“Justin? Athena? Kalian sudah datang?” Bianca menyambut kedatangan Justin dan Athena kala memasuki rumah. Dia langsung memeluk putra dan menantunya itu bergantian.“Maaf kami terlambat, Mom.” Athena mengurai pelukannya. Dia mengulas senyuman hangat di wajahnya, menatap lembut Bianca.“Tidak, sayang. Kalian tidak terlambat.” Tatapan Bianca teralih pada perut Athena yang membuncit. “Cucu Mommy baik-baik saja, kan?” tanyanya.“Mommy tenang saja, cucu Mommy berhasil membuat tubuhku tidak lagi berbentuk. Dan tentu saja mereka sehat kareka telah membuatku selalu ingin makan tengah malam.” Athena menjawab seraya mengulum senyumannya.“Tidak apa-apa, yang penting kalian sehat.” Bianca membawa tangannya, mengelus lembut pipi Athena. “Dulu saat Mommy mengandung Justin, tubuh Mommy juga naik cukup parah. Tapi setelah itu Mommy kembali menjaga pola makan dan berolah raga demi memulikan berat badan Mommy.”Justin mengembuskan napas panjang. Entah kenapa wanita selalu diributkan dengan berat badan.
Justin mengisap rokoknya dengan kuat, lalu mengembuskan asap ke udara. Pikirannya terus memikirkan sang istri. Ada rasa bersalah dalam dirinya karena dia kehilangan kendali hingga membentak istrinya itu. Terlebih dia melihat Athena menangis, itu yang membuatnya semakin resah. Harusnya dia bisa mengendalikan dirinya, tapi amarah Justin tidak lagi tertahan ketika Athena memaksa dirinya untuk menghadiri pesta Kylie. Justin tahu apa yang direncanakan oleh Athena. Dan tentu Justin mengenal sosok istrinya yang begitu mudah memaafkan.Justin membuang napas kasar dan mengumpat dalam hati. Kini dia mematikan rokoknya. Lalu dia kembali melangkah menuju kamar. Dia tidak bisa tenang jika seperti ini. Wajah Athena yang menangis selalu muncul dalam benaknya.Saat Justin tiba di kamar, dia terpaku melihat Athena terbaring di ranjang, meringkuk. Selimutnya sudah jatuh, tidak lagi menutup tubuh sang istri. Justin mendekat, dia langsung menarik selimut, menutupi tubuh Athena. Namun, seketika tatapan Ju
“Kak!” Suara bentakan keras begitu menggelegar memasuki ruang kerja Justin. Sontak Justin dan Peter mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara itu. Raut wajah Justin berubah kala menatap sosok yang dia kenali menerobos masuk ke dalam ruang kerjanya.“Kenapa kau di sini? Apa kau tidak memiliki sopan santun masuk ke dalam ruang kerjaku dengan berteriak seperti itu?” Suara Justin berseru dengan tatapan yang begitu dingin pada Joseph yang kini mendekat ke arahnya. Yang ada di hadapan Justin adalah Joseph—adik laki-lakinya.Saat Joseph datang, Peter langsung menundukan kepalanya pamit undur diri dari hadapan Justin dan Joseph.“Ka, apa kau sudah kehilangan akal sehatmu? Kenapa kau membatasiku untuk mengambil uang di perusahaan?” Joseph menatap dingin Justin. Kilat kemarahan terlihat di wajahnya. Jika saja Justin bukan kakak kandungnya, mungkin sudah sejak tadi Joseph menghajar kakaknya itu.Justin mengembuskan napas kasar mendengar apa yang dikatakan oleh Joseph. Dia mengambil wine di
Setelah makan malam, Justin dan Athena kembali ke kamar. Athena pun langsung mengganti pakaiannya dengan gaun tidur yang berukuran besar. Kini Justin dan Athena duduk di ranjang seraya menyandarkan punggung di kepala ranjang. Justin memilih untuk fokus pada iPad di tangannya. Sedangkan Athena yang sejak tadi ingin mengajak Justin berbicara, hanya saja dia bingung sang suami hanya diam dan tidak mengatakan sepatah kata pun.“Justin.” Athena memanggil sang suami dengan suara yang pelan.“Ya?” Justin mengalihkan pandangannya, menatap Athena.“Ada yang ingin aku bicarakan padamu.” Athena mengucapkan itu seraya menekuk sedikit bibirnya.Justin menghela napas panjang. Dia meletakan iPad di tangannya ke atas nakas dan kembali menatap Athena. “Apa yang ingin kau bicarakan?”“Aku ingin minta maaf soal kemarin, Justin.” Athena menatap Justin seperti anak kecil yang tengah melakukan kesalahan. Kini dia kembali melanjutkan perkataannya, “Maaf karena telah memaksamu untuk datang ke pernikahan Kyli
Athena melangkan kakinya menelusuri bibir pantai. Sepulangnya Drake dan Paula, Athena meminta Justin untuk menemaninya ke Cooper’s Beach. Jaraknya cukup jauh dari Manhattan, kurang lebih membutuhkan waktu dua jam perjalanan menuju pantai ini. Beruntung Justin pun menuruti permintaan Athena. Mungkin salah satu alasannya karena ini adalah weekend.Awalnya Justin memang tidak menyetujuinya, karena jarak pantai yang diminta Athena cukup jauh, namun bukan Athena namanya kalau tidak merayu sang suami agar menuruti permintaannya. Terlebih perjalanan dua jam, tidak akan terasa bagi Athena selama Justinlah yang berada disisinya.“Justin, apa Ka Annabeth sudah kembali ke Los Angeles?” tanya Athena sambil melirik ke arah Justin yang berdiri di sampingnya.“Sudah, dia baru menghubungiku sebelum kira ke sini. Dia harus kembali ke Los Angeles karena menemani suaminya,” jawab Justin sembari menggenggam tangan sang istri. Pemandangan di sore hari begitu menyejukan. Tidak heran, banyak turis yang berd
Kandungan Athena mulai memasuki bulan kedelapan. Menjelang Athena melahirkan, Justin semakin overprotective. Justin tidak memperbolehkan Athena keluar tanpa dirinya. Bayangkan saja, jika Athena ingin berbelanja, Justin harus ikut menemani.Athena mengakui perutnya sudah begitu membesar. Dia sudah sulit bergerak, dan tidur pun merasa tidak nyaman. Namun, meski demikian Athena tidak pernah mengeluh. Rasanya dirinya sudah tidak lagi sabar menunggu kelahiran anak-anaknya. Hingga detik ini, Athena dan Justin belum mengetahui jenis kelamin anak-anaknya.Jujur, Athena sebenarnya sangat penasaran. Tapi, dia dan Justin memutuskan menunggu hingga anak-anak mereka lahir. Dan untuk perlengkapan baju bayi, jangan ditanya. Karena dari Keluarga Athena serta Keluarga Justin, hampir setiap minggu mengirimkan baju bayi laki-laki dan perempuan dan juga mainan.Kini Athena tengah duduk bersantai di kamar seraya menonton film drama kesukannya. Tadi pagi Justin sudah berangkat lebih awal. Biasanya Justin
“Justin? Kau sudah pulang?” Athena terkejut melihat Justin sudah berada di rumah. Dia hendak beranjak dari tempat duduknya, namun Jusin lebih dulu mendekat ke arahnya.“Kau duduk saja.” Justin mengecup pipi Athena. Dia tahu istrinya itu kesulitan berjalan.“Ka,” sapa Nathan seraya menatap Justin yang duduk di hadapannya.“Kapan kau datang? Aku tidak tahu kau sudah kembali ke New York,” ujar Justin. Dia memang tidak mendapatkan informasi apa pun tentang kepulangan Nathan. Biasanya, dia akan mendapatkan laporan dari Peter, mengenai Nathan. Dan sekarang dia dikejutkan dengan kepulangan adiknya itu.“Aku baru sampai New York tadi pagi,” jawab Nathan memberitahu.Justin mengganggukan kepalanya. “Aku senang kau kembali. Apa kau sudah bertemu dengan Dad dan Mom?”“Belum, setelah ini aku akan bertemu dengan Dad dan juga Mom,” balas Nathan. “Oh, ya. Ka, aku dengar Joseph menggantikanku memimpin perusahaan di Madrid. Apa kau yang memintanya?” tanyanya yang sejak lama ingin tahu.“Ya, anak nakal
Suara dering ponsel terdengar, membuat Athena yang tengah tertidur langsung terbangun. Perlahan Athena mengerjap beberapa kali, dan menggeliat. Tepat di saat Athena sudah membuka mata, dia langsung mengambil ponsel yang berada di atas meja. Kemudian menatap layar ponselnya. Seketika senyum di bibir Athena terukir melihar nomor Adelia muncul dia menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan, sebelum kemudian meletakan ke telinganya.“Ya, Adelia?” jawab Athena dengan riang saat panggilan terhubung.“Athena, apa aku mengganggumu?” tanya Adelia dari seberang line.“Tidak, Adelia. Tentu saja kau tidak menggangguku.”“Bagaimana kabarmu, Athena? Sebentar lagi kau akan melahirkan, bukan?”“Iya, Adelia. Usia kandunganku saat ini tiga puluh enam minggu. Apa nanti kau bisa datang ke New York?”“Aku tidak mungkin tidak datang saat tiga keponakanku lahir, Athena. Rencananya minggu depan, aku akan kembali ke New York, bersama dengan kekasihku. Nanti aku akan mengenalkannya padamu.”“Ya, kau bawal