Justin dan Athena telah tiba di PK Cocktail Bar. Sebuah bar yang dipilih oleh Athena. Tempat dengan view yang sangat mengagumkan, membuat Athena tidak mungkin tidak memilih tempat ini. PK Cocktail Bar, bisa melihat keindahan sunset di Kota Santoroni. Namun, karena Athena memilih mendatangi bar ini di malam hari, maka pemandangan yang ditampilkan adalah keindahan kota Santorini di malam hari yang tampak begitu indah.Justin dan Athena turun dari mobil, mereka melangkah masuk ke dalam PK Cocktail Bar. Sesekali, Athena melihat beberapa artis dan model terkenal ada di sana. Tentu mereka bersama dengan pasangan mereka. Kali ini, Athena kembali berpura-pura di hadapan publik, yaitu dia harus memeluk lengan Justin saat memasuki PK Cocktail Bar. Wanita itu hanya tidak ingin ada paparazzi yang mengambil gambarnya dengan Justin yang memberitakan hubungannya dengan Justin buruk. Setidaknya, selama tiga bulan, Athena harus bersabar.Justin memeluk pinggang Athena saat memasuki bar. Sesekali dia m
Justin turun dari mobil, dia membanting kasar pintu mobil dan melangkah masuk ke dalam hotel. Athena pun turun dari mobil. Wanita itu mendengkus melihat Justin sudah lebih dulu turun. Mereka sama-sama masuk ke dalam hotel. Terlihat raut wajah pria itu tampak begitu marah. Athena memilih bersabar dan tidak menanggapi amarah Justin.“Justin, tunggu!” Athena menahan lengan Justin yang baru saja masuk ke dalam kamar hotel mereka.Justin menghentikan langkahnya, dia berbalik dan menatap dingin Athena. “Ada apa?”“Kau itu kenapa? Tadi itu yang minta foto denganku adalah penggemarku, kenapa kau memukulnya?” Alis Athena saling bertautan, dia menatap bingung Justin yang terlihat begitu marah. “Harusnya kau tidak seperti itu, Justin. Dia itu penggemarku! Kau bertindak berlebihan.”Justin mengentakkan tangannya kasar, dia menjauhkan tubuhnya dari Athena seraya berkata tajam, “Jadi seperti ini sifat seorang artis dan model terkenal? Kau membiarkan tubuhmu begitu mudah dipeluk dan membiarkan pengg
Athena mematut diri di cermin, memoles wajahnya dengan makeup tipis. Balutan dress bermotif flower tali spaghetti, dan rambut yang diikat model ponytail, membuatnya tampak jauh lebih segar dan bersinar. Ya, pagi ini Athena dan Justin akan mengunjungi Oia, sebuah desa yang terletak di Santorini.Sejak kejadian tadi malam, dia dan Justin tidak saling bicara. Meski Athena berusaha layaknya bersikap normal dan seperti biasa, tapi tidak bisa dipungkiri, dia merasa canggung bertemu degan Justin. Tadi malam, Athena benar-benar merasakan dengan nyata sentuhan pria itu, jika dulu dia mabuk hingga berakhir tidur dengan Justin, tapi tadi malam dia sungguh merasakan sentuhan pria itu.“Kau sudah siap?” Suara Justin menyapa Athena dengan nada datar dan dingin. “Hari ini kita tidak perlu memakai sopir. Aku saja yang menyetir.”Athena mengalihkan pandangannya, menatap Justin yang berdiri di sampingnya. “Kenapa tidak memakai sopir? Apa kau tidak lelah?”“Aku memilih tidak memakai sopir. Itu membuatk
Sinar matahari pagi menembus jendela, menyentuh kulih wajah Athena. Perlahan wanita itu mulai membuka matanya, mengerjapkan mat beberapa kali. Saat membuka mata, dia terkejut sudah berada di dalam kamar hotel. Wanita itu menurunkan pandangannya—menatap tubuhnya masih terbalut dress yang dia pakai saat di Oia.Athena mendesah lega, terkadang yang dia takutkan adalah kejadian dirinya mabuk kembali terulang. Kini dia memikirkan dirinya yang kemarin tertidur di mobil. Dia melirik jam dinding—sudah pukul tujuh pagi, dia mengalihkan pandangannya ke samping—Justin sudah tidak ada di ranjang.“Astaga, pasti Justin yang memindahkanku,” gumam Athena menduga. Jika bukan Justin yang memindahkannya, siapa lagi? Dugaannya sudah sangatlah kuat. Detik selanjutnya, dia memilih beranjak dari ranjang, menuju kamar mandi.Dua puluh menit kemudian, setelah Athena selesai membersihkan diri dan sudah mengganti pakaiannya. Dia mengemasi barang-barang pribadinya. Pagi ini dia akan terbang menuju kota Athena.
“Athena, setelah berbelanja kau ingin ke mana lagi?” Justin mendekat ke arah Athena yang tengah berias. Pagi ini Justin akan menemani Athena berbelanja. Meski dia enggan menemani wanita itu, tapi dia tidak ingin Athena membuat masalah.Athena mengalihkan pandangannya, menatap Justin yang berdiri di sampingnya seraya menjawab, “Pantai, setelah berbelanja aku ingin pergi ke pantai. Kau mau ikut atau tidak? Jika tidak—”“Aku sudah katakan padamu, aku akan ikut denganmu!” Belum selesai Athena berbicara, Justin sudah menyela ucapan Athena.Athena mendesah pelan. “Terserah, lebih baik kita berangkat sekarang. Nanti kita makan di luar saja.”Wanita itu mengambil ponsel dan tasnya yang terletak di atas meja rias, berjalan meninggalkan kamar. Justin yang melihat Athena sudah lebih dulu meninggalkannya, dia berjalan mengikuti Athena menuju mobil yang telah menjemput mereka.Sepanjang perjalanan, Athena lebih memilih menyapa para penggemarnya di sosial media. Meski dia tidak bisa membalas semuan
Justin tak bisa terkendali. Pria itu menunjukkan jelas bagaimana emosi dalam dirinya. Athena yang melihat Justin tak bisa terkendali langsung memeluk erat pinggang pria itu, meminta Justin untuk menghentikan itu.“Kenapa kau mendorongku? Apa salahku?” Pria itu bangkit berdiri, dia menghunuskan tatapan tajam pada Justin. Tatapan yang menunjukkan jelas rasa tak terima, akan sikap kasar Justin padanya.Justin membalas tatapan pria itu semakin tajam. “Kau bertanya apa salahmu? Kau memeluk istriku, Sialan!”Pria itu tampak bingung dengan ucapan gila Justin. “Athena Morris adalah seorang artis. Harusnya kau tahu dia memiliki banyak penggemar. Hanya memeluk bukanlah masalah besar!”“Kau …!” Justin hendak menyerang, tetapi Athena maju, dia merentangkan kedua tangannya mencegah Justin bertindak kasar.“Justin, cukup!” Athena berkata tegas, lalu menoleh pada penggemarnya. “Aku mohon maafkan suamiku. Kau boleh pergi sekarang. Sekali lagi aku minta maaf.”“Tidak apa-apa, Athena. Aku mengerti. Te
Ciuman itu semakin memanas. Lidah saling membelit satu sama lain. Ciuman yang penuh nafsu, tapi tetap penuh kelembutan. Dua insan yang tengah berciuman itu seolah lupa diri—dan kehilangan kewarasan. Mereka telah melewati batas berbahaya yang telah mereka pasang sendiri.“J-Justin,” bisik Athena kala pagutannya terlepas. Kilat mata keduanya begitu menggebu, tatapan mereka saling mengunci satu sama lain.“Berikan aku, Athena,” Justin berbisik dengan nada rendah di depan bibir Athena. “Aku sudah lama menahannya.”“A-aku ….” Athena tampak begitu gugup, terutama kala mendengar ucapan Justin.“Damn it! Aku sudah tidak lagi bisa menahannya!” Justin menggeram, dia kembali menyambar bibir Athena, memagut dengan sedikit kasar bibir wanita itu. Mata Athena terbelalak terkejut saat Justin kembali memagut bibirnya.Justin mendorong tubuh Athena, hingga membuat tubuh wanita itu terbaring di atas ranjang. Dia naik ke atas tubuh Athena, melumat kembali bibinya. Kali ini pertahanan wanita itu kembali
Sinar matahari pagi menembus jendela, menyentuh kulit wajah Athena. Perlahan wanita itu mulai membuka matanya—dia mengerjap beberapa kali. Tepat di saat membuka mata, dia merasakan sakit dan perih di bagian bawahnya. Tubuhnya terasa begitu remuk, dia memijat pelan pelipisnya yang terasa begitu berat. Dia mengedarkan pandangannya, melihat dirinya berada di kamar hotelnya.Beberapa detik, Athena masih terdiam berusaha mengingat kenapa dirinya terasa sangat pegal. Lalu seketika Athena teringat sesuatu. Tubuhnya mematung, tiba-tiba di pikirannya muncul ingatan dirinya yang telah menghabiskan malam panas dengan Justin.Napas Athena memburu, wajahnya tampak begitu pucat. Hingga kemudian, Athena memberanikan diri menoleh ke samping—dan melihat sudah tidak ada Justin di sampingnya. Setidaknya, Athena tidak terbangun dengan ada Justin di sampingnya.Tatapan Athena teralih pada tubuhnya sendiri. Dia melihat tubuh polosnya hanya terbalut dengan selimut tebal. Athena memejamkan mata sesaat, dia m