Share

Kenapa Cepat Sekali

Penulis: Skavivi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-16 00:00:22

“Kekasihmu menginginkan pameran pribadi dan museum, Joe. Kau sudah tahu?”

Joe menurunkan gelasnya ke meja, dalam sekejap saja, aku bisa merasakan napasnya yang bau alkohol.

“Kamu memiliki rencana sendiri?” Sorot mata Joe memicing sejenak seolah memilih kalimat yang tepat untuk menuduhku. “Kamu mau apa?”

“Tuan...”

Rebbecca menatap kami dengan heran. “Apa kalian ingin bertengkar?”

Aku tidak tahu kenapa Joe begitu tercengang dengan permintaanku, tetapi aku langsung menatap Rebbecca.

“Tuan akan mengetahuinya sebentar lagi.”

Rebbecca meminta seluruh anggota keluarganya pergi ke ruang keluarga di lantai dua tanpa mengajakku dan Bapak.

Ronald Sky, Shita, Ramon, dan yang belum aku kenali melewatiku sambil geleng-geleng kepala. Diurutkan terakhir, Joe mencium pipiku. Aku tahu itu pertanda aku harus patuh, tidak usah pusing-pusing memikirkan mengapa aku tidak diajak.

“Kamu temani Bapak, ini tidak lama!”

“Joe, segera ke atas!” Rebbecca menyela dari anak tangga paling atas. Tidak sabar bet
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
App Putri Chinar
kalo jatuh cinta ya lanjut aja ran
goodnovel comment avatar
Claresta Ayu
double up dong mb vivi....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Bertemu jambul pirang

    “Apa jatuh cinta menurutmu terlalu buruk?” Joe meletakkan sisa minumannya di lantai.Di tempatku duduk, di balkon kamar Joe, angin malam begitu mesra memelukku, membelai kekusutan yang aku alami. “Menurutku buruk jika berakhir buruk.” Aku menengadah. “Jatuh cinta itu komitmen, sedangkan yang kita lakukan adalah pekerjaan.” Joe tidak terima dengan pernyataanku, sejurus kemudian dia memandangiku. “Jika kita jatuh cinta dalam satu tahun, dan kamu sudah hamil, semua kesepakatan tadi berakhir.”“Bagaimana jika tidak?” “Hubungan kita status palsu, kamu camkan itu baik-baik, Ran!”Aku tersenyum muram, sikapnya seakan-akan menyuruhku tidak perlu jatuh cinta, tidak perlu banyak berharap. Dan bersamanya sekarang, memahami laki-laki yang bukan dari kalanganku rupanya tidak baik untuk kesehatan hatiku. “Kebersamaan adalah hal mahal yang memiliki risiko, tuan. Jatuh cinta itu bonus, tetapi jika tidak sesuai rencana, petualang cinta ini akan menjadi pelajaran berharga bagiku.”Ponsel Joe berde

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Sudah Terlanjur Basah

    Aku sontak membuka mata dan menggelinjang hebat, kakiku di gelitik dengan sengaja. “Apa?” seloroh Joe saat aku memandanginya dengan sebal sekaligus heran. Ini kamarnya, ya. Tirai putih sudah terbuka, sinar matahari sudah mencium kamarnya. Tapi kenapa aku bisa di ranjangnya, bukannya semalam? Seketika aku memandangi pakaianku, aku takut dikerjain Joe. Dan sialan, kenapa gaun makan malam itu berubah menjadi setelan olahraga yang kebesaran. “Kamu ketiduran, dan ini sudah jam sembilan pagi.” Joe menjelaskan sambil mendekatiku.“Kenapa kamu kelihatan panik begitu?” Joe memegangi daguku dan menengadahkan kepalaku. “Ada yang salah dengan bajumu?” “Tuan...” ucapku serak, aku tidak ingin membayangkan kejadian semalam, pasti Joe...“Itu hukuman untukmu yang sudah menghabiskan minumku! Bangun, mandi. Kita fitting baju pengantin siang nanti.” Entah kenapa aku merasa Joe agak galak, memangnya aku salah apa sampai dia berlagak seperti atasan sungguhan? Aku pun segera menurunkan kakiku ke lant

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Pernikahan Sederhana

    Aku berbaring dan tidak bisa tidur sampai larut malam. Pernikahanku dengan Joe akan terjadi besok pagi di kantor urusan agama daerah sini. Pernikahan rahasia itu dan segala dampak yang akan menjadi benang merah hubungan kami tidak segera pergi dari kepalaku, aku gelisah, sejak pemilihan gaun pengantin kemarin, Joe pergi entah ke mana. Di kamarnya ini aku hanya dapat memandangi fotonya di dinding, memanen tanya, dia ke mana dan dengan siapa. - “Selamat pagi, nona manis.” Seorang pelayan membungkuk di hadapanku, di taman, usai sarapan pagi secara tertekan di meja makan keluarga Ronald Aku, aku meminta izin untuk berleha-leha sejenak di gazebo belakang rumah. “Perias pengantin nona sudah datang, nona manis diperkenankan untuk segera bersiap-siap.” “Apa tuan Joe sudah terlihat batang hidungnya?” ucapku masam. Rasa penasaranku tidak terjawab, pelayan itu menggeleng sambil tersenyum polos. “Bergegaslah, nona. Nyonya Rebbecca sudah menunggu.” Setelah memakai sandal rumahan, aku m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Sadrah

    Joe langsung meninggalkan rumah setelah memberi kami makanan lezat di restoran ternama bergaya oriental. Dari yang terbaik hari ini, hanyalah arah pulang yang tidak menyenangkan. Aku bertanya-tanya mengapa Joe perlu membuat jarak setelah pernikahan kami? Bukankah ini yang paling dia inginkan? Bercinta denganku? Aku ingin menyangkal banyak hal yang berenang-renang di pikiran, meski aku tidak sanggup. Berbekal pengalaman kemarin, di siang bolong ini, aku mengakui aku kalah. Joe memang tidak selayaknya mempedulikan pernikahan ini. Aku hanya alat, sementara diam-diam aku ingin menjatuhkan diri padanya. “Kamu mending langsung ganti baju, Ran. Gak usah dipikirin itu Pak Joe mau ke mana!” ucap Ibu enteng. Aku mungkin dianggapnya seperti gaun pengantin sederhana ini, putih polos dan ketat. Tetapi aku juga tidak bisa menggampangkan perginya Joe. Harusnya kan kami bisa bersenang-senang selayaknya pengantin baru. Ibu meraih tanganku, “Sudahlah, Ran. Jangan banyak berharap, Pak Joe punya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Bersamamu Panas Dalam

    “Kamu sudah tumbang sebelum berjuang.” Ucapan itu terdengar samar-samar di telingaku, kendati demikian aku tetap diam sambil mengumpulkan nyawa setelah melalui perjalanan sunyi yang menyebalkan. “Kita sudah sampai, buka matamu!” Aku tidak menjawab, tapi membuka mata. Memandanginya dengan malas di bawah langit sore yang agak mendung. “Kamu sudah kekenyangan, sudah tidur siang, enak sekali hidupmu! Santai terus.” cibirnya sambil melepaskan sabuk pengamanku, senyumnya kemudian terlihat tambah menyebalkan. Joe tambah manis dan tampan di hadapan wajahku yang kuyu ini. “Kamu baru mempersiapkan diri untuk bulan madu kita?” Joe berdehem, aroma permen mint tercium di hidungku. Aku mengulum bibir, nyaris melontarkan ocehan penting, tetapi masih ingat dengan peringatannya sebelum berangkat. Aku diminta diam, menurut. Bahkan selama perjalanan sunyi ke suatu daerah yang lumayan berbeda dari riuh kota Jakarta, dia sibuk memaki-maki seseorang lewat telepon. “Kamu kenapa diam saja

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Panas Sekujur Tubuh

    Aku menyunggingkan senyum sambil membantunya melepas jas kerja dan kancing kemejanya ditengah gangguan tangannya yang meraba ke seluruh tubuhku. Dan kesuksesan untuk membuatnya terlihat sempurna, seksi dan bisa dimiliki seutuhnya untukku sendiri nyatanya malah membuat sore hari yang sejuk ini kurang nyaman. Joe memandangi adik kecilnya yang lucu dengan tidak percaya diri. Sambil menggerutu karena ciumanku kurang pandai, sentuhanku kurang liar, Joe menyeretku ke ranjang. Dia duduk di tepi ranjang, “Kamu harus menjadi wanita penghibur, Rania. Jangan hanya pandai melukis!” Aku merasa tersinggung, sialan. Aku tidak ahli menjadi wanita penghibur yang mirip di kelab malamnya, yang geol-geol dengan busana minimalis, yang menampilkan wajah erotis menggoda dan merendahkan diri untuk bisa di bawa ke kamar penikmatnya. Aku Rania. Apa Joe lupa siapa aku? Melihatku murung, Joe jelas-jelas ingin melontarkan sesuatu yang bernada sinis, dan sebelum itu terjadi aku mengomelinya. “Aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Ronde Pertama

    Hanya lima menit saja aku bisa merasakan sensasi menakjubkan dari melepaskan ketegangan otot dan gairah yang tidak terbendung. Hanya lima menit Joe bisa menjadikan aku kanvas yang berkeringat dan bergetar hebat.Tetapi mengapa setelah aku melakukan hal yang sama kepadanya sampai bibirku lelah dan memarahinya, Joe tidak kunjung mencapai puncak kejayaan? Ada yang salah, harusnya dia ejakulasi dini! Bukankah dia memiliki trauma dan impoten? Harusnya puncak itu datang kurang dari lima menit. Atau bahkan tidak sama sekali.“Katanya tuan impoten?” ucapku sambil menggerakkan tangan di bagian tubuhnya yang menjulang tegang. Bibirku yang mengerucut dicium olehnya, dan dilumat sesuka hati, sementara satu jarinya asyik memasuki tubuhku yang bermandikan gairah. Keadaan yang tak kunjung selesai ini sungguh melelahkan, tapi mengapa staminanya tidak kunjung selesai? Joe berkali-kali membuatku mendesah nikmat hanya dengan jari dan bibirnya saja. Sementara tak cukup baginya jari dan bibirku yang me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Dipelintir

    “Kenapa kamu percaya aku impoten dan gay, Rania?” ucap Joe sambil menarik resleting celana dan mengancingkannya.Usai sudah ronde kedua kami yang sangat lama, sampai-sampai aku tidak kuat berdiri. Kakiku masih lemas, napasku masih berantakan dan Joe tetap tampil prima. Aku curiga dia sudah minum susu, telur dan madu sebelum pergi ke villa. “Kenapa kamu begitu polos?” Sambil cengengesan, dia menangkup kedua pipiku. “Kamu mudah di tipu?” Sialan, aku tidak mudah di tipu, aku hanya kurang bergaul dengan orang-orang sepertimu, dan orang-orang penipu sepertimu jarang aku temui kemarin-kemarin di kotaku, tuan!Aku menghela napas, ocehan itu hanya bisa aku ucapkan dalam hati karena tidak mudah bagiku sekarang memarahinya atau mengutuk ucapannya yang mencubit isi hatiku itu.“Tuan memang sejak awal berniat menipuku!” Aku menguncupkan bibir. “Dari mulai aku harus menjadi pembantu dan membayarhutang-hutang Ibuku, tuan sudah menyiapkan skenarionya!” “Jadi, kamu bisa menarik kesimpulannya sen

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Apa-apaan ini.

    Dari sepersekian detik yang bergulir bagai anak siput yang baru lahir, kami bertatapan tanpa mengeluarkan sepatah kata. Satu dua larik kata muncul dan tenggelam begitu saja hingga pada akhirnya aku malas untuk mulai berkata. Toh seperti sejak pertama berjumpa memang aku tidak boleh mendominasinya. Aku mengerti, meminta maaf sekarang tidak akan memperbaiki keadaan. Apalagi membahas Sabrinna lagi, astaga pria itu pasti akan semakin tenggelam pada kenangan! Aku berbalik dengan detak jantung yang tambah berdebar-debar. Entah mengapa aku takut, canggung dan grogi. Joe dan keadaan apartemennya yang berantakan bertolak belakang dengan isi pikiranku. Aku pikir dia enggan melihatku atau menungguku pulang. Dua gelas anggur merah yang pecah di lantai dan wadah bekas makanan seolah-olah dijadikan bukti bahwa dia tetap di sini selama aku pergi bersenang-senang. Aku meletakkan tas ranselku di meja, ada baiknya membersihkan tempat ini lalu mengurus diri sendiri. “Apa kamu tidak berp

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Belagu

    “Saya rasa kerja sama ini akan sepedas rujak es krim yang kalian bawa.” Pak Anto terkekeh-kekeh sambil mengulurkan tangan. “Senang bisa bergabung dengan kalian.” Meski tampak ramah, Pak Anto tampak tidak bisa menyembunyikan wajah seriusnya. Aku buru-buru menyambut tangannya dan mengangguk. “Saya sendiri berharap ide-ide menarik dari imajinasi saya tidak membingungkan Pak Anto dan Realino.” “Santai, Rania. Ini justru menarik dan seru!” sahut Realino yang berdiri di sampingku. “Tapi ini udah kelewat batas, gue takut ada yang khawatir sama elo!” Aku paham ada bencana yang akan menimpaku nanti. Tetapi aku tidak bisa tidak tersenyum setelah berdiskusi panjang dengan mereka. Rasanya memang seru bertemu orang-orang hebat yang tidak menghakimi kepolosan dan kegilaan yang aku miliki. “Sampai jumpa lagi, Pak. Jadwal kedua nanti semoga tidak bentrok dengan jadwal Bapak.” Pak Anto mengangguk dan mengantar kami berdua ke pelataran rumahnya yang asri. Banyak pohon anggrek yang sed

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Mau elo labrak?

    Perlu satu jam aku bersabar menghadapi antusiasme dalam diri, tapi si begundal berjambul pirang itu agaknya tidak memperbolehkan aku diam sejenak dan menikmati kebebasan. “Elo belajar seni rupa kontemporer doang atau ada jurusan lain?” Realino menatapku dengan lancang seolah tidak percaya aku lulusan institut seni rupa. Aku menghela napas lalu membuatnya geregetan. “Menurutmu apa lucunya aku ini gara-gara aku anak seni?” “Kalau dilihat-lihat sih enggak ya, elo lebih mirip anak akutansi, terlalu serius!” Realino cekakan. “Mikirin Joe?” Bohong kalau aku tidak memikirkan Joe Abrizam Sky. Aku bertanya-tanya apakah dia menyesal sudah menamparku? Ataukah dia tidak peduli mengingat tamparan keras yang dialami di masa lalu lebih kejam dari yang dia lakukan padaku? “Aku membuang koleksi foto perempuan bernama Sabrinna ke toilet, itu alasan Joe menamparku!” ucapku lalu meringis. “Aku jamin kamu saksi perjalanan cinta mereka, Realino. Ceritakan padaku.” Realino bersandar di kursinya

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Bawa Aku Pergi

    ”Oi, Rania...” seru Realino. Buru-buru aku mempercepat langkahku di lorong apartemen. Aku tidak ingin menjadi bahan pembicaraan batin dan isi kepala Realino, terlebih-lebih kejahatan Joe akan menjadi bumerang baginya sendiri. Aku tidak ingin laki-laki itu merasa malu. Meski dalam hati aku berharap sebuah balasan menimpanya. Sebab, akan jauh lebih menyenangkan bila rasanya satu sama. Dan ketika aku berpikir keras untuk memutuskan sesuatu yang merepotkan dan menyakitkan, langkah Realino semakin terasa dekat. “Elo nggak apa-apa?” Realino menyentuh bahuku dan menahannya. “Rania... Oi... Elo nggak mau ketemu gue? Apa jangan-jangan elo lupa? Gue Realino, teman Joe!” Aku tidak lupa, dan aku jelas-jelas ingin bertemu dengan Realino. Tapi kawannya yang tidak menyenangkan itu akan menjadi pengganggu dan akan menjadi orang yang aku hindari hari ini. “Boleh bawa aku pergi secepatnya dari sini?” ucapku terbata-bata sambil menatap Realino dengan ragu-ragu. “Sebelum tuan... eh, Pak Ahm

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Tidak Terima, Rania Durhaka

    Aku menjauh sambil menatapnya tak percaya. Sungguh. Apa semua detail aktivitasku dilaporkan tanpa dusta sedikit saja? Apa Pak Ahmad adalah mantan jurnalis yang merangkap sebagai penjaga? Kenapa mereka tidak bekerja layaknya orang pemakan gaji buta saja sih? Atau palingan bisa memberi sedikit dusta? “Tuan ingin menghukumku?” ucapku tanpa rasa takut. Joe bersedekap sambil mengamatiku dengan seksama. “Kamu sudah tahu kesalahanmu?” Nada suaranya yang dingin menyebabkan kesunyian di antara kami selama beberapa menit. Joe masih dengan baju tidur katun biru tua dan masih tampak mengantuk. Tanda bahwa begadang dan belum lama terjaga. Hal itu membuatku malas menjawab kesalahanku apa, sebab, setelah menemani Ibu cek kesehatan dan mengetahui fakta bahwa hasilnya kurang baik, aku kurang berselera membela diri. “Tuan hukum saja aku!” Joe terkejut dengan dibuat-buat lalu tertawa renyah. “Kamu benar-benar mau aku hukum? Keterlaluan kamu, Rania!” Sebelum berdiri untuk mengambil koleksi

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Aturanmu Membunuhku

    Pagi hari yang mendung. Secangkir susu vanila dan roti tawar bakar yang diberi lelehan madu dan alpukat kocok disajikan pelayan rumah di balkon kamarku. “Nona harus menghabiskannya, dan berfoto sesudah dan sebelum sarapan. Tuan Joe akan senang melihatnya!”Aku mengangguk dan tidak peduli dengan sikap memaksa para antek-antek Joe tersebut, mereka akan tetap begitu sekalipun aku protes.“Terima kasih. Ibu bagaimana, sudah makan?” “Sudah, Nona.” sahutnya pendek. “Ibu Minah akan melakukan cek kesehatan jam delapan di rumah sakit, Nona sebaiknya segera mandi dan berdandan!”Aku mengangguk dan memfoto diriku sendiri sambil menunjukkan sarapan pagiku. “Aku sendiri atau Mbak yang kirim foto ke tuan Joe?” “Kirimkan ke Pak Ahmad, seluruh koneksi ke atasan hanya beliau yang diizinkan!”Oh, jadi semua orang yang ada di rumah ini harus tunduk pada Pak Ahmad. Kalau dia dikurung dikamarnya saja bagaimana? Atau sarapannya diberi racun? “Aku akan melakukannya. Mbak juga sarapan dulu sana.”“Saya

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Pak Ahmad

    Rumah baru yang diperuntukkan bagi keluargaku rupanya ikut menginjak-injak kesabaranku setelah koleksi foto perempuan yang Joe simpan.Bagaimana mungkin Joe dan keluarganya memilih rumah yang sangat jauh dari pusat kota, dan di kawasan rawan bencana banjir. Aku dan keluargaku seolah diasingkan dari orang-orang yang bisa mengendus identitas asli kami.Aku sungguh-sungguh terkesan dan dongkol, karena itu aku langsung memberondong pertanyaan ke sopir pribadiku. Namanya Pak Ahmad. Usianya sekitar lima puluh tahun, meski sudah berumur, dia tampil necis dan sangar. “Apa Pak Joe akan ke sini, Pak?” tanyaku jengkel. Sudah beberapa kali aku mengirim pesan ke Joe, tapi tak kunjung datang balasan yang menyenangkan. Pesan dariku hanya centang satu.Tidak mungkin Joe mengurus Bapak sebab pertandingannya akan dijadikan ajang judi yang di urus pihak kelab. Ronald Sky menjanjikan itu bukan sekedar pertandingan harga diri, melainkan bisnis. Kemenangan Bapak atau kekalahannya tetap akan menghasilkan

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Teror Ibu Mertua

    Siapa yang memelihara ayam jantan di perumahan mewah sebagus ini? Perasaan tidak mungkin tetangga Joe yang memiliki Lamborghini itu memelihara ayam jantan. Tapi kenapa berisik sekali suaranya? Apa jangan-jangan Bapak beli ayam untuk hiburan waktu di sini? Kapan belinya? Aku menutup telingaku, tidak nyaman. Akan tetapi, dugaan-dugaan tentang ayam jantan yang berkokok terus-menerus seperti suara alarm itu bukan sekedar mimpi. Tanganku dipegang oleh seseorang yang memiliki tangan halus dan ditariknya menjauh dari telinga. “Ini sudah siang! Buka matamu.” Seketika aku membuka mataku lebar-lebar dan semakin terkaget-kaget melihat wajah Rebbecca yang menaungi wajahku. “Gila.” katanya. Aku tertegun beberapa menit seraya berusaha bangkit dari tidurku yang terasa sangat melelahkan. “Maaf, nyonya.” ucapku serak, tenggorokanku terasa kering sekali. Terlebih-lebih matahari yang sudah terang benderang di luar rumah, membuatku yakin aku bangun sangat kesiangan. Rebbecca ber

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Dipelintir

    “Kenapa kamu percaya aku impoten dan gay, Rania?” ucap Joe sambil menarik resleting celana dan mengancingkannya.Usai sudah ronde kedua kami yang sangat lama, sampai-sampai aku tidak kuat berdiri. Kakiku masih lemas, napasku masih berantakan dan Joe tetap tampil prima. Aku curiga dia sudah minum susu, telur dan madu sebelum pergi ke villa. “Kenapa kamu begitu polos?” Sambil cengengesan, dia menangkup kedua pipiku. “Kamu mudah di tipu?” Sialan, aku tidak mudah di tipu, aku hanya kurang bergaul dengan orang-orang sepertimu, dan orang-orang penipu sepertimu jarang aku temui kemarin-kemarin di kotaku, tuan!Aku menghela napas, ocehan itu hanya bisa aku ucapkan dalam hati karena tidak mudah bagiku sekarang memarahinya atau mengutuk ucapannya yang mencubit isi hatiku itu.“Tuan memang sejak awal berniat menipuku!” Aku menguncupkan bibir. “Dari mulai aku harus menjadi pembantu dan membayarhutang-hutang Ibuku, tuan sudah menyiapkan skenarionya!” “Jadi, kamu bisa menarik kesimpulannya sen

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status