Share

Terus Menggoda

Penulis: Ute Glider
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-10 19:20:38

“Bercerai, ayo bercerai.”

“Kamu ingin kita berpisah?” tanya Arsen menanggapi permintaan Allice.

Wanita itu mengangguk. Tapi dia terdiam sejenak.

Mata sayunya memandang pria yang sedang menggendongnya pergi dari bar room.

“Engg .... Tidak. Aku mencintaimu. Engg ... aku membencimu dulu. Tapi lama-lama mencintaimu. Tapi kamu selalu begitu.”

Allice masih mabuk, bibirnya juga mengerucut mengingat dia sangat kesal pada Arsen.

Kemudian dia menyandarkan kepalanya di bahu Arsen. Bahu kekar dan nyaman.

“Kamu dan Nadya. Kalian membuatku menderita. Aku benci kalian. Tapi aku mencintaimu ....”

“Aku akan tunjukkan kalau aku tidak membunuh Safira.”

“Safira itu dibunuh oleh penyakitnya, bukan dibunuh olehku ....”

Racauan Allice yang terakhir membuat Arsen menghentikan langkahnya.

“Penyakit?” tanyanya mengerutkan keningnya tajam, menunduk menatap istrinya.

Allice hanya menghela nafas panjang. “Aku pusing. Aku benci. Bisa-bisa aku mati berpenyakit kalau kamu terus begini.”

Arsen masih memikirkan perkat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yeobo Shae
ah dasar arsen...istri msh dlm masa nifas sdh dipakai
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
laj gimana sih kan Allice baru 3 hari pulang dari rs dan baru kontrol kok bisa langsung diajak begituan padahal kan harusnya masih nifas setelah keguguran... waaaah Nadya drama queen lagi nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Menemukan Hal yang Janggal

    “Lalu bagaimana keadaannya?” tanya Allice karena Arsen hanya menatapnya tanpa menjawab Darren.“Allice?” Darren memastikan suara wanita di telefonnya.“Iya ini aku. Nadya dia dimana sekarang?”“Masih di apartemen. Aku sudah menyuntikkan obat penenang. Dia sedang tidur dan tangannya sudah aku obati.”Allice kembali menatap Arsen. “Oke, kalau begitu Arsen akan datang.”“Aku tidak akan datang,” sela Arsen tegas.Ada rasa senang ketika Arsen menjawab begitu. Namun Allice sama sekali tidak menunjukkan perubahan ekspresinya.“Jadi?” tanya Darren.“Lakukan saja apa yang seharusnya dokter lakukan. Mengenai apa yang aku bicarakan pada Nadya, itu privasiku. Dan aku yakin, kamu pun akan melakukan hal sama jika ada di posisiku,” jawab Arsen.Terdengar helaan nafas pasrah Darren di telefon. “Hhhhh! Baiklah. Aku akan meninggalkan dia di apartemen.”Telefon berakhir karena Arsen yang mematikan panggilan. Dia letakkan benda pipih itu asalan lalu fokusnya kembali pada Allice.Wanita itu nampak tak per

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Perkara Honeymoon

    “Kejam sekali,” gumam Allice saat dia sudah dalam perjalanan pulang.Arsen menghentikan gerakan jemarinya yang sedang melihat diagram laba bulanan. Dia menoleh, melihat Allice bicara sambil menatap ke arah depan.“Siapa?” tanya sang suami.“Keluarga Safira,” jawab Allice.Obrolan Bu Hasna singkat. Ibu Panti hanya mengatakan soal kedatangan Abang Safira. Sayangnya, si abang itu sama sekali tidak menunjukkan identitas. Dia hanya membawa akta kelahiran asli Safira sebagai bukti.“Tapi kenapa dia tidak membicarakan soal Nadya, ya? Bukannya Safira dan Nadya kakak beradik?” tanya Allice.Arsen menggeleng. “Mereka bukan saudara kandung. Mereka hanya dekat karena berada di panti yang sama. Lalu saling melengkapi dan dekat layaknya kakak beradik. Tapi Safira selalu mengatakan kalau dia kakak kandung. Supaya Nadya tidak merasa sedih.”Ah, Allice baru tau. Dia kira penyakit kanker darah yang Nadya derita karena faktor genetik sebab Safira juga mengalami hal yang sama.***Suasana rumah Arsen kem

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Ada Hal Tersembunyi

    “Hati-hati Pak Dokter.” Hexa melempar tisue ke pangkuan Darren.Darren hanya bisa mengumpat. Bisa-bisanya dia tersedak sambil cangkir di tangannya oleng dan isinya terciprak ke pakaiannya.Pria berwajah bule itu mengambil banyak tisue dan mengelap kaos merahnya yang kotor karena kopi.“Mikir apa, sih? Cewek?” ledek Hexa.“Sesama jomblo jangan suka nyindir. Minimal punya mantan lah yang bisa dikangenin,” sahut Darren tersenyum tengil.“Jiwa iblismu harus di rantai. Jangan sampai kangen mantan yang sudah bersuami. Mereka lagi hangat-hangatnya.” Hexa menaik turunkan kedua alisnya saat Darren menatapnya dengan kesal.“Paling juga sebentar lagi bertengkar. Arsen pria labil,” jawab Darren.Hexa hanya terkekeh dan mengabaikan Darren. Teman kerjanya memang suka asal bicara seperti itu. Dia kembali melihat Bobby yang baru kembali dari dalam mengambil alat untuk membuka ponsel jadul tersebut.“Bagaimana? Kira-kira aku bisa kesini berapa hari lagi?” tanya Hexa.“Mungkin tiga hari,” jawab Bobby m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Jantungnya Terus Berdebar

    Allice teramat bahagia ketika mendapat pesan dari Arsen. Dia baru saja keluar dari kelas, usai mengajar pelajaran bahasa inggris kelas 8.Langkahnya terhenti di lorong sembari membaca pesan masuk dari Arsen.Itu bukanlah sebuah perhiasan yang Arsen tunjukkan hingga Allice sebahagia ini. Namun Arsen mengirimkan sebuah formulir resmi dari direktur Rumah Sakit Premier Internasional. Kalau Allice diberi jalan khusus untuk bisa masuk ke rumah sakit tersebut. Selama persyaratan bisa terpenuhi.[Kapan keluar? Aku sudah di depan. Nanti biar Brian dan Anna dijemput neneknya. Kamu harus segera memperpanjang Surat Ijin Praktek, bukan?]Itu adalah pesan baru yang Arsen kirim.Aiiish! Pipi Allice memerah. Effort Arsen tidak main-main. Ketika pria itu mengijinkan Allice melanjutkan cita-citanya. Dia juga memberikan jalannya.Allice mengirim pesan balasan. Meminta Arsen menunggunya sebentar.Untung saja jam mengajar Allice hanya 2 jam pelajaran. Dia juga sudah mengajukan surat pengunduran diri yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Merindukan Wanita yang Salah

    “Darren?”Batin Allice memanggil nama itu saat netranya menangkap sosok Darren di atas perahu. Allice masih berjalan mengikuti Arsen yang terus menggenggamnya. Sesekali dia melihat ke arah tempat dimana Darren berada.Pria itu memunggungi. Jadi Allice antara yakin dan tidak yakin.“Kalau itu Darren, sedang apa dia disini sendiri?” gumamnya dalam hati.“Kamu sering kesini?” Pertanyaan Arsen seketika kembali menarik atensi Allice. Dia menoleh ke kiri, dimana suaminya berjalan di sisinya.“Dulu. Aku pemburu senja. Mencari tempat dimana matahari terbenam. Salah satunya disini,” jawab Allice.Dia melihat sekitar. Dimana banyak sekali kapal-kapal kayu yang bersandar saling tumpang sirih. Suasana ramai. Kapal yang sedang bongkar muat barang juga ada.Arsen mengajak Allice duduk di tepian. Menggantungkan kaki mereka ke bawah sembari memperhatikan anak-anak yang sedang melompat dan berenang di tepian.“Aku tidak terlambat membawamu kesini, kan?” tanya Arsen menatap Allice.Wanita itu menggel

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Buatkan Adik untuk Brian

    Waktu menunjukkan pukul 9. Nadya begitu mantap datang ke klub malam bersama Darren.“Kamu sudah biasa masuk ke klub malam?” tanya Darren saat mobil yang dia kendarai berhenti di parkiran.“Dulu waktu Mba Safira masih ada. Dia selalu melarangku. Tapi waktu kuliah di luar negeri, mana mungkin aku menolak teman-temanku. Hanya bersenang-senang kan. Aku tidak melakukan hal buruk apapun,” ungkap Nadya kemudian dia keluar dari mobil lebih dulu.Suara dentuman musik DJ dan bau khas klub malam itu langsung menyambut kedatangan dua orang itu. Tak dipungkiri, kehidupan di Amerika jauh lebih mengerikan dibanding pemandangan di klub malam ini. Tapi setidaknya Nadya masih mengingat semua ceramah Safira semasa hidup. Kakaknya selalu mengajarkan mengenai pentingnya menjaga diri.Nadya tak pernah menjadi wanita nakal, yang kalau main ke klub malam hanya untuk mabuk dan bermain-main dengan pria-pria di dalamnya.Keduanya berhenti di meja kosong sudut klub. Seorang pelayan datang menawarkan apa saja yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-17
  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Menemukan di Kamar Hotel

    “Arsen!” panggil Allice keluar dari kamar mandi. Sosok itu tak ada. Dia mencari di walk in closet pun tak ada.“Dia pergi? Tidak lucu,” Allice tersenyum miris melihat dirinya yang sudah bersiap tapi pria itu masih tak muncul.Ketika hatinya mulai gondok, dia baru menyadari kalau pintu balkon terbuka. Angin dari luar berhembus menerpa tirai tipis sisi pintu balkon.Wanita itu berjalan ke arah sana. Ahhh ... hatinya lega. Ternyata Arsen sedang menelfon disana.“Aku sudah share lokasi hotelnya. Juga nomor kamar.”“Bawa dia ke apartemen. Kalian jangan macam-macam meski Nadya sedang mabuk berat.”“Hem, aku tunggu kabar terbaru kalian.”Setelah bicara dengan anak buahnya, Arsen mematikan telefonnya. Dia memang tidak ada rencana untuk datang menemui Nadya seperti yang sudah Darren laporkan.Dia tak mungkin meninggalkan Allice begitu saja. Apalagi ketika hubungan mereka baru saja membaik.“Nadya kenapa?”Suara Allice sukses membuat Arsen terjingkat. Dia menoleh ke samping dimana sang istri ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Mendapatkan Bukti Pembunuhan

    Allice berpapasan dengan Nadya di depan kamar ketika dia sudah bersiap untuk pergi.“Kata bibi, kamu yang meminta Arsen membawaku ke rumah ini?” tanya Nadya.Ekspresinya masih terlihat tidak enak dipandang.“Ya,” jawab Allice singkat.“Oh, baguslah,” sahut Nadya.Allice menaikkan alis nya sedikit. Tidak ada terimakasih? Atau hal lain yang menunjukkan rasa bersalah karena sudah merepotkan.‘Dia masih sama, sedikitpun tak berubah,’ gumam Allice dalam hati.“Kalau sudah membaik, kamu bisa pulang bersama supir di depan. Jangan terlalu betah tinggal di rumah orang,” ucap Allice datar kemudian meninggalkan Nadya begitu saja.Meski semalam dia penasaran kenapa bisa Darren dan Nadya mabuk di kamar hotel. Kini Allice memilih cuek. Masa bodo apa yang terjadi. Yang penting sebagai sesama wanita dia sudah menyelamatkan Nadya yang tengah mabuk berat dari orang yang mungkin bisa berbuat buruk.Nadya mengedikkan bahunya melihat kepergian Allice.“Kalau sudah membaik? Itu artinya kalau belum membaik

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19

Bab terbaru

  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   HAPPY ENDING

    Drrttt ... Drrttt ... Drrttt ...Gerakan polesan brush berwarna pink di sela jari telunjuk juga jempol berkutek peach itu seketika terhenti.Atensi wanita cantik yang tengah duduk di kursi rias langsung beralih pada sebuah ponsel yang tergeletak di atas nakas."Siapa ya?" Tangan Nadya terulur, meraih benda pipih nan canggih tersebut.Begitu sepasang netra amber ini menyorot sebuah nama yang tertera di layar ponsel dalam genggamannya, detik itu juga Nadya membuka mulutnya lebar-lebar dengan raut terkejut."Wah serius ini Allice video call?!"Tanpa ba-bi-bu, Nadya segera menggeser icon hijau tersebut dan saat itu juga pandangannya disambut senyum juga lambaian tangan dari Allice di sebrang sana."Haii, Nad!" sapa Allice dengan wajah sumringahnya.Nadya tersenyum lebar lalu ikut melambaikan tangan. " Allice haloo!""Ih kangen banget aku sama Allice tau. Udah setahun lebih nggak ketemu kan kita?" tanyanya sambil mengingat-ingat kapan terakhir berjumpa.Tawa Allice meluncur renyah. "Iya ma

  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Janji Suci

    "Kamu yakin ini rumahnya?"Oscar menoleh ke kiri, menatap wanita cantik dengan blouse dusty pink yang kini sebelah tangannya menggenggam stroller bayi berwarna senada."Iya bener kok ini tempatnya. Tunggu, biar aku yang tekan belnya," sahut Nadya yang setelahnya langsung mengulurkan tangan, menekan bel di dinding berwarna silver itu. Menunggu beberapa detik, barulah pintu terbuka. Menampilkan sosok wanita dengan rambut digelung indah yang muncul dengan raut terkejut."Nadya? Ini beneran kamu? Udah sehat?" pekik Allice begitu senang melihat Nadya di hadapannya setelah 2 bulan tanpa kabar.Terakhir Nadya ijin melalui pesan singkat kalau dirinya akan ke Italia untuk mengurus ini dan itu di kediaman Oscar sebelum melangsungkan pernikahan.Wanita muda berblouse dusty pink itu terkekeh geli. Dipeluknya tubuh Allice seperti seorang adik yang merindukan kakaknya."Surprise! Yes, it's me, Allice," timpal Nadya masih dengan tawa jahilnya sebab merasa berhasil membuat kejutan ini.Allice mengura

  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Akhir Kisah Mereka

    "Kamu gila ya?! Kamu pikir nikah itu seperti anak kecil merengek minta dibelikan permen?" Nadya mendelik tajam, jelas saja ia melayangkan protes.Manusia mana yang tiba-tiba dengan asal mendesaknya menikah padahal belum juga ada pembicaraan khusus ke arah sana.Ya meskipun sudah ada Isabel di antara dirinya dan Oscar, tapi tetap saja butuh waktu juga persiapan untuk menuju ke jenjang pernikahan yang sebenarnya.Oscar melirik Lexa yang menyembulkan kepala di balik pintu kamarnya. Lalu, dilemparnya kode agar adiknya itu berhenti mengintip.Seolah tahu kakaknya butuh privasi, akhirnya Lexa menurut dan mundur dari sana. Memberi ruang pada dua orang dewasa di ruang tengah itu.Dirasa waktunya sudah tepat, Oscar segera mengalihkan atensi wanita di hadapannya ini. "Kamu lapar kan? Ke dapur sebentar yuk.""Mau aku buatkan makanan apa?" tawarnya dengan nada selembut mungkin. Enggan membuat Nadya merasa tak nyaman berada di dekatnya.Sebelah alis Nadya terangkat. Sedikit merasa aneh mengetahui

  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Ayo, Menikah!

    "Loh, kalian sudah pulang?"Membuka pintu mansion megah tersebut, kelopak mata Imelda terbuka lebar juga mulutnya menganga saat mengetahui siapa yang datang.Bukan. Bukan karena Imelda tak suka, melainkan heran dan ekspetasinya sedikit meleset."Kenapa tidak kasih kabar dulu? Mama kan bisa jemput di bandara. Terus Nadya mana? Kok tidak bareng sama kalian?"Runtutan pertanyaan itu seketika membombardir Allice juga Arsen yang saling melempar pandang dan menahan senyum.Arsen menyahut enteng. "Anggap aja ini surprise, Ma. Lagi pula, Mama tidak senang aku dan Allice pulang lebih cepat?""Memangnya Mama tidak rindu pada Brian dan Anna?"Baru saja kedua nama bocah itu disebut, kakak beradik tersebut turun dari mobil ditemani suster mereka yang juga ikut saat terbang ke kota tempat tinggal Nadya kemarin."Omaa!" pekik Anna sambil berlari kencang ke pelukan Imelda.Untung saja, Imelda dengan sigap menangkap tubuh mungil cucunya yang selalu menggemaskan ini. "Ututuu ... Cucu Oma yang cantik."

  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Mulai Membuka Hati Lagi

    Suara tangisan bayi di dalam box khusus itu menggema di seluruh penjuru ruang bernuansa putih ini.Nadya yang semula nyaris memejamkan mata spontan terperanjat dan refleks mengalihkan pandangan ke arah sang putri kecil yang menangis keras."Cup cup cup, Sayang. Bunda di sini, Nak," ucap Nadya sambil tangannya terulur, menggoyangkan box tersebut dengan lembut, mencoba menenangkan bayinya.Namun ternyata, gerakan itu tak cukup untuk membuat putrinya diam dan kembali terlelap. Yang ada justru tangisnya kian menjadi-jadi.Hal tersebut jelas membuat Nadya kelimpungan dan panik. Jujur saja, tubuhnya masih belum bisa diajak kompromi hanya untuk turun dari ranjang lalu sekadar menggendong tubuh mungil itu."Aduh ... Aku mesti gimana?" gusar Nadya dengan tubuh lemas juga wajah pucatnya itu.Hati ibu mana yang tega membiarkan bayinya menangis. Nadya akhirnya memaksakan diri untuk mendudukkan badan yang rasanya tak karuan ini."Eh tunggu! Tetap di sana. Biar aku aja," cegah Oscar yang tiba-tiba

  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Mengungkap Semua

    Suara ketukan di balik pintu ruangan bernuansa putih pucat itu sampai ke telinga seorang wanita berambut panjang yang duduk bersandar di brankar dengan wajah datar.Nadya refleks menoleh. Atensinya beralih pada gadis berkaki jenjang yang kini mengenakan outfit casual dibalut dengan syal tipis yang melingkar di leher."Excuse me, apa aku boleh masuk?" izin gadis berbola mata biru cerah di ambang pintu tersebut.Meski sorot mata keduanya bertemu di satu titik yang sama, bibir Nadya tetap terkatup rapat. Ia tak menyahut. Membiarkan tamunya masuk dengan sendirinya.Dengan senyum ramah, gadis itu menghampiri brankar Nadya. "Maaf kalau aku menganggu waktu kamu berisitirahat, tapi izinkan aku memperkenalkan diri."Di sana sudah ada box bayi. Di mana bayi yang belum berumur 1 minggu itu tengah tertidur pulas setelah suster memacu ASI Nadya lalu bayi pun minum ASI untuk pertama kali. Pertama kali pula bayi itu kenyang dan tidur pulas di dalam box.Baiklah, jadi Lexa punya banyak waktu untuk bi

  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Kecupan Hangat

    Sudah berapa jam Allice dan Arsen membiarkan Oscar di dalam menemani Nadya. Tentu Oscar tidak akan menyiakan setiap detik waktu yang ada. Dia tidak hentinya memandang wajah yang sangat dia rindukan itu.Digerakkan jemarinya untuk mengusap dahi, hingga alis Nadya yang tebal. Mengusap lembut pipi kenyal yang sedikit berisi. Lalu dia geser hingga menyentuh bibir yang sering kali bisa menenangkannya dikala banyak pikiran.“Dingin,” ujarnya saat pada bibir pucat itu.Dengan gerakann pelan, Oscar membungkukkan badannya. Dia melumat halus bibir dingin dan kering.“Bangun, Nadya,” ucapnya lirih melepas sejenak bibir itu. Kemudian dia lakukan lagi, begitu ringan gerakannya, hanya sekedar ingin menghangatkan. Tanpa nafsu sedikitpun.Tanpa Oscar ketahui, ulahnya itu mampu merangsang saraf Nadya. Jemarinya bergerak merespon tanpa ada yang melihat.CUP!Oscar berpindah mengecup dahi itu, begitu dalam hingga matanya terpejam untuk menikmati dan menghirup aroma kulit wanitanya. Baru setelahnya dia m

  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Berhasil Menggenggam Tangannya

    Oscar memandangi anaknya dari depan kaca ruang perinatologi. Hatinya resah saat melihat bayi itu terus saja menangis.“Permisi!” Oscar mencegah perawat yang hendak masuk.“Iya, Pak?” tanya perawat.“Apa saya boleh menggendong anak saya?” tanya Oscar menunjuk pada bayi di dalam box.“Saya suami Nadya, ibu dari bayi itu.” Pria itu sampai menunjukkan foto dirinya bersama Nadya yang diambil ketika mereka masih bersama dulu.“Ah, boleh. Tapi hanya sebentar. Dan semoga bayinya bisa berhenti menangis kalau di dekapan ayahnya.”Oscar mengikuti perawat masuk ke ruang perinatologi. Hatinya begitu gembira setelah melihat bayinya. Padahal sebelumnya dia belum pernah sebegitu tertarik pada seorang bayi.Seperti anjuran perawat, Oscar lebih dulu cuci tangan menggunakan sabun hingga bersih lalu mengeringkannya. Setelahnya dia berbalik dan sudah melihat perawat itu menggendong sang bayi yang masih saja menangis.Tiba-tiba rasa gugup menyelimuti, tapi hasratnya sungguh ingin menggendong bayi itu.“Tua

  • Terjebak Pernikahan Penuh Derita   Sisi Lembut Oscar

    "Ternyata kau di sini."Arsen menghampiri Dev yang tengah berdiri menyendiri di rooftop rumah sakit sembari memandang langit yang mulai berubah warna. Senja, seharusnya indah tapi entah kenapa terasa berbeda bagi Dev kali ini."Ah, Arsen. Kamu sudah sampai? Maaf belum sempat menyapamu dan Allice," sahut Dev yang kini berbalik badan, membalas tatapan mata Arsen dengan sebuah senyum kikuk.Tangan kanan Arsen menepuk bahu kiri Dev layaknya seorang kerabat dekat. "No problem, santai saja.""Sejujurnya, aku senang saat tahu Nadya ada bersamamu. Karena aku sangat yakin, kamu akan menjaganya dengan sangat baik."Menghela napas panjang, Dev lantas menggeleng lesu. "Tapi aku gagal menjaganya dan membuat bayinya lahir di waktu yang tidak seharusnya."Arsen tersenyum tipis. Setidaknya dia mengerti ada rasa bersalah dari sorot mata Dev."Jangan memandang rendah dirimu sendiri seperti itu, Dev. Kita sudah berteman cukup lama. Aku tahu seperti apa kamu memperlakukan wanita. Apalagi, dia adalah Nady

DMCA.com Protection Status