Justin melangkah keluar dari ruang meeting, bersama dengan Peter, assistant-nya yang mengikutinya dari belakang. Sesaat Justin melirik arlojinya, dia melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya. Menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang tertunda saat dia berada di Yunani.“Tuan Justin, apa hari ini Anda akan pulang malam?” Peter, sang assistant bertanya kala masuk ke dalam ruang kerja Justin.“Ya, aku akan pulang larut malam hari ini.” Justin duduk di kursi kebesarannya seraya menyesap wine di tangannya. “Bagaimana keadaan perusahaan saat aku berada di Yunani?” tanyanya dengan tatapan menatap Peter.“Semuanya baik-baik saja, Tuan,” jawab Peter. “Terakhir meeting dengan para pemegang saham, Tuan Nathan yang menggantikan Anda.”Justin mengangguk singkat. “Kau sudah mengawasi adikku, kan? Bagaimana menurutmu tentang adikku yang menjabat sebagai Direktur Pemasaran? Sebelumnya, dia tidak pernah menangani perusahaan perfilman, harusnya dia banyak belajar mengenai perusahaan ini.”“Tuan, adik And
Malam semakin larut, Justin melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menelusuri kota Manhattan. Pikirannya tidak bisa tenang memikirkan Marinka yang tadi menemuinya. Tidak bisa dipungkiri, Justin merasa iba pada Marinka. Bagaimanapun mereka telah menjalin hubungan lama. Justin menyadari dirinya telah melukai Marinka. Tentu tidak akan ada wanita yang bisa menerima kekasihnya menikah dengan wanita lain. Justin membuang napas kasar, dia memukul setir mobilnya—menepis semua pikirannya. Dia memilih untuk tidak memikirkan apa pun saat ini. Memikirkan Marinka dan Athena bersamaan, benar-benar membuatnya tidak tahu harus memutuskan apa. Lebih baik baginya untuk menenangkan sejenak pikirannya, sebelum memastikan keputusan apa yang nanti dia ambil.Kini mobil Justin telah memasuki halaman parkir mansion-nya. Kemudian, dia turun dari mobil, sebelum melangkah masuk ke dalam rumah, dia melirik arlojinya—sudah pukul satu malam. Dia yakin, Athena pasti sudah tertidur. Kini Justin melanjutkan langka
Waktu menunjukkan pukul satu siang, Athena yang baru saja selesai pengambilan gambar, membuatnya sedikit kelelahan. Ya, terpilihnya Athena di perusahaan perhiasan terbesar di Amerika, membuat Athena herus bekerja dengan perfectionist. Kini Athena melangkah menuju ruang istirahat bersama dengan Julia yang juga menemaninya. Ketika melihat sofa di ruang istirahat, Athena langsung menjatuhkan tubuhnya—duduk di sofa itu, serta Julia yang juga ikut duduk di sampingnya. “Athena, tadi Tuan Asher Lewis bilang padaku, kau nanti akan bertemu dengan rekan bisnisnya. Rekan bisnisnya tertarik menjadikanmu sebagai brand ambassador di perusahaan mereka. Sore nanti kau akan bertemu dengannya,” ujar Julia seraya menyandarkan punggungnya di sofa. “Jadi hari ini, kita pasti akan pulang terlambat,” lanjutnya memberi tahu. “Apa nama perusahaan yang bekerja sama dengan Tuan Asher Lewis?” tanya Athena sambil menatap Julia. Julia mengangkat bahunya. “Aku juga belum tahu, Tuan Asher Lewis tidak memberitahuku
“Aku percaya padamu, Scarlett. Jika kau memilliki masalah, aku harap, kau selalu bercerita padaku.”Perkataan Nathan terus terngiang-ngiang di benak Athena. Sebuah kalimat yang begitu menyejukkan hatinya. setelah sekian lama, dia harus kembali bertemu dengan Nathan dengan keadaan sekarang dirinya menjadi kakak iparnya. Meski pernikahannya dengan Justin hanya pura-pura, tapi janji suci pernikahan mereka adalah kenyataan.Kini Athena melangkah masuk ke dalam Lewis Company, dia memilih untuk segera kembali ke Lewis Company. Tentu alasannya dia tidak sanggup berlama-lama melihat Nathan. Dia tidak bisa melihat tatapan mata Nathan, senyumannya yang begitu lembut, rasanya Athena sungguh tidak sanggup melihat itu semua.Brak!“Ah!” Athena meringis, dia terjatuh bersama seseorang yang dia tabrak. Athena mengumpat dalam hati. Karena melamun, dirinya tidak melihat jalan dengan baik.“Athena! Apa kau tidak menggunakan matamu dengan baik?!” Julia yang tersungkur di lantai, dia meringis kesakitan
Justin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menelusuri kota Manhattan. Sepanjang perjalanan, Athena memilih diam, terlebih dia melihat wajah Justin yang terlihat begitu marah. Sebenarnya Athena ingin bertanya apa alasan Justin berada di Lewis Company, tapi dia memilih mengurungkan niatnya.Tidak lama kemudian, mobil Justin mulai memasuki halaman parkir mansion-nya. Dia langsung turun bersama dengan Athena yang mengikutinya. Kini Justin dan Athena sama-sama melangkah menuju kamar mereka.Saat Justin dan Athena masuk ke dalam kamar, Justin langsung menarik tangan Athena, membawanya duduk di sofa. Lalu dia memanggil pelayan membawakan kotak obat. Ketika sang pelayan mengantarkan kotak obat, Justin segera mengambil kotak obat itu dan membukanya.“Ah!” ringis Athena saat Justin mengoleskan salep ke luka lebamnya. “Kau ingin mengobatiku, atau membunuhku, Justin?” dengusnya kesal. Pasalnya pria itu mengobatinya tidak pelan-pelan.Justin membuang napas kasar, lalu dia mengelus lembut lu
Prang!Marinka melempar seluruh barang-barang yang ada di dalam kamarnya. Kini keadaan kamar Marinka begitu kacau. Lukisan, guci, bingkai foto, semua hancur. Amarah Marinka tidak sanggup lagi tertahan. Terlebih ingatan Marinka terus berputar pada perkataan Justin yang mengatakan bukan Athena yang mengambilnya, melainkan dirinya sendiri nyang membuat kekasihnya itu tidak memilihnya.“Sialan! Athena! Aku bersumpah akan menghancurkanmu!” Marinka menjerit dengan begitu keras, dia terus membanting seluruh barang-barang yang ada di kamarnya.“Marinka? Ada apa ini?” Enrico terkejut ketika melihat kamar Marinka begitu kacau. Dia langsung melangkah mendekat dan merengkuh bahu putrinya. “Ada apa, Marinka? Apa yang terjadi padamu?” tanyanya dengan tatapan bingung.“Dad.” Marinka langsung membenamkan wajahnya ke pelukan sang ayah, tangisnya pecah dalam pelukan ayahnya. Terdengar suara isak tangisnya yang begitu pilu.Kini terlihat Enrico yang begitu terkejut mendengar suara tangis putrinya. Kemud
“Justin, pagi ini aku memiliki pemotretan. Apa hari ini kau akan pulang malam?” Athena melangkah keluar dari walk-in closet-nya. Dia baru saja berias, dan kini tubuhnya telah terbalut oleh ripped jeans dan tub top berwarna merah yang membuat Athena terlihat berbeda. Penampilannya hari ini membuatnya terlihat berani dan seksi. Warna merah memang warna yang membuat para wanita terlihat sangat seksi dan anggun.Justin yang tengah duduk di sofa seraya membaca email dari iPad, dia langsung mengalihkan pandangannya kala mendengar suara Athena. Seketika dia terkejut melihat penampilan Athena yang tampak begitu berbeda hari ini. Ya, wanita itu memang sangat cantik, seksi, dan sesuai dengan namanya; Athena. Dia benar-benar layaknya Dewi Athena. Namun, ketika Athena semakin mendekat ke arah Justin, dengan cepat Justin menepis pikirannya.“Kau hari ini ada jadwal pemotretan?” tanya Justin ketika Athena duduk di sampingnya. “Kenapa kau tidak beristirahat? Luka lebammu masih belum sembuh.”Athena
Justin melangkah masuk ke dalam ruang meeting, dia duduk di kursi kepemimpinan. Di hadapan Justin sudah ada Nathan dan Asher Lewis, rekan bisnis Justin. Tepat di saat Justin sudah duduk di kursi kepemimpinan, Hanna, sekretaris Justin memberikan dokumen yang dibutuhkan selama meeting. Justin pun langsung mengambil dokumen yang ada di hadapannya, lalu membaca setiap lembar halaman yang ada di dokumen itu.“Aku sudah membaca proposal yang kau ajukan, Tuan Asher,” ujar Justin seraya membuka setiap lembar dokumen yang dia baca. “Kau mengajak kerja sama Afford Group dalam pembuatan perusahaan perhiasan serta mengajak Lucero Group berkolaborasi membuaat sistem keamanan sebuah perusahaan. Di sini kebetulan ada adikku, Nathan Lucero Afford. Lucero Group dalam bidang teknologi dipimpin langsung oleh Nathan. Aku di sini hanya akan membahas tentang Lewis Group yang mengajak Afford Group mendirikan perusahaan perhiasan. Terutama berlian, batu ruby, emerald. Batu mulia tentu paling dicari oleh bany