Share

Bab 33

Penulis: Cahaya Asa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-01 06:00:23

Samudra membuka pintu dan melihat kamarnya yang kosong. Pria itu baru saja pulang dari kantor setelah bekerja seharian. Ada yang berbeda dengan kamarnya. Aura dingin dan beku menyelimuti kamar tersebut.

Samudra pikir, ia bisa melihat wajah Kiara sebentar setelah ia pulang. Namun, begitu ia membuka kamar, pria itu tidak melihat siapa pun di sana. Tidak ada Kiara yang selalu menyambutnya pulang dan menyiapkan air putih seperti biasanya. Tidak ada Kiara yang dengan senang hati melepaskan jas dan sepatunya lalu mengambilkan baju ganti setelah menyiapkan air untuk mandi.

Selama ini Samudra merasa apa yang dilakukan oleh Kiara bukanlah hal spesial. Namun sejak Kiara mogok bicara dengannya semua kebiasan-it7 pun sudah tak pernah ia dapatkan lagi. Pelayanan penuh perhatian itu sirna bersama lenyapnya senyum di bibir Kiara.

"Kiara ke mana? Kenapa sekarang dia berubah?"

Beberapa hari sebelumnya, Samudra selalu tidur di ruang kerjanya untuk menghindar dari Kiara. Namun, beber
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tiraya
dah mulai ada something ya Sam...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 34

    "Kiara, tolong cariin kaos kakiku!" perintah Samudra pada Kiara. Ini adalah pertama kalinya seumur hidup pria itu memerintah dengan menggunakan kata "tolong" di awal kalimat. Bagai sosok dingin dan arogan seperti Samudra dengan kekuasaan yang dia miliki sebagai pemimpin perusahan besar, meminta tolong bukanlah karakternya. Namun demi bisa mendapatkan perhatian Kiara lagi dia sampai rela melakukannya.Bukannya menjawab, Kiara justru pergi, kemudian memanggil asisten rumah tangga untuk melakukan apa yang diperintahkan Samudra. Tak berselang lama bibik masuk dan bertanya, "ada yang bisa saya bantu, Tuan?""Aku nyuruh dia, kenapa dia malah ganti nyuruh orang lain?" geram Samudra.Namun karena tak ingin moodnya hancur di pagi hari, akhirnya Samudra meminta bibik untuk mencarikan semua keperluannya seperti halnya dulu sebelum menikah dengan Kiara. Tentu saja bibik tahu semua letak barang-barang pribadi Samudra karena dia pernah melayaninya.Setelah rapi, Samudra turun menuju ruang makan. D

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 35

    "Ibu!" Kiara berlari memeluk ibunya begitu ia dan samudra tiba di rumah. Ayah Kiara sudah pulang dari rumah sakit dan saat ini pria paruh baya itu tengah menjalani masa pemulihan di rumah.Kiara benar-benar senang bisa berkunjung ke rumah kedua orang tuanya tanpa harus sembunyi-sembunyi. Tidak hanya sekedar mampir, Samudra bahkan mengajak Kiara untuk menginap."Kenapa kamu nggak kasih kabar dulu kalau mau pulang?" tanya sang Ibu pada Kiara."Kia mau kasih kejutan buat Ibu sama Ayah," timpal Kiara."Gimana kabar kalian berdua? Kalian sehat, kan?" tanya Ayah pada Samudra dan Kiara."Kami berdua sehat. Maaf saya baru bisa menjenguk Ayah sekarang," sahut Samudra langsung menimpali sebelum Kiara membuka suara."Terima kasih banyak sudah meluangkan waktu untuk menjenguk Ayah, Nak Sam. Kamu pasti sibuk sama pekerjaan kamu di kantor," ujar Ayah Kiara pada Samudra."Saya pasti akan meluangkan waktu untuk Ayah dan Ibu."Samudra sudah melakukan hal sejauh ini untuk Kiara, tapi sepertinya masih b

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 36

    Semua usaha Samudra untuk membujuk Kiara tidak ada yang membuahkan hasil. Samudra harus menelan kecewa setelah ia mengajak istrinya berkunjung ke rumah mertua. Samudra pikir, ia bisa memenangkan hati Kiara, tapi sayangnya pria itu sudah tidak mempunyai kesempatan sedikitpun untuk memperbaiki hubungan dengan sang istri.Sampai saat ini, hubungan keduanya masih sama dinginnya seperti sebelumnya. Hingga satu bulan lebih berlalu, Kiara masih menunjukkan sikap yang sama. Hanya Samudra yang terus berusaha untuk mendapatkan perhatiannya meski hasilnya tetap nihil.Sebagai orang tua, Melinda sudah tak tahan lagi melihat hubungan putra dengan menantunya. Ibu mana yang rela membiarkan rumah tangga anaknya hancur. Sehingga Melinda berpikir untuk berbicara dengan menantu kesayangan pada akhirnya."Kiara, kamu nggak sibuk, kan? Mau minum teh bareng Mama?" tawar Melinda pada Kiara yang saat ini tengah melamun sendirian di dalam kamar.Wanita paruh baya itu berdiri di depan pintu yang kebetulan tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 37

    Samudra melangkah dengan cepat menuju ke kamarnya begitu sampai rumah. Pikirannya terus tertuju pada Kiara yang setiap pagi selalu muntah-muntah. Meski sudah dibujuk untuk ke rumah sakit, wanita yang beberapa Minggu ini selalu menjajah pikirannya itu tidak mau. Alasannya hanya butuh istirahat saja."Gimana keadaan kamu, Kiara? Sudah lebih baik?" tanya Samudra pada Kiara begitu pintu terbuka.Di atas ranjang terlihat Kiara bersandar sembari memainkan ponselnya. Namun wajah pucat itu tak bisa ditutupi meski berusaha untuk tersenyum tipis. Ya, hari ini Kiara tidak lagi menampakkan sikap cuek seperti sebelumnya. Pria itu sengaja pulang lebih awal demi Kiara. Samudra terlihat cemas pada Kiara, apalagi setelah pria itu mengetahui kondisi kesehatan Kiara yang kurang baik."Kenapa kamu tanya-tanya?" Kiara kembali ke mode awal. Entah, wanita itu seperti mengalami perubahan hormon yang menyebabkan emosinya tidak stabil. "Aku cuma pengen tahu aja. Kalau kondisi kamu belum membaik, aku akan ant

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 38

    "Mama, Cantik punya PR. Temenin cantik belajar, ya?" pinta Cantika pada Kiara. Gadis kecil itu menggelengkan kepala seperti enggan menghabiskan makanan itu. "Iya, Sayang. Kamu habisin makanan kamu dulu, ya?" Kiara mengelus puncak kepala Cantika penuh sayang. Cantika menyorongkan piringnya yang masih setengah penuh menjauh darinya. "Tapi aku nggak mau makan sayur," rengek Cantika.Gadis kecil itu menatap mamanya pernah permohonan. Hari ini dia agak sedikit susah makan padahal menu makanan yang dimasak bibik adalah menu kesukaannya."Ini kan sayur kesukaannya Cantik. Kenapa nggak dimakan?"Cantika terus menggeleng sembarienutup mulutnya dengan tangan."Nggak mau. Cantik udah kenyang!" seru Cantika. Kiara berusaha membujuk putri kesayangannya tapi tidak berhasil. Mengingat kondisi tubuhnya yang juga kurang berenergi, Kiara hanya bisa pasrah saat Cantika tetap nggak mau menghabiskan makanannya. Mau menyuapi seperti biasa tapi perutnya sendiri mua

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 39

    Tubuh Kiara menegang mendapatkan pelukan tiba-tiba dari Samudra. Kejutan yang bertubi-tubi hari ini membuatnya seperti orang linglung. Dinyatakan hamil lalu mendadak Samudra memeluknya dengan gembira. Sungguh sesuatu yang aneh dan di luar perkiraan."Terima kasih, Dokter." Ucapan Samudra menyadarkan Kiara dari kebekuan. "Karena usia kandungannya masih sangat muda, tolong dijaga dengan baik ya, Tuan. Karena pada trimester pertama masih sangat rentan. Jadi harus dijaga baik-baik." Samudra mengangguk. "Saya akan menjaganya dengan baik, Dok. Karena ini adalah buah cinta kami yang kami tunggu-tunggu," jawab Samudra membuat Kiara tercengang. "Ditunggu-tunggu katanya? Ternyata selain cerewet, pandai merayu, dia juga pandai berakting. Kemana saja aku selama ini sampai-sampai tidak tahu kalau dia sangat pandai berbicara. Atau jangan-jangan sikap dinginnya selama ini hanya untuk membentengi diri dariku saja? Ah, membingungkan," batin Kiara. Tak ada lagi percakapan dokter dan suamiya yang bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 40

    "Mama! Kata Oma Cantik mau punya adik. Mana adiknya Cantik, Ma!" teriak Cantika memenuhi ruang VIP itu.Kiara menatap suaminya sekilas seolah meminta bantuan untuk menjawab. Sebenarnya Kiara masih belum mau membahas soal kehamilannya sama sekali mengingat dia sendiri masih shock dengan apa yang terjadi. "Cantik Sayang, adik bayinya masih dalam perut Mama. Nanti kalau sudah sembilan bulan baru lahir ke dunia," jelas Samudra lembut. Cantika menatap papanya dengan dua bola mata bulat yang tampak berbinar-binar. Ia mendengarkan penjelasan papanya seolah memahami apa yang dikatakan oleh sang papa."Begitulah?"Samudra mengangkat tubuh Cantika ke dalam gendongannya hingga posisi bocah itu menjadi tinggi. "Iya, Sayang. Adik bayinya masih sangat kecil. Jadi harus bobok lama dulu di dalam perut Mama. Nanti kalau adik bayinya sudah lahir, Cantik harus sayang sama adiknya ya?""He'eh!" Cantika mengangguk mantab. "Cantik pasti sayang sama adik bayi. Cantik jadi punya teman bermain nantinya."

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 41

    "Apa kalian tidak tahu siapa saya? Saya akan laporkan pada Samudra karena telah melarang saya untuk masuk!" teriak Melisa di depan lobi kantor Samudra."Mohon maaf Bu Pak Sam sendiri yang melarang ibu untuk masuk!""Apa? Tidak mungkin! Kalian pasti hanya mengada-ada! Aku ini calon istrinya Samudra! Tidak mungkin dia melarangku ke sini!" ***Samudra baru saja duduk di samping Kiara sambil membawakan makanan untuknya ketika tiba-tiba ponselnya berdering. "Ayolah, sayang makanlah sedikit saja. Demi bayi kita," mohon Samudra.Awalnya Samudra mengabaikan panggilan itu tapi karena terus-menerus berbunyi hingga membuatnya tak bisa fokus mengurus Kiara mau tak mau iya mengangkat panggilan tersebut. "Ada apa bukankah sudah kubilang jangan menghubungi saya kalau tidak penting?" Tanpa menunggu sosok di seberang telepon berbicara Samudra langsung mencecarnya dengan pertanyaan.[Maaf Pak tapi bu Melisa sudah membuat keributan di sini. Ya memaksa untuk masuk ke kantor Bapak]"Apa menangani seek

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10

Bab terbaru

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 95

    Pagi ini ada yang berbeda dengan Kiara. Jika biasanya sepagi ini ia sibuk menyiapkan putrinya untuk berangkat sekolah dengan membuatkan bekal makan yang lezat dengan bentuk yang unik, kali ini wanita itu meminta bibik untuk menggantikan tugasnya. Bukan karena sudah tak mau lagi menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga. Hanya saja semenjak sang suami memberinya tugas di kantor untuk menjadi seorang CFO, dia tak memiliki banyak waktu luang di rumah. Selain bekerja, Kiara diwajibkan untuk belajar secara privat agar bisa menjalankan tugasnya. Beruntung Kiara termasuk seorang pembelajar dan pengingat yang baik. Sehingga dia tidak kesulitan salam memahami setiap materi yang diberikan.Dan saat ini, Kiara sudah siap dengan gamis warna mocca dipadu blazer hitamnya. Tampak anggun dan berkelas meskipun memakai pakaian syar'i. Di depan cermin, Kiara berdiri mengamati pantulan tubuhnya yang tampak berbeda. Samudra tersenyum menatap sang istri penuh cinta. Perlahan pria itu mendekat lalu meling

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 94

    "Kenapa aku harus ikut? Apa Mas nggak takut keberadaanku justru mengganggu pekerjaan Mas?" Tak mudah tersenyum penuh makna. Sudah ada kejutan yang ia siapkan di kantor untuk menyambut kedatangan sang istri. Melihat suaminya hanya senyum-senyum wanita itu tak tahan lalu mencubit lengan sang suami. "Mas, aku serius bertanya. Kenapa malah senyum-senyum nggak jelas?" Ingin rasanya Kiara menjitak kepala suaminya adik iya tak takut dosa. Sungguh saat ini ia merasa suaminya begitu misterius. Tidak lebih tepatnya sejak dua hari yang lalu. Setelah mobil terparkir sempurna pasangan suami istri itu keluar dan berjalan dengan elegan menuju kantor yang begitu menjulang. Anehnya Kiara merasa kondisi kantor terasa tidak biasa. Dalam hati ia bertanya kenapa jam segini masih sangat sepi bahkan tidak ada seorangpun yang terlibat di lobi. Belum hilang rasa penasaran Kiara tiba-tiba dia mendengar derap langkah yang saling bersahutan dari balik lift yang tiba-tiba terbuka. Kiara menutup mulutnya den

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 93

    Pagi-pagi sekali di kediaman Samudra sudah terjadi keributan lantaran Cantika masih ngambek karena belum bisa melihat papa dan mamanya. Gadis kecil itu terus membuat ulah sampai pengasuh yang biasa membantunya kewalahan."Gak mau! Cantik nggak mau mandi kalau nggak sama mama!" teriak gadis kecil itu sambil melempar bantal serta bonekanya hingga berserakan di lantai. "Oma bohong! Katanya mama akan pulang tapi kenapa sampai sekarang belum datang juga?" Suara Cantika makin melemah karena kelelahan. Melinda menghela nafas panjang menyaksikan cucu kesayangan tampak begitu rapuh menunggu kehadiran menantunya, Kiara. Sebenarnya bisa saja wanita paruh baya itu langsung menghubungi Mama sambung Cantika tapi dia tidak melakukannya karena ada niat berselubung. Mumpung ada kesempatan mereka bisa keluar berduaan maka tak ingin menyia-nyiakan. Dia sangat yakin Kiara akan bertahan jika sudah hamil.Walaupun saat ini gadis yang dinikahi secara dadakan oleh putra semata wayangnya itu sudah memaafkan

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 92

    Aroma masakan menguar hingga memenuhi rongga hidung wanita cantik yang masih terbaring di atas kasur. Kedua matanya perlahan membuka seiring dengan perutnya yang berbunyi. Kiara menoleh ke kanan dan sebuah senyum menyambutnya. Samudra menatap sang istri dengan mata berbinar. Posisinya yang menghadap Sanga istri dengan tangan menyangga kepala dan siku sebagai tumpuan. Kiara mengerjap-ngerjapkan matanya. Mendadak bayangan peristiwa beberapa jam lalu berputar bak film di benaknya membuat pipi putihnya memerah karena malu. Terlebih saat ini sang suami tengah menatapnya begitu intens. "Ma-mas?" ucapnya terbata-bata.Samudra tersenyum lalu menyelipkan helaian rambut sang istri ke belakang telinga. "Nyenyak sekali boboknya. Sampai-sampai aku mengira tengah bersama putri tidur," ujar lelaki itu. Kiara memukul dada bidang suaminya dengan pukulan yang lebih terasa seperti elusan bagi Samudra. Setelah beberapa menit menggoda sang istri, Lelaki berhidung mancung itu membuka selimut hingga tub

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 91

    "Kita butuh waktu berdua untuk membuatkan adik Cantika. Kalau di rumah terus, adik pesanan Cantika nggak akan pernah terbentuk," bisik Samudra membuat wajah Kiara memanas. Lelaki itu tersenyum nakal ketika sudah memasuki suit room yang begitu mewah. Dengan menggunakan satu kaki, ia mendorong pintu hingga tertutup dan terkunci otomatis. Sedangkan tangan pria itu tak mau lepas dari pinggang ramping sang istri. Tatapan mereka saling beradu dengan deru nafas saling berlomba. Kiara tahu bagaimana cara meredam api cemburu yang sempat membakar dada lelaki yang telah menghalalkannya itu akibat kehadiran pria bernama Aldo. Meski dengan wajah malu-malu, tapi wanita berhijab itu tahu tugasnya untuk membuat sang suami meleleh. Detik berikutnya hanya ledakan kembang api yang begitu indah mendominasi perasaan pasangan suami istri tersebut. Entah kapan Samudra menyiapkan semua ini. Yang jelas dari dekorasi kamar hotel ini dengan banyaknya kelopak bunga mawar, lilin aroma terapi, musik klasik yang

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 90

    Sepanjang perjalanan dari mall menuju ke rumah Samudra tidak buka suara. Tiara sendiri hanya bisa takut-takut pada suaminya. Wanita berhijab itu tahu kalau saat ini sang suami sedang menahan emosi. Tapi dia tidak berani untuk mengatakan sesuatu sampai pria itu sendiri yang mengajaknya berbicara. Tepat saat mobil berhenti di lampu merah Samudra menoleh ke samping kiri lalu kedua matanya menatap dalam sang istri. "Sejauh mana hubunganmu dengan Aldo dulu?" Pertanyaan Samudra membuat hati Kiara tergelitik. Bagaimana tidak Tiara tidak pernah menjalin hubungan dengan lelaki manapun sebelum menikah karena dia memiliki prinsip pacaran setelah menikah. Itulah sebabnya dulu meskipun Aldo adalah pria populer di kampusnya dan digilai oleh para mahasiswi dia sendiri tidak tertarik untuk mengenal lebih dekat walaupun pria tersebut berusaha untuk mendekatinya. Kiara menatap suaminya dengan tatapan lembut lalu telapak tangannya diletakkan di atas punggung telapak tangan sang suami yang sedang ber

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 89

    "Kamu bilang apa barusan?""Gak ada! Aku cuma bilang lanjutkan sampai para jomblo kejer-kejer lihat tingkah kalian berdua yang norak!" Sontak tawa Kiara dan Samudera berderai. Yeni yang semula kesal mendadak terkesima dengan ketampanan Samudra yang meningkat berkali-kali lipat ketika tertawa. "Busyet, ada malaikat tak bersayap," batinnya memuji. "Tuhan, masih adakah stock pria seperti dia," batin Yeni lagi. Namun detik berikutnya iawngucap istigfar karena sudah memuji bahkan menginginkan orang yang dibencinya. Di saat situasi masih belum terkendali, tiba-tiba datang seorang pria. "Maaf, apa saya boleh bergabung?""Maaf apa saya boleh bergabung?"Sontak tiga orang dewasa yang sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing itu menoleh. Ketiganya menatap pria yang berdiri dengan pakaian casual itu dengan ekspresi berbeda-beda. Yeni dengan senyumnya yang mengembang sempurna, Kiara dengan ekspresi tak tergambarkan, sedangkan Samudra dengan wajah datar seperti biasanya. "Aldo!" Yeni be

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 88

    "Sayang, apa susah selesai?" Samudra sengaja merangkul pundak sang istri untuk menunjukkan kepemilikannya. "Eh, Ma-mas Sam su-sudah dari tadi di sini?" Mendadak Kiara gagap."Ya lumayan. Sejak temanmu mengatakan ada pria bernama Aldo masih mencintaimu."Sontak dua wanita itu membuka mulutnya karena ucapan Samudra yang terang-terangan.Samudra mengabaikan pertanyaan sang istri lalu memilih untuk duduk di samping wanita yang ia cinta itu. Dengan satu wajah datar yaitu menatap Yeni sekilas lalu kembali menatap sang istri dengan senyum menawannya. "Sudah selesai makannya, sayang?"Meskipun Samudra bertanya dengan bibir tersenyum tapi kilatan cemburu di matanya membuat Kiara senam jantung. Wanita berhijab itu duduk dengan gelisah karena ia tahu persis bagaimana suaminya kalau sedang cemburu. Kedua bola mata Tiara melirik Yeni yang menatap dirinya dan suaminya bergantian. Tidak seperti sebelumnya Yeni tampak tidak suka dengan kedatangan Samudra. Wanita itu merekam semua perkataan ibunya

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 87

    Kiara melangkah dengan elegan menuju tempat janjian dengan teman lamanya, Yeni. Sementara Samudra berbelok arah menuju ruang manager karena memang tujuannya datang kemari untuk bertemu dengan manager. "Kiara, sini!" Yeni melambaikan tangan dengan antusias melihat kehadiran Kiara. Meskipun mereka sudah lama tidak bertemu, tapi Yeni masih bisa mengenali Kiara. Memang penampilan Kiara sekarang jauh lebih berkelas dan elegan dibanding dulu saat kuliah yang sederhana. Namun cara berjalan dan postur tubuhnya tidak berubah sama sekali sehingga Yeni bisa langsung mengenali meskipun jarak mereka cukup jauh. Kiara mengulas senyum sambil terus melangkah maju. Tidak ada suara ketukan sepatu yang bikin berisik karena Kiara berjalan dengan sangat tenang. Tidak tergesa-gesa dan tidak juga terlalu lambat. "Assalamualaikum my sister!" Kiara tersenyum melihat antusiasme Yeni. Wanita yang dulu sangat tomboi itu kini tampak lebih anggun meski sikapnya yang heboh tetap tidak berubah. Iya langsung ber

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status