Share

Dipelintir

Penulis: Skavivi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-26 13:10:52

“Kenapa kamu percaya aku impoten dan gay, Rania?” ucap Joe sambil menarik resleting celana dan mengancingkannya.

Usai sudah ronde kedua kami yang sangat lama, sampai-sampai aku tidak kuat berdiri. Kakiku masih lemas, napasku masih berantakan dan Joe tetap tampil prima.

Aku curiga dia sudah minum susu, telur dan madu sebelum pergi ke villa.

“Kenapa kamu begitu polos?” Sambil cengengesan, dia menangkup kedua pipiku. “Kamu mudah di tipu?”

Sialan, aku tidak mudah di tipu, aku hanya kurang bergaul dengan orang-orang sepertimu, dan orang-orang penipu sepertimu jarang aku temui kemarin-kemarin di kotaku, tuan!

Aku menghela napas, ocehan itu hanya bisa aku ucapkan dalam hati karena tidak mudah bagiku sekarang memarahinya atau mengutuk ucapannya yang mencubit isi hatiku itu.

“Tuan memang sejak awal berniat menipuku!” Aku menguncupkan bibir. “Dari mulai aku harus menjadi pembantu dan membayar

hutang-hutang Ibuku, tuan sudah menyiapkan skenarionya!”

“Jadi, kamu bisa menarik kesimpulannya sen
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
maesyaroh
duuh joe kamu kok ya bikin kaget...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Teror Ibu Mertua

    Siapa yang memelihara ayam jantan di perumahan mewah sebagus ini? Perasaan tidak mungkin tetangga Joe yang memiliki Lamborghini itu memelihara ayam jantan. Tapi kenapa berisik sekali suaranya? Apa jangan-jangan Bapak beli ayam untuk hiburan waktu di sini? Kapan belinya? Aku menutup telingaku, tidak nyaman. Akan tetapi, dugaan-dugaan tentang ayam jantan yang berkokok terus-menerus seperti suara alarm itu bukan sekedar mimpi. Tanganku dipegang oleh seseorang yang memiliki tangan halus dan ditariknya menjauh dari telinga. “Ini sudah siang! Buka matamu.” Seketika aku membuka mataku lebar-lebar dan semakin terkaget-kaget melihat wajah Rebbecca yang menaungi wajahku. “Gila.” katanya. Aku tertegun beberapa menit seraya berusaha bangkit dari tidurku yang terasa sangat melelahkan. “Maaf, nyonya.” ucapku serak, tenggorokanku terasa kering sekali. Terlebih-lebih matahari yang sudah terang benderang di luar rumah, membuatku yakin aku bangun sangat kesiangan. Rebbecca ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Pak Ahmad

    Rumah baru yang diperuntukkan bagi keluargaku rupanya ikut menginjak-injak kesabaranku setelah koleksi foto perempuan yang Joe simpan.Bagaimana mungkin Joe dan keluarganya memilih rumah yang sangat jauh dari pusat kota, dan di kawasan rawan bencana banjir. Aku dan keluargaku seolah diasingkan dari orang-orang yang bisa mengendus identitas asli kami.Aku sungguh-sungguh terkesan dan dongkol, karena itu aku langsung memberondong pertanyaan ke sopir pribadiku. Namanya Pak Ahmad. Usianya sekitar lima puluh tahun, meski sudah berumur, dia tampil necis dan sangar. “Apa Pak Joe akan ke sini, Pak?” tanyaku jengkel. Sudah beberapa kali aku mengirim pesan ke Joe, tapi tak kunjung datang balasan yang menyenangkan. Pesan dariku hanya centang satu.Tidak mungkin Joe mengurus Bapak sebab pertandingannya akan dijadikan ajang judi yang di urus pihak kelab. Ronald Sky menjanjikan itu bukan sekedar pertandingan harga diri, melainkan bisnis. Kemenangan Bapak atau kekalahannya tetap akan menghasilkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Aturanmu Membunuhku

    Pagi hari yang mendung. Secangkir susu vanila dan roti tawar bakar yang diberi lelehan madu dan alpukat kocok disajikan pelayan rumah di balkon kamarku. “Nona harus menghabiskannya, dan berfoto sesudah dan sebelum sarapan. Tuan Joe akan senang melihatnya!”Aku mengangguk dan tidak peduli dengan sikap memaksa para antek-antek Joe tersebut, mereka akan tetap begitu sekalipun aku protes.“Terima kasih. Ibu bagaimana, sudah makan?” “Sudah, Nona.” sahutnya pendek. “Ibu Minah akan melakukan cek kesehatan jam delapan di rumah sakit, Nona sebaiknya segera mandi dan berdandan!”Aku mengangguk dan memfoto diriku sendiri sambil menunjukkan sarapan pagiku. “Aku sendiri atau Mbak yang kirim foto ke tuan Joe?” “Kirimkan ke Pak Ahmad, seluruh koneksi ke atasan hanya beliau yang diizinkan!”Oh, jadi semua orang yang ada di rumah ini harus tunduk pada Pak Ahmad. Kalau dia dikurung dikamarnya saja bagaimana? Atau sarapannya diberi racun? “Aku akan melakukannya. Mbak juga sarapan dulu sana.”“Saya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Tidak Terima, Rania Durhaka

    Aku menjauh sambil menatapnya tak percaya. Sungguh. Apa semua detail aktivitasku dilaporkan tanpa dusta sedikit saja? Apa Pak Ahmad adalah mantan jurnalis yang merangkap sebagai penjaga? Kenapa mereka tidak bekerja layaknya orang pemakan gaji buta saja sih? Atau palingan bisa memberi sedikit dusta? “Tuan ingin menghukumku?” ucapku tanpa rasa takut. Joe bersedekap sambil mengamatiku dengan seksama. “Kamu sudah tahu kesalahanmu?” Nada suaranya yang dingin menyebabkan kesunyian di antara kami selama beberapa menit. Joe masih dengan baju tidur katun biru tua dan masih tampak mengantuk. Tanda bahwa begadang dan belum lama terjaga. Hal itu membuatku malas menjawab kesalahanku apa, sebab, setelah menemani Ibu cek kesehatan dan mengetahui fakta bahwa hasilnya kurang baik, aku kurang berselera membela diri. “Tuan hukum saja aku!” Joe terkejut dengan dibuat-buat lalu tertawa renyah. “Kamu benar-benar mau aku hukum? Keterlaluan kamu, Rania!” Sebelum berdiri untuk mengambil koleksi

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Bawa Aku Pergi

    ”Oi, Rania...” seru Realino. Buru-buru aku mempercepat langkahku di lorong apartemen. Aku tidak ingin menjadi bahan pembicaraan batin dan isi kepala Realino, terlebih-lebih kejahatan Joe akan menjadi bumerang baginya sendiri. Aku tidak ingin laki-laki itu merasa malu. Meski dalam hati aku berharap sebuah balasan menimpanya. Sebab, akan jauh lebih menyenangkan bila rasanya satu sama. Dan ketika aku berpikir keras untuk memutuskan sesuatu yang merepotkan dan menyakitkan, langkah Realino semakin terasa dekat. “Elo nggak apa-apa?” Realino menyentuh bahuku dan menahannya. “Rania... Oi... Elo nggak mau ketemu gue? Apa jangan-jangan elo lupa? Gue Realino, teman Joe!” Aku tidak lupa, dan aku jelas-jelas ingin bertemu dengan Realino. Tapi kawannya yang tidak menyenangkan itu akan menjadi pengganggu dan akan menjadi orang yang aku hindari hari ini. “Boleh bawa aku pergi secepatnya dari sini?” ucapku terbata-bata sambil menatap Realino dengan ragu-ragu. “Sebelum tuan... eh, Pak Ahm

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Mau elo labrak?

    Perlu satu jam aku bersabar menghadapi antusiasme dalam diri, tapi si begundal berjambul pirang itu agaknya tidak memperbolehkan aku diam sejenak dan menikmati kebebasan. “Elo belajar seni rupa kontemporer doang atau ada jurusan lain?” Realino menatapku dengan lancang seolah tidak percaya aku lulusan institut seni rupa. Aku menghela napas lalu membuatnya geregetan. “Menurutmu apa lucunya aku ini gara-gara aku anak seni?” “Kalau dilihat-lihat sih enggak ya, elo lebih mirip anak akutansi, terlalu serius!” Realino cekakan. “Mikirin Joe?” Bohong kalau aku tidak memikirkan Joe Abrizam Sky. Aku bertanya-tanya apakah dia menyesal sudah menamparku? Ataukah dia tidak peduli mengingat tamparan keras yang dialami di masa lalu lebih kejam dari yang dia lakukan padaku? “Aku membuang koleksi foto perempuan bernama Sabrinna ke toilet, itu alasan Joe menamparku!” ucapku lalu meringis. “Aku jamin kamu saksi perjalanan cinta mereka, Realino. Ceritakan padaku.” Realino bersandar di kursinya

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Tiba Di Jakarta

    “Separah apa sih Ibu sekarang? Kenapa nggak dipulangkan sama bosnya dan di kasih pesangon? Kenapa aku yang perlu ke sini!” Denyut kehidupan sangat terasa di kota Jakarta. Terutama di stasiun, ratusan kaki bergerak melambat ke pintu keluar dan masuk. Sore ini. Aku—Rania Zaskia Putri, tiba di Jakarta untuk merawat Ibu yang sakit di rumah majikannya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Tapi sungguh aku benci kepadatan kota ini, aku benci hawa panas dan sesak yang begitu kuat membelai kulit meskipun ini adalah kali ke empat aku menginjak wilayah yang tidak pernah absen di berbagai stasiun televisi nasional dengan pemberitaan yang bermacam-macam. Ibu sakit, raganya sudah tidak mampu menjadi tulang punggung keluarga. Meski begitu jiwanya yang keras dan mulutnya yang ceriwis itu tetap bisa mendesakkan sebuah tanggung jawab ngeri yang aku sendiri tidak menyangkalnya. Aku di suruh menggantikannya sebagai pembantu seorang pria dewasa, meneruskan pekerjaan yang tidak layak untuk gelar sarjana

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Kedatangan Maut

    Aku meletakkan sepucuk surat yang Ibu katakan sebagai daftar hutangnya kepada Joe dan surat pribadinya untuk Bapak—surat permohonan cerai. Aku jamin surat-surat itu akan membuat keributan sengit yang berdampak pada kebencian.“Sehari saja nggak ada masalah di dunia ini. Orang-orang sepertiku pasti senang.” Aku memutuskan menyandarkan punggung pada tembok, dua hari ini seperti mimpi buruk yang membuatku sulit istirahat dengan santai. Kamar Ibu memang memakai air conditioner yang sejuk, sesuatu yang lebih berkelas daripada kamarku yang hanya memakai kipas angin karakter di bawah harga seratus ribu. Tetapi aku merasa seperti berada ruang arsip yang menyimpan sejarah panjang Indonesia, yang membuatku ingin cepat-cepat keluar dari sana. “Apa susahnya...” “Biaya kuliahmu sebagian hutang dari dia, Ran!” sahut Ibu dengan cepat. Aku jadi tidak yakin kalau Ibu betul-betul sakit jika marah begitu. “Tolong Ibulah, Ran. Cuma kamu satu-satunya yang bisa bantu!” Sial. Jadi aku di suruh secepa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Mau elo labrak?

    Perlu satu jam aku bersabar menghadapi antusiasme dalam diri, tapi si begundal berjambul pirang itu agaknya tidak memperbolehkan aku diam sejenak dan menikmati kebebasan. “Elo belajar seni rupa kontemporer doang atau ada jurusan lain?” Realino menatapku dengan lancang seolah tidak percaya aku lulusan institut seni rupa. Aku menghela napas lalu membuatnya geregetan. “Menurutmu apa lucunya aku ini gara-gara aku anak seni?” “Kalau dilihat-lihat sih enggak ya, elo lebih mirip anak akutansi, terlalu serius!” Realino cekakan. “Mikirin Joe?” Bohong kalau aku tidak memikirkan Joe Abrizam Sky. Aku bertanya-tanya apakah dia menyesal sudah menamparku? Ataukah dia tidak peduli mengingat tamparan keras yang dialami di masa lalu lebih kejam dari yang dia lakukan padaku? “Aku membuang koleksi foto perempuan bernama Sabrinna ke toilet, itu alasan Joe menamparku!” ucapku lalu meringis. “Aku jamin kamu saksi perjalanan cinta mereka, Realino. Ceritakan padaku.” Realino bersandar di kursinya

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Bawa Aku Pergi

    ”Oi, Rania...” seru Realino. Buru-buru aku mempercepat langkahku di lorong apartemen. Aku tidak ingin menjadi bahan pembicaraan batin dan isi kepala Realino, terlebih-lebih kejahatan Joe akan menjadi bumerang baginya sendiri. Aku tidak ingin laki-laki itu merasa malu. Meski dalam hati aku berharap sebuah balasan menimpanya. Sebab, akan jauh lebih menyenangkan bila rasanya satu sama. Dan ketika aku berpikir keras untuk memutuskan sesuatu yang merepotkan dan menyakitkan, langkah Realino semakin terasa dekat. “Elo nggak apa-apa?” Realino menyentuh bahuku dan menahannya. “Rania... Oi... Elo nggak mau ketemu gue? Apa jangan-jangan elo lupa? Gue Realino, teman Joe!” Aku tidak lupa, dan aku jelas-jelas ingin bertemu dengan Realino. Tapi kawannya yang tidak menyenangkan itu akan menjadi pengganggu dan akan menjadi orang yang aku hindari hari ini. “Boleh bawa aku pergi secepatnya dari sini?” ucapku terbata-bata sambil menatap Realino dengan ragu-ragu. “Sebelum tuan... eh, Pak Ahm

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Tidak Terima, Rania Durhaka

    Aku menjauh sambil menatapnya tak percaya. Sungguh. Apa semua detail aktivitasku dilaporkan tanpa dusta sedikit saja? Apa Pak Ahmad adalah mantan jurnalis yang merangkap sebagai penjaga? Kenapa mereka tidak bekerja layaknya orang pemakan gaji buta saja sih? Atau palingan bisa memberi sedikit dusta? “Tuan ingin menghukumku?” ucapku tanpa rasa takut. Joe bersedekap sambil mengamatiku dengan seksama. “Kamu sudah tahu kesalahanmu?” Nada suaranya yang dingin menyebabkan kesunyian di antara kami selama beberapa menit. Joe masih dengan baju tidur katun biru tua dan masih tampak mengantuk. Tanda bahwa begadang dan belum lama terjaga. Hal itu membuatku malas menjawab kesalahanku apa, sebab, setelah menemani Ibu cek kesehatan dan mengetahui fakta bahwa hasilnya kurang baik, aku kurang berselera membela diri. “Tuan hukum saja aku!” Joe terkejut dengan dibuat-buat lalu tertawa renyah. “Kamu benar-benar mau aku hukum? Keterlaluan kamu, Rania!” Sebelum berdiri untuk mengambil koleksi

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Aturanmu Membunuhku

    Pagi hari yang mendung. Secangkir susu vanila dan roti tawar bakar yang diberi lelehan madu dan alpukat kocok disajikan pelayan rumah di balkon kamarku. “Nona harus menghabiskannya, dan berfoto sesudah dan sebelum sarapan. Tuan Joe akan senang melihatnya!”Aku mengangguk dan tidak peduli dengan sikap memaksa para antek-antek Joe tersebut, mereka akan tetap begitu sekalipun aku protes.“Terima kasih. Ibu bagaimana, sudah makan?” “Sudah, Nona.” sahutnya pendek. “Ibu Minah akan melakukan cek kesehatan jam delapan di rumah sakit, Nona sebaiknya segera mandi dan berdandan!”Aku mengangguk dan memfoto diriku sendiri sambil menunjukkan sarapan pagiku. “Aku sendiri atau Mbak yang kirim foto ke tuan Joe?” “Kirimkan ke Pak Ahmad, seluruh koneksi ke atasan hanya beliau yang diizinkan!”Oh, jadi semua orang yang ada di rumah ini harus tunduk pada Pak Ahmad. Kalau dia dikurung dikamarnya saja bagaimana? Atau sarapannya diberi racun? “Aku akan melakukannya. Mbak juga sarapan dulu sana.”“Saya

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Pak Ahmad

    Rumah baru yang diperuntukkan bagi keluargaku rupanya ikut menginjak-injak kesabaranku setelah koleksi foto perempuan yang Joe simpan.Bagaimana mungkin Joe dan keluarganya memilih rumah yang sangat jauh dari pusat kota, dan di kawasan rawan bencana banjir. Aku dan keluargaku seolah diasingkan dari orang-orang yang bisa mengendus identitas asli kami.Aku sungguh-sungguh terkesan dan dongkol, karena itu aku langsung memberondong pertanyaan ke sopir pribadiku. Namanya Pak Ahmad. Usianya sekitar lima puluh tahun, meski sudah berumur, dia tampil necis dan sangar. “Apa Pak Joe akan ke sini, Pak?” tanyaku jengkel. Sudah beberapa kali aku mengirim pesan ke Joe, tapi tak kunjung datang balasan yang menyenangkan. Pesan dariku hanya centang satu.Tidak mungkin Joe mengurus Bapak sebab pertandingannya akan dijadikan ajang judi yang di urus pihak kelab. Ronald Sky menjanjikan itu bukan sekedar pertandingan harga diri, melainkan bisnis. Kemenangan Bapak atau kekalahannya tetap akan menghasilkan

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Teror Ibu Mertua

    Siapa yang memelihara ayam jantan di perumahan mewah sebagus ini? Perasaan tidak mungkin tetangga Joe yang memiliki Lamborghini itu memelihara ayam jantan. Tapi kenapa berisik sekali suaranya? Apa jangan-jangan Bapak beli ayam untuk hiburan waktu di sini? Kapan belinya? Aku menutup telingaku, tidak nyaman. Akan tetapi, dugaan-dugaan tentang ayam jantan yang berkokok terus-menerus seperti suara alarm itu bukan sekedar mimpi. Tanganku dipegang oleh seseorang yang memiliki tangan halus dan ditariknya menjauh dari telinga. “Ini sudah siang! Buka matamu.” Seketika aku membuka mataku lebar-lebar dan semakin terkaget-kaget melihat wajah Rebbecca yang menaungi wajahku. “Gila.” katanya. Aku tertegun beberapa menit seraya berusaha bangkit dari tidurku yang terasa sangat melelahkan. “Maaf, nyonya.” ucapku serak, tenggorokanku terasa kering sekali. Terlebih-lebih matahari yang sudah terang benderang di luar rumah, membuatku yakin aku bangun sangat kesiangan. Rebbecca ber

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Dipelintir

    “Kenapa kamu percaya aku impoten dan gay, Rania?” ucap Joe sambil menarik resleting celana dan mengancingkannya.Usai sudah ronde kedua kami yang sangat lama, sampai-sampai aku tidak kuat berdiri. Kakiku masih lemas, napasku masih berantakan dan Joe tetap tampil prima. Aku curiga dia sudah minum susu, telur dan madu sebelum pergi ke villa. “Kenapa kamu begitu polos?” Sambil cengengesan, dia menangkup kedua pipiku. “Kamu mudah di tipu?” Sialan, aku tidak mudah di tipu, aku hanya kurang bergaul dengan orang-orang sepertimu, dan orang-orang penipu sepertimu jarang aku temui kemarin-kemarin di kotaku, tuan!Aku menghela napas, ocehan itu hanya bisa aku ucapkan dalam hati karena tidak mudah bagiku sekarang memarahinya atau mengutuk ucapannya yang mencubit isi hatiku itu.“Tuan memang sejak awal berniat menipuku!” Aku menguncupkan bibir. “Dari mulai aku harus menjadi pembantu dan membayarhutang-hutang Ibuku, tuan sudah menyiapkan skenarionya!” “Jadi, kamu bisa menarik kesimpulannya sen

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Ronde Pertama

    Hanya lima menit saja aku bisa merasakan sensasi menakjubkan dari melepaskan ketegangan otot dan gairah yang tidak terbendung. Hanya lima menit Joe bisa menjadikan aku kanvas yang berkeringat dan bergetar hebat.Tetapi mengapa setelah aku melakukan hal yang sama kepadanya sampai bibirku lelah dan memarahinya, Joe tidak kunjung mencapai puncak kejayaan? Ada yang salah, harusnya dia ejakulasi dini! Bukankah dia memiliki trauma dan impoten? Harusnya puncak itu datang kurang dari lima menit. Atau bahkan tidak sama sekali.“Katanya tuan impoten?” ucapku sambil menggerakkan tangan di bagian tubuhnya yang menjulang tegang. Bibirku yang mengerucut dicium olehnya, dan dilumat sesuka hati, sementara satu jarinya asyik memasuki tubuhku yang bermandikan gairah. Keadaan yang tak kunjung selesai ini sungguh melelahkan, tapi mengapa staminanya tidak kunjung selesai? Joe berkali-kali membuatku mendesah nikmat hanya dengan jari dan bibirnya saja. Sementara tak cukup baginya jari dan bibirku yang me

  • Terjerat Cinta Atasan Nakal    Panas Sekujur Tubuh

    Aku menyunggingkan senyum sambil membantunya melepas jas kerja dan kancing kemejanya ditengah gangguan tangannya yang meraba ke seluruh tubuhku. Dan kesuksesan untuk membuatnya terlihat sempurna, seksi dan bisa dimiliki seutuhnya untukku sendiri nyatanya malah membuat sore hari yang sejuk ini kurang nyaman. Joe memandangi adik kecilnya yang lucu dengan tidak percaya diri. Sambil menggerutu karena ciumanku kurang pandai, sentuhanku kurang liar, Joe menyeretku ke ranjang. Dia duduk di tepi ranjang, “Kamu harus menjadi wanita penghibur, Rania. Jangan hanya pandai melukis!” Aku merasa tersinggung, sialan. Aku tidak ahli menjadi wanita penghibur yang mirip di kelab malamnya, yang geol-geol dengan busana minimalis, yang menampilkan wajah erotis menggoda dan merendahkan diri untuk bisa di bawa ke kamar penikmatnya. Aku Rania. Apa Joe lupa siapa aku? Melihatku murung, Joe jelas-jelas ingin melontarkan sesuatu yang bernada sinis, dan sebelum itu terjadi aku mengomelinya. “Aku

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status