"Justin, bangun. Aku lapar." Athena menggoyangkan bahu sang suami, berusaha membangunkan suaminya itu. Tapi berkali-kali Athena membangunkan Justin, suaminya itu tetap tidak juga bangun."Justin! Kenapa kau susah sekali bangunnya!" Athena merengek seraya memukul lengan sang suami. Dia tidak lagi bisa bersabar, peruntnya sudah merasa begitu lapar."Iya, Athena. Ada apa? Ini masih tengah malam." Dengan terpaksa Justin membuka matanya saat mendengar rengekan Athena. Padahal dia masih sangat mengantuk."Aku lapar, Justin." Athena menekuk bibirnya. Cemberut seperti seorang anak kecil."Aku akan meminta pelayan menyiapkan makanan untukmu." Justin hendak mengambil ponselnya, tapi Athena langsung menahan lengannya."Aku ingin kau yang memasak, Justin. Aku tidak mau pelayan!" Athena mencebikan bibirnya seraya melipat tangan di depan dada.Kening Justin berkerut, dia bingung dengan permintaan sang istri. "Athena, kau tahu aku tidak bisa memasak. Jangan yang meminta yang tidak-tidak, Athena. Aku
"Athena, kenapa kau lama sekali? Aku menunggumu hampir satu jam!" Suara Julia berseru dengan nada kesal saat melihat Athena melangkah menghampirinya. Bagaimana dia tidak marah. Dia sudah menunggu lama sahabatnya itu."Salahkan dirimu kenapa kau mendatangiku pagi hari seperti ini." Athena duduk di samping Julia. Dia mengambil chocolate cake di atas meja dan memakannya perlahan. "Dari pada kau marah-marah tidak jelas, lebih baik kau makan. Pelayanku sudah banyak menyiapkan makanan untukmu, bukan? Kalau kau kurang bilang saja, nanti aku akan meminta pelayanku menyiapkan makanan yang kau inginkan."Julia menggeleng tak percaya menatap Athena yang tengah melahap chocolate cake. Entah perutnya yang lapar menjadi kenyang melihat Athena yang begitu banyak makan. "Jika aku mengikutimu, aku tidak bisa membayangkan bentuk tubuhku. Lihat saja kau baru satu kali hamil tapi cara makanmu sungguh mengerikan.""Aku memang hamil baru satu kali, tapi bayiku ada tiga. Jadi kau tidak perlu heran jika aku
Justin duduk di kursi kebesarannya seraya menyandarkan punggungnya. Pikirannya kini tengah memikirkan kehamilan Athena yang sudah terlihat membesar. Padahal usia kandungannya masih terbilang muda, tapi perutnya sudah membuncit. Tentu saja Justin selalu merasa khawatir dengan keadaan sang istri. Meski Dokter selalu mengatakannya baik-baik saja, tapi tetap Justin tidak pernah tenang. Bahkan Justin meminta Dokter untuk memeriksa kandungan Athena setiap minggunya.Suara ketukan pintu terdengar. Justin yang tengah melamun langsung menghentikan lamunannya kala mendengar suara ketukan pintu. Dia pun langsung menginterupsi untuk masuk."Tuan Justin, apa anda memanggil saya?" Peter melangkah mendekat ke arah Justin."Ya, aku memanggilmu," jawab Justin dingin. "Aku ingin kau menyiapkan restoran terbaik untukku makan malam berdua dengan istriku. Aku sudah lama tidak makan malam diluar bersama dengannya.""Baik, Tuan," jawab Peter patuh."Peter," panggil Justin dengan raut wajah yang tampak begit
Athena mamatut cermin. Kini tubuhnya terlah terbalut oleh sebuah gaun berwarna hijau emerald. Gaun yang dipilihkan Justin ini sukses membuat Athena tampak begitu mengagumkan. Dengan polosan make up tipis dan rambut coklatnya yang tergerai indah, membuat Athena benar-benar sangat cantik."Aku terlihat lucu dengan perut yang membuncit seperti ini." Athena mengulum senyumannya. Dia mengusap pelan perutnya dengan lembut. Meski memiki kenaikan berat badan. Tapi Athena masih memiliki bentuk tubuh yang bagus. Hanya beberapa bagian dari tubuhnya saja yang membesar akibat kehamilannya.Justin berdiri di ambang pintu. Sudah sejak tadi dia memperhatikan sang istri yang tengah berias. Senyum di bibirnya terukir melihat Athena yang tampak menawan dengan balutan gaun yang dia pilihkan untuk istrinya. Perut Athena yang membuncit itu benar-benar membuatnya sangat seksi. Kini Justin mendekat, dia memeluk Athena seraya memberikan kecupan di bahu polos sang istri.Athena yang melihat Justin dari pantula
Sinar matahari pagi menembus jendela, menyentuh kulit wajah Athena. Perlahan Athena mulai membuka matanya. Dia mengerjap beberapa kali, menggeliat dan menguap. Saat Athea membuka matanya, dia menatap dirinya tengah berada di kamar hotel. Seketika senyum di bibir Athena terukir kala mengingat percintaan panasnya dengan Justin. Dia mengingat sudah berapa kali Justin menyentuhnya. Bahkan sepanjang malam suaminya itu tidak henti memujannya."Apa yang kau pikirkan, sayang?" Justin melangkah masuk ke dalam kamar seraya membawakan nampan yang berisikan sarapan. Dia mendekat dan duduk di tepi ranjang."Justin? Kau dari mana?" tanya Athena dengan suara pelan. Dia tidak menyadari Justin sudah tidak ada di sampingnya. Raut wajahnya sedikit memerah karena sang suami memergokinya yang tengah melamunkan sesuatu. Jika seperti ini, Athena tentu akan malu pada Justin. Astaga, sejak hamil membuat dirinya selalu membayangkan setiap kali percintaan panasnya dengan suaminya."Aku tadi mengambil sarapan. T
Suara ketukan pintu terdengar membuat Julia yang tengah tertidur pulas harus terbangun. Julia mengumpat pelan kala ada yang mengganggunya. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali dan mengalihkan pandangannya pada jam dinding. Kini sudah pukul dua siang. Ya, dia ketiduran saat dirinya tengah menonton drama film kesukaannya. Jika biasanya Julia menonton bersama dengan Athena, sekarang dia harus menonton sendiri. Seperti saat ini, dia menonton hingga membuatnya ketiduran.Saat Julia sudah membuka matanya, dia menginterupsi orang yang mengetuk pintu untuk masuk.“Nona Julia...” Seorang pelayan melangkah masuk ke dalam kamar Julia.Julia mendengkus tak suka. “Kenapa kau mengganggu tidurku? Aku masih mengantuk?” ucapnya dingin.“Maaf, Nona. Tapi di depan ada Tuan Peter datang mencari anda,” ujar sang pelayan memberitahu.“Peter?” Kening Julia berkerut, menatap bingung pelayan yang berdiri di hadapannya.Sang pelayan menganggukan kepalanya. “Benar, Nona. Tuan Peter ada di depan. Beliau mengat
Athena berdecak kesal kala nomor ponsel Julia tapi tidak ada satupun jawaban. Tidak menyerah, Athena kembali berusaha mengubungi nomor Julia tapi hasilnya tetap saja. Hingga kemudian, Athena memilih mencoba menghubungi nomor rumahnya. Julia masih tinggal di penthouse pribadi milik Athena. Athena memang meminta Julia untuk tetap tinggal di penthouse miliknya. Karena dulu sebelum menikah dengan Justin, Athena dan Julia sudah tinggal bersama.“Hallo?” sapa Athena kala panggilan terhubung.“Selamat pagi, ini Nyonya Athena?” seorang pelayan menjawab dengan sopan.“Iya ini aku. Apa Julia ada di rumah?”“Ada, Nyonya. Tapi sejak bertemu dengan Tuan Peter, Nona Julia memilih mengurung dirinya.”Athena mengerutkan keningnya, kala mendengar perkataan sang pelayan.“Apa Peter masih di sana?”“Tuan Peter sudah pulang, Nyonya. Tapi saya tidak sengaja melihat Nyonya Julia menangis.”“Julia menangis?” Wajah Athena berubah saat mendengar Julia menangis. Kilat matanya menjadi begitu cemas dan panik.“I
Dering alarm berbunyi, membuat Athena yang tengah tertidur pulas harus terbangun. Dia menggeliat, menguap dan mengerjapkan matanya beberapa kali saat pagi menyapa. Ketika Athena sudah membuka matanya, dia mematikan alarm itu—lalu mengalihkan pandangannya ke samping.Athena langsung menghela napas dalam, melihat ranjang Justin sudah kosong. Pasti suaminya itu berangkat lebih awal. Tatapan Athena teralih ke atas nakas. Dan benar saja, dia menemukan sebuah note di sana. Kini Athena mengambil note yang terletak di atas nakas dan membacanya.*Sayang, maaf aku harus berangkat lebih awal. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Kau tertidur begitu lelap, aku tidak tega membangunkanmu. Justin. L. A. – Your Husband.*Athena berdecak pelan kala membaca note itu. Ya, Justin memang tidak akan pernah membangunkannya jika dia tengah tertidur lelap. Padahal Athena ingin sekali menyiapkan segala keperluan suaminya itu.“Sudahlah aku mandi saja.” Athena tidak ingin merusak paginya dengan wajah kesal.
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya.Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan.“Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman.Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu.“Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.“Ya?” J
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya.“Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga.“Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya.“Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Daddy
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda.“Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana.“Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh.Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap ana
Suara keributan membuat Justin dan Athena langsung berlari menghampiri kamar anak-anak mereka dengan cepat. Seketika Athena terbelalak terkejut melihat Arnold dan Alaric memperebutka sebuah robot di tangan mereka.“Arnold, Alaric! Apa-apaan ini! Mommy tidak ingin kalian bertengkar seperti ini!” seru Athena memberikan peringatan pada kedua putraynya itu.Perkataan tegas Athena sukses membuat Arnold dan Alaric tidak lagi membuar keributan. Kedua putranya kini menundukan kepalanya. Ya, seperti bias ajika Arnold dan Alaric bersalah mereka akan menunduan kepala mereka, sebagai ungkapan mereka telah menyesal.“Arnold, Alaric, kenapa kalian bertengkar?” Suara Justin bertanya pada kedua putranya“Daddy, tadi Ka Arnold membuat tangan robotku patah. Dia menariknya robot Ka Arnold,” ucap Alaric dengan suara polosnya.Justin mengembuskan napas kasar. “Arnold, kenapa kau membat tangan robot Alaric patah?”“Maaf, Daddy. Aku sungguh tidak sengaja,” jawab Arnold dengan kepala tertunduk.Athena mendes
Lima tahun kemudian…“Mommy…..” Suara teriakan anak-anak, membuat Athena yang tengah manata makanan di atas meja makan langsung mengalihkan pandangannya pada suara yang memanggilnya.“Hey, anak-anak kesayangan Mommy sudah pulang.” Athena langsung merentangkan kedua tangannya, memeluk Jasper, Joana, dan Jesslyn yang baru saja pulang sekolah.“Mommy kami merindukanmu.” Jasper, Joana, dan Jesslyn berucap dengan suara polosnya.“Mommy juga merindukan kalian.” Athena mengecupi puncak kepala anak-anaknya itu. “Sayang kenapa kalian pulang bertiga? Di mana Arnold dan Alaric?” tanyanya.“Mommy, tadi Arnold dan Alaric sangat lama. Kami pulang duluan. Arnold dan Alaric ada kelas bahasa Jepang,” jawab Joana dengan suara polosnya.Athena mendesah pelan. “Kenapa kalian tidak menunggu Arnold dan Alaric? Kan sopir jadi tidak perlu bolak-balik menjemput Arnold dan Alaric.”“Mommy, tadi Paman Nathan meneleponku, Paman bilang akan menjemput Arnold dan Alaric,” jawab Jesslyn dengan pupil mata hijau yang
Sydney, Australia.Athena berjalan menelusuri bibir pantai bersama dengan Justin. Athena menggendong Jeslyn, putri bungsunya. Sedangkan Justin menggendong Jasper dan Joana. Kini Justin dan Athena tengah berada di Mainly Beach, sebuah pantai yang wajib dikunjungi selama berada di Sydney. Banyak turis datang di pantai ini.Terlebih sekarang adalah musim panas di Sydney, musim di mana banyak pengunjung yang datang. Jika di Sydney saat ini musim panas, berbeda dengan New York yang sekarang adalah musim dingin. Perbedaan musim, yang membuat Athena menyiapkan segala kebutuhan dengan baik untuk suami dan anak-anaknya.Di belakang Justin dan Athena ada tiga pengasuh serta dua orang pengawal yang selalu beriringan dengan mereka. Sesaat tatapan Athena teralih pada beberapa orang diujung sana yang diam-diam mengambil gambar dirinya dan Justin serta ketiga anaknya. Athena pun memilih untuk mengulas senyuman di wajahnya dan membiarkan orang-orang di sana mengambil gambarnya. Jujur saja, Athena tid
Julia memuntahkan semua sisi perutnya di wastafel. Kepala Julia memberat. Tubuhnya terasa begitu lemah. Sudah beberapa hari ini, dia selalu memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke perutnya. Ya, dia memang begitu tersiksa beberapa hari ini. Ditambah dia masih harus mengurus J.A Modeling School. Meski demikian Athena mulai datang ke J.A Modeling School, membantu dirinya mengurus sekolah modeling itu. Jika tidak entah bagaimana mengurus J.A Modeling School yang kini berkembang begitu pesat.Saat Julia hendak keluar dari kamar mandi, pandangan Julia mulai buram. Kepalanya memberat. Tubuhnya tidak mampu berdiri. Hingga saat semua pandangan Julia menggelap, dan tubuhnya hampir ambruk, Peter yang baru saja keluar dari walk-in closetnya dengan cepat berlari dan menangkap tubuh Julia yang kini sudah jatuh pingsan.“Julia? Julia bangunlah?” Peter menepuk pelan pipi sang istri, tapi Julia tak kunjung membuka matanya. Raut wajah Peter berubah menjadi panik. Dia langsung membopong tubuh Julia
Beberapa bulan kemudian…Suara tangis Jasper dan Joana membuat Athena yang tengah berkemas-kemas langsung menghentikan aktifitasnya. Kini Athena mengambil alih Joana, sedangkan Jasper diambil alih oleh pengasuh. Athena harus lebih dulu menggendong Joana, pasalnya Joana yang sering menangis kencang.Beruntung Jesslyn tidak pernah rewel. Jika saja Jesslyn sama seperti Jasper dan Joana, entah apa yang harus di lakukan Athena. Sungguh, memiliki tiga bayi kembar sekaligus benar-benar membuat Athena kerepotan.Namun, meski demikian tentu saja Athena sangat bahagia. Athena tidak sendiri, Justin menyiapkan tiga pengasuh untuk anak-anak mereka. Hanya saja, Joana yang paling rewel dan sering sekali menangis. Itu kenapa Athena harus menggendong Joana lebih dulu.“Sayang? Kenapa kau menangis? Lihatlah adikmu sangat tenang.” Athena mengecupi pipi gemuk Joana. “Jangan menangis lagi, ya? Mommy sedang bersiap-siap. Hari ini kita akan berlibur ke Sydney.”Ya, sebenarnya tadi Athena tengah berkemas-kem
Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Peter dan Julia. Setelah perjuangan panjang hubungan mereka, akhirnya semuanya berjalan dengan manis. Mereka bisa menikah, ini adalah impian Julia sejak dulu. Jujur Julia masih tidak menyangka bisa menikah dengan pria yang dia cintai. Penantian panjang Julia terbalaskan, kini dia telah berhasil meluluhkan hati Peter. Sosok pria yang sejak awal menarik perhatiannya. Meski Peter belum sepenuhnya mencintai dirinya, tapi Julia yakin Peter akan berusaha untuk membahagiakannya.Di hari pernikahan Peter dan Julia, Athena khusus meminta Brian, ayahnya menjadi pendamping Julia. Mengingat Julia sudah tidak lagi memiliki orang tua. Begitu pun dengan Peter, Justin khusus meminta Arthur, ayahnya sebagai pendamping Peter. Samahalnya dengan Julia, Peter sudah tidak lagi memiliki kedua orang tua. Selama ini Justin dan Athena sudah menganggap Peter dan Julia sebagai keluarga mereka.Kini Julia mematut cermin, tubuhnya sudah terbalut sebuah gaun pengantin rancang