Share

Bab 38

Penulis: Cahaya Asa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-07 07:51:50

"Mama, Cantik punya PR. Temenin cantik belajar, ya?" pinta Cantika pada Kiara.

Gadis kecil itu menggelengkan kepala seperti enggan menghabiskan makanan itu.

"Iya, Sayang. Kamu habisin makanan kamu dulu, ya?" Kiara mengelus puncak kepala Cantika penuh sayang.

Cantika menyorongkan piringnya yang masih setengah penuh menjauh darinya.

"Tapi aku nggak mau makan sayur," rengek Cantika.

Gadis kecil itu menatap mamanya pernah permohonan. Hari ini dia agak sedikit susah makan padahal menu makanan yang dimasak bibik adalah menu kesukaannya.

"Ini kan sayur kesukaannya Cantik. Kenapa nggak dimakan?"

Cantika terus menggeleng sembarienutup mulutnya dengan tangan.

"Nggak mau. Cantik udah kenyang!" seru Cantika.

Kiara berusaha membujuk putri kesayangannya tapi tidak berhasil. Mengingat kondisi tubuhnya yang juga kurang berenergi, Kiara hanya bisa pasrah saat Cantika tetap nggak mau menghabiskan makanannya. Mau menyuapi seperti biasa tapi perutnya sendiri mua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 39

    Tubuh Kiara menegang mendapatkan pelukan tiba-tiba dari Samudra. Kejutan yang bertubi-tubi hari ini membuatnya seperti orang linglung. Dinyatakan hamil lalu mendadak Samudra memeluknya dengan gembira. Sungguh sesuatu yang aneh dan di luar perkiraan."Terima kasih, Dokter." Ucapan Samudra menyadarkan Kiara dari kebekuan. "Karena usia kandungannya masih sangat muda, tolong dijaga dengan baik ya, Tuan. Karena pada trimester pertama masih sangat rentan. Jadi harus dijaga baik-baik." Samudra mengangguk. "Saya akan menjaganya dengan baik, Dok. Karena ini adalah buah cinta kami yang kami tunggu-tunggu," jawab Samudra membuat Kiara tercengang. "Ditunggu-tunggu katanya? Ternyata selain cerewet, pandai merayu, dia juga pandai berakting. Kemana saja aku selama ini sampai-sampai tidak tahu kalau dia sangat pandai berbicara. Atau jangan-jangan sikap dinginnya selama ini hanya untuk membentengi diri dariku saja? Ah, membingungkan," batin Kiara. Tak ada lagi percakapan dokter dan suamiya yang bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 40

    "Mama! Kata Oma Cantik mau punya adik. Mana adiknya Cantik, Ma!" teriak Cantika memenuhi ruang VIP itu.Kiara menatap suaminya sekilas seolah meminta bantuan untuk menjawab. Sebenarnya Kiara masih belum mau membahas soal kehamilannya sama sekali mengingat dia sendiri masih shock dengan apa yang terjadi. "Cantik Sayang, adik bayinya masih dalam perut Mama. Nanti kalau sudah sembilan bulan baru lahir ke dunia," jelas Samudra lembut. Cantika menatap papanya dengan dua bola mata bulat yang tampak berbinar-binar. Ia mendengarkan penjelasan papanya seolah memahami apa yang dikatakan oleh sang papa."Begitulah?"Samudra mengangkat tubuh Cantika ke dalam gendongannya hingga posisi bocah itu menjadi tinggi. "Iya, Sayang. Adik bayinya masih sangat kecil. Jadi harus bobok lama dulu di dalam perut Mama. Nanti kalau adik bayinya sudah lahir, Cantik harus sayang sama adiknya ya?""He'eh!" Cantika mengangguk mantab. "Cantik pasti sayang sama adik bayi. Cantik jadi punya teman bermain nantinya."

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 41

    "Apa kalian tidak tahu siapa saya? Saya akan laporkan pada Samudra karena telah melarang saya untuk masuk!" teriak Melisa di depan lobi kantor Samudra."Mohon maaf Bu Pak Sam sendiri yang melarang ibu untuk masuk!""Apa? Tidak mungkin! Kalian pasti hanya mengada-ada! Aku ini calon istrinya Samudra! Tidak mungkin dia melarangku ke sini!" ***Samudra baru saja duduk di samping Kiara sambil membawakan makanan untuknya ketika tiba-tiba ponselnya berdering. "Ayolah, sayang makanlah sedikit saja. Demi bayi kita," mohon Samudra.Awalnya Samudra mengabaikan panggilan itu tapi karena terus-menerus berbunyi hingga membuatnya tak bisa fokus mengurus Kiara mau tak mau iya mengangkat panggilan tersebut. "Ada apa bukankah sudah kubilang jangan menghubungi saya kalau tidak penting?" Tanpa menunggu sosok di seberang telepon berbicara Samudra langsung mencecarnya dengan pertanyaan.[Maaf Pak tapi bu Melisa sudah membuat keributan di sini. Ya memaksa untuk masuk ke kantor Bapak]"Apa menangani seek

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 42

    "Es campur? Tengah malam begini" tanya Samudra.Mendengar respon suaminya, spontan tangisan Kiara makin kencang. Wanita itu menatap suaminya sengit. Samudra yang melihatnya langsung gelagapan. Ia lupa kalau istrinya sedang mengandung sehingga apa yang diinginkan saat ini bukanlah murni keinginannya melainkan karena pengaruh hormon kehamilan. Lelaki itu segera meraih tubuh Kiara dan memeluknya erat. "Maaf, Sayang aku nggak bermaksud seperti itu. Kamu benar-benar ingin makan es campur? Baiklah, aku akan Carikan ya. Tapi tolong jangan menangis lagi. Nanti kamu kecapekan dan akan berpengaruh pada bayi kita."Samudra terus membujuk sang istri hingga wanita hamil itu berhenti menangis. Walaupun dalam pikiran Samudra terus memutar otak bagaimana caranya mendapatkan es campur jam 1 malam begini. Namun demi menuruti keinginan sang istri juga agar bisa mendapatkan kepercayaan darinya lagi, maka apapun akan Samudra lakukan. "Ya sudah, kamu tidur lagi ya. Aku Carikan es campurnya dulu. Nanti k

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 43

    Karena sudah lemas, Kiara tidak bereaksi apapun saat sang suami melucuti semua pakaian dan membersihkan tubuhnya. Dengan tangan gemetar, Samudra berusaha menyelesaikan secepat mungkin. Tak lupa ia juga membersihkan dirinya sendiri."Cobaan apa ini, Tuhan," batin Samudra. Sejak menikah, baru kali ini lelaki itu benar-benar melihat tubuh sang istri tanpa penutup apapun. Walaupun sudah pernah melihatnya saat kejadian malam kelam itu, tapi saat itu dia dalam pengaruh emosi sehingga tidak benar-benar melihatnya. Kini, dihadapkan dengan pemandangan indah itu, Samudra seperti berada dalam siksaan yang maha dahsyat di dalam dirinya. Ia mencoba untuk menahan gejolak yang muncul. Sebagai pria normal yang pernah merasakan nikmatnya surga dunia, tentu saja pemandangan halal di depannya membuat sesuatu yang tertidur selama ini terbangun dan minta dituntaskan. "Astaga, harus berapa lama lagi siksaan ini terjadi," gumam Samudra. Setelah bisa menguasai diri, lelaki itu memakaikan handuk ke tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 44

    Kiara duduk di depan jendela sambil menatap taman belakang rumah. Bunga-bunga tampak bermekaran menguarkan aroma semerbak, membuat suasana pagi Kiara terasa lebih baik. Matahari mulai mengintip di sela-sela pepohonan membentuk lukisan bayangan tumbuhan di bumi. Pagi ini, Kiara merasa seperti hidup kembali setelah beberapa bulan mengalami mati suri. Ya, hidupnya selama beberapa saat mengalami stagnasi karena hubungannya dengan sang suami yang semakin meruncing. Kiara berharap, perubahan suaminya tak hanya sekadar kamuflase untuk membuatnya tetap stay di rumah ini. "Mama!" Tiba-tiba Cantika sudah berada di belakangnya. Gadis kecil itu masuk dengan membawa segelas susu untuk Kiara. "Lihat, Cantik bawain susu buat dedek bayi!" ujar Cantika antusias. Gadis kecil itu berjalan memutar hingga kini berhadapan dengan Kiara. Senyum teduh Kiara berikan pada putri sambungnya itu. Keharuan menyeruak di dalam dada saat Cantika menyodorkan segelas susu ibu hamil untuknya."Diminum ya, Ma! Kata Pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 45

    "Ha ha ha, dia pikir karena punya kuasa dia bisa berbuat seperti ini padaku? Samudra, tunggu saja, kamu akan bertekuk lutut padaku," ujar Melisa.Wanita yang berprofesi sebagai model itu tampak tersenyum bengis. Tatapannya menerawang ke depan sembari terus tertawa seolah-olah apa yang dilakukan sesuatu yang sangat membahagiakan. "Sam-sam, kamu mau main-main sama aku?" Kekeh Melisa sembari memainkan kukunya yang dicat merah. Saat ini, wanita itu berada di atas angin karena merasa telah menang melawan Samudra. Dia merasa Samudra pasti akan memohon-mohon padanya. Namun satu hal yang tidak pernah dia sadari bahwa media tetap akan berpihak pada siapapun yang mampu membayar mahal. Ya, itulah realistas sekarang."Melisa! Apa yang sudah kamu lakukan? Di luar sana banyak media yang berkumpul menantimu keluar!" Tiba-tiba manager Melisa datang dengan tatapan panik.Melisa menurunkan kakinya yang semula nangkring di atas meja. Lalu berdiri sembari menatap sang manager dengan tatapan aneh. "Mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 46

    Samudra segera menghubungi orang-orangnya tanpa menghentikan laju kendaraan yang ia kemudikan. Tak lupa juga menghubungi satpam rumah untuk tidak membukakan pagar bagi siapapun yang ingin masuk. Dia benar-benar tak Sudi bertemu dengan wanita yanh telah berani main-main dengannya.Melisa sendiri memilih untuk tidak mengejar Samudra dan menunggu di depan pagar. Dia berpikir bahwa Samudra tidak mungkin tidak pulang. Dengan santai dia kembali masuk mobil dan menunggu sembari menikmati musik kesayangannya. Selang 10 menit, gerombolan pria berpakaian serba hitam datang mengepung mobil merah yang terparkir di samping pagar rumah Samudra. Mereka memaksa Melisa pergi dari sana hingga terlibat percekcokan. Karena wanita itu memaksa untuk tetap menunggu Samudra, akhirnya para pria gagah itu menyeret Melisa keluar dari mobil dan membawanya pergi. Salah seorang mengendarai mobil Melisa dan mengikuti rombongan menuju tempat yang sudah ditentukan. Samudra tersenyum miring menyaksikan hal itu. Kem

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17

Bab terbaru

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 85

    Melinda menatap mantan besan dan putrinya dengan tatapan datar. Sejak tadi dia sudah mendengar perdebatan mereka. Hanya saja, ia tak mau ikut campur ketika melihat Samudera sudah turun tangan untuk membela istrinya. "Be-besan, ma-maaf kami pamit pulang dulu. Ada acara penting yang harus kami hadiri," ucap wanita paruh baya yang semula berapi-api itu. Namun setelah diingatkan akan status kepemilikan rumah yang ia tempati, keberaniannya mendadak surut, dan kinj berubah seperti kerupuk tersiram air. Bahkan suaranya yang tadinya lantang menghina Kiara, mendadak jadi gagap. Wajahnya pun berubah pias."Baiklah, kalau begitu. Saya harap ini terakhir kalinya kalian mengganggu dan menghina menantu saya," ujar Melinda datar. Mantan besan itu langsung menunduk. Tentu saja dia sungkan karena Melinda tidak pernah bersikap demikian selama menjadi besan. Namun kali ini, semua berubah gara-gara perbuatannya sendiri dan putrinya. Entah, ke depan hubungan mereka dengan keluarga Samudra masih bisa di

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 84

    Kiara berusaha menyembunyikan kesedihannya di hadapan sang imam. Dia tak mau mengingatkan masa kelam itu di saat sedang bahagia. Melihat binar di wajah Cantika membuat Kiara merasa bersalah karena sempat berandai-andai. Bukankah masih ada banyak waktu untuk berusaha membuatkan adik untuk Cantika lagi?Seketika wajah wanita berhijab itu bersemu merah membayangkan apa yang ia pikirkan barusan. Sebuah elusan di puncak kepala kembali menarik Kiara ke dunia nyata. "Kenapa? Apa ada masalah, Sayang?" tanya Samudra.Lelaki tampan itu tak ingin membuat Kiaranya kembali bersedih setelah apa yang ia perjuangkan. Ia sudah berjanji dalam hati untuk selalu membahagiakan keluarga kecilnya. Cukup sudah ia kehilangan bayinya dan senyum Kiara. Kini dirinya tak mau lagi kehilangan senyum wanita yang sudah menghuni seluruh ruang hatinya itu untuk ke sekian kalinya. Kesempatan yang diberikan oleh sang bidadari hati tak boleh dia sia-siakan begitu saja terlebih setelah tahu kalau sahabat dekatnya adalah m

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 83

    Tanpa Vino sadari Samudra diam-diam mengikutinya. Dia sudah mendengar semua percakapan antara Vino dengan Melisa yang seolah ingin menusuk dirinya dari belakang dengan cara bernegosiasi. Entah apa yang diinginkan Vino sampai-sampai lelaki yang sudah dianggap sahabatnya itu tega melakukan negosiasi dengan penjahat yang jelas-jelas sudah merusak rumah tangganya.Mendengar teriakan Samudra Vino langsung mundur dan memasang wajah datar kembali seolah-olah tidak terjadi apa-apa sebelum ini. Pria itu menatap sahabatnya dengan tatapan misterius. "Penjahat sepertimu tidak akan pernah mendapatkan kebebasan dari sini karena di sinilah tempat yang cocok untukmu!" ucap Samudra tajam kepada Melisa. "Samudra kamu salah paham. Please keluarkan Aku dari sini. Kamu tahu kan aku melakukan semua ini karena aku sangat mencintaimu. Aku nggak mau kehilangan kamu, Samudra. Tolong bebaskan aku dari tempat terkutuk ini!" Melisa menatap Samudra dengan tatapan memohon. Wanita itu benar-benar merendahkan harg

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 82

    Melisa mengamuk saat dirinya diseret ke kantor polisi. Semua bukti-bukti kejahatan yang pernah ia lakukan tak bisa ia tampik. Samudra menyerahkan urusan Melisa pada kuasa hukumnya yang selama ini sudah ia percaya. Semua bukti-bukti jelas memberatkan Melisa dan itu membuatnya tak bisa lolos meskipun kakak kandungnya berusaha untuk menjamin. Melisa seperti orang kesetanan ketika dia harus mendekam di balik jeruji besi dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Tak ada spring bed atau fasilitas mewah lainnya seperti yang biasa ia dapatkan. Di sini ia diperlakukan sama dengan para narapidana lainnya meskipun dirinya mantan model terkenal. Bahkan kedatangannya disambut dengan hardikan dan semua mohon oleh penunggu lapas yang sudah lama di sini. Melisa mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari para senior penghuni lapas. "Berisik! bisa diam tidak?" hardik seorang wanita dengan rambut dipotong cepak dan tato hampir memenuhi seluruh tubuhnya. Dibentak seperti itu Melisa tidak terima. Wan

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 81

    Melisa sudah mirip seperti orang yang sedang kesetanan. Baju pengantin yang ia kenakan menambah tanda tanya di benak orang-orang yang hadir pada pesta tersebut. Dia memang sudah gila. Dengan percaya diri datang mengenakan gaun pengantin berharap bisa memengaruhi keluarga besar Samudra dan para tamu kalau dirinyalah pengantin perempuan yang seharusnya bersanding di pelaminan, bukan Kiara. Namun karena ketidaksabarannya, niat itu kandas dan berakhir dirinya digelandang para security ke pos keamanan. Tak hanya gagal memengaruhi keluarga besar Samudra dan para tamu undangan, Melisa juga harus menanggung malu.Sementara para tamu undangan saling berbisik melihat kedatangan Melisa dengan gaun pengantin. Terlebih kedatangannya disertai dengan kegaduhan. Berita tentang Melisa yang diboikot oleh banyak industri hiburan sudah menyebar ke mana-mana. Juga klarifikasi bantahan oleh Samudra jika dirinya tidak memiliki hubungan khusus dengan Melisa juga sempat menggegerkan publik. Pasalnya selama i

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 80

    "Halo!""Selamat atas kehancuranmu, Marco Erlando. Selamat menyemai apa yang sudah kau tabur. Dalam hitungan 1x24 jam, kamu akan melihat apa yang akan kau dapat dari hasil kejahatanmu.""Omong kosong! Siapa ini? Jangan coba-coba menerorku ya!"Namun belum juga Marco selesai memuntahkan amarahnya, sambungan sudah diputus. Pria itu mencoba menghubungi kembali nomor asing tersebut tapi sudah tidak aktif. "S*al! Siapa yang berani mengancamku seperti ini? Dia kira mudah menghancurkanku, hah?" Rahang pria itu mengetat.Namun di saat amarahnya sedang meluap-luap, ponselnya kembali berdering. Tanpa melihat siapa yang menelpon, pria itu langsung marah-marah."Jangan jadi pengecut! Siap-""Pak Marco, investor dari Bina Sanjaya mencabut kerjasamanya dengan kita. Lalu PT. Pambudi Raharja juga membatalkan kontrak kerja sama dengan kita. Harga saham perusahaan kita juga mendadak turun, Pak!""Apa?!"Marco langsung melihat apa yang dikirim oleh asistennya via email. Berita yang baru saja ia dengar

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 79

    Samudra menggiring ibu dan anaknya untuk sesikit menjauh dari Kiara agar tidurnya tidak terganggu. Di saat yang bersamaan, seorang pria berpakaian khas dokter dan menggunakan masker masuk dan segera mendekati Kiara. Ketiga orang penunggu itu tidak mencurigai apapun bahkan setelah sosok dokter menyuntikkan sesuatu pada selang infus. Sebelum tubuh Kiara bereaksi.Sesaat setelah dokter itu keluar tubuh Kiara kejang-kejang. Samudra langsung berteriak memanggil manggil nama sang istri sementara Melinda meskipun panik dia langsung memencet tombol darurat sehingga beberapa perawat dan dokter langsung berlarian masuk."Apa yang terjadi, kenapa bisa seperti ini?" tanya dokter yang merawat Kiara, bukan dokter yang baru menyuntikkan obat pada selang infus."Barusan seorang dokter masuk dan menyuntikkan obat di selang infus istri saya, Dok.n tak berselang lama setelah dokter itu keluar tubuh biar langsung kejang-kejang," jawab Samudra."Dokter?" Dokter itu tampak kebingungan. Pasalnya dia tidak

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 78

    "Tapi-tapian, Bos. Bayaran saya mana?"Seketika kedua mata pria bertato naga itu menatap tajam dengan wajah memerah. "Masih berani minta bayaran atas kegagalanmu itu? Apa di otakmu itu isinya cuma duit, duit, duit aja?!"Kalau bukan karena terpaksa, tentu pria itu sudah pergi dari tadi. Dibentak-bentak dan dihina tentu membuat ego dan harga dirinya terlukai. Namun sebagai anak buah, harga dirinya sudah sirna sejak awal. Tiba-tiba datang seorang wanita cantik dengan penampilan asal-asalan. Namun tetap saja terlihat cantik."Kakak, aku dengar dia sudah tertangkap ya? Mana, aku mau melakukan sesuatu padanya!" ***’Wanita yang tak lain adalah Melisa, menatap pria beranting yang sudah babak-belur dan hampir tak bisa dikenali oleh ulah kakaknya. "Bagaimana kabarnya sekarang? Apa dia terlihat menyedihkan? Atau malah sudah gila?" Marco, kakak Melisa geleng-geleng kepala menyaksikan tingkah adiknya yang makin hari makin aneh. Obsesinya pada Samudra membuat akal sehat adik semata wayangnya

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 77

    Vino segera menyuruh anak buahnya untuk membekap mulut pria itu agar tidak berteriak. Lalu dengan langkah lebar ia pergi meninggalkan gudang tak terpakai tempat penyekapan menuju rumah sakit di mana Kiara sedang di tangan saat ini.Menyetir mobil dengan sangat ugal-ugalan karena emosi yang masih membara di dalam dada. Beberapa pengendara lain membunyikan klakson karena cara mengendara Vino yang membuat pengendara lain spot jantung."Hei, Lo pikir ini jalan nenek moyang Lo? Kalau mau celaka jangan ngajak-ngajak dong!" teriak salah satu pengendara yang terpaksa harus banting setir ke kiri karena Vino menyalip dan dari arah berlawanan ada sebuah truk besar. Meski sudah dimaki-maki, Vino tetap melaju dengan kencang. Tak ia pedulikan teriakan-teriakan itu. Baginya sekarang sampai di rumah sakit jauh lebih penting karena dia belum tahu keadaan Kiara. Kekhawatiran pria itu pada istri sahabatnya lebih dominan dari kemarahannya pada dalang penculikan Kiara. Perputaran roda mobil terhenti set

DMCA.com Protection Status