Home / Romansa / Terjebak Permainan Sang Presdir / Bab 216. Dunia Entertainment

Share

Bab 216. Dunia Entertainment

Author: Romero Un
last update Last Updated: 2025-03-24 14:57:25

“Lihat itu! Dia bawaan orang dalam katanya!”

Dengkusan mengejek dan merendahkan pun terdengar samar di sekitar lokasi syuting. “Ha! Cantik sih! Cuma berasa banget kampungannya nggak sih?”

“Kudengar dia memang butuh duit.”

Sebuah kontradiksi pun terpampang di hadapan mereka, melahirkan sebuah kesimpulan negatif.

“Tapi gaunnya bagus banget nggak sih?”

“Gaun yang kemarin ada di manekin Madam Vega.”

“Sudah pasti! Sugar Daddy!”

Adelia yang sudah tidak tahan mendengar semua itu pun segera beranjak menuju kamar mandi untuk menyendiri. Ia tahu dunia yang dipilihnya bukanlah tempat indah yang menyenangkan.

Tetap saja, rasanya menyakitkan mendengar semua omongan orang. ‘Memangnya salah kalau aku jadi artis buat cari uang? Apa salah orang miskin sepertiku punya kesempatan seperti ini?’

Air mata mulai membasahi wajahnya. ‘Aduh! Wajahku sudah di make-up!’

Panik, ia berusaha membersihkan wajahnya dengan saputangan. Namun, yang dilakukan malah membuat riasannya tersapu hilang. ‘Ah! Matilah aku!’
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 217. Alasan Untuk Bertemu

    “Eh, bukannya itu mobil CEO kita?!” seru salah satu artis dengan wajah berbinar. Suasana syuting di sebuah area perumahan yang awalnya kondusif berubah ricuh karena kedatangan Bintang ke lokasi. CEO kesayangan para artis wanita itu memamerkan senyum menawannya ketika turun dari mobil. “Kyaaa! Pak Bintang!”Produser pun segera mendatangi Bintang dengan wajah sumringah. “Selamat siang, Pak Bintang! Bagaimana, Pak?”Sangat jarang bagi CEO itu untuk berkunjung ke lokasi syuting di awal-awal episode. Biasanya, bahkan ia tak pernah datang dan mengutus salah satu sekretarisnya saja. Jadi, produser sedikit takut kalau-kalau kedatangannya karena ketidakpuasan.“Ah … aku hanya mampir saja, Pak. Silakan syuting seperti biasa.”Wajah produser pun berubah cerah. Ia segera kembali ke posisinya dan melanjutkan syuting. Tak melihat Adelia di tempat syuting, Bintang cukup terkejut karena merasa kecewa. “Rara, apa jadwal mereka hari ini?”Tiara segera membuka email untuk mencari laporan soal variet

    Last Updated : 2025-03-25
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 218. Kecewa

    Ruang tamu sudah ramai dengan celotehan para anggota variety show karena kedatangan Bintang yang terasa mewarnai rumah syuting itu. Pembawa acara pun mulai memanggil mereka yang sudah siap menyajikan makanannya. “Nona Fleur! Makanan anda terlihat enak! Warna nasinya tidak terlihat mengkilat! Tidak seperti nasi goreng kebanyakan. Bagaimana bisa?” tanya pria berambut ikal yang ditunjuk menjadi host acara. Dengan wajah bangganya Fleur menyibakkan rambut dan berkata, “Saya mencampur nasinya dulu dengan telur! Itu akan melapisi nasinya sehingga tidak terlihat mengkilap. Dan juga, nasi jadi tidak saling menempel!”Semua bertepuk tangan. Walau banyak orang sudah tahu, tapi karena Fleur terlihat bangga, tidak ada yang berani mencelanya. “Kalau begitu langsung saja kita minta tamu spesial kita yang mencicipi masakan hari ini! CEO RAFTEN! Bintang Adinata!”Begitu Bintang masuk ke dalam area kamera, semua komentar yang masuk melalui pesan dimunculkan di bagian bawah tayangan. Kebanyakan tid

    Last Updated : 2025-03-25
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 219. Tak Direncanakan (?)

    “Bos, mau sampai kapan sembunyi?” tanya Black yang tiba-tiba berdiri di samping Bintang. Anak pertama mantan CEO RAFTEN itu tengah bersembunyi dari para bodyguard sang ayah yang harus membawanya kembali ke rumah. Namun, Bintang merasa tidak sedang dalam kondisi bisa menerima semua celotehan orang tua dan adiknya saat ini. Ia meminta Black untuk menutupi jejaknya. “Sampai mereka pergi lah! Aku nggak berniat tertangkap hari ini,” keluh Bintang. “Mood-ku kacau.”Black melirik ke bawah, di mana Bintang sembarangan duduk di tanah, dekat tempat pembuangan sampah. Ia memang memilih mengabdi pada rumah Adinata setelah insiden terakhir saat Raffael hampir terbunuh karena kecelakaan lalu lintas. Namun, ia tak menyangka akan lanjut bekerja di bawah anak laki-laki Raffael. Dan dirinya yang selalu berusaha menolong Bintang dalam segala hal, membuatnya kesal sendiri. Ia mengirim pesan pada Chang dan Regan untuk tidak mencari Bintang sementara waktu. Juga menyuruh mereka mencari alasan sendiri

    Last Updated : 2025-03-26
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 220. Nasi Goreng Penyelamat

    “Tentu!”Bintang menatap punggung Adelia yang beranjak dari sofa kecilnya menuju dapur. Tentu saja pertemuan mereka di dekat gang sama sekali tidak ada dalam rencana Bintang. Namun, dirinya yang melipir ke area itu adalah sebuah kesengajaan. Ia meminta Black untuk menghilang ke area di mana rumah Adelia berada. ‘Nggak nyangka malah ketemu seperti nggak sengaja. Kalau begini, aku kan aman,’ pikir Bintang lega. ‘Kami nggak sengaja ketemu. Lalu aku kelaparan dan makan dirumahnya. Daerah ini juga tidak akan dijangkau oleh para wartawan.’Tak lama, aroma masakan mulai tercium. Bintang tahu benar, wanita seperti Fleur tidak akan bisa memasak dan yang memasak di acara variety show tadi adalah Adelia. Hanya saja, lagi-lagi ia tak punya bukti atas intuisinya tersebut.“Maaf, Pak. Saya tadi cuma mau masak sedikit, jadi cuma ada ini.” Adelia meletakkan satu mangkok sedang berisi sapo tahu dan sepiring penuh ayam goreng. Jelas sekali si pemilik rumah menggoreng semua persediaan ayam yang ia p

    Last Updated : 2025-03-27
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 221. Kencan Buta

    “Tahan yang nganter, Auntie!” perintah Bintang sambil bergegas bangkit dan mendekati sang sekretaris.Raffael dan Manda hanya bisa tergagap tanpa suara melihat kelakuan putranya.“Nasi gorengnya siapa pula yang bikin dia blingsatan begini, Hon?” Raffael bertanya-tanya. “Mungkin dia kena jampi-jampi.”Manda hanya bisa menggelengkan kepala. ‘Susah emang orang ganteng masalahnya kelainan jiwa begini.’Penasaran dengan siapa yang mengirim makanan itu, Manda segera keluar dari ruangan untuk mencari tahu. Sayangnya, ia malah bertemu dengan Bintang yang tengah kecewa.“Kenapa, Nak?

    Last Updated : 2025-03-28
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 222. Pertemuan Tak Disengaja

    “Apa yang Anda lakukan pada Nona Gloria, Pak Bintang?” Tiara sudah berdiri di belakang Bintang untuk mencatat evaluasi dari pertemuan itu. “Dia pergi dengan wajah yang tak bisa saya baca.”Bintang mendengus geli. “Memangnya kau cenayang yang bisa baca muka orang, Auntie? Yang penting dia nggak kelihatan marah, kan?”Tiara terdiam sesaat sebelum menganggukkan kepala. Mengiyakan pertanyaannya yang terakhir. “Kalau saya bilang wajahnya terlihat puas, tapi ada sedikit kecewanya. Saya nggak paham, Pak.”Bintang tertawa kecil. “Tunggu saja email dari sekretarisnya.”Tak bisa mengorek lebih jauh lagi, Tiara pun berhenti bertanya. Terlebih, karena kandidat kedua sudah terlihat memasuki pintu restoran. “Kalau begitu, saya permisi, Pak.”Pamitnya Tiara membuat Bintang langsung menatap pintu masuk. “Ah … aku merasa seperti barang jualan. Gila!”“Apa kau—”“Bintang Adinata.” Bintang berdiri dan menyodorkan tangannya. “Kau pasti Rania? Abimanu?” Wajah perempuan yang sarat make-up itu bersemu se

    Last Updated : 2025-03-29
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 223. Ada Hubungan Apa?

    ‘Ha? Nunggu aku? Apa aku nggak boleh kerja saat sedang membintangi acara ya?’ batin Adelia panik. Ia tak salah, tetapi juga tidak sepenuhnya benar. “Saya antar pulang?” tanya Bintang menawarkan diri. Melihat Adelia tak kunjung menjawab, ia menambahkan, “Sepertinya kurang enak kalau bicara di sini. Kamu bakal ditanya-tanya oleh rekan kerjamu nanti.”“Ah! Benar juga! Ka–kalau begitu, saya ikut pulang ya, Pak.”Bintang tersenyum lega. “Sure. Ayo!”Mereka segera keluar dari restoran menuju mobil pribadi Bintang. Kali ini ia tidak memakai supir karena Tiara menggunakannya.“Pak Bintang.” Adelia memulai terlebih dahulu, sementara Bintang sudah mulai melajukan mobil. “Apa saya nggak boleh kerja sampingan?”Bintang tersenyum mendengar pertanyaan itu. “Kalau saya minta kamu berhenti, apa bisa?”“Kalau memang dilarang, saya harus segera mencari pengganti sebelum berhenti kerja, Pak.”Lagi-lagi Bintang tersenyum puas. “Tidak ada larangan untuk sekarang, tetapi memang lebih baik tidak melakuka

    Last Updated : 2025-03-30
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 224. Perubahan Drastis Dalam Sekejap

    “Nggak!” elak Adelia. “Pak Bintang cuma berbaik hati bantu saya.”Theo memicingkan matanya, seolah mempertanyakan kebenaran dari pengakuan Adelia. Namun, karena sang bakal artis tak juga merevisi ucapannya, Theo menyerah. “Baiklah. Segera bersiap, Del. Setengah jam bisa ya?”“15 menit.” Adelia berjanji. “Saya nggak mungkin bikin Pak Bintang kelamaan nunggu.”Segera Adelia mandi dan bersiap. Tepat 15 menit mereka sudah keluar rumah dan masuk mobil. Sekitar setengah jam berkendara, mereka tiba di lokasi.Namun, Adelia bertanya-tanya dalam hati, ‘Kenapa kita ke apartemen? Apa aku ditipu?’“Lewat sini, Del!” seru Theo sambil mengedikkan kepala ke arah lobi masuk gedung apartemen.Adelia mengangguk. Ia tak punya pilihan selain menurut. Ada ketakutan juga dalam dirinya kalau ia tidak mengikuti arahan, bisa-bisa celaka—kalau ini adalah percobaan penculikan.“Kenapa kita ke sini, Pak?” tanya Adelia. Ia tak bisa menahan rasa penasaran, pada akhirnya.“Semua artis di bawah RAFTEN diberikan beb

    Last Updated : 2025-03-31

Latest chapter

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 251. Kekanakan

    “Ab—eh?!” Netra Adelia yang setengah terbuka tadi bertemu pandang dengan Bintang yang baru saja akan membilas rambut. Bintang tersenyum lembut. “Eh … kau mau mandi denganku, Lia?”“Pa—Pa–Pak Bintang?!” pekik Adelia, menutupi matanya.Menyadari kalau ternyata ia sedang berada di rumah Bintang membuatnya langsung panik dan kembali ke lantai 3. “Astaga!” Adelia membanting tubuhnya, tengkurap di atas kasur. “Apa yang kulakukan barusan?!”Ia mencoba menghilangkan rekaman ingatan mengenai tubuh atletis Bintang yang jarang terdeteksi di balik jas kerjanya, tetapi sia-sia. Karena hanya gambaran itu lah yang kini memenuhi pikiran Adelia. Semakin matanya tertutup, semakin sadar kalau ia melihat semuanya. Setelah menenangkan diri, Adelia mulai duduk di pinggir kasur dan mengamati tempat itu. “Aneh bentuk kamarnya. Naik ke atas begini. Di bawah ada kasur juga dan kayaknya tadi masih ada tangga turun ke lantai 1.”Ia mencoba mengingat-ingat kantor Bintang yang berada di apartemen, tetapi tak

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 250. Kamar Asing

    “So, gimana penyelesaiannya?” tanya Manda. Bintang sengaja mampir ke rumah orang tuanya hari ini, karena sang ibu mengatakan kalau ia membuat sop buntut hari ini. Tak ia duga, wanita tua itu menaruh perhatian pada kasus Adelia dan Fleur. “Fleur mengakui kesalahan dan tak mau terlibat sampai ke jalur hukum, Ma.”Dahi Manda berkerut. Seolah menyuarakan kebingungan Manda, Raffael bertanya, “Minta Adel diberhentikan dari syuting, sampai kamu tuntut ke jalur hukum?”Bintang lupa, kalau mereka hanya tahu cerita pertamanya saja. “Ah … kalian belum tahu perkembangan terakhir hubungan Adelia dan Fleur?”“Ada masalah lagi?!” Manda sedikit kaget. Ia pikir masalah pertama akan selesai tanpa ada buntutnya.Bintang mengangguk. “Fleur merencanakan pembunuhan terhadap Lia, Pa. Dan Black merekam dengan jelas semua bukti itu.”Raffael dan Manda terdiam cukup lama sebelum akhirnya berkomentar satu sama lain. “Wajah cantik, berpendidikan dan kaya raya, nggak lantas membuat seseorang menjadi manusia,

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 249. Jalur Hukum Saja!

    “Apa yang sudah kau lakukan, Fleur?!” Pria tak berambut dengan tubuh tinggi kekar itu membanting pesawat telepon yang ada di meja kerjanya. Beliau adalah CEO rumah produksi Lightern—Bastian Moore. “Aku minta kamu dekati Bintang, supaya bisa merger dengan perusahaannya! Kenapa malah bikin masalah dan membuat marah produser Brian?!”Fleur hanya bisa menunduk, menyembunyikan wajahnya dari amarah sang atasan. Dua tangannya kuat-kuat meremas bahan gaun bertekstur floral itu, menahan diri untuk tidak marah atau menangis. Ia benar-benar tak menyangka, bahwa kebenciannya pada Adelia menyebabkan Bintang kehilangan minat terhadap Lightern.‘Aku terbakar cemburu saat perempuan sial itu membuka pintu dan dengan naturalnya mengira yang datang adalah Bintang,’ sesal Fleur. Di balik penyesalan itu, juga ada amarah yang besar pada Adelia. Kecemburuannya masih belum sirna. Sedikitpun tak berkurang. “Mau apa lagi kalau sudah begini, hm?!” sentak Bastian putus asa. “Sejak pagi sekretarisku sudah me

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 248. Rekaman Kebenaran

    “Theo, apa kau yang menitipkan tas ini ke Fleur untuk diberikan pada Adelia?” Brian menunjuk tas yang masih di posisi awal.Tenda Fleur tidak tersentuh sama sekali. Brian membiarkannya demikian sampai ia menemukan siapa pelaku yang berani mengacaukan suasana di lokasi syuting.Sementara sutradara mengurus jalannya syuting hari ini, Brian memutuskan untuk bicara dengan manajer Adelia.“Tas?” Dahi Theo berkerut. Ia mengamati tas itu dan berpikir keras. “Hm … aku nggak pernah lihat tas ini,” klaimnya. “Adel juga nggak punya tas seperti ini. Kau tahu sendiri kondisi anak itu. Dia nggak punya uang lebih untuk beli tas yang nggak dia butuhkan.”Brian mengangguk setuju. “Tapi, Fleur menuduhnya meletakkan tas dan ular ini di kasurnya. Kita nggak punya bukti kalau tas ini bukan milik Adelia.”“Saya ada buktinya.” Seorang pria tinggi dengan pakaian serba hitam muncul dan bergabung dalam percakapan mereka. Membuat Brian dan Theo tertegun. “Siapa kamu?!”“Saya bertugas menjaga Nona Adelia. Jad

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 247. Ketakutan dan Teror

    Staf yang mengikuti Brian masuk ke tenda Fleur tiba-tiba keluar dengan mulut tertutup tangan. Menahan mual karena sudah menyaksikan sesuatu yang menggelikan di dalam sana. “Ada apa?!” tanya peserta syuting lainnya. Mulai tak sabar karena tak satupun menjelaskan apa yang sudah mereka lihat.Bahkan Fleur kini masih berjongkok dekat pohon besar. Gemetar di dalam perlindungan tubuh Vildan.“Ular ….” Hanya itu yang berhasil diutarakan salah satu staf. Nada suaranya pun terdengar ngeri. Belum sempat mereka bertanya lebih jauh, Brian keluar dan segera menenangkan keributan. “Semua kembali ke ruang makan untuk sarapan!” serunya. “Fleur, kau pakai tendaku untuk sementara ini. Kami akan membuatkan tenda yang baru.”Seolah sadar dari rasa takutnya, ia pun berdiri dan meneriaki Adelia. “Ini semua gara-gara Adelia! Perempuan jalang itu!”Netra semua orang terbeliak mendengar ucapan Fleur. Pertanyaan mulai muncul di antara mereka, tentang kenapa Fleur memberi label kejam pada artis yang baru mem

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 246. Prank?!

    “Kau satu tenda dengan Adelia kan?” Fleur mendatangi seorang artis muda yang jam terbangnya masih tergolong sedikit dibandingkan dengan Fleur yang sudah senior itu. Mereka baru saja tiba di tempat perkemahan dan semua orang tengah sibuk mengurus barang bawaannya masing-masing. “Oh! Iya, Kak Fleur.” Artis muda bernama Abby itu tersenyum ramah. “Ada apa?”“Ada yang menitipkan ini.” Fleur memberikan sebuah tas makan kecil pada Abby. “Katanya ini tas milik Adelia.”Abby menerima tas itu. “Ah! Terima kasih, Kak. Nanti saya kasih Adel.”Fleur tersenyum singkat kemudian kembali ke tendanya. Artis perempuan senior yang sedang naik daun itu mendapat perlakuan khusus. 1 tenda untuk dirinya sendiri. Sementara itu, Abby bergegas mencari Adelia untuk memberikan barang titipan tadi.“Adel! Ini katanya tas kamu!” seru Abby dengan senyum lebar. Produser memang menempatkan Adelia bersama dengan Abby karena ia tahu, mereka bisa dekat. “Dari siapa, By?” tanya Adelia dengan pandangan heran.Ia suda

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 245. Merayu Fleur?!

    “Jadi, baik aku atau perempuan miskin itu nggak diizinkan keluar dari ‘Survival Home’?!”Bintang menatap Fleur yang duduk dengan angkuh, bersedekap di hadapannya. Manda dan Dennis meninggalkan begitu saja masalah ini di tangannya.‘Kalau bisa aku mau mengeluarkan kau saja, Fleur. Dibanding Lia yang sudah jadi artisku.’ Bintang menjawab tanpa suara. “Bisakah kau menyaring kalimatmu, Fleur. Adelia juga perempuan, sama sepertimu,” tegur Bintang berusaha sabar.Karena menurut Manda, hubungannya dengan Adelia tidak boleh sampai ketahuan orang luar, apalagi mereka yang tidak terjamin bisa menjaga rahasia. Fleur mendengus geli. “Ha! Setidaknya aku nggak miskin seperti dia!”Bintang mencoba tenang, tapi bukan berarti ia tak bisa tegas. Bagaimana pun ia harus menegur perempuan angkuh itu. “Fleur, Aku harus mengusirmu kalau bicara nggak sopan soal artis di bawah naungan RAFTEN!”Walau tak menjawab, Bintang bisa melihat tubuh Fleur sedikit menyentak karena tegurannya.Kemudian, sang CEO menam

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 244. Fleur Menggila

    “Nona Fleur! Ini bukan saatnya untuk berdebat!” sentak sang produser, mencoba bersikap tegas. Sang manajer pun panik. Tidak paham kenapa tiba-tiba Fleur mengamuk di depan sang produser.Namun, Fleur merasa memegang kendali. Ia tahu kalau dirinya tidak mungkin dilepaskan dari acara itu. “Ha! Kalau memang Anda masih akan lanjut dengan kondisi seperti ini, saya mundur!” Fleur segera berbalik untuk meninggalkan lokasi syuting.Brian pun langsung berdiri dan menahannya dengan kalimat yang sudah Bintang anjurkan. “Ini keputusan Pak Bintang! Tidak ada yang akan keluar dari acara ini. Jika Nona Fleur memaksa, Pak Bintang mengatakan bahwa akan ada penalti.”Netra Fleur membulat. Ia berbalik dan menatap Brian seolah tidak percaya Bintang akan menimpakan penalti atas dirinya. Fleur mendengus geli. “Mana mungkin Bintang memperlakukanku seperti itu! Kau hanya membual!”“Silakan coba saja kalau berani, Nona Fleur!” Brian menantang. Setengah gemetar, karena di satu sisi, ia harus mempertahankan

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 243. Sponsor Yang Lebih Kuat

    “Fleur minta Adelia dikeluarkan dari survival home.”Dahi Bintang berkerut. “Apa dia sebut alasannya? Kenapa di hari kalian nggak syuting, bisa ada bentrok? Apalagi antara artis selevel Fleur dengan pendatang baru.”Brian menggeleng. “Fleur nggak menjelaskan keberatannya mengenai keberadaan Adelia. Tapi dia mengancam, kalau kami nggak mengeluarkan Adelia, dia yang akan keluar dari survival home.”Bintang menggaruk kepala belakangnya. Pusing dengan kelakuan Fleur yang tiba-tiba memusuhi kekasih barunya itu. “Saya nggak habis pikir apa yang membuat Fleur tiba-tiba memusuhi Lia, Pak Brian. Apa Anda punya clue?”Brian terdiam sesaat kemudian mengoreksi ucapan Bintang. “Sejak awal Fleur nggak suka dengan Adelia, Pak. Jadi, sepertinya rasa tidak suka itu menumpuk dan meledak sekarang.”Napas Bintang terdengar panjang dan lelah. “Ya sudah, keluarkan saja Fleur dari sana.”Mendengar itu spontan Brian berdiri dan menggebrak meja kerja sang CEO. “Nggak bisa, Pak! Dia wajah acara ini!”“Saya ju

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status