangannya menyelip masuk ke dalam tas kecilnya. Jemarinya bergerak lincah, mencari sesuatu.Lalu, sesuatu berkilau di bawah lampu. Pisau kecil dengan ukiran indah di gagan

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Jaga Clara

    Bodyguard pertama yang mencoba melawan. Namun, Randy dengan cepat menghindar dan menghantamkan pukulan yang kuat.Pria itu jatuh ke lantai mengerang. Tidak bisa bergerak. Bodyguard kedua mencoba menahan Randy. Tapi tidak berhasil.Seperti seorang pria yang sedang berjuang untuk menyelamatkan nyawa anaknya, Randy mengamuk, membabi buta, tidak memberi ampun.Mike tergeletak di tanah. Wajahnya penuh dengan cairan merah pekat. Dan tubuhnya semakin tak berdaya.Di sebelahnya, Randy berjongkok, memeriksa keadaan anaknya. Mike masih bernapas, meskipun dengan susah payah."Mike bertahanlah." Randy berteriak, mengguncang bahu.Mike berharap ada reaksi. Tetapi Mike tidak bergerak. Cairan merah pekat itu mengalir deras dari luka-lukanya. Dan tubuhnya terasa dingin.Emma yang masih berdiri di kejauhan, karena perkelahian bodyguardnya, menyaksikan semua amukan Randy dengan tatapan penuh kebencian."Kau akan mati, Mike. Tidak ada yang bisa m

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Semakin Menggila

    Sementara itu, di dalam mobil, Emma duduk dengan gelisah. Matanya menatap tajam ke depan, namun pikirannya jauh melayang.Botol wine di tangan kanannya hampir kosong, dan dagunya basah oleh sisa-sisa cairan yang tumpah.Ia tampak marah, kecewa, dan sangat kesal. Rasa sakit yang menggerogoti dirinya akibat kehadiran Clara begitu menyakitkan."Stevan…!" gumamnya dengan geram, suara hatinya penuh kebencian. "Kenapa dia harus ada di sana? Apa dia pikir aku tidak tahu apa yang sedang terjadi?"Emma meneguk wine lagi, tanpa peduli dengan keadaan dirinya yang semakin kacau. Ia merasakan ketidakmampuan untuk mengendalikan situasi ini."Kau pikir bisa menghindar, Stevan? Tidak. Aku akan pastikan Clara tahu siapa yang sebenarnya dia hadapi. Tidak ada yang akan bisa menghalangi rencanaku!"Tangannya yang gemetar memegang kemudi, namun di dalam dirinya, ada dorongan tak terhentikan untuk melanjutkan permainan berbahaya ini.Ia tahu bahwa j

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Cemas yang Berlebih

    Clara merapatkan mantelnya ketika angin malam menyelinap melalui serat kainnya. Ia baru saja keluar dari perpustakaan kampus setelah menyelesaikan tugas yang tertunda.Tatapan itu. Perasaan diawasi kembali lagi. Bahkan kali ini orang itu mengikutinya.Awalnya, ia mengira hanya kebetulan. Mungkin efek dari kurang tidur, atau mungkin hanya pikirannya yang terlalu waspada sejak Stevan memperingatkannya soal Mike.Tapi semakin hari, semakin sering ia merasakan kehadiran tak kasat mata yang seolah mengikuti setiap gerakannya.Ia menoleh ke belakang.Jalanan kampus hampir sepi. Hanya ada beberapa mahasiswa yang berjalan jauh di depannya.Lampu jalan menerangi trotoar dengan temaram, menciptakan bayangan panjang yang bergerak setiap kali angin menggoyangkan dahan pepohonan.Tidak ada siapa pun di sana.Clara meneguk ludah, mencoba menenangkan dirinya.“Hanya perasaanmu saja,” gumamnya pelan.Namun, saat ia kembali melangkah, bulu kuduknya meremang. Ada suara langkah kaki di belakangnya—terde

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status