Guys, yang mau tahu kenapa Mommy Bin bisa musuhan sama Clarisa, kalian bisa baca kisahnya di Bintang untuk Langit. ada di Goodnovel juga, ya
Bintang menghentikan langkah mendengar ucapan Clarisa, Aruna sendiri panik karena wanita yang ditabraknya membahas soal berita.“Ma, sudah jangan didengar. Kita pergi saja!”Jika tadi Aruna menggebu-gebu ingin melawan Clarisa, kini dirinya memilih mengajak sang mama menghindari pertengkaran.Bintang tak mendengarkan ucapan Aruna. Dia membalikkan badan hingga menatap ke Clarisa yang tersenyum mencibir.“Kenapa? Kamu pikir tidak ada yang tahu soal berita yang beredar?” Clarisa mengira jika Bintang bersikap biasa untuk menutupi masalah beredarnya berita itu.“Apa maksudmu? Berita apa, hah?” Bintang maju dengan tatapan tajam ke Clarisa.Clarisa melihat tatapan Bintang yang bingung dan penasaran, hingga menebak jika Bintang belum tahu soal berita itu.“Oh, jadi kamu belum tahu. Sayang sekali, padahal berita itu heboh di web dan sosmed,” ucap Clarisa semakin senang bisa membuat Bintang marah.“Ma, sudah. Kita pergi saja!” Aruna mencoba membujuk agar Bintang mau pergi meninggalkan Clarisa.“
“Kamu sakit? Kenapa tidak makan?” tanya Nanda saat melihat Sashi yang hanya mengaduk makanannya.Sashi langsung memandang ke Nanda, lantas menggelengkan kepala.“Hanya tiba-tiba merasa tidak nafsu makan. Entahlah.” Sashi memasukkan makanan ke mulut setelah menjawab pertanyaan Nanda.Sashi sendiri masih bingung, haruskah dia bertanya langsung soal berita itu, atau menunggu sampai suaminya itu jujur.Nanda keheranan karena Sashi bersikap tak seperti biasanya. Dia pun cemas jika Sashi sudah melihat berita yang beredar, belum lagi tadi ada perkelahian yang melibatkan asisten Sashi, tak menutup kemungkinan istrinya tahu.“Apa ada yang sedang kamu pikirkan sampai tidak nafsu makan?” tanya Nanda memastikan apalah Sashi sudah tahu atau belum soal berita itu.“Tidak ada, mungkin karena sedang datang bulan, makanya moodku sedikit buruk,” jawab Sashi lantas melebarkan senyum.Nanda pun akhirnya percaya dengan yang dikatakan Sashi. Dia tak lagi bicara karena takut membuat mood Sashi semakin buruk
Nanda pergi menemui seseorang yang menghubunginya. Dia awalnya tidak ingin menemui, tapi karena apa yang dibahas menyangkut soal masalah Sashi, membuat Nanda akhirnya setuju menemui.Nanda pergi ke restoran tempat janji bertemu. Saat sampai di sana, dia langsung diarahkan ke private room.“Kupikir kamu tidak akan datang. Duduklah.” Owen langsung mempersilakan Nanda duduk.Owen sengaja menghubungi dan mengajak bertemu untuk membahas masalah berita yang beredar.Nanda tak banyak bicara. Dia pun sebenarnya penasaran kenapa Owen ikut campur soal Sashi, tapi karena Owen berkata punya solusi soal masalah yang terjadi, membuat Nanda akhirnya mencoba bersabar menghadapi pria itu.Owen meletakkan alat makan di meja, lantas mengelap mulut dengan tisu, sebelum meraih stopmap di meja, lantas memberikan ke Nanda.“Itu nama-nama situs yang menyebar berita soal Sashi. Sebagian sudah aku tekan untuk menghapus berita soal istrimu, sebagian lagi sedang diusahakan karena memang ada beberapa yang tak ing
Bintang mengajak Sashi makan di restoran dengan memesan ruangan private. Dia hanya ingin makan dengan nyaman bersama putrinya, agar tak ada yang mengganggu apalagi jika sampai ada yang mengetahui siapa Sashi karena melihat berita.“Makan yang banyak, akhir-akhir ini kamu agak kurusan. Apa makanan di rumah tidak enak? Mau mommy yang kirim makanan ke rumah setiap hari?”Bintang begitu cerewet jika sedang cemas. Dia memberikan banyak lauk ke piring Sashi, membuat putrinya itu sampai bingung.Aruna melirik Sashi yang terus diberi lauk. Mungkin dia sedang diabaikan, tapi Aruna menyadari jika sikap Bintang hanya karena sedang cemas.“Mom, ini sudah banyak. Jangan ditambah lagi.” Sashi mencoba menghalangi Bintang yang mau mengambilkan lauk lain.“Kamu itu harus makan yang banyak agar sehat. Sudah makan saja,” kata Bintang tak ingin dicegah.Sashi menghela napas kasar, lantas melirik Aruna yang hanya mengedikkan bahu.“Kenapa aku yang dikasih terus, Mom. Runa tidak?” tanya Sashi mengingatkan
“Kenapa kamu berbohong?”Langit sangat terkejut karena mendapat amukan dari sang istri saat baru saja masuk rumah.“Bohong bagaimana?” Langit bingung sendiri karena tidak tahu apa yang terjadi.Bintang mendekat ke suaminya, lantas memukul lengan pria itu dengan sangat keras.Langit pun terkejut sampai memekik karena lengannya panik.“Ada apa? Kenapa malah main pukul?” tanya Langit kebingungan dengan sikap istrinya.Aruna melihat Bintang yang sedang mengamuk. Dia langsung kabur untuk menghindar sebab lupa memberitahu ayahnya jika Bintang sudah mengetahui perihal berita yang beredar.“Bagaimana bisa kamu menyembunyikan informasi sepenting itu dariku? Harusnya kamu memberitahuku, jadi aku bisa melabrak wanita itu karena berita aku menamparnya tersebar, bahkan Sashi ikut diseret di dalamnya. Aku tidak terima!” Bintang meluapkan emosinya yang sudah ditahan sejak siang tadi.Langit sangat terkejut mendengar ucapan Bintang, hingga akhirnya paham kenapa istrinya marah.“Kamu sudah tahu?” tany
“Sejak siang tadi kamu terus murung. Apa benar jika tidak ada masalah? Kamu tidak mau cerita kepadaku?”Nanda merasa semakin aneh dengan sikap Sashi karena tak seceria biasanya.Mereka sudah berada di rumah, bahkan kini berada di kamar untuk istirahat setelah seharian berada di perusahaan.Sashi menoleh Nanda, melihat suaminya yang berdiri menatapnya. Dia sedang berpikir, bahkan disaat berita itu sudah hilang, kenapa suaminya masih tak menceritakan hal itu kepadanya.Sashi pun mendekat ke Nanda, lantas melepas ikatan dasi suaminya sambil bicara.“Bukankah seharusnya kamu yang cerita kepadaku. Apa ada sesuatu yang ingin kamu beritahu kepadaku hari ini?”Sashi menatap wajah Nanda setelah mengatakan itu, dia ingin suaminya jujur tanpa harus menunggu dirinya bertanya.Nanda menatap kedua bola mata Sashi, tatapan istrinya itu seperti sedang menuntut sebuah jawaban yang pasti. Nanda mengembuskan napas kasar, mungkin memang lebih baik cerita lagi pula berita itu sudah menghilang.Nanda mengg
“Apa kakakmu dan mamamu baik-baik saja?” tanya Ansel saat bertemu dengan Aruna di kafe.Aruna sedang minum jus saat mendengar pertanyaan kekasihnya itu.“Mereka baik-baik saja, aku bersyukur baik kakakku dan Mama tidak menganggap serius berita itu,” jawab Aruna, “sebenarnya berita itu menyakitkan, tapi selama mereka pun sudah tak mempermasalahkan, kami sekeluarga sudah tak ingin membahas hal itu,” imbuh Aruna.“Ya, lebih baik tidak memicu masalah lain dengan memperburuk kondisi sekarang. Lagi pula berita itu juga sudah hilang,” balas Ansel.Aruna mengangguk-anggukan kepala, kemudian menyantap hidangan yang dipesan.“Saat aku wisuda nanti, kamu akan datang, kan?” tanya Ansel sambil menatap serius Aruna.Aruna menatap Ansel dengan mulut penuh, lantas menganggukkan kepala.“Tentu saja aku akan datang, keluargaku juga akan datang karena ingin melihat Bumi diwisuda,” jawab Aruna.Mendengar nama Bumi, ekspresi wajah Ansel sedikit berubah.“Kamu masih sering berhubungan dengannya?” tanya Ans
“Pipimu kenapa?”Sashi sangat terkejut melihat pipi Aruna yang merah dan sedikit bengkak. Sang adik datang ke perusahaan bersama Ansel dalam kondisi buruk.Aruna hanya diam sambil memegangi pipi yang masih panas.Sashi menoleh Ansel, tatapannya seolah memberikan tuduhan jika Ansel yang menampar adiknya.“Runa tadi bertengkar dengan teman kampus, lalu ditampar oleh ibu temannya,” ujar Ansel langsung menjelaskan karena tak ingin dituduh.Sashi sangat terkejut hingga menatap Aruna dengan rasa tak percaya.“Apa itu benar?” tanya Sashi sambil menatap Aruna.“Iya,” jawab Aruna, “aku kesal karena dia menuduhku rubah, sudah begitu mengataiku anak haram. Cih, dia sama dengan ibunya yang bermulut busuk. Pantas saja kena tampar Mama saat di pesta malam itu.”Sashi sangat terkejut mendengar ucapan Aruna, jadi sang adik bertengkar dengan wanita yang menghina dirinya di pesta malam itu.“Duduk, biar aku obati pipimu,” kata Sashi.Aruna duduk di kursi depan meja Sashi, sedangkan Ansel berdiri menung