Dering alarm berbunyi, membuat Athena yang tengah tertidur pulas harus terbangun. Dia menggeliat, menguap dan mengerjapkan matanya beberapa kali saat pagi menyapa. Ketika Athena sudah membuka matanya, dia mematikan alarm itu—lalu mengalihkan pandangannya ke samping.Athena langsung menghela napas dalam, melihat ranjang Justin sudah kosong. Pasti suaminya itu berangkat lebih awal. Tatapan Athena teralih ke atas nakas. Dan benar saja, dia menemukan sebuah note di sana. Kini Athena mengambil note yang terletak di atas nakas dan membacanya.*Sayang, maaf aku harus berangkat lebih awal. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Kau tertidur begitu lelap, aku tidak tega membangunkanmu. Justin. L. A. – Your Husband.*Athena berdecak pelan kala membaca note itu. Ya, Justin memang tidak akan pernah membangunkannya jika dia tengah tertidur lelap. Padahal Athena ingin sekali menyiapkan segala keperluan suaminya itu.“Sudahlah aku mandi saja.” Athena tidak ingin merusak paginya dengan wajah kesal.
Athena duduk di sofa kamar seraya menatap keluar jendela. Dia tengah menunggu Justin yang juga belum pulang ke rumah. Harusnya Justin pulang pukul empat sore. Namun, hingga pukul enam, suaminya itu masih tak kunjung pulang.“Justin ke mana? Kenapa dia belum pulang?” Athena mendengkus tak suka. Dia mengambil ponselnya, dan berusaha menghubungi suaminya itu. Tapi, satu, dua sampai tiga kali dia mencoba, tidak ada satu pun jawaban dari Justin.Athena kembali menatap keluar jendela sambil menopang dagunya ke sandaran sofa. Raut wajah kesal benar-benar terlihat jelas di wajah cantik Athena. Tiba-tiba, di saat Athena terus menatap keluar jendela, dia tersenyum melihat mobil sport Justin yang memasuki halaman rumah. Dengan cepat Athena beranjak dari tempat duduknya, dia berjalan meninggalkan kamar, menyusul Justin yang masih berada di bawah.“Justin,” seru Athena dengan riang. Dia langsung mengamburkan pelukan pada Justin yang baru saja turun dari mobil.Justin tampak terkejut saat Athena me
*Julia, weekend kali ini kau tidak perlu ke J.A Modeling School. Minta staff yang lain untuk menggantikanmu. Aku ingin kau pergi ke Danau George. Ada yang harus kau kerjakan di sana. Bantu aku. Kau tahu aku tengah hamil, tidak mungkin aku pergi ke Danau George.*Julia mengerutkan keningnya kala membaca pesan masuk dari Athena yang mengatakan dirinya harus mengunjungi Danau George. Pasalnya, selama ini Athena tidak pernah memintanya untuk mengunjungi alam terbuka seperti itu. Terlebih dirinya tengah disibukan dengan J.A Modeling School milik Athena yang baru saja dibuka, tapi sudah berkembang begitu pesat. Athena masih belum bisa kembali bekerja, mengingat sahabatnya itu tengah mengandung, itu yang membuat Julia harus menggantikan seluruh pekerjaan Athena.“Kenapa Athena memintaku ke Danau George? Mana mungkin ada pekerjaan di sana? Dia itu memintaku bekerja atau berlibur?” Kening Julia berkerut dalam, dia tampak bingung. Rasanya tidak mungkin Athena kerjaan di Danau George. Jika Athen
Mobil yang membawa Peter dan Julia telah memasuki sebuah hotel yang tidak jauh dari kawasan Danau George. Setelah menempuh perjalanan hampir empat jam dari Manhattan menuju Danau George, kini Peter dan Julia telah tiba. Beruntung musim semi telah berganti dengan musim panas. Cuaca di Danau George begitu menyejukan meski di tengah musim panas.Setelah memarkirkan mobil, Peter mengalihkan pandangannya, menatap Julia yang masih memejamkan matanya. Tentu dia tahu, wanita itu pasti kelelahn di perjalanan yang cukup panjang.“Julia.” Peter menepuk pelan lengan Julia, membangunkannya. Namun, sayangnya, beberapa kali dia memanggil nama Julia, wanita itu tak kunjung bangun. Peter mengembuskan napas panjang, Julia tertidur begitu pulas. Bahkan tidak menyadari kalau sudah tiba di tempat tujuan mereka.“Julia.” Peter kembali berusaha membangunkan Julia. Kali ini, dia membangunkan sedikit lebih keras dari sebelumnya dan menggoyangkan bahu wanita itu.“Hmm..” Julia menggeliat dan mengerjapkan matan
Julia mengerutkan keningnya, menatap Peter yang tengah melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Dia tampak bingung kemana Peter membawanya. Pasalnya ini sudah malam.“Peter,” panggil Julia dengan raut wajah yang serius.“Hm?” Peter mengalihkan pandangannya, melirik Julia sekilas. Lalu kembali menatap ke depan.“Kau ini ingin membawaku ke mana sebenarnya?” tanya Julia yang penasaran.“Sebentar lagi kita sampai,” jawab Peter dengan tatapan yang fokus melajukan mobil. Jalanan yang sepi. Beruntung ada lampu menerang jalan yang membantu Peter melihat jalanan. Danau George memiliki pemandangan yang indah. Siang hari, banyak para turis yang mendaki gunung.Tak berselang lama, mobil Peter mulai memasuki parkiran dekat dengan Lake George Cruises. Raut wajah Julia tampak begitu bingung. Kenapa Peter membawanya ke dekat kapar pesiar seperti ini?”“Peter, kau—”“Turunlah, nanti kau akan tahu.”Belum sempat Julia menyelesaikan ucapannya, Peter sudah lebih dulu memotong ucapan Julia. Julia hanya bi
“Justin, apa Peter menghubungimu? Kenapa nomor ponsel Julia tidak aktif sejak tadi malam?” Athena bertanya seraya melanagkah mendekat ke arah Justin yang tengah membaca koran.Mendengar suara Athena, Justin menurunkan korannya. Lalu meletakan ke atas meja. Dia menarik pelan tangan Athena, duduk di pangkuannya. Reflek, Athena mengaitkan tangannya di leher Justin. Dia merapatkan tubuhnya pada tubuh sang suami. Kini Justin menarik dagu Athena, mencium dan melumat lembut bibir sang istri.“Justin, kau belum menjawab pertanyaanku tadi,” ucap Athena saat pagutannya terlepas.“Peter dan Julia pagi ini sedang hiking. Tadi malam mereka menghabiskan waktu di kapal pesiar. Biarkan mereka menikmati waktu mereka, Athena.” Justin membawa tangannya mengusap lembut perut Athena yang kian membesar itu. Dia sudah tidak sabar lagi melihat anak-anaknya.Athena tersenyum. “Aku senang kalau mereka semakin dekat,” jawabnya seraya membenamkan wajahnya di leher Justin. Menghirup aroma parfume suaminya itu.“W
Athena mengusap perutnya yang kian membuncit. Kehamilannya belum sampai tujuh bulan namun dia mulai kesulitan berjalan. Dia pun merasa tidak nyaman ketika tidur. Tidak heran, karena dia tengah mengandung tiga bayi sekaligus.Tidak pernah terpikir oleh Athena, dia akan mengandung tiga bayi langsung. Pantas saja perutnya sangat besar. Beruntung, dia tidak memiliki strechmark. Jika saja dia memilikinya, dia pasti akan sangat malu. Meski Justin selalu mengatakan dia sangat cantik, tapi tetap saja sebagai seorang istri Athena ingin berpenampilan menarik untuk suaminya.Suara ketukan pintu terdengar. Athena mengalihkan pandangannya ke arah pintu, dan langsung menginterupsi untuk masuk.“Selamat pagi Nyonya Athena.” Seorang pelayan membawakan napan yang berisikan sarapan untuk Athena.“Pagi. Letakan saja di meja.” Athena berucap seraya duduk di sofa.“Baik Nyonya.” Kini sang pelayan meletakan sarapan yang dia bawa ke atas meja. “Nyonya, tadi saat Tuan Justin berangkat ke kantor, beliau berpe
“Justin? Athena? Kalian sudah datang?” Bianca menyambut kedatangan Justin dan Athena kala memasuki rumah. Dia langsung memeluk putra dan menantunya itu bergantian.“Maaf kami terlambat, Mom.” Athena mengurai pelukannya. Dia mengulas senyuman hangat di wajahnya, menatap lembut Bianca.“Tidak, sayang. Kalian tidak terlambat.” Tatapan Bianca teralih pada perut Athena yang membuncit. “Cucu Mommy baik-baik saja, kan?” tanyanya.“Mommy tenang saja, cucu Mommy berhasil membuat tubuhku tidak lagi berbentuk. Dan tentu saja mereka sehat kareka telah membuatku selalu ingin makan tengah malam.” Athena menjawab seraya mengulum senyumannya.“Tidak apa-apa, yang penting kalian sehat.” Bianca membawa tangannya, mengelus lembut pipi Athena. “Dulu saat Mommy mengandung Justin, tubuh Mommy juga naik cukup parah. Tapi setelah itu Mommy kembali menjaga pola makan dan berolah raga demi memulikan berat badan Mommy.”Justin mengembuskan napas panjang. Entah kenapa wanita selalu diributkan dengan berat badan.