Nia-
Sudah beberapa hari ini lubang pantatku sudah tak terasa perih seperti kemarin, tentunya masih teringat terus di kepalaku kejadian malam itu.jujur aku benar-benar gugup bertemu boss harsa, tapi aku harus profesional, di tambah saat boss harsa menanyakan hal yang kemarin, itu buat semakin aku yakin dia kebawa minuman sampai gak bisa bedain lubang.Hari minggu yang cukup cerah, aku antar pesanan mama ken ci toko kue. Karena ada pesan lima puluh pcs dadar gulung. Soalnya mama sama papa pergi lagi mungkin empat hari baru pulang.“ncii, pesanannya” kataku dari luar tokonya.“eh ia bawa sini, saya langsung bayarin semua yah ini” jawabnya keluar dari toko sambil bawa uangnya.“iah terima kasih”“oh ia satu lagi, nanti pagi-pagi kamu mampir ke rumah saya ya, gak jauh dari pasar. Sering kamu lewat kalau bukan dari gang satunya” ucapnya.“ada apa ya?”“ada roti buat sarapan kalau kamu mau,” senyumnya berbedNia.Aku tak tau apa yang di pikirin pak rudy, memintaku datang hanya untuk membawa presentasi bekas kemarin, dan berterima kasih soal presentasi selama ini di samping boss harsa, seolah-olah dia boss aku sekarang.Dan jujur rasanya tak penting datang kesana, kalau bukan membawa nama boss harsa.paginya seperti biasa aku datang tepat waktu, dan tak biasanya boss harsa datang lebih siang, sekitar jam duabelas. itu membuat aku sedikit kwahtir karena dia tak ada kabar sama sekali.“selamat siang pak” sapaku saat boss harsa datang, tapi raut wajahnya begitu kaki atau tepatnya tanpa ekpresi. dia pung langsung menguncinya. sepertinya sekarang bukan jadwal untuk terapi.“saya buat kan teh pak?” boss harsa masih tak menjawabnya, apa aku melakukan kesalahan, tapi rasanya enggak.“pak harsa kurang tidur?” tanyaku lagi, matanya merah seperti tak tidur seharian.“gak perlu, saya cuman minta kejujuran kamu” ucapnya pelan dan menatapk
HarsaSekarang aku paham, mengapa aku harus mundur secara diam-diam, dan harus rela rudy yang menggantikanku.Ini bukan karena jabatan, melainkan nama baik papa dan juga keluarga agar tak tercemar dengan skandal yang aku buat.Dan juga capan om roni benar, mereka akan melakukan apapun demi hal itu. Dan ini sepertinya jalan terakhir yang mereka lakukan untuk menjatuhkanku, hebatnya itu berhasilJalan terakhir mengunakan surat jadwal treatment di ikuti kabar burung yang sampai sama papa.Rudy merencanakannya dengan detail, dia melaporkan laporan palsu dan memberikan informasi perusahan ini ke pesaing lainnya agar aku gak pernah menang tender sama sekali.Dan berhasil membuat aku menuduh nia juga seolah abgian dari mereka.“selamat pagi pak harsaaaa” suara yang gak asing pas aku lagi merapihakn meja kerjaku.“eh harsa deh” ternyata suara rudy langsung duduk di kursi kerjaku.“ternyata duduk disini enak juga yah” lanjutnya menaikan kaki ke atas meja.“emang seharusnya kan posisi ini gue y
Nia-Ini hari kedua aku di rawat, ternyata aku tertidur seharian karena kondisiku seperti ini. Aku tertolong lagi oleh mada secara gak langsung, andai taka da dia mung kondisiku lebih parah dari ini.Ucapan samar-samar mada terdengar cukup jelas walau aku mungkin sedang setengah sadar karena tak kuat menahan rasa campur aduk di tubuhku.Nanti saja kalu aku mulai membaik, yang jelas aku dalam pengawasan dokter rena. Dokter yang kenal sama mada. dan kedua orang tuanya yang juga dokter, mereka berdua yang kasih aku pernolongan pertama kepadaku,“kita cek kondisi kamu ya” ucapnya saat masih jam enam pagi, dia cek satu persatu termasuk infus.“oke, mulai sedikit membaik, kamu udah lewatin fase kritis kemarin ““fase kritis??”“iah, ”” Kamu mulai merasa sembuh. Demam mulai turun. Padahal, belum. Fase kritis bakal nyebabin pendarahan dan kebocoran plasma darah. Makanya beberapa pengidap bakal ngerasain syok, dehidrasi, dan pendarahan di area kulit, hidung, dan gusi.“terus Fase kritis demam
Harsa.Akhirnya aku bisa tidur benar-benar nyenyak karena bukan kecapaian, melainkan seperti bebanku hilang selama ini. Papanya budi benar jabatan yang aku emban membuat beban pikiranku cukup berat dan mempengaruhi semuanya.Di tambah sudah satu minggu lebih libido ku bisa aku control, aku semakin yakin aku sembuh secara beiring waktu tanpa harus threatment lagi.“kak yua pergi lagi?” tanyaku ke kak yua“ya dong tinggal itungan mingu, harus benar-benar perfect nanti” ucapnya pergi Bersama jaden, aku baru tau Namanya calon kakak iparku. Maklum aja aku jarang pulang dan jarang ketemu.“bella kok jarang main ke rumah lagi harsa?” tanya mama yang lagi membuat sesuatu,“haa?”“ngak tau juga ma, hehe dia juga tiba-tiba gak balas chat aku”“oh, padahal mama suka dia ada disini bisa bantu mama masak, heheh” jawabny penuh isyarat.“emang mau bikin apa?”“menu baru, ayam merah, tapi nanti aja yang tau resepnya kan bella, ““ohh, nanti aku ke kliniknya deh, minta resepnya” kataku keceplosan begi
Nia-Awalnya mama sama papa kwahtir aku jalan-jalan keluar rumah, tapi aku yakinin kalau aku baik-baik ajah. dan gak akan lakuin macam-macam.semua hal buruk yang di pikiran mama papa gak akan terjaditak ada niatan aku untuk mengakhiri hidup, yang ada seperti kembali dari nol lagi. aku kira semua akan segera pulih. tetapi aku salah, ini sekarang titik paling rendah dalam hidupku.dan ucapan mada waktu itu benar-benar membuatku terus teringat sampai sekarang, padahl itu sebuah kata yang entah di ambil dari motivator siapa/“kak, ada yang mau aku bilang ke kakak” ucap albert pas aku naik untuk tidur.“apa?”“sebenarnya aku part time buat bayar uang semester”“haa? Bukannya papa udah di bayar?”“aku pakai,” jawabnya menundukan kepala.“terus uangnya kamu pakai buat narkoba?” aku benar-benar kaget mendengarnya.“ngak lah, gak kepikiran sampai situ., aku coba bisnis sama teman aku, tapi hasilnya nihil, yang ada duit semester habis gitu aja”“jadi selama ini kamu gak bayar semester?, jadi U
HarsaKejadian kemarin membuat aku sama bella semakin dekat, dan jujur rasanya bisa melupakan nia yang sudah terlanjur aku jatuh cinta ke dia.Bella rajin datang ke rumah untuk mempersiapkan pernikahan kak yua yang tinggal beberapa minggu kurang.Yang gak langsung aku sama bella akan jadi Groomsmen dan Bridesmaids, itu permintaan kak yua.“hara pasti gak bakalan datang ya?” suara bella kasih gue jus jambu pas lagi duduk di kolam renang.“entah bel, dari gue sendiri sih berharap datang, tapi tau kan keras kepalanya gimana?”“ya sih, tapi lo untung gak sekeras kepala dia ya, ““masa?”“iah, setiap orang pasti punya, tapi lo gak sekeras itu, “ senyumnya sambil lirik“ terus?”“yang gue suka aja lebih lembut ?”“bukannya lebih suka yang keras?”“ohh ya ituu?” liriknya tajam dan hitungan detik bella remas penis gue sekeras mungkin membuat biji ku merasakan linu. Dan detik itu juga aku teriak kencang.“aahh bella… linuuuu” ucapku pelan sambil meringis.“bomatt… bantuin lagi ah, “ bella mela
Nia.Masih teringat jelas pertemuan siang , aku langsung betemu dengan pemilik perusahaan yang pak handoyo bilang.orang yang bernama mr. peter, ternyata sudah berumur. Mungkin sudah umur enam puluhan.Saat aku sampai di hottel, beliau sudah memakai kimono handuk dan menunggu di balkon.“niaa” angguk aku masuk kedalam.“silahkan baca kontraknya, itu hanya gaji, belum inentif” ucapnya langsung to the point saat aku belum baca semuanya, dari daftarnya aku mendapat gaji seperti yang di janjikan. Tapi hanya setahun kontraknya.“dan saya sudah tanda tangan, sisanya tinggal kamu,”“tapi mr. tak ada tanda tangannya buat saya”“tanda tangannya disini,” ucapnya mengajak di tempat tidur sambil menepak-nepak kasur, seketika aku tau ternyata tanda tangan di atas perut, artinya seperti ini.Seketika aku ragu melakukannya, teringat semua kejadian yang aku alami sekarang, terutama tentang ingatan soal sherly, pasti dia ingin membantu dengan menjual diirku sendiri.“maaf mr. sepertinya saya membatalka
HarsaAku lagi perjalan menuju ke klinik bella, sesekali aku melewati bekas perusahaanku dulu. Tak banyak berubah.Tepat saat mau sampai ke kliniknya, ada mobilnya yang mirip dengan mobil yang sering di pakai sama si brengsek rudy. Mungkin itu hanya kebetulan mirip.Tepat masuk klinik. Bella sudah berdiri di depan klinik.“udah lama tunggu ya? Tanyaku keluar dari mobil.“ngak kok, baru aja keluar, sekalian anter client pulang,”“jadi langsung ke rumah?” senyum bela seperti ada yang mengganjal.“yuk” bella masuk ke dalam sambil membawa tas cukup berat.“sini gue bawa” dan benar memang berat, aku sendiri gak gak berani tanya isinya apa. Yang jelas keperluan bella memang banyak,“kamu gak bawa pakaian ganti buat nanti?” tanyaku dalam perjalanan.“bawa kok, itu tadi tas yang kamu bawa, sekalian nanti nginap aja di rumah kamu, biar bebebku gak capek” ucapnya tertawa sambil elus pipiku dan tak lama cium pipiku.“hee? Emang kita serius jadian?”“isshh” desisnya.“serius,”“terus lo bilang ke
Pagi pagi sekali aku dibangunkan oleh bik Sri. Mataku perlahan mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Ku lihat bikbsri yang tersenyum di hadapanku dengan wajah berbinar."Bangun den, udah pagi." Katanya lagi.Ku lihat sebentar penampilan bik Sri yang masih seperti malam tadi. Tanpa busana dan masih sedikit bekas seperma dari beberapa pria yang menjamah dirinya malam tadi.Melihat itu tentu saja nafsuku langsung bangkit, hingga aku lupa jika pagi itu aku juga sama seperti mereka, telanjang tanpa busana yang membuat penisku jelas terlihat menegang.Bik Sri yang menyadari hal itu langsung tersenyum manis. "Masih bisa bangun toh den. Kirain udah loyo setelah di kuras habis isinya tadi malam." Ujar bik Sri.Aku tak bisa menjawab, selain karena baru bangun tidur, aku juga masih belum bisa mengontrol diriku sendiri.Melihat aku diam saja, tangan bik Sri dengan jahil merambat ke arah penisku. Di usap pelan kepala penisku yang su
Setelah giliran ku selesaikan, kini tiga orang pria naik ke atas panggung, tidak seperti aku yang langsung mendapat pelayanan dari tiga wanita itu sekaligus, mereka hanya bisa mendapat satu wanita yang bisa mereka gilir bergantian, yah bisa dibilang mereka mendapat 3 wanita itu juga, tapi secara bergantian, tidak secara langsung seperti aku tadi.Dan dari posisi aku duduk inilah aku bisa melihat semua hal yang ada di sana.Mulai dari pak Supri yang tengah asik menggenjot seorang wanita paruh baya. Lalu Joni yang menggenjot wanita tanggung, dan juga bapak Dinda yang jugaemberikan pelayan pada wanita paruh baya lainnya.Abaikan mereka, karena jujur saja aku melihat mereka bertiga ada rasa iri di dalam hati, terlebih melihat penis mereka yang ukurannya bisa dibilang besar, yah walau milikku lebih besar dari pada milik mereka, tapi tetap saja melihat seorang pria bermain rasanya agak aneh. Terlebih tidak ada yang menarik dari pasangan tiga orang itu. Wanita ya
Sabtu pagi tepat pukul 7 aku dan kedua temanku sudah berkumpul di meja makan dan tengah menikmati sarapan, hanya aku dan rudi. Karena Adi masih sibuk dengan laptop.Pagi itu kami dibuatkan sarapan oleh Jumirah. Karena bik Sri tidak bisa hadir lantaran malam nanti Joni akan lamaran dengan gadis desa sebelah. Dan sepetinya akan ada pesta nanti malam. Jika infomasi dari Jumirah benar, maka akan ada acara suku yang dinamakan lelang, bertujuan untuk mengumpulkan dana untuk membantu pihak mempelai.Jujur aku baru mendengar acara seperti itu di tempat ini, ya maklum aku belum lama tinggal di tempat ini jadi belum terlalu paham dengan banyaknya adat di ini."Jadi sistem acara nanti malam itu gimana Jum?" Tanya Rudi yang tengah asik menyantap ikan gabus goreng.Jumirah yang masih sibuk mengulum penisku mendongak dan menjawab. "Sistemnya ya gitu pak. Nanti pihak mempelai bakal kasih sajian yang bakal di lelang. Dan undangan khusus akan menawar harga untuk m
Cukup lama nur memainkan kedua penis itu dengan tangan dan juga mulutnya, jilatan serta hisapan dia kerahkan untuk memberikan kenikmatan bagi dia batang yang sebentar lagi akan mengobok-obok lubang peranakannya itu.Dan benar saja, Rudi yang saat itu tengah mendapat kocokan dari tangan lembut nur langsung menjauh. Rudi yang mulai bosan dan sudah tidak sabar untuk mengobok-obok vagina nur langsung menarik diri dan merebahkan tubuhnya di samping tubuh nur. Segera dia tarik tubuh nur dan dia tuntun agar naik ke atas tubuhnya.Kini Rudi telentang sedangkan nur masih sibuk mengulum penis joko.Rudi dengan santainya menggerakkan penisnya, mencari-cari lubang vagina nur. Namun dengan ukuran penis yang besar membuat dia sedikit kesulitan untuk memasukkan penisnya ke dalam sana.Merasa Rudi kesulitan, nur mencoba membimbing penis Rudi dengan tangannya. Hingga saat dirasa pas pada posisi nur mulai menurunkan tubuhnya.Tepat saat itu. Mata nur langs
Siang hari dipertengahan perkebunan sawit itu terlihat ada beberapa orang yang tengah berkumpul dan beradu peluh satu sama lain. Mereka terlihat asik menikmati suasana dan alur dari permainan yang diciptakan oleh Adit.Adit yang baru saja mencapai puncak orgasmenya kini tengah terlentang bersamaan dengan Pariyem yang tergeletak di atas dadanya. Tubuh mereka menempel bagaiman cicak. Peluh membasahi tubuh keduanya. kelamin keduanya masih menyatu satu sama lain, menyusahkan lendir putih yang keluar dari kemaluan Pariyem. Dia baru saja selesai untuk satu wanita.Di sisi lain pak Supri tengah asik mendoggy seorang ibu dengan tubuh paling gempal bernama Suryati, atau kerap di sapa Yati. Di hadapan Yati satu batang penis tengah asik keluar masuk di dalam mulutnya."Shhhh ohhh yatii sepongan mu memang luar biasa!" Lenguh pria itu saat penisnya dengan asik di hisap oleh Yati. Namanya Badarudin atau sering di sapa Udin. Matanya merem melek menikmati sepongan Yati. T
Hingga menampakkan paha montok yang terlihat kenyal dan bergelambir itu.Aku mengintip dari belakang pundaknya. Menantikan apa yang akan lakukan selanjutnya. Dan siapa sangka, sifat binal Pariyem sungguh diluar prediksi ku. Dengan sengaja dia mengarahkan batang penisku dan dia gesekkan pelan di belahan vaginanya, perlahan tapi pasti aku merasakan kepala penisku menembus daging sempit itu, daging yang seolah memijat kepala penisku dengan ramah dan lembut.Tak sampai 10 detik penisku luruh sepenuhnya. Pariyem sengaja mendiamkan penisku untuk beberapa saat. Lalu di menoleh ke arahku dan berbisik. "Kontol pak Adit besar banget! Memek aku penuhhh!" Lenguhnya sembari tersenyum puas.Mendapatkan pujian seperti itu membuatku seakan terbang, aku segera mengecup lehernya meremas kedua payudaranya sembari sesekali ku pelintir putingnya."Shhhh.... Ennakkkkk pakk...."Dalam posisi duduk ini. Pariyem mulai memaju mundurkan pinggulnya. Maju mundur yang
Setelah kembali dari kota, aku segera kembali ke rumah sedangkan Bu Isti yang kelelahan karena sepanjang jalan melayani kami berdua secara bergantian langsung diantar oleh pak Supri ke rumahnya.Sedangkan aku langsung disambut oleh bik Sri yang saat itu hanya mengenakan apron tipis tanpa selembar kain lagi di baliknya, aku tersenyum lantas mendekatinya dan segera ku peluk tubuhnya. Ku tarik tubuh itu agar lebih merapat ke tubuhku dan segera ku kecup bibirnya."Kangen bibik!" Kataku lembut.!Halah! Padahal di sana asik-asik sama Bu Isti, sok-sokan kangen sama bibik!" Ujar bibik sembari menyubit pinggang ku."Hehe ya gimana ya bik, punya Bu isti nggak sebesar punya bibik. Jadi nggak enak!""Jadi punya bibik masih yang paling enak dong!""Iya jelas dong, punya bibi tuh paling juara!" Jawabku lagi sembari meremas gundukan payudara besar itu.Bi Sri langsung terkekeh kecil seraya mendesah tatkala remasan ku semakin brutal.
Di tengah cahaya remang dan juga suara bising dari film yang di putar, Bu Isti tengah asik menggoyangkan pinggulnya dengan posisi sedikit membungkuk. Dia berusaha memberikan kenikmatan yang aku cari sedari tadi, otot vaginanya mencengkram penisku sesekali. Lalu pantatnya bergoyang dengan indah bak di dalam film porno yang dulu sering aku tonton. Goyangan indah yang membuat gairahku semakin membumbung tinggi. Membuat kebahagiaan dalam diri seolah membuncah. Aku tidak pernah berpikir akan melakukan hubungan intim di tengah keramaian seperti ini. Apalagi di dalam bioskop yang katanya kursi paling pojok adalah tempat orang sering berbuat mesum. Yah... Karena itulah aku memilih tempat paling pojok agar mengikuti tradisi yang ada. Aku melirik ke kiri di mana seorang bapak duduk sembari kepalanya fokus ke arah layar. Tapi aku yakin sesekali dia melirik ke arah kami. Apalagi dengan posisi yang begitu dekat itu dia pasti sadar dan mendengar apa yang kami lakukan
"pak! Apa ini nggak terlalu ketat, saya malu kalo harus pake pakaian ini untuk pergi!" Ujar Bu Isti yang tengah protes karena aku menyuruhnya memakai legging panjang yang sangat ketat hingga pres bodi. Yang membuat pantat bulatnya itu terbentuk dengan sempurna, belum lagi bagian atas yang hanya mengenakan kaos lengan panjang yang begitu ketat dengan atasan hijab.Dia terlihat tidak nyaman dan berusaha menutupi bagian intim seperti selangkangan dan juga buah dadanya.Aku terkekeh pelan lalu berjalan menghampirinya. "Nggak papa Bu! Ibu cantik pake baju kayak gini.""Tapi ini terlalu ketat! Saya malu pak!""Kenapa harus malu Bu? Badan ibu bagus. Wajah ibu cantik. Pasti orang akan suka melihat kecantikan ibu, apalagi ibu sangat cantik ketika mengenakan pakaian ini."Dia memandangi wajahku lekat lalu berkata lirih. "Baju ini sama sekali nggak menutupi tubuhku pak, malah terlihat seperti telanjang!"Aku terkekeh pelan. "Nggak papa Bu.