Mobil yang membawa Justin dan Athena telah tiba di Horse Riding Madrid. Sebuah tempah khusus berkuda yang sengaja dipilih oleh Athena. Beruntung, Justin sekalu mengikuti apapun yang Athena inginkan. Seperti hari ini, Athena ingin sekali berkuda sambil menikmati keindangan Kota Madrid di musim gugur."Justin, ayo kita turun. Aku sudah tidak sabar berkuda," ucap Athena dengan begitu semangat."Kau yakin akan berkuda, Athena?" tanya Justin memastikan.Athena mengangguk antusias. "Ya, Justin. Aku memang tidak bisa berkuda. Tapi tidak apa-apa, kau pasti menjagaku. Kau bisa berkuda, kan?""Bagaimana jika aku mengatakan aku tidak bisa berkuda?" jawab Justin seraya mengulum senyumannya."Kau tidak bisa berkuda? Jika tidak bisa kenapa kau menyetujui permintaanku untuk ke sini?" Raut wajah Athena berubah menjadi kesal dengan bibir yang berkerut.Justin tersenyum. Kemudian, dia mengecup kening Athena dan berkata, "Kita turun sekarang. Ini waktu yang tepat kalau kau ingin mengelilingi Kota Madrid
"Justin, nanti kita berangkat jam berapa ke universitasmu?" Athena melangkah keluar dari kamar mandi dengan masi memakai bathrobe dan rambut yang dililit oleh handuk. Tepat saat tiba di kamar, Athena mendesah pelan melihat Justin tidak ada. Tentu, dia tahu pasti Justin berada di ruang kerjanya. Tidak ingin berpikir lebih, Athena memilih untuk mengganti pakaiannya.Hari ini Justin berencana akan mengajak Athena ke universitasnya. Jujur saja, Athena ingin sekali mengetahui kehidupan Justin saat masa-masa kuliah dulu. Bukan mengusik masa lalu, hanya saja Athena ingin tahu bagaimana sifat Justin semasa kuliah dulu.Suara dering ponsel terdengar. Athena yang tengah memoles wajahnya dengan make up, dia langsung mengalihkan pandangannya pada ponsel yang terletak di atas meja itu. Seketika kening Athena berkerut, melihat ponsel Justin yang berdering."Kenapa Justin meninggalkan ponselnya di sini?" gumam Athena. Kemudian, dia mengambil ponsel milik Justin itu dan melihat ke layar—tertera nama
"Justin?" Suara seorang wanita terdengar memanggil nama Justin dengan cukup keras membuat Justin dan Athena langsung mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara itu. Seketika kening Athena berkerut, menatap sosok wanita berambut merah yang melangkah mendekat ke arahnya. Wanita itu sangat cantik. Athena mengakuinya. Dengan lekuk tubuh yang begitu indah dan langkah kaki yang begitu anggun wanita itu semakin mendekat ke arah Athena dan Justin.Justin menurunkan tubuh Athena—dia menatap wanita berambut merah yang berdiri di hadapannya. "Pamela?" panggilnya kala menyadari wanita yang berada di hadapannya adalah wanita yang dia kenali.Wanita bernama Pamela itu mengulas senyuman di wajahnya, dia langsung memeluk erat tubuh Justin. Meski terkejut Pamela memeluknya, namun Justin tidak membalas ataupun menolaknya. Sedangkan Athena, dia menatap lekat wanita yang bernama Pamela itu memeluk Justin. Mungkin itu adalah teman Justin. Itulah yang ada dipikiran Athena."Apa kabar, Justin? Kau terli
Suara ketukan pintu terdengar. Athena yang tengah membaca majalah langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu dan menginterupsinya untuk masuk. Tidak lama kemudian, seorang pelayan melangkah mendekat ke arah Athena."Selamat pagi, Nyonya," sapa seorang pelayan seraya menundukan kepalanya di hadapan Athena."Pagi, ada apa?" tanya Athena sambil menatap pelayan yang berdiri hadapannya."Nyonya, saya ingin memberitahu Nyonya Besar Tasya dan Tuan Besar Altov datang. Saat ini mereka menunggu di ruang keluarga," jawab sang pelayan yang sontak membuat Athena terkejut."Paman Altov dan Bibi Tasya datang?" Athena bertanya memastikan.Sang Pelayan itu menganggukan kepalanya pelan. "Benar, Nyonya. Sebelumnya pelayan lain sudah memanggil Tuan Justin yang berada di ruang kerjanya. Saya yakin, Tuan Justin sebentar lagi juga akan turun ke bawah, Nyonya," ujarnya dengan sopan."Kau boleh pergi sekarang, aku akan segera turun," balas Athena."Baik, Nyonya," Sang Pelayan menundukan kepalanya, lalu p
"Athena? Kau belum tidur?" Justin melangkah masuk ke dalam kamar, menatap Athena yang duduk di ranjang dengan melamun. Kemudian, dia mendekat lalu duduk tepat di samping Athena."Justin?" Athena mengalihkan pandangannya saat melihat Justin sudah duduk di sampingnya. "Apa Paman Altov dan Bibi Tasya sudah tidur?" tanyanya dengan suara pelan."Sudah, mereka sudah tidur." Justin membawa tangannya mengelus lembut pipi Athena. "Kau kenapa belum tidur, Athena? Ini sudah malam.""Aku belum mengantuk, Justin," Athena menyandarkan kepalanya di dada bidang Justin. Terlihat jelas wajah Athena yang begitu memikirkan sesuatu. Bahkan setelah makan malam pun, Athena lebih dulu masuk ke dalam kamar. Hanya saja, dia masih belum bisa tidur hingga detik ini."Apa yang kau pikirkan, Athena?" Justin menarik dagu Athena, menatap manik mata hijau istrinya. "Apa ada hal yang membebani pikiranmu?" tanyanya memastikan."Justin, apa aku boleh bertanya sesuatu padamu?" ucap Athena pelan."Kenapa kau harus meminta
"Athena, Bibi telah menyiapkan gaun untuk kau pakai malam ini. Apa kau ingin mencobanya?" Tasya melangkah mendekat pada Athena yang tengah duduk menikmati suasana sore hari di taman.Athena mengalihkan pandangannya. Lalu mengulas senyuman hangat di wajahnya. "Bibi? Kau di sini? Di mana Paman Altov, Bibi?" tanyanya kala melihat Tasya duduk di sampingnya."Pamanmu sedang bersama dengan Justin. Mereka sedang membahas pekerjaan," Tasya membawa tangannya mengelus lembut punggung tangan Athena.Athena terdiam kala mendengar Tasya menyiapkan gaun untuknya yang dipakai malam ini. Ya, malam ini dirinya dan Justin harus menghadiri pameran perhiasan yang akan diadakan oleh Kylie. Meski sebenarnya, ada rasa tidak nyaman di hati Athena, namun Athena memilih untuk berusha bersikap tenang seperti biasanya. Lagi pula, Athena yakin, dirinya bisa membaur dengan Kylie."Athena, apa yang kau pikirkan?" tanya Tasya dengan tatapan bingung menatap Athena yang tampak tengah memikirkan sesuatu. "Apa ada hal
Mobil yang membawa Justin dan Athena telah tiba Mandari Orintal Ritz, Madrid, tempat dimana Kylie mengadakan pameran perhiasan. Kini Justin dan Athena turun dari mobil bersamaan dengan Tasya dan Altov. Para wartawan yang berada area lobby, langsung mengarahkan kamera ke arah Justin dan Athena. Athena pun mengulas senyuman hangat seraya memeluk lengan Justin kala kamara tersorot ke arahnya dan Justin. Terlihat Justin dan Athena layaknya pasangan yang begitu sempurna.Justin merengkuh pinggang Athena, lalu membawanya masuk ke dalam hotel menuju ballroom hotel bersma dengan Altov dan Tasya yang berjalan berada di samping Justin dan Athena. Sesaat Athena mengatur napasnya, dia mengangkat wajahnya demi mengumpulkan keberanian dna rasa percaya dirinya.'Kau pasti bisa, Athena. Kau juga sangat cantik dan mengaggumkam,' batin Athena. Ya, dia berusaha menyakinkan pada dirinya sendiri bahwa dirinya sangat hebat dan mengagumkan.Saat Justin dan Athena memasuki ballroom hotel, seketika Athena men
"Ka Justin, kapan kau akan kembali ke New York?" tanya Kylie seraya menikmati makan malamnya. Ya, kini Justin, Athena serta Kylie tengah menikmati makan malam mereka. Sedangkan Altov dan Tasya sudah lebih dulu pulang, karena malam semakin larut, Tasya mulai merasa tidak enak badan. Namun, tidak dengan Justin dan Athena. Mereka tidak mungkin bisa meninggalkan pameran perhiasan yang diadakan oleh Kylie lebih awal. Setidaknya, Justin akan pulang dikala penghujung acara."Hanya beberapa hari lagi, aku dan Athena kembali ke New York," balas Justin. "Kylie, kenapa kau mengadakan pemaran di Madrid? Sektiar dua atau tiga hari lalu, aku bertemu dengan Pamela, dia mengatakan kau memiliki pameran koleksi perhiasanmu di Paris?" tanyanya seraya menatap Kylie."Aku memiliki banyak jadwal pameran, Ka. Tidak hanya di Paris. Setelah ini aku juga memiliki jadwal di New York." Kylie mengambil champagne yang baru saja di antar oleh pelayan, kemudian menyesapnya perlahan. "Bagaimana kabar Paman Arthur da
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya.Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan.“Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman.Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu.“Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.“Ya?” J
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya.“Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga.“Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya.“Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Daddy
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda.“Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana.“Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh.Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap ana
Suara keributan membuat Justin dan Athena langsung berlari menghampiri kamar anak-anak mereka dengan cepat. Seketika Athena terbelalak terkejut melihat Arnold dan Alaric memperebutka sebuah robot di tangan mereka.“Arnold, Alaric! Apa-apaan ini! Mommy tidak ingin kalian bertengkar seperti ini!” seru Athena memberikan peringatan pada kedua putraynya itu.Perkataan tegas Athena sukses membuat Arnold dan Alaric tidak lagi membuar keributan. Kedua putranya kini menundukan kepalanya. Ya, seperti bias ajika Arnold dan Alaric bersalah mereka akan menunduan kepala mereka, sebagai ungkapan mereka telah menyesal.“Arnold, Alaric, kenapa kalian bertengkar?” Suara Justin bertanya pada kedua putranya“Daddy, tadi Ka Arnold membuat tangan robotku patah. Dia menariknya robot Ka Arnold,” ucap Alaric dengan suara polosnya.Justin mengembuskan napas kasar. “Arnold, kenapa kau membat tangan robot Alaric patah?”“Maaf, Daddy. Aku sungguh tidak sengaja,” jawab Arnold dengan kepala tertunduk.Athena mendes
Lima tahun kemudian…“Mommy…..” Suara teriakan anak-anak, membuat Athena yang tengah manata makanan di atas meja makan langsung mengalihkan pandangannya pada suara yang memanggilnya.“Hey, anak-anak kesayangan Mommy sudah pulang.” Athena langsung merentangkan kedua tangannya, memeluk Jasper, Joana, dan Jesslyn yang baru saja pulang sekolah.“Mommy kami merindukanmu.” Jasper, Joana, dan Jesslyn berucap dengan suara polosnya.“Mommy juga merindukan kalian.” Athena mengecupi puncak kepala anak-anaknya itu. “Sayang kenapa kalian pulang bertiga? Di mana Arnold dan Alaric?” tanyanya.“Mommy, tadi Arnold dan Alaric sangat lama. Kami pulang duluan. Arnold dan Alaric ada kelas bahasa Jepang,” jawab Joana dengan suara polosnya.Athena mendesah pelan. “Kenapa kalian tidak menunggu Arnold dan Alaric? Kan sopir jadi tidak perlu bolak-balik menjemput Arnold dan Alaric.”“Mommy, tadi Paman Nathan meneleponku, Paman bilang akan menjemput Arnold dan Alaric,” jawab Jesslyn dengan pupil mata hijau yang
Sydney, Australia.Athena berjalan menelusuri bibir pantai bersama dengan Justin. Athena menggendong Jeslyn, putri bungsunya. Sedangkan Justin menggendong Jasper dan Joana. Kini Justin dan Athena tengah berada di Mainly Beach, sebuah pantai yang wajib dikunjungi selama berada di Sydney. Banyak turis datang di pantai ini.Terlebih sekarang adalah musim panas di Sydney, musim di mana banyak pengunjung yang datang. Jika di Sydney saat ini musim panas, berbeda dengan New York yang sekarang adalah musim dingin. Perbedaan musim, yang membuat Athena menyiapkan segala kebutuhan dengan baik untuk suami dan anak-anaknya.Di belakang Justin dan Athena ada tiga pengasuh serta dua orang pengawal yang selalu beriringan dengan mereka. Sesaat tatapan Athena teralih pada beberapa orang diujung sana yang diam-diam mengambil gambar dirinya dan Justin serta ketiga anaknya. Athena pun memilih untuk mengulas senyuman di wajahnya dan membiarkan orang-orang di sana mengambil gambarnya. Jujur saja, Athena tid
Julia memuntahkan semua sisi perutnya di wastafel. Kepala Julia memberat. Tubuhnya terasa begitu lemah. Sudah beberapa hari ini, dia selalu memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke perutnya. Ya, dia memang begitu tersiksa beberapa hari ini. Ditambah dia masih harus mengurus J.A Modeling School. Meski demikian Athena mulai datang ke J.A Modeling School, membantu dirinya mengurus sekolah modeling itu. Jika tidak entah bagaimana mengurus J.A Modeling School yang kini berkembang begitu pesat.Saat Julia hendak keluar dari kamar mandi, pandangan Julia mulai buram. Kepalanya memberat. Tubuhnya tidak mampu berdiri. Hingga saat semua pandangan Julia menggelap, dan tubuhnya hampir ambruk, Peter yang baru saja keluar dari walk-in closetnya dengan cepat berlari dan menangkap tubuh Julia yang kini sudah jatuh pingsan.“Julia? Julia bangunlah?” Peter menepuk pelan pipi sang istri, tapi Julia tak kunjung membuka matanya. Raut wajah Peter berubah menjadi panik. Dia langsung membopong tubuh Julia
Beberapa bulan kemudian…Suara tangis Jasper dan Joana membuat Athena yang tengah berkemas-kemas langsung menghentikan aktifitasnya. Kini Athena mengambil alih Joana, sedangkan Jasper diambil alih oleh pengasuh. Athena harus lebih dulu menggendong Joana, pasalnya Joana yang sering menangis kencang.Beruntung Jesslyn tidak pernah rewel. Jika saja Jesslyn sama seperti Jasper dan Joana, entah apa yang harus di lakukan Athena. Sungguh, memiliki tiga bayi kembar sekaligus benar-benar membuat Athena kerepotan.Namun, meski demikian tentu saja Athena sangat bahagia. Athena tidak sendiri, Justin menyiapkan tiga pengasuh untuk anak-anak mereka. Hanya saja, Joana yang paling rewel dan sering sekali menangis. Itu kenapa Athena harus menggendong Joana lebih dulu.“Sayang? Kenapa kau menangis? Lihatlah adikmu sangat tenang.” Athena mengecupi pipi gemuk Joana. “Jangan menangis lagi, ya? Mommy sedang bersiap-siap. Hari ini kita akan berlibur ke Sydney.”Ya, sebenarnya tadi Athena tengah berkemas-kem
Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Peter dan Julia. Setelah perjuangan panjang hubungan mereka, akhirnya semuanya berjalan dengan manis. Mereka bisa menikah, ini adalah impian Julia sejak dulu. Jujur Julia masih tidak menyangka bisa menikah dengan pria yang dia cintai. Penantian panjang Julia terbalaskan, kini dia telah berhasil meluluhkan hati Peter. Sosok pria yang sejak awal menarik perhatiannya. Meski Peter belum sepenuhnya mencintai dirinya, tapi Julia yakin Peter akan berusaha untuk membahagiakannya.Di hari pernikahan Peter dan Julia, Athena khusus meminta Brian, ayahnya menjadi pendamping Julia. Mengingat Julia sudah tidak lagi memiliki orang tua. Begitu pun dengan Peter, Justin khusus meminta Arthur, ayahnya sebagai pendamping Peter. Samahalnya dengan Julia, Peter sudah tidak lagi memiliki kedua orang tua. Selama ini Justin dan Athena sudah menganggap Peter dan Julia sebagai keluarga mereka.Kini Julia mematut cermin, tubuhnya sudah terbalut sebuah gaun pengantin rancang