HarsaKejadian kemarin membuat aku sama bella semakin dekat, dan jujur rasanya bisa melupakan nia yang sudah terlanjur aku jatuh cinta ke dia.Bella rajin datang ke rumah untuk mempersiapkan pernikahan kak yua yang tinggal beberapa minggu kurang.Yang gak langsung aku sama bella akan jadi Groomsmen dan Bridesmaids, itu permintaan kak yua.“hara pasti gak bakalan datang ya?” suara bella kasih gue jus jambu pas lagi duduk di kolam renang.“entah bel, dari gue sendiri sih berharap datang, tapi tau kan keras kepalanya gimana?”“ya sih, tapi lo untung gak sekeras kepala dia ya, ““masa?”“iah, setiap orang pasti punya, tapi lo gak sekeras itu, “ senyumnya sambil lirik“ terus?”“yang gue suka aja lebih lembut ?”“bukannya lebih suka yang keras?”“ohh ya ituu?” liriknya tajam dan hitungan detik bella remas penis gue sekeras mungkin membuat biji ku merasakan linu. Dan detik itu juga aku teriak kencang.“aahh bella… linuuuu” ucapku pelan sambil meringis.“bomatt… bantuin lagi ah, “ bella mela
Nia.Masih teringat jelas pertemuan siang , aku langsung betemu dengan pemilik perusahaan yang pak handoyo bilang.orang yang bernama mr. peter, ternyata sudah berumur. Mungkin sudah umur enam puluhan.Saat aku sampai di hottel, beliau sudah memakai kimono handuk dan menunggu di balkon.“niaa” angguk aku masuk kedalam.“silahkan baca kontraknya, itu hanya gaji, belum inentif” ucapnya langsung to the point saat aku belum baca semuanya, dari daftarnya aku mendapat gaji seperti yang di janjikan. Tapi hanya setahun kontraknya.“dan saya sudah tanda tangan, sisanya tinggal kamu,”“tapi mr. tak ada tanda tangannya buat saya”“tanda tangannya disini,” ucapnya mengajak di tempat tidur sambil menepak-nepak kasur, seketika aku tau ternyata tanda tangan di atas perut, artinya seperti ini.Seketika aku ragu melakukannya, teringat semua kejadian yang aku alami sekarang, terutama tentang ingatan soal sherly, pasti dia ingin membantu dengan menjual diirku sendiri.“maaf mr. sepertinya saya membatalka
HarsaAku lagi perjalan menuju ke klinik bella, sesekali aku melewati bekas perusahaanku dulu. Tak banyak berubah.Tepat saat mau sampai ke kliniknya, ada mobilnya yang mirip dengan mobil yang sering di pakai sama si brengsek rudy. Mungkin itu hanya kebetulan mirip.Tepat masuk klinik. Bella sudah berdiri di depan klinik.“udah lama tunggu ya? Tanyaku keluar dari mobil.“ngak kok, baru aja keluar, sekalian anter client pulang,”“jadi langsung ke rumah?” senyum bela seperti ada yang mengganjal.“yuk” bella masuk ke dalam sambil membawa tas cukup berat.“sini gue bawa” dan benar memang berat, aku sendiri gak gak berani tanya isinya apa. Yang jelas keperluan bella memang banyak,“kamu gak bawa pakaian ganti buat nanti?” tanyaku dalam perjalanan.“bawa kok, itu tadi tas yang kamu bawa, sekalian nanti nginap aja di rumah kamu, biar bebebku gak capek” ucapnya tertawa sambil elus pipiku dan tak lama cium pipiku.“hee? Emang kita serius jadian?”“isshh” desisnya.“serius,”“terus lo bilang ke
NiaAku ikut senang saat dapat kabar dari albert kalau dia bisa ikut UAS, dia gak pulang selama UAS berlangsung. Dia juga nginap di kost temannya untuk beberapa minggu sampai ujian selesai,“lagi buat apan san?”“aku lagi buat pie susu,sama pudding oreo, dulu aku sering buat pas di aussie” tapi semenjak itu gak gak pernah bikin.“eh mama udah mendingan?” dari kemarin mama demam, tetapi masih aja tetep buat kue karena ada pesanan dari nci buat acara. Bukan mada, tapi buat acara keluarga, walau gak banyak hanya seratus buah.“udah, udah mendingan kok” ucap mama langsung masukin dadar gulungnya ke plastic. Sebenarnya aku buat pie susu sama pudding oreo buat kasih mada aja, aku berharap mada suka dengan buatanku.Selesai aku masukin rantang plastic bekas makanan yang di cuci ulang sama mama, rantangnya muat lima buah pie susu, sama satu pudding oreo ukuran normal.Sekaligus aku juga mau antar dadar gulung ke nci dan ambil satu tempat kue yang ketingalan kemarin,“Ncii, dadar gulung pesana
HarsaDua hari bella menginap di rumah, dan dua hari juga dia menginap di kamarku. Untungnya gak terjadi apa-apa, hanya bella lebih agresif kalau gue nolak buat tidur bareng dia.Gak cuman tidur bareng aja, bella benar-benar membantu ikut susunan acara yang kebetulan wedding organizer kak yua sendiri adalah iwan.Saudara dari mama yang tinggal satu dearah sama hara, dia juga memberitahu semua kondisi hara disana. Berkat iwan.Iwan menjelaskan susuan acara yang telah di siapkan, tapi semua terdiam saat mendiskusikan memanggil nama keluarga sastu persatu,“jadi nama hara di masukin apa ngak?” tanya bella ke aku, aku sendiri gak tau.“iwan usahain dia datang, pasti” ucap iwan percaya diri.aku sendiri gak bisa bantu banyak.“tapi kalau gak datang?”“nanti iwan yang jadi MC, bisa di atur soal itu” lanjutnya meyakinkan papa sama mama. Semua setuju dengan susunan acara yang sudah di buatAku pamit buat antar bella pulang, karena besok dia kembali kerja bertemu clientnya yang super menyebalka
NiaGak biasanya aku gak bisa tidur seperti ini, udah jam dua pagi. Hatiku benar-benar gelisah, pikiranku masih tentang mada. Aku masih merasa aneh ke diri aku sendiri, kenapa aku bisa kesal dengan mada, dan berbicara seperti itu di depannya secara langsung setelah mendengar permasalahnya dengan orang itu.Apa mungkin karena aku pernah punya masalah dengan papa, di tambah mada punya masalah yang sama ke kedua orang tuanya. itu aku merasa sangat kesal.padahal dia bisa membuat aku berpikir positif dengan keadaanku sampai saat ini. Sedangkan dia sendiri cuman bisa nasihatin aku aja, untuk diri sendiri hasilnya nihil,“isshhh” rasanya benar-benar gemas, dari tampangnya yang garang, ternyata nyalinya hello kitty.Tapi gak sepenuhnya mada yang salah, andai aku gak ketemu sama mada, mungkin soal ketakutan mama soal aku jual diri bisa aja terjadi. Melakukan apapun demi mengembalikan kondisi aku seperti dulu, pasti aku akan terjerumus kehasutan ajeng, dan sherly waktu itu. termasuk membiarkan
Harsa-Acara di mulai sekitar enam hari lagi, belum ada tanda-tanda mada akan datang atau tidak, aku gak bisa tebak ekpresi hara kalau aku sama bella menjalin hubungan,Di tambah kebablasan saatt malam itu, bella juga seperti tak mau membahas hal itu. Karena sudah terjadi dan sama-sama menikmatinya.“kok jalannya gitu?” bisikku saat aku sama dia mau masuk ke mobil,“agak perih, dikit jadinya agak ngangkang biar gak terlalu perih” bisiknya malu-malu.“perih banget?”“ngak sih, uhm, tapi kata temen aku ya awal memang gitu, beberapa hari” lanjtunya saat di dalam mobil.“wah kalau gitu harus di masukiin lagi biar terbiasa”“awssh asawsh asash sakitt bell iah iah, ngak, kalau tunggu gak perih” kataku saat perutku di cubit cukup keras bella,“aku di suruh kak yua nginap di rumah sampai hari H” tunjuk chat dari kak yua,“terus?”“ya mau aja, asal gak di sodok dulu, kalau gak ada pengaman” tawanya sambil menjulurkan lidahnya.“katanya gak mau dulu” aku lirik ke arahnya, tetapi tatapan bela le
Nia.Hari ini benar-benar buat aku sangat kaget. Sampai selama acara berlangsung aku cuman bisa terdiam saat kembali ke tempat seharusnya aku beridir, meninggalkan kerumunan mada dan keluarganya. walau aku tau harsa dan bella mencoba menyapaku sejenak, aku hanya melempar senyum ke mereka.Ada dua hal yang bikin aku kaget karena orang yang menyiramku adalah sahabatku dulu, di tambah dia juga pacaran dengan Ares, dia datang bersama,Aku hanya bisa terdiam karena celetukannya, yang sudah benar-benar tak menganggap aku teman. Sampai semua mata tertuju mataku, seolah aku yang salahh. Padahal dia yang menabrak saat aku menyiapkan kue yang tertukar.Di tambah dia…Orang yang selalu di bicarakan saat aku bekerja di perusahaan harsa, yang ternyata selama ini ada di depan mataku selama ini. Orang yang sering menjadi tukang ojekku selama bekerja.Dan satu lagi, mereka benar-benar kembar, dari tingginya, tapi wajahnya agak berbeda. Tapi Malam itu saat aku memakai tuxedo buatnya, aku teringat mema
Pagi pagi sekali aku dibangunkan oleh bik Sri. Mataku perlahan mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Ku lihat bikbsri yang tersenyum di hadapanku dengan wajah berbinar."Bangun den, udah pagi." Katanya lagi.Ku lihat sebentar penampilan bik Sri yang masih seperti malam tadi. Tanpa busana dan masih sedikit bekas seperma dari beberapa pria yang menjamah dirinya malam tadi.Melihat itu tentu saja nafsuku langsung bangkit, hingga aku lupa jika pagi itu aku juga sama seperti mereka, telanjang tanpa busana yang membuat penisku jelas terlihat menegang.Bik Sri yang menyadari hal itu langsung tersenyum manis. "Masih bisa bangun toh den. Kirain udah loyo setelah di kuras habis isinya tadi malam." Ujar bik Sri.Aku tak bisa menjawab, selain karena baru bangun tidur, aku juga masih belum bisa mengontrol diriku sendiri.Melihat aku diam saja, tangan bik Sri dengan jahil merambat ke arah penisku. Di usap pelan kepala penisku yang su
Setelah giliran ku selesaikan, kini tiga orang pria naik ke atas panggung, tidak seperti aku yang langsung mendapat pelayanan dari tiga wanita itu sekaligus, mereka hanya bisa mendapat satu wanita yang bisa mereka gilir bergantian, yah bisa dibilang mereka mendapat 3 wanita itu juga, tapi secara bergantian, tidak secara langsung seperti aku tadi.Dan dari posisi aku duduk inilah aku bisa melihat semua hal yang ada di sana.Mulai dari pak Supri yang tengah asik menggenjot seorang wanita paruh baya. Lalu Joni yang menggenjot wanita tanggung, dan juga bapak Dinda yang jugaemberikan pelayan pada wanita paruh baya lainnya.Abaikan mereka, karena jujur saja aku melihat mereka bertiga ada rasa iri di dalam hati, terlebih melihat penis mereka yang ukurannya bisa dibilang besar, yah walau milikku lebih besar dari pada milik mereka, tapi tetap saja melihat seorang pria bermain rasanya agak aneh. Terlebih tidak ada yang menarik dari pasangan tiga orang itu. Wanita ya
Sabtu pagi tepat pukul 7 aku dan kedua temanku sudah berkumpul di meja makan dan tengah menikmati sarapan, hanya aku dan rudi. Karena Adi masih sibuk dengan laptop.Pagi itu kami dibuatkan sarapan oleh Jumirah. Karena bik Sri tidak bisa hadir lantaran malam nanti Joni akan lamaran dengan gadis desa sebelah. Dan sepetinya akan ada pesta nanti malam. Jika infomasi dari Jumirah benar, maka akan ada acara suku yang dinamakan lelang, bertujuan untuk mengumpulkan dana untuk membantu pihak mempelai.Jujur aku baru mendengar acara seperti itu di tempat ini, ya maklum aku belum lama tinggal di tempat ini jadi belum terlalu paham dengan banyaknya adat di ini."Jadi sistem acara nanti malam itu gimana Jum?" Tanya Rudi yang tengah asik menyantap ikan gabus goreng.Jumirah yang masih sibuk mengulum penisku mendongak dan menjawab. "Sistemnya ya gitu pak. Nanti pihak mempelai bakal kasih sajian yang bakal di lelang. Dan undangan khusus akan menawar harga untuk m
Cukup lama nur memainkan kedua penis itu dengan tangan dan juga mulutnya, jilatan serta hisapan dia kerahkan untuk memberikan kenikmatan bagi dia batang yang sebentar lagi akan mengobok-obok lubang peranakannya itu.Dan benar saja, Rudi yang saat itu tengah mendapat kocokan dari tangan lembut nur langsung menjauh. Rudi yang mulai bosan dan sudah tidak sabar untuk mengobok-obok vagina nur langsung menarik diri dan merebahkan tubuhnya di samping tubuh nur. Segera dia tarik tubuh nur dan dia tuntun agar naik ke atas tubuhnya.Kini Rudi telentang sedangkan nur masih sibuk mengulum penis joko.Rudi dengan santainya menggerakkan penisnya, mencari-cari lubang vagina nur. Namun dengan ukuran penis yang besar membuat dia sedikit kesulitan untuk memasukkan penisnya ke dalam sana.Merasa Rudi kesulitan, nur mencoba membimbing penis Rudi dengan tangannya. Hingga saat dirasa pas pada posisi nur mulai menurunkan tubuhnya.Tepat saat itu. Mata nur langs
Siang hari dipertengahan perkebunan sawit itu terlihat ada beberapa orang yang tengah berkumpul dan beradu peluh satu sama lain. Mereka terlihat asik menikmati suasana dan alur dari permainan yang diciptakan oleh Adit.Adit yang baru saja mencapai puncak orgasmenya kini tengah terlentang bersamaan dengan Pariyem yang tergeletak di atas dadanya. Tubuh mereka menempel bagaiman cicak. Peluh membasahi tubuh keduanya. kelamin keduanya masih menyatu satu sama lain, menyusahkan lendir putih yang keluar dari kemaluan Pariyem. Dia baru saja selesai untuk satu wanita.Di sisi lain pak Supri tengah asik mendoggy seorang ibu dengan tubuh paling gempal bernama Suryati, atau kerap di sapa Yati. Di hadapan Yati satu batang penis tengah asik keluar masuk di dalam mulutnya."Shhhh ohhh yatii sepongan mu memang luar biasa!" Lenguh pria itu saat penisnya dengan asik di hisap oleh Yati. Namanya Badarudin atau sering di sapa Udin. Matanya merem melek menikmati sepongan Yati. T
Hingga menampakkan paha montok yang terlihat kenyal dan bergelambir itu.Aku mengintip dari belakang pundaknya. Menantikan apa yang akan lakukan selanjutnya. Dan siapa sangka, sifat binal Pariyem sungguh diluar prediksi ku. Dengan sengaja dia mengarahkan batang penisku dan dia gesekkan pelan di belahan vaginanya, perlahan tapi pasti aku merasakan kepala penisku menembus daging sempit itu, daging yang seolah memijat kepala penisku dengan ramah dan lembut.Tak sampai 10 detik penisku luruh sepenuhnya. Pariyem sengaja mendiamkan penisku untuk beberapa saat. Lalu di menoleh ke arahku dan berbisik. "Kontol pak Adit besar banget! Memek aku penuhhh!" Lenguhnya sembari tersenyum puas.Mendapatkan pujian seperti itu membuatku seakan terbang, aku segera mengecup lehernya meremas kedua payudaranya sembari sesekali ku pelintir putingnya."Shhhh.... Ennakkkkk pakk...."Dalam posisi duduk ini. Pariyem mulai memaju mundurkan pinggulnya. Maju mundur yang
Setelah kembali dari kota, aku segera kembali ke rumah sedangkan Bu Isti yang kelelahan karena sepanjang jalan melayani kami berdua secara bergantian langsung diantar oleh pak Supri ke rumahnya.Sedangkan aku langsung disambut oleh bik Sri yang saat itu hanya mengenakan apron tipis tanpa selembar kain lagi di baliknya, aku tersenyum lantas mendekatinya dan segera ku peluk tubuhnya. Ku tarik tubuh itu agar lebih merapat ke tubuhku dan segera ku kecup bibirnya."Kangen bibik!" Kataku lembut.!Halah! Padahal di sana asik-asik sama Bu Isti, sok-sokan kangen sama bibik!" Ujar bibik sembari menyubit pinggang ku."Hehe ya gimana ya bik, punya Bu isti nggak sebesar punya bibik. Jadi nggak enak!""Jadi punya bibik masih yang paling enak dong!""Iya jelas dong, punya bibi tuh paling juara!" Jawabku lagi sembari meremas gundukan payudara besar itu.Bi Sri langsung terkekeh kecil seraya mendesah tatkala remasan ku semakin brutal.
Di tengah cahaya remang dan juga suara bising dari film yang di putar, Bu Isti tengah asik menggoyangkan pinggulnya dengan posisi sedikit membungkuk. Dia berusaha memberikan kenikmatan yang aku cari sedari tadi, otot vaginanya mencengkram penisku sesekali. Lalu pantatnya bergoyang dengan indah bak di dalam film porno yang dulu sering aku tonton. Goyangan indah yang membuat gairahku semakin membumbung tinggi. Membuat kebahagiaan dalam diri seolah membuncah. Aku tidak pernah berpikir akan melakukan hubungan intim di tengah keramaian seperti ini. Apalagi di dalam bioskop yang katanya kursi paling pojok adalah tempat orang sering berbuat mesum. Yah... Karena itulah aku memilih tempat paling pojok agar mengikuti tradisi yang ada. Aku melirik ke kiri di mana seorang bapak duduk sembari kepalanya fokus ke arah layar. Tapi aku yakin sesekali dia melirik ke arah kami. Apalagi dengan posisi yang begitu dekat itu dia pasti sadar dan mendengar apa yang kami lakukan
"pak! Apa ini nggak terlalu ketat, saya malu kalo harus pake pakaian ini untuk pergi!" Ujar Bu Isti yang tengah protes karena aku menyuruhnya memakai legging panjang yang sangat ketat hingga pres bodi. Yang membuat pantat bulatnya itu terbentuk dengan sempurna, belum lagi bagian atas yang hanya mengenakan kaos lengan panjang yang begitu ketat dengan atasan hijab.Dia terlihat tidak nyaman dan berusaha menutupi bagian intim seperti selangkangan dan juga buah dadanya.Aku terkekeh pelan lalu berjalan menghampirinya. "Nggak papa Bu! Ibu cantik pake baju kayak gini.""Tapi ini terlalu ketat! Saya malu pak!""Kenapa harus malu Bu? Badan ibu bagus. Wajah ibu cantik. Pasti orang akan suka melihat kecantikan ibu, apalagi ibu sangat cantik ketika mengenakan pakaian ini."Dia memandangi wajahku lekat lalu berkata lirih. "Baju ini sama sekali nggak menutupi tubuhku pak, malah terlihat seperti telanjang!"Aku terkekeh pelan. "Nggak papa Bu.