“Jangan terima pengajuan pinjamannya. Tangguhkan dulu.”Bintang datang ke perusahaan milik keluarganya, lantas meminta Orion untuk tak menerima pengajuan penambahan pinjaman dari keluarga wanita yang sudah berani menampar Aruna.“Tapi kenapa, Kak? Bukannya apa-apa, hanya saja perusahaan mereka membayar sesuai jangka waktu yang ditentukan, serta mereka pun memiliki tabungan dan deposito di perusahaan kita,” ujar Orion keheranan dengan perintah Bintang.Sang kakak biasanya tak pernah mencampuri urusan perusahaan karena memang ingin fokus dengan keluarga. Kini Bintang tiba-tiba saja memberi perintah yang membuat Orion kebingungan.“Aku memang subyektif. Aku hanya ingin memberi mereka pelajaran karena mereka berani menghina Aruna. Kamu percaya? Aruna dikatai anak haram hanya karena informasi soal siapa Sashi sebenarnya tersebar ke publik.” Bintang kembali geram mengingat Aruna yang dikatai anak haram.Orion pun sangat terkejut mendengar ucapan Bintang. Dia pun takkan rela jika sampai anak
“Kenapa Pak Nanda harus melarang kita membicarakan soal berita istrinya kalau itu memang fakta.”“Iya, mana staff marketing yang membahas hal itu dimutasi, jadi kelihatan ga profesional banget ga sih karena nyangkutin masalah pekerjaan dengan begituan.”“Iya, mau kita ngomong kek apa, kalau hasil kerja kita bagus, kenapa juga diperlakukan seperti itu.”“Sepertinya Pak Nanda memang sudah terpengaruh oleh istrinya. Aku juga kurang suka sama dia, semoga saja ga sakit saat kerja biar ga perlu ketemu sama wanita itu.”“Betul, aku juga eneg. Bisa-bisanya Pak Nanda suka sama orang macam begitu.”Saat beberapa staff itu sedang menggosipkan Sashi, Lani yang mendengar semua gunjingan itu pun tak tahan untuk mengambil tindakan. Dia langsung masuk toilet, membuat 3 staff wanita itu terkejut bukan kepalang karena kedatangan Lani.“Kalian kalau bicara mulutnya dijaga jangan asal jeplak!” amuk Lani tak terima para staff itu bergosip soal Sashi.“Kita hanya bicara fakta, kamu pasti jadi penjilat biar
“Kenapa kalian berkumpul di sini?”Suara Nanda mengejutkan tiga staff wanita yang ada di depan klinik. Mereka begitu panik sampai menundukkan kepala.Nanda mengerutkan alis melihat ketiganya yang terlihat cemas, hingga menoleh ke pintu klinik, lantas kembali menatap tiga staff yang ada di hadapannya.“Ini jam makan siang, kenapa kalian malah berkumpul di sini?” tanya Nanda penuh curiga.Ketiga staff itu saling senggol lengan, membuat Nanda merasa ada sesuatu yang tak beres.“Kami minta maaf, Pak. Kami tidak sengaja.” Salah satu staff langsung membungkuk berkali-kali untuk minta maaf.Nanda terkejut mendengar ucapan maaf staff itu, hingga pikirannya langsung tertuju ke Sashi. Dia pun masuk klinik untuk mencari istrinya, hingga melihat Sashi yang sedang berbaring di ranjang.“Sashi!” Nanda begitu panik melihat istrinya berbaring seperti itu. Hingga dia melihat luka memar di kening istrinya.Sashi sangat terkejut melihat Nanda datang, berpikir jika suaminya baru akan datang nanti saat ja
“Kamu tidak harus melakukan itu. Kalau aku tidak melerai, aku juga tidak akan jatuh dan membentur dinding,” ucap Sashi mencoba membujuk Nanda karena suaminya sudah mengambil tindakan untuk 3 staff tadi.“Jika mulut mereka tidak bicara sembarangan, kamu tidak perlu melerai dan akhirnya jatuh!” Nanda tetap kekeh dengan keputusannya.Sashi terkejut mendengar ucapan Nanda, memang benar jika para staff itu yang salah karena sudah bergosip tentang Nanda dan dirinya di belakang mereka. Hanya saja Sashi merasa Nanda membuat keputusan yang berlebihan karena sampai memecat tiga staff itu.“Kamu bisa kasih sanksi dan peringatan saja, Nanda. Tidak harus memecat mereka,” ujar Sashi lagi.Nanda menoleh Sashi yang sejak tadi berdiri di belakangnya, lantas menatap wajah Sashi terutama di bagian kening. Dia merasa tak bisa melindungi istrinya sendiri karena kasus yang terjadi, sampai membuat istrinya terluka.“Pilih mereka yang keluar dari perusahaan ini atau kamu berhenti jadi dokter dan duduk manis
“Pak Langit, saya ke sini karena ingin menanyakan soal pembatalan perpanjangan kontrak kerjasama perusahaan kita. Saya ingin tahu, kenapa Anda berubah pikiran?” tanya pria yang tak lain ayah Angel—suami wanita yang berkelahi dengan Bintang di pesta.Langit mengembuskan napas kasar mendengar pertanyaan pria itu. Dia memang tak menghindari pria itu meski tahu maksud kedatangannya, Langit ingin menyelesaikan masalah putrinya agar keluarganya bisa tenang lagi.“Apa ini ada hubungannya dengan keributan saat di pesta malam itu?” tanya pria itu lagi karena Langit tak kunjung menjawab pertanyaannya.Langit menatap pria itu. Dia duduk santai dengan satu kaki disilangkan.“Sebenarnya istriku sudah tak mempermasalahkan soal istrimu yang sudah menghina putri kami. Memang aku subyektif karena bagaimanapun, suami mana bisa melihat istrinya menangis. Mungkin Anda sudah tahu jika istriku memukuli istrimu, tapi apa kamu tahu permasalahannya?” tanya Langit dengan sikap tenangnya.“Ya, istriku bilang ji
“Bagaimana perkembangan berita soal Sashi? Apa sudah ada solusi?” tanya Zidan saat Clara datang ke rumah sakit di malam hari karena pria itu shift malam.“Beritanya sudah hilang, Kak Nanda tak mungkin membiarkan masalah itu berlarut begitu saja. Jadi tidak ada yang perlu dicemaskan, meski belum tahu siapa pelakunya,” jawab Clara.Zidan pun mengangguk-angguk, lantas memperhatikan Clara yang sedang membuka kotak makanan yang dibawa gadis itu.“Kamu tiap hari memasak dan mengantar makanan untukku seperti ini apa tidak masalah? Apa orang tuamu tidak tanya karena bukannya mempersiapkan diri untuk bekerja di perusahaan, kamu malah sibuk memasak?” tanya Zidan sambil memandang Clara.Clara menatap Zidan, hingga kemudian tersenyum tipis.“Tidak masalah, lagi pula Mama juga tidak peduli aku mau apa asal itu membuatku senang. Apalagi dia pasti senang karena aku banyak menghabiskan waktu di dapur daripada di jalanan,” jawab Clara lantas tersenyum lebar, sebelum kemudian memperlihatkan menu makana
“Aku harus langsung ke ruanganku untuk mengurus beberapa pekerjaan yang harus selesai pagi ini. Kamu ke klinik sendiri tidak apa, kan?” tanya Nanda saat keduanya baru saja masuk lift.Sashi tertawa kecil mendengar pertanyaan Nanda, lantas membalas, “Aku bukan anak kecil, tidak diantar juga tak masalah.”Biasanya Nanda mengantar Sashi sampai klinik setiap mereka berangkat bekerja, karena itu kali ini Nanda izin tak mengantar.Nanda tersenyum mendengar balasan Sashi, lantas menganggukkan kepala.Pintu lift terbuka di lantai dua, Sashi pun pamit untuk keluar lebih dulu.“Aku keluar dulu,” kata Sashi sambil membetulkan letak tali tas di pundak.“Tunggu!” Nanda menahan tangan Sashi yang hendak melangkahkan kaki keluar lift.Sashi terkejut karena Nanda menahannya, hingga pria itu tiba-tiba mengecup keningnya, membuat Ssahi terkejut karena tingkah suaminya.“Sudah, sampai ketemu saat jam makan siang,” ujar Nanda setelah mengecup kening Sashi.Sashi langsung malu mendapat perlakuan seperti it
“Mommy sedang di toko kue langgananmu. Kamu mau nitip apa? Nanti mommy bawakan ke perusahaan,” ucap Bintang saat bicara dengan Sashi melalui panggilan telepon. “Aku mau, tapi itu kalau Mommy tidak repot. Kalau repot tidak usah membelikan,” balas Sashi dari seberang panggilan. Bintang tersenyum mendengar balasan Sashi, hingga kemudian kembali berkata, “Tentu saja tidak repot. Mommy akan belikan kue kesukaanmu, ya. Nanda suka apa? Biar mommy belikan sekalian.” “Nanda tidak terlalu suka makanan manis, belikan kue yang biasa aku beli saja, Mom.” Bintang mengangguk mendengar balasan Sashi, lantas mengakhiri panggilan itu. Dia pun membeli beberapa kue untuk putrinya, lantas keluar dari toko setelah selesai berbelanja. Namun, saat Bintang baru saja keluar dari toko. Dia melihat keributan yang terjadi tak jauh dari toko kue, bahkan orang-orang berlarian mendekat, membuat Bintang pun penasaran dengan apa yang terjadi. Dua wanita terlihat sedang berkelahi. Mereka saling menjambak satu sama