Nia
Masih teringat terus saat tadi di apartement harsa, aku benar-benar terkejut harsa bisa melakukan hal itu.Jujur pertama kali aku merasakan hal itu, atau orang bilang Namanya Squirt, rasanya benar-benar tak bisa utarakan dengan kata-kata.Tapi sejak kapan dia bisa melakukan hal itu, tangannya yang begitu kaku dan terburu-buru bisa langsung berubah lebih lembut.“ohh tidaak” gumamku kembali terbayang terus menerus kejadian tadi. Secara gak sadar aku mengelus belahan vaginaku sendiri.Tak lama aku mulai tertidur, albert pun jam segini belum pulang, kalau nginap pun kasih kaba ke akua tau ke mama.Terdengar sayup-sayup suara pintu terbuka, pasti itu albert. Mataku susah untuk dibuka karena sangat Lelah.Denyit tanga tempat tidur, dan tak lama terasa remasan pelan di selingin elusan belahan vaginaku, aku berusaha membuka mataku setelah aku tidur dengan posisi tangaku di selangkangan, seolah sedang mnastubasi.“aHarsa-Tempat paling nyaman memang di rumah, semewah apapun kamar percuma kalau tak nyaman. Tepat jam sepuluh pagi, pertama kali dalam tahun ini aku bisa bangun siang, rasanya begitu indah bisa bangun siang.Aku langsung liat ponsel, ada chat dari bella. “ harsaa jemput gue dong, gue ma uke rumah lo”“Naik taksi aja, pulangnya gue antar nanti” balasku. Aku langsung keluar kamar menuju dapur untuk minum jus. Sepertinya enak bangun tidur langsung minum jus.“enaknya yang baru bangun~~” suara yang gak asing, yaitu bella, dia berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya.“hee? Sejak kapan lo ada sini? Bukannya barusan minta jemput?”“liat dong, jam berapa gue chat nya” aku langsung lihat jam saat bella minta jemput. Tepatnya jam tujuh pagi.“dan lo baru bales jam sepuluh, helooooo” gerutunya agak kesal.“sorry, capek banget sih soalnya” kataku kasih satu gelas jus buat tenangin tensinya yang lagi jelek.“lag
Nia-Pertama kalinya aku rasain nahan horny sampai keringat dingin seperti ini, apa lagi sampai harus menunggu albert tidur pulas. Di kamar mandi pun tak leluasa. aku terus menunggu sampai malam.Aku turun kebawah keluar kamar dan masuk lagi, untuk meyakinkan albert sudah tidur. Kalau albert tau aku yang sekarang, bisa-bisa dia bakal salah paham. dan mungkin saja yang aku takutkan bakala terjadi.Sekarang aku langsung buka celana hotpantsku sekaliagus ccelana dalamku sampai setengah paha setelah yakin kalau albet sudah tidur.“ohhhhh” dengan perlahan aku menggesekan jari ke belahan vagina, tangan satunya meremas buah dadaku yagn sejak tadi sore terus tegang. rasanya begitu sangat sensitif.“aaannggghh” aku mutup mulutku dengan menggigit bantal, aku membayangkan aku klimaks seperti boss harsa lakukan. bayang-bayang itu terus muncul, jari-jari bergantian menggesek vaginaku.“anggghh aahh” aku menggeliat dan sedikit membanting tubuh
Hara-Di sela-sela kantor aku coba saran dari budi, kalau coba lihat atau bayangin tentang tubuh nia, hasilnya lumayan bisa ekresi tapi libido bisa turun saat focus kekerjaan.Andai satu minggu ini aku gagal, aku harus mengulangnya satu minggu, padahal kemarin berhasil walau dengan bella. Apa itu gak termasuk itungan.Dan bila itu berhasil, itu akan berlangsung secara alami, tapi Bisa cara cepat dengan obat lagi, tapi ginjalku bekerja cukup keras kalau di timpa obat setiap hari.“permisi pak, ada dokter budi di depan” ucap nia“suruh masuk kesini aja,”“baik pak”Selalu dadakan ini anak kalau mampir ke kantor, untungnya aku sudah selesai dengan tugas dengan cek satu persatu persiapan untuk sabtu besok. Dan tepat untuk terapi“serius banget pak boss” ucapnya.“ia, pusing gue, “ budi juga tau masalah perusahaan yang aku alami sekarang, gak lucu kalau suruh lepas saham di hadapan investor.Sekaran
Nia-Hari ini benar- benar hari yang melelahkan, karena seharian tiga kali meeting. Bedanya boss harsa yang turun tangan untuk presentasi.Mungkin ini karena perusahaan ini sedang dalam problem cukup besar, karena dari sekian seperti ini tak kunjung goal. Maka dari itu harsa yang turun tangan untuk bisa meyakinkan,Harsa dan pak rudy keluar dengan wajah yang datar, aku rasa ada kabar buruk soal ini.“saya bawain” kataku ambil berkas yang di pegang harsa sambil menuju lobi hotel untuk istirahat.“saya sudah pesan kamar pak, kalau kemalaman bisa tidur disini” kata pak rudy yang balik membawa kunci kamar.“haa?” celetuk terkejut.“nanti saya pulang aja hehe” jawabku spontan saat boss harsa ada rencana tidur di hotel.“kalau gitu bawain semua barang saya ke kamar hotel, dan tunggu di Bar hotel oke” ucapnya.“baik pak,” aku langsung membawa tas yang berisi keperluan boss harsa, aku gak bisa nolak. aku membaw
Harsa.Aku bangun di tepat jam dua siang, bandanku terasa lemas, seperti kurang tidur. dan tentunya masih terlanjang bulat.“haaaaa” aku ingat tadi pagi aku melihat nia telanjang, aku langsung buka ponselku dan benar aku memfotonya tadi pagi.Ada empat foto salah satu yang aku suka, saat di kearahku sambil mengikat rambutnya. Buah dadanya benar-benar kencang, lekukan tubuhnya terlihat dan tanpa bulu di vaginanya,Tapi kenapa malam itu libidoku terasa naik secara drastis, apa mungkin karena kebanyakan minum. atau itu karena juga dorongan stress saat kemarin meeting. aku rasa itu penyebabnya.“pak harsa sudah bangun?” ucap pak rudy tiba-tiba menelponku.“iah sudah, saya sangat lelah, kamu dimana?”“saya juga masih di hotel tunggu pak harsa bangun, tadi saya suka masuk tapi pak harsa masih tidur pulas” ucapnya,“maaf pak saya lancang, karena saya kwahtir” lanjut rudy.“iah tidak apa-apa, kalau begitu saya
Nia-Sudah beberapa hari ini lubang pantatku sudah tak terasa perih seperti kemarin, tentunya masih teringat terus di kepalaku kejadian malam itu.jujur aku benar-benar gugup bertemu boss harsa, tapi aku harus profesional, di tambah saat boss harsa menanyakan hal yang kemarin, itu buat semakin aku yakin dia kebawa minuman sampai gak bisa bedain lubang.Hari minggu yang cukup cerah, aku antar pesanan mama ken ci toko kue. Karena ada pesan lima puluh pcs dadar gulung. Soalnya mama sama papa pergi lagi mungkin empat hari baru pulang.“ncii, pesanannya” kataku dari luar tokonya.“eh ia bawa sini, saya langsung bayarin semua yah ini” jawabnya keluar dari toko sambil bawa uangnya.“iah terima kasih”“oh ia satu lagi, nanti pagi-pagi kamu mampir ke rumah saya ya, gak jauh dari pasar. Sering kamu lewat kalau bukan dari gang satunya” ucapnya.“ada apa ya?”“ada roti buat sarapan kalau kamu mau,” senyumnya berbed
Nia.Aku tak tau apa yang di pikirin pak rudy, memintaku datang hanya untuk membawa presentasi bekas kemarin, dan berterima kasih soal presentasi selama ini di samping boss harsa, seolah-olah dia boss aku sekarang.Dan jujur rasanya tak penting datang kesana, kalau bukan membawa nama boss harsa.paginya seperti biasa aku datang tepat waktu, dan tak biasanya boss harsa datang lebih siang, sekitar jam duabelas. itu membuat aku sedikit kwahtir karena dia tak ada kabar sama sekali.“selamat siang pak” sapaku saat boss harsa datang, tapi raut wajahnya begitu kaki atau tepatnya tanpa ekpresi. dia pung langsung menguncinya. sepertinya sekarang bukan jadwal untuk terapi.“saya buat kan teh pak?” boss harsa masih tak menjawabnya, apa aku melakukan kesalahan, tapi rasanya enggak.“pak harsa kurang tidur?” tanyaku lagi, matanya merah seperti tak tidur seharian.“gak perlu, saya cuman minta kejujuran kamu” ucapnya pelan dan menatapk
HarsaSekarang aku paham, mengapa aku harus mundur secara diam-diam, dan harus rela rudy yang menggantikanku.Ini bukan karena jabatan, melainkan nama baik papa dan juga keluarga agar tak tercemar dengan skandal yang aku buat.Dan juga capan om roni benar, mereka akan melakukan apapun demi hal itu. Dan ini sepertinya jalan terakhir yang mereka lakukan untuk menjatuhkanku, hebatnya itu berhasilJalan terakhir mengunakan surat jadwal treatment di ikuti kabar burung yang sampai sama papa.Rudy merencanakannya dengan detail, dia melaporkan laporan palsu dan memberikan informasi perusahan ini ke pesaing lainnya agar aku gak pernah menang tender sama sekali.Dan berhasil membuat aku menuduh nia juga seolah abgian dari mereka.“selamat pagi pak harsaaaa” suara yang gak asing pas aku lagi merapihakn meja kerjaku.“eh harsa deh” ternyata suara rudy langsung duduk di kursi kerjaku.“ternyata duduk disini enak juga yah” lanjutnya menaikan kaki ke atas meja.“emang seharusnya kan posisi ini gue y
Pagi pagi sekali aku dibangunkan oleh bik Sri. Mataku perlahan mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Ku lihat bikbsri yang tersenyum di hadapanku dengan wajah berbinar."Bangun den, udah pagi." Katanya lagi.Ku lihat sebentar penampilan bik Sri yang masih seperti malam tadi. Tanpa busana dan masih sedikit bekas seperma dari beberapa pria yang menjamah dirinya malam tadi.Melihat itu tentu saja nafsuku langsung bangkit, hingga aku lupa jika pagi itu aku juga sama seperti mereka, telanjang tanpa busana yang membuat penisku jelas terlihat menegang.Bik Sri yang menyadari hal itu langsung tersenyum manis. "Masih bisa bangun toh den. Kirain udah loyo setelah di kuras habis isinya tadi malam." Ujar bik Sri.Aku tak bisa menjawab, selain karena baru bangun tidur, aku juga masih belum bisa mengontrol diriku sendiri.Melihat aku diam saja, tangan bik Sri dengan jahil merambat ke arah penisku. Di usap pelan kepala penisku yang su
Setelah giliran ku selesaikan, kini tiga orang pria naik ke atas panggung, tidak seperti aku yang langsung mendapat pelayanan dari tiga wanita itu sekaligus, mereka hanya bisa mendapat satu wanita yang bisa mereka gilir bergantian, yah bisa dibilang mereka mendapat 3 wanita itu juga, tapi secara bergantian, tidak secara langsung seperti aku tadi.Dan dari posisi aku duduk inilah aku bisa melihat semua hal yang ada di sana.Mulai dari pak Supri yang tengah asik menggenjot seorang wanita paruh baya. Lalu Joni yang menggenjot wanita tanggung, dan juga bapak Dinda yang jugaemberikan pelayan pada wanita paruh baya lainnya.Abaikan mereka, karena jujur saja aku melihat mereka bertiga ada rasa iri di dalam hati, terlebih melihat penis mereka yang ukurannya bisa dibilang besar, yah walau milikku lebih besar dari pada milik mereka, tapi tetap saja melihat seorang pria bermain rasanya agak aneh. Terlebih tidak ada yang menarik dari pasangan tiga orang itu. Wanita ya
Sabtu pagi tepat pukul 7 aku dan kedua temanku sudah berkumpul di meja makan dan tengah menikmati sarapan, hanya aku dan rudi. Karena Adi masih sibuk dengan laptop.Pagi itu kami dibuatkan sarapan oleh Jumirah. Karena bik Sri tidak bisa hadir lantaran malam nanti Joni akan lamaran dengan gadis desa sebelah. Dan sepetinya akan ada pesta nanti malam. Jika infomasi dari Jumirah benar, maka akan ada acara suku yang dinamakan lelang, bertujuan untuk mengumpulkan dana untuk membantu pihak mempelai.Jujur aku baru mendengar acara seperti itu di tempat ini, ya maklum aku belum lama tinggal di tempat ini jadi belum terlalu paham dengan banyaknya adat di ini."Jadi sistem acara nanti malam itu gimana Jum?" Tanya Rudi yang tengah asik menyantap ikan gabus goreng.Jumirah yang masih sibuk mengulum penisku mendongak dan menjawab. "Sistemnya ya gitu pak. Nanti pihak mempelai bakal kasih sajian yang bakal di lelang. Dan undangan khusus akan menawar harga untuk m
Cukup lama nur memainkan kedua penis itu dengan tangan dan juga mulutnya, jilatan serta hisapan dia kerahkan untuk memberikan kenikmatan bagi dia batang yang sebentar lagi akan mengobok-obok lubang peranakannya itu.Dan benar saja, Rudi yang saat itu tengah mendapat kocokan dari tangan lembut nur langsung menjauh. Rudi yang mulai bosan dan sudah tidak sabar untuk mengobok-obok vagina nur langsung menarik diri dan merebahkan tubuhnya di samping tubuh nur. Segera dia tarik tubuh nur dan dia tuntun agar naik ke atas tubuhnya.Kini Rudi telentang sedangkan nur masih sibuk mengulum penis joko.Rudi dengan santainya menggerakkan penisnya, mencari-cari lubang vagina nur. Namun dengan ukuran penis yang besar membuat dia sedikit kesulitan untuk memasukkan penisnya ke dalam sana.Merasa Rudi kesulitan, nur mencoba membimbing penis Rudi dengan tangannya. Hingga saat dirasa pas pada posisi nur mulai menurunkan tubuhnya.Tepat saat itu. Mata nur langs
Siang hari dipertengahan perkebunan sawit itu terlihat ada beberapa orang yang tengah berkumpul dan beradu peluh satu sama lain. Mereka terlihat asik menikmati suasana dan alur dari permainan yang diciptakan oleh Adit.Adit yang baru saja mencapai puncak orgasmenya kini tengah terlentang bersamaan dengan Pariyem yang tergeletak di atas dadanya. Tubuh mereka menempel bagaiman cicak. Peluh membasahi tubuh keduanya. kelamin keduanya masih menyatu satu sama lain, menyusahkan lendir putih yang keluar dari kemaluan Pariyem. Dia baru saja selesai untuk satu wanita.Di sisi lain pak Supri tengah asik mendoggy seorang ibu dengan tubuh paling gempal bernama Suryati, atau kerap di sapa Yati. Di hadapan Yati satu batang penis tengah asik keluar masuk di dalam mulutnya."Shhhh ohhh yatii sepongan mu memang luar biasa!" Lenguh pria itu saat penisnya dengan asik di hisap oleh Yati. Namanya Badarudin atau sering di sapa Udin. Matanya merem melek menikmati sepongan Yati. T
Hingga menampakkan paha montok yang terlihat kenyal dan bergelambir itu.Aku mengintip dari belakang pundaknya. Menantikan apa yang akan lakukan selanjutnya. Dan siapa sangka, sifat binal Pariyem sungguh diluar prediksi ku. Dengan sengaja dia mengarahkan batang penisku dan dia gesekkan pelan di belahan vaginanya, perlahan tapi pasti aku merasakan kepala penisku menembus daging sempit itu, daging yang seolah memijat kepala penisku dengan ramah dan lembut.Tak sampai 10 detik penisku luruh sepenuhnya. Pariyem sengaja mendiamkan penisku untuk beberapa saat. Lalu di menoleh ke arahku dan berbisik. "Kontol pak Adit besar banget! Memek aku penuhhh!" Lenguhnya sembari tersenyum puas.Mendapatkan pujian seperti itu membuatku seakan terbang, aku segera mengecup lehernya meremas kedua payudaranya sembari sesekali ku pelintir putingnya."Shhhh.... Ennakkkkk pakk...."Dalam posisi duduk ini. Pariyem mulai memaju mundurkan pinggulnya. Maju mundur yang
Setelah kembali dari kota, aku segera kembali ke rumah sedangkan Bu Isti yang kelelahan karena sepanjang jalan melayani kami berdua secara bergantian langsung diantar oleh pak Supri ke rumahnya.Sedangkan aku langsung disambut oleh bik Sri yang saat itu hanya mengenakan apron tipis tanpa selembar kain lagi di baliknya, aku tersenyum lantas mendekatinya dan segera ku peluk tubuhnya. Ku tarik tubuh itu agar lebih merapat ke tubuhku dan segera ku kecup bibirnya."Kangen bibik!" Kataku lembut.!Halah! Padahal di sana asik-asik sama Bu Isti, sok-sokan kangen sama bibik!" Ujar bibik sembari menyubit pinggang ku."Hehe ya gimana ya bik, punya Bu isti nggak sebesar punya bibik. Jadi nggak enak!""Jadi punya bibik masih yang paling enak dong!""Iya jelas dong, punya bibi tuh paling juara!" Jawabku lagi sembari meremas gundukan payudara besar itu.Bi Sri langsung terkekeh kecil seraya mendesah tatkala remasan ku semakin brutal.
Di tengah cahaya remang dan juga suara bising dari film yang di putar, Bu Isti tengah asik menggoyangkan pinggulnya dengan posisi sedikit membungkuk. Dia berusaha memberikan kenikmatan yang aku cari sedari tadi, otot vaginanya mencengkram penisku sesekali. Lalu pantatnya bergoyang dengan indah bak di dalam film porno yang dulu sering aku tonton. Goyangan indah yang membuat gairahku semakin membumbung tinggi. Membuat kebahagiaan dalam diri seolah membuncah. Aku tidak pernah berpikir akan melakukan hubungan intim di tengah keramaian seperti ini. Apalagi di dalam bioskop yang katanya kursi paling pojok adalah tempat orang sering berbuat mesum. Yah... Karena itulah aku memilih tempat paling pojok agar mengikuti tradisi yang ada. Aku melirik ke kiri di mana seorang bapak duduk sembari kepalanya fokus ke arah layar. Tapi aku yakin sesekali dia melirik ke arah kami. Apalagi dengan posisi yang begitu dekat itu dia pasti sadar dan mendengar apa yang kami lakukan
"pak! Apa ini nggak terlalu ketat, saya malu kalo harus pake pakaian ini untuk pergi!" Ujar Bu Isti yang tengah protes karena aku menyuruhnya memakai legging panjang yang sangat ketat hingga pres bodi. Yang membuat pantat bulatnya itu terbentuk dengan sempurna, belum lagi bagian atas yang hanya mengenakan kaos lengan panjang yang begitu ketat dengan atasan hijab.Dia terlihat tidak nyaman dan berusaha menutupi bagian intim seperti selangkangan dan juga buah dadanya.Aku terkekeh pelan lalu berjalan menghampirinya. "Nggak papa Bu! Ibu cantik pake baju kayak gini.""Tapi ini terlalu ketat! Saya malu pak!""Kenapa harus malu Bu? Badan ibu bagus. Wajah ibu cantik. Pasti orang akan suka melihat kecantikan ibu, apalagi ibu sangat cantik ketika mengenakan pakaian ini."Dia memandangi wajahku lekat lalu berkata lirih. "Baju ini sama sekali nggak menutupi tubuhku pak, malah terlihat seperti telanjang!"Aku terkekeh pelan. "Nggak papa Bu.