*Julia, weekend kali ini kau tidak perlu ke J.A Modeling School. Minta staff yang lain untuk menggantikanmu. Aku ingin kau pergi ke Danau George. Ada yang harus kau kerjakan di sana. Bantu aku. Kau tahu aku tengah hamil, tidak mungkin aku pergi ke Danau George.*Julia mengerutkan keningnya kala membaca pesan masuk dari Athena yang mengatakan dirinya harus mengunjungi Danau George. Pasalnya, selama ini Athena tidak pernah memintanya untuk mengunjungi alam terbuka seperti itu. Terlebih dirinya tengah disibukan dengan J.A Modeling School milik Athena yang baru saja dibuka, tapi sudah berkembang begitu pesat. Athena masih belum bisa kembali bekerja, mengingat sahabatnya itu tengah mengandung, itu yang membuat Julia harus menggantikan seluruh pekerjaan Athena.“Kenapa Athena memintaku ke Danau George? Mana mungkin ada pekerjaan di sana? Dia itu memintaku bekerja atau berlibur?” Kening Julia berkerut dalam, dia tampak bingung. Rasanya tidak mungkin Athena kerjaan di Danau George. Jika Athen
Mobil yang membawa Peter dan Julia telah memasuki sebuah hotel yang tidak jauh dari kawasan Danau George. Setelah menempuh perjalanan hampir empat jam dari Manhattan menuju Danau George, kini Peter dan Julia telah tiba. Beruntung musim semi telah berganti dengan musim panas. Cuaca di Danau George begitu menyejukan meski di tengah musim panas.Setelah memarkirkan mobil, Peter mengalihkan pandangannya, menatap Julia yang masih memejamkan matanya. Tentu dia tahu, wanita itu pasti kelelahn di perjalanan yang cukup panjang.“Julia.” Peter menepuk pelan lengan Julia, membangunkannya. Namun, sayangnya, beberapa kali dia memanggil nama Julia, wanita itu tak kunjung bangun. Peter mengembuskan napas panjang, Julia tertidur begitu pulas. Bahkan tidak menyadari kalau sudah tiba di tempat tujuan mereka.“Julia.” Peter kembali berusaha membangunkan Julia. Kali ini, dia membangunkan sedikit lebih keras dari sebelumnya dan menggoyangkan bahu wanita itu.“Hmm..” Julia menggeliat dan mengerjapkan matan
Julia mengerutkan keningnya, menatap Peter yang tengah melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Dia tampak bingung kemana Peter membawanya. Pasalnya ini sudah malam.“Peter,” panggil Julia dengan raut wajah yang serius.“Hm?” Peter mengalihkan pandangannya, melirik Julia sekilas. Lalu kembali menatap ke depan.“Kau ini ingin membawaku ke mana sebenarnya?” tanya Julia yang penasaran.“Sebentar lagi kita sampai,” jawab Peter dengan tatapan yang fokus melajukan mobil. Jalanan yang sepi. Beruntung ada lampu menerang jalan yang membantu Peter melihat jalanan. Danau George memiliki pemandangan yang indah. Siang hari, banyak para turis yang mendaki gunung.Tak berselang lama, mobil Peter mulai memasuki parkiran dekat dengan Lake George Cruises. Raut wajah Julia tampak begitu bingung. Kenapa Peter membawanya ke dekat kapar pesiar seperti ini?”“Peter, kau—”“Turunlah, nanti kau akan tahu.”Belum sempat Julia menyelesaikan ucapannya, Peter sudah lebih dulu memotong ucapan Julia. Julia hanya bi
“Justin, apa Peter menghubungimu? Kenapa nomor ponsel Julia tidak aktif sejak tadi malam?” Athena bertanya seraya melanagkah mendekat ke arah Justin yang tengah membaca koran.Mendengar suara Athena, Justin menurunkan korannya. Lalu meletakan ke atas meja. Dia menarik pelan tangan Athena, duduk di pangkuannya. Reflek, Athena mengaitkan tangannya di leher Justin. Dia merapatkan tubuhnya pada tubuh sang suami. Kini Justin menarik dagu Athena, mencium dan melumat lembut bibir sang istri.“Justin, kau belum menjawab pertanyaanku tadi,” ucap Athena saat pagutannya terlepas.“Peter dan Julia pagi ini sedang hiking. Tadi malam mereka menghabiskan waktu di kapal pesiar. Biarkan mereka menikmati waktu mereka, Athena.” Justin membawa tangannya mengusap lembut perut Athena yang kian membesar itu. Dia sudah tidak sabar lagi melihat anak-anaknya.Athena tersenyum. “Aku senang kalau mereka semakin dekat,” jawabnya seraya membenamkan wajahnya di leher Justin. Menghirup aroma parfume suaminya itu.“W
Athena mengusap perutnya yang kian membuncit. Kehamilannya belum sampai tujuh bulan namun dia mulai kesulitan berjalan. Dia pun merasa tidak nyaman ketika tidur. Tidak heran, karena dia tengah mengandung tiga bayi sekaligus.Tidak pernah terpikir oleh Athena, dia akan mengandung tiga bayi langsung. Pantas saja perutnya sangat besar. Beruntung, dia tidak memiliki strechmark. Jika saja dia memilikinya, dia pasti akan sangat malu. Meski Justin selalu mengatakan dia sangat cantik, tapi tetap saja sebagai seorang istri Athena ingin berpenampilan menarik untuk suaminya.Suara ketukan pintu terdengar. Athena mengalihkan pandangannya ke arah pintu, dan langsung menginterupsi untuk masuk.“Selamat pagi Nyonya Athena.” Seorang pelayan membawakan napan yang berisikan sarapan untuk Athena.“Pagi. Letakan saja di meja.” Athena berucap seraya duduk di sofa.“Baik Nyonya.” Kini sang pelayan meletakan sarapan yang dia bawa ke atas meja. “Nyonya, tadi saat Tuan Justin berangkat ke kantor, beliau berpe
“Justin? Athena? Kalian sudah datang?” Bianca menyambut kedatangan Justin dan Athena kala memasuki rumah. Dia langsung memeluk putra dan menantunya itu bergantian.“Maaf kami terlambat, Mom.” Athena mengurai pelukannya. Dia mengulas senyuman hangat di wajahnya, menatap lembut Bianca.“Tidak, sayang. Kalian tidak terlambat.” Tatapan Bianca teralih pada perut Athena yang membuncit. “Cucu Mommy baik-baik saja, kan?” tanyanya.“Mommy tenang saja, cucu Mommy berhasil membuat tubuhku tidak lagi berbentuk. Dan tentu saja mereka sehat kareka telah membuatku selalu ingin makan tengah malam.” Athena menjawab seraya mengulum senyumannya.“Tidak apa-apa, yang penting kalian sehat.” Bianca membawa tangannya, mengelus lembut pipi Athena. “Dulu saat Mommy mengandung Justin, tubuh Mommy juga naik cukup parah. Tapi setelah itu Mommy kembali menjaga pola makan dan berolah raga demi memulikan berat badan Mommy.”Justin mengembuskan napas panjang. Entah kenapa wanita selalu diributkan dengan berat badan.
Justin mengisap rokoknya dengan kuat, lalu mengembuskan asap ke udara. Pikirannya terus memikirkan sang istri. Ada rasa bersalah dalam dirinya karena dia kehilangan kendali hingga membentak istrinya itu. Terlebih dia melihat Athena menangis, itu yang membuatnya semakin resah. Harusnya dia bisa mengendalikan dirinya, tapi amarah Justin tidak lagi tertahan ketika Athena memaksa dirinya untuk menghadiri pesta Kylie. Justin tahu apa yang direncanakan oleh Athena. Dan tentu Justin mengenal sosok istrinya yang begitu mudah memaafkan.Justin membuang napas kasar dan mengumpat dalam hati. Kini dia mematikan rokoknya. Lalu dia kembali melangkah menuju kamar. Dia tidak bisa tenang jika seperti ini. Wajah Athena yang menangis selalu muncul dalam benaknya.Saat Justin tiba di kamar, dia terpaku melihat Athena terbaring di ranjang, meringkuk. Selimutnya sudah jatuh, tidak lagi menutup tubuh sang istri. Justin mendekat, dia langsung menarik selimut, menutupi tubuh Athena. Namun, seketika tatapan Ju
“Kak!” Suara bentakan keras begitu menggelegar memasuki ruang kerja Justin. Sontak Justin dan Peter mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara itu. Raut wajah Justin berubah kala menatap sosok yang dia kenali menerobos masuk ke dalam ruang kerjanya.“Kenapa kau di sini? Apa kau tidak memiliki sopan santun masuk ke dalam ruang kerjaku dengan berteriak seperti itu?” Suara Justin berseru dengan tatapan yang begitu dingin pada Joseph yang kini mendekat ke arahnya. Yang ada di hadapan Justin adalah Joseph—adik laki-lakinya.Saat Joseph datang, Peter langsung menundukan kepalanya pamit undur diri dari hadapan Justin dan Joseph.“Ka, apa kau sudah kehilangan akal sehatmu? Kenapa kau membatasiku untuk mengambil uang di perusahaan?” Joseph menatap dingin Justin. Kilat kemarahan terlihat di wajahnya. Jika saja Justin bukan kakak kandungnya, mungkin sudah sejak tadi Joseph menghajar kakaknya itu.Justin mengembuskan napas kasar mendengar apa yang dikatakan oleh Joseph. Dia mengambil wine di
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya.Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan.“Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman.Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu.“Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.“Ya?” J
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya.“Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga.“Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya.“Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Daddy
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda.“Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana.“Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh.Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap ana
Suara keributan membuat Justin dan Athena langsung berlari menghampiri kamar anak-anak mereka dengan cepat. Seketika Athena terbelalak terkejut melihat Arnold dan Alaric memperebutka sebuah robot di tangan mereka.“Arnold, Alaric! Apa-apaan ini! Mommy tidak ingin kalian bertengkar seperti ini!” seru Athena memberikan peringatan pada kedua putraynya itu.Perkataan tegas Athena sukses membuat Arnold dan Alaric tidak lagi membuar keributan. Kedua putranya kini menundukan kepalanya. Ya, seperti bias ajika Arnold dan Alaric bersalah mereka akan menunduan kepala mereka, sebagai ungkapan mereka telah menyesal.“Arnold, Alaric, kenapa kalian bertengkar?” Suara Justin bertanya pada kedua putranya“Daddy, tadi Ka Arnold membuat tangan robotku patah. Dia menariknya robot Ka Arnold,” ucap Alaric dengan suara polosnya.Justin mengembuskan napas kasar. “Arnold, kenapa kau membat tangan robot Alaric patah?”“Maaf, Daddy. Aku sungguh tidak sengaja,” jawab Arnold dengan kepala tertunduk.Athena mendes
Lima tahun kemudian…“Mommy…..” Suara teriakan anak-anak, membuat Athena yang tengah manata makanan di atas meja makan langsung mengalihkan pandangannya pada suara yang memanggilnya.“Hey, anak-anak kesayangan Mommy sudah pulang.” Athena langsung merentangkan kedua tangannya, memeluk Jasper, Joana, dan Jesslyn yang baru saja pulang sekolah.“Mommy kami merindukanmu.” Jasper, Joana, dan Jesslyn berucap dengan suara polosnya.“Mommy juga merindukan kalian.” Athena mengecupi puncak kepala anak-anaknya itu. “Sayang kenapa kalian pulang bertiga? Di mana Arnold dan Alaric?” tanyanya.“Mommy, tadi Arnold dan Alaric sangat lama. Kami pulang duluan. Arnold dan Alaric ada kelas bahasa Jepang,” jawab Joana dengan suara polosnya.Athena mendesah pelan. “Kenapa kalian tidak menunggu Arnold dan Alaric? Kan sopir jadi tidak perlu bolak-balik menjemput Arnold dan Alaric.”“Mommy, tadi Paman Nathan meneleponku, Paman bilang akan menjemput Arnold dan Alaric,” jawab Jesslyn dengan pupil mata hijau yang
Sydney, Australia.Athena berjalan menelusuri bibir pantai bersama dengan Justin. Athena menggendong Jeslyn, putri bungsunya. Sedangkan Justin menggendong Jasper dan Joana. Kini Justin dan Athena tengah berada di Mainly Beach, sebuah pantai yang wajib dikunjungi selama berada di Sydney. Banyak turis datang di pantai ini.Terlebih sekarang adalah musim panas di Sydney, musim di mana banyak pengunjung yang datang. Jika di Sydney saat ini musim panas, berbeda dengan New York yang sekarang adalah musim dingin. Perbedaan musim, yang membuat Athena menyiapkan segala kebutuhan dengan baik untuk suami dan anak-anaknya.Di belakang Justin dan Athena ada tiga pengasuh serta dua orang pengawal yang selalu beriringan dengan mereka. Sesaat tatapan Athena teralih pada beberapa orang diujung sana yang diam-diam mengambil gambar dirinya dan Justin serta ketiga anaknya. Athena pun memilih untuk mengulas senyuman di wajahnya dan membiarkan orang-orang di sana mengambil gambarnya. Jujur saja, Athena tid
Julia memuntahkan semua sisi perutnya di wastafel. Kepala Julia memberat. Tubuhnya terasa begitu lemah. Sudah beberapa hari ini, dia selalu memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke perutnya. Ya, dia memang begitu tersiksa beberapa hari ini. Ditambah dia masih harus mengurus J.A Modeling School. Meski demikian Athena mulai datang ke J.A Modeling School, membantu dirinya mengurus sekolah modeling itu. Jika tidak entah bagaimana mengurus J.A Modeling School yang kini berkembang begitu pesat.Saat Julia hendak keluar dari kamar mandi, pandangan Julia mulai buram. Kepalanya memberat. Tubuhnya tidak mampu berdiri. Hingga saat semua pandangan Julia menggelap, dan tubuhnya hampir ambruk, Peter yang baru saja keluar dari walk-in closetnya dengan cepat berlari dan menangkap tubuh Julia yang kini sudah jatuh pingsan.“Julia? Julia bangunlah?” Peter menepuk pelan pipi sang istri, tapi Julia tak kunjung membuka matanya. Raut wajah Peter berubah menjadi panik. Dia langsung membopong tubuh Julia
Beberapa bulan kemudian…Suara tangis Jasper dan Joana membuat Athena yang tengah berkemas-kemas langsung menghentikan aktifitasnya. Kini Athena mengambil alih Joana, sedangkan Jasper diambil alih oleh pengasuh. Athena harus lebih dulu menggendong Joana, pasalnya Joana yang sering menangis kencang.Beruntung Jesslyn tidak pernah rewel. Jika saja Jesslyn sama seperti Jasper dan Joana, entah apa yang harus di lakukan Athena. Sungguh, memiliki tiga bayi kembar sekaligus benar-benar membuat Athena kerepotan.Namun, meski demikian tentu saja Athena sangat bahagia. Athena tidak sendiri, Justin menyiapkan tiga pengasuh untuk anak-anak mereka. Hanya saja, Joana yang paling rewel dan sering sekali menangis. Itu kenapa Athena harus menggendong Joana lebih dulu.“Sayang? Kenapa kau menangis? Lihatlah adikmu sangat tenang.” Athena mengecupi pipi gemuk Joana. “Jangan menangis lagi, ya? Mommy sedang bersiap-siap. Hari ini kita akan berlibur ke Sydney.”Ya, sebenarnya tadi Athena tengah berkemas-kem
Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Peter dan Julia. Setelah perjuangan panjang hubungan mereka, akhirnya semuanya berjalan dengan manis. Mereka bisa menikah, ini adalah impian Julia sejak dulu. Jujur Julia masih tidak menyangka bisa menikah dengan pria yang dia cintai. Penantian panjang Julia terbalaskan, kini dia telah berhasil meluluhkan hati Peter. Sosok pria yang sejak awal menarik perhatiannya. Meski Peter belum sepenuhnya mencintai dirinya, tapi Julia yakin Peter akan berusaha untuk membahagiakannya.Di hari pernikahan Peter dan Julia, Athena khusus meminta Brian, ayahnya menjadi pendamping Julia. Mengingat Julia sudah tidak lagi memiliki orang tua. Begitu pun dengan Peter, Justin khusus meminta Arthur, ayahnya sebagai pendamping Peter. Samahalnya dengan Julia, Peter sudah tidak lagi memiliki kedua orang tua. Selama ini Justin dan Athena sudah menganggap Peter dan Julia sebagai keluarga mereka.Kini Julia mematut cermin, tubuhnya sudah terbalut sebuah gaun pengantin rancang