Share

Bab 100. Logika dan Hati

Penulis: Romero Un
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-09 10:32:47

“Saya—”

Ting! Tong!

Manda tercekat. Tatapannya beralih pada pintu kamar. Seseorang sepertinya mencari Raffael.

“Abaikan saja, Manda.” Raffael menyentuh pipi Manda dan membawa pandangan gadis itu untuk kembali menatapnya.

Kemudian ia meremas lembut tangan Manda seraya berkata, “Jadi, apa berarti kau … juga jatuh cinta padaku?”

“Saya—”

Ting! Tong!

Raffael mengepalkan tangan, kesal dengan interupsi dari siapapun yang sedang berdiri di depan kamarnya.

“Saya lihat dulu, Pak.”

Kecewa dan frustasi, Raffael melepaskan genggaman tangan mereka.

Sambil mengeringkan air mata yang sedikit membasahi wajahnya, Manda turun dari tempat tidur. Kemudian, mengecek siapa tamunya lewat lubang pintu dan terkejut karena Belinda ada di sana.

“Mbak Belinda, ada apa?” tanya Manda setelah pintu terbuka.

“Ah … maaf, Mbak Manda. Saya tadi sudah mau pulang, tapi resepsionis bilang mereka sudah ke kamar Mbak Manda untuk memberikan kunci tapi nggak ada siapa-siapa di dekat kamar.”

Sekretaris milik CEO Han itu m
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 101. Intruder! Raffael SUS!

    “Kenapa Pak Raffael?!” Manda segera mengganti celana pendeknya dengan yang panjang, sementara ponsel masih terjepit antara bahu dan telinga.“Sebaiknya Nona ke lobi dulu.”Panik, Manda segera keluar dari kamarnya. “Oke, oke. Saya ke sana.”Dengan langkah cepat ia mencapai lift dan turun menuju lobi. Pikirannya penuh dengan tebakan. ‘Duh! Kayaknya tadi sudah kalem, dia bisa bikin ulah apa ya? Apa dia ngajak berantem orang lewat? Atau menggoda resepsionis? Ah! Jangan-jangan dia mabuk dan naik ke lampu gantung!’Tebakan Manda sudah mulai tak masuk akal.“Argh! Kenapa ya dia nggak bisa tenang sedikit hidupnya. Bikin pusing. Aku kayak babysitter, jagain anak orang kaya yang bengal,” keluh Manda, kesal. Tak sabar menunggu lift menuruni tiap lantai, Manda menepukkan ujung sandalnya ke lantai lift. Ia sedang menimbang juga respon apa yang harus ia berikan kalau benar Raffael terlihat menggantung di atas lampu hotel. Namun, ia malah jadi tertawa membayangkan adegan itu. “Kurasa mending aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 1. Gigolo Untukmu Malam Ini

    “Laki-laki sialan!"Manda Adinata menggerutu dengan suara diseret. Netranya sudah basah lagi oleh air mata. Walau sudah satu minggu sejak ia memergoki perselingkuhan calon suaminya, rasa sakit di hati tak kunjung reda.‘Lihat saja! Bukan cuma kamu yang bisa bersenang-senang dengan perempuan lain! Aku juga bisa!’ batin Manda. Tangan Manda sudah mengepal erat, menahan keinginan untuk meneriakkan semua amarahnya. Ia tidak peduli berapa gelas minuman beralkohol yang ditenggaknya. “Nona, sepertinya ponsel Anda bergetar.” Bartender melirik benda kotak yang tergeletak di meja. Tanpa merespon sang bartender, Manda langsung meraih ponsel itu dan menjawab, “Ya, halo!”Mendengar suara Manda yang mabuk, lawan bicaranya langsung memprotes dari ujung sambungan telepon.“Ugh! Apa kau sudah minum-minum duluan, Manda?! Cepatlah datang! Pria yang kusewa sudah di sini. Ruang satu sembilan ya. Satu sembilan.”“Ya, ya. Satu sembilan satu,” gumam Manda.Manda langsung mematikan ponselnya dan membayar mi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 2. Salah Sasaran

    “Hm ….” Manda bergumam pelan. Netranya menjelajah langit-langit putih di atasnya. “Aku di mana?”Seolah ada sistem di kepala yang mengatur jalannya ingatan, semua yang terjadi semalam terputar kembali. Napas Manda tersentak dua kali. Karena kaget atas ingatan semalam dan juga rasa sakit yang tiba-tiba menyerang dari area mahkota kewanitaannya.‘Nggak mungkin! Aku semalam minum di bar dan ketemu Ike—nggak, nggak. Aku nggak ingat ketemu dia. Kenapa dia nggak ada di ruangan?!’ Merasa perlu menjawab semua pertanyaan di pikirannya itu, Manda segera mencari ponselnya dan berniat menghubungi sang sahabat. Yuike.Baru saja jarinya akan menekan tombol hijau, sedikit gerakan dari sisi samping tempatnya duduk membuat Manda tertegun, panik. ‘Aku nggak sendiri di sini?!’Tak berani menoleh untuk melihat siapapun dia yang sedang berada di ranjang yang sama, Manda segera menjejalkan ponselnya lagi ke dalam tas. Pikirannya penuh dengan sumpah serapah. ‘Gila! Manda, kamu gila! Padahal cuma minta te

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 3. Presdir-ku Gigolo Semalam

    “Maaf, Bapak mau menghadiri rapat pemegang saham PT Djaya Tambang?” tanya Manda. Gadis itu akhirnya tiba di kantor setelah Yuike melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.Hari pertamanya bekerja bertepatan dengan rapat pemegang saham luar biasa diselenggarakan. Sebagai seorang sekretaris baru, tugas pertama Manda adalah menjadi resepsionis di rapat pemegang saham PT Djaya Tambang. Pukul 9.10 waktu Jakarta, pintu ruangan ditutup karena rapat sudah dimulai. Manda kira, sudah tidak ada lagi yang datang. Namun ternyata, tebakannya salah. Masih ada seorang pria yang kini masih berdiri di hadapannya. Manda merasa, pria di hadapannya ini memandangnya tajam. Pria yang datang terlambat itu adalah Raffael Indradjaya. Karena ingatannya yang samar, Manda tidak mengenalinya. Kemudian pria di hadapannya tadi mengangguk. Tatapan mautnya benar-benar membuat Manda tak nyaman. Canggung, Manda pun bertanya, “Maaf, dengan bapak siapa, Pak?”Manda masih menunggu si peserta rapat yang terlambat it

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 4. Kucing-kucingan

    “Manda! Dengar saya nggak, Manda?!”Elena berbisik. Nadanya penuh penekanan. Pasalnya, staf junior yang sedang menerima perintah darinya itu malah menjauhkan telinganya dan melamun seperti orang tak sadarkan diri.Untungnya, Manda segera tersadar dari lamunannya dan langsung teringat pada sang atasan. Ia langsung berjongkok di sebelah Elena sambil berbisik, “Ma–maaf, Bu. Saya kaget dengar kita punya presdir baru.”“Ya … kan, Bu Camelia naik jadi CEO. Posisi presdir jadi kosong.” Elena menjelaskan dengan singkat. “Kamu dengar saya nggak tadi? Nanti kamu urus payment sama pihak restoran. Ini kartunya. Jangan lupa tambahin porsi kamu sama Yana dan Jenny.”Mendengar itu, Manda buru-buru menjalankan rencananya untuk menghilang dari rapat itu. “Maaf, Bu. Saya tadinya mau izin. Badan saya nggak enak, Bu.”Wajah Elena terlihat gusar dan sedikit kecewa. Hal itu membuat Manda merasa sangat bersalah karena sudah berbohong. “Bisa tahan sampai makan siang selesai nggak?” tanya Elena mencoba mengo

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 5. Bayar Pakai Tubuhmu Saja

    “Banyak yang saya mau dari kamu, Manda Adinata.”Wajah Manda terlihat kaget. Ia belum berkenalan dengan sang presdir, tetapi sudah tahu namanya. “Kenapa? Kaget saya tahu nama kamu?” ledeknya yang masih tak melepaskan Manda dari kungkungan kakinya. “Saya tanya Elena, karena saya mau nagih utang.”Mendengar itu, Manda dengan yakin berkata, “Utang?! Saya udah kasih semua uang saya di nakas hotel. Bulan ini saya sudah nggak ada uang, Pak.”Sontak Raffael tergelak. Namun, netranya tak tampak seperti sedang tertawa. Malahan pria itu seperti akan memakan Manda kalau ia lengah sedikit saja.Dengan nada penuh ancaman, Raffael berkata pelan, “Ya, ya. Uang itu. Kau membuatku rugi karena lembaran uang sialan itu.”“Rugi? Saya kan bayar, Pak,” protes Manda dengan kening berlipat.Raffael mendengus. “Bayar?! Kamu sudah menyebut saya gigolo di depan umum. Kamu juga mencuri kemeja saya. Dan hari ini kamu korupsi jam kerja dengan pulang cepat.”Wajah Manda pucat pasi. Semua yang disebutkan benar-bena

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 6. Bayar Cicilan Pertama

    ‘Senang?!’ pekik Manda dalam hati. ‘Senang kepala kau peyang! Kau doang yang senang bapak tua kelebihan hormon!’Namun, ia juga tidak punya pilihan lain selain menuruti apa yang dikatakan oleh Raffael. Sekejap, mereka tiba di depan lobi sebuah hotel. Hotel yang ia datangi kali ini 5 kali lebih mahal dari hotel kemarin.“Turun.” Raffael memberi perintah.Menurut, Manda segera melangkahkan kaki keluar dari mobil dan mengekor di belakang Raffael. Ia terus saja meremas tangannya yang terkepal, tidak tahu apa yang akan terjadi padanya setelah ini. Malam itu, ia mabuk saat bercinta dengan Raffael. Namun sekarang, ia sedang dalam kondisi sadar. Ia tidak tahu apakah ia akan serela itu disentuh oleh pria yang baru 2 kali ditemuinya.Tak menyadari ke mana langkah membawanya, ia terkejut saat Raffael berhenti di depan sebuah restoran. “Selamat datang, Pak Raffael. Ruangan seperti biasa?” tanya staf restoran sambil melirik melewati bahu Raffael. Pria itu bergumam singkat. Kemudian staf restor

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 7. Nyaris Kena Tuntutan Baru

    “Nggak nyangka aku bisa dibuat ketawa seperti ini. Manda Adinata. Besok bakal seperti apa ya dia?” Raffael tergelak di dalam mobil setelah Manda menutup pintunya.Sementara mobil sedan hitam itu melaju meninggalkan kediaman Manda, gadis yang pulang dengan wajah kusut itu mendapat tatapan penuh perhatian dari sang ibu. “Manda, wajahnya kesal banget kayaknya?” sapa ibunda. “Ada apa, Nak? Apa pekerjaan kamu nggak berjalan baik?”Manda menggeleng. “Nggak, Ma. Manda nggak apa-apa. Manda udah makan, jadi langsung ke kamar ya.”Tak ingin menambah beban putrinya, wanita tua itu membiarkan saja Manda melakukan apa yang diinginkan. Sampai di kamar, Manda tidak langsung mandi. Ia menghubungi Yuike dan menceritakan kejadian gila hari ini. “Mampus nggak sih kamu, Nda?! Kau bakal sekantor sama dia. Bahkan dia bos besarmu!” komentar Yuike, ikut panik. “Mending kamu cari kerjaan baru. Aku bantuin.”Manda menganggukkan kepalanya walau Yuike tak bisa melihat. “Benar. Sebaiknya aku segera mengundurka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18

Bab terbaru

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 101. Intruder! Raffael SUS!

    “Kenapa Pak Raffael?!” Manda segera mengganti celana pendeknya dengan yang panjang, sementara ponsel masih terjepit antara bahu dan telinga.“Sebaiknya Nona ke lobi dulu.”Panik, Manda segera keluar dari kamarnya. “Oke, oke. Saya ke sana.”Dengan langkah cepat ia mencapai lift dan turun menuju lobi. Pikirannya penuh dengan tebakan. ‘Duh! Kayaknya tadi sudah kalem, dia bisa bikin ulah apa ya? Apa dia ngajak berantem orang lewat? Atau menggoda resepsionis? Ah! Jangan-jangan dia mabuk dan naik ke lampu gantung!’Tebakan Manda sudah mulai tak masuk akal.“Argh! Kenapa ya dia nggak bisa tenang sedikit hidupnya. Bikin pusing. Aku kayak babysitter, jagain anak orang kaya yang bengal,” keluh Manda, kesal. Tak sabar menunggu lift menuruni tiap lantai, Manda menepukkan ujung sandalnya ke lantai lift. Ia sedang menimbang juga respon apa yang harus ia berikan kalau benar Raffael terlihat menggantung di atas lampu hotel. Namun, ia malah jadi tertawa membayangkan adegan itu. “Kurasa mending aku

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 100. Logika dan Hati

    “Saya—”Ting! Tong!Manda tercekat. Tatapannya beralih pada pintu kamar. Seseorang sepertinya mencari Raffael. “Abaikan saja, Manda.” Raffael menyentuh pipi Manda dan membawa pandangan gadis itu untuk kembali menatapnya. Kemudian ia meremas lembut tangan Manda seraya berkata, “Jadi, apa berarti kau … juga jatuh cinta padaku?”“Saya—”Ting! Tong!Raffael mengepalkan tangan, kesal dengan interupsi dari siapapun yang sedang berdiri di depan kamarnya. “Saya lihat dulu, Pak.”Kecewa dan frustasi, Raffael melepaskan genggaman tangan mereka. Sambil mengeringkan air mata yang sedikit membasahi wajahnya, Manda turun dari tempat tidur. Kemudian, mengecek siapa tamunya lewat lubang pintu dan terkejut karena Belinda ada di sana. “Mbak Belinda, ada apa?” tanya Manda setelah pintu terbuka. “Ah … maaf, Mbak Manda. Saya tadi sudah mau pulang, tapi resepsionis bilang mereka sudah ke kamar Mbak Manda untuk memberikan kunci tapi nggak ada siapa-siapa di dekat kamar.”Sekretaris milik CEO Han itu m

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 99. Bukan Cinta Sepihak

    Deretan pertanyaan Manda membuat Raffael tertegun. Ia tahu, sekeras apapun ia menolak pertunangannya dengan Catherine, bukan berarti hubungan itu jadi tidak ada. “Yeah. Kau benar soal pertunanganku dengan Catherine, Manda.” Raffael menjawab perlahan semua ucapan sekretarisnya. “Aku berniat membatalkan itu.”Manda tertegun. Ia tak tahu apa makna di balik jawaban Raffael. Apakah ia setuju untuk menyudahi kontrak atau mereka tetap harus berpura-pura menjadi sepasang kekasih dan menunjukkan pada keluarga dan juga pihak Soreim?Untuk menghindari kesalahpahaman, Manda pun bertanya, “Jadi, apakah kita bisa sudahi kontrak ini, Pak?”Raffael menggeleng. “Tidak.”Manda terlihat lesu. Ia pikir ia tak perlu menyusahkan sang ayah soal biaya untuk vas antik yang pecah itu, kalau sang atasan setuju menganggap kontrak itu tak ada.Namun, kalau Raffael tak menyudahi kontrak, hal yang bisa dilakukan Manda adalah memaksanya dengan perjanjian untuk membayar utang. “Pak, sebenarnya saya membahas ini ka

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 98. Menyelesaikan Kontrak

    Elena: Manda, sudah mau jam 5. Kita lanjut besok.Manda mengerjapkan mata. Ia terlalu fokus bekerja dan tak memperhatikan waktu berlalu cepat.“Astaga! Udah jam 5!” serunya sambil merenggangkan badan yang kaku karena sejak tadi duduk di depan laptop.Ia memutuskan untuk memesan makanan. Dan sementara menunggu ia memilih untuk menyegarkan tubuh dengan mandi. Namun, bel pintu kamarnya malah ditekan oleh seseorang tepat ketika ia hendak memasuki kamar mandi. “Hm? Nggak mungkin kan makanannya datang secepat itu?”Dipakainya lagi baju yang sudah ia tanggalkan dan melangkah menuju pintu. Ia menutup satu matanya untuk melihat dari lubang itu, siapa yang ada di depan kamarnya.“Hm? Pak Damian bukan sih itu?” gumam Manda sedikit ragu. Pasalnya ia tidak tahu kalau atasannya juga punya jadwal bertemu dengan CEO D&D Jewelry. Dengan cepat Manda membuka pintu dan ia terkejut. Tidak hanya ada Damian di sana. Selain Raffael yang berdiri sambil berpegangan dengan Damian, ada 1 orang yang tak perna

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 97. Berubah Jadi Liburan

    “Diam di kamar ini, Manda. Jangan ke mana-mana.” Raffael mengedipkan mata sebelum ia akhirnya keluar dari kamar. Manda pun hanya bisa menghela napas panjang. Lelah dengan kelakuan sang bos. “Ha! Jangan kira aku akan menurut saja,” gumam Manda.Ia menunggu beberapa saat kemudian menarik lepas kunci dari slot listrik dan keluar dari kamar. Gadis itu berencana memesan kamar lain. ‘Kalau cuma 2 juta aku bisa pakai duit sendiri lah! Lagian aku bakal coba minta ganti ke kantor.’Manda berdiri di depan pintu lift, menunggu benda itu terbuka. Ia harus kembali ke resepsionis dan memesan kamar. Namun, ketika lift terbuka, Belinda muncul dengan wajah sedikit panik. Begitu melihat Manda, ia langsung terlihat lega. “Oh God! Syukurlah Anda keluar, Mbak Manda. Saya kepikiran kalau-kalau Anda butuh kamar lain.”Manda terkejut tetapi bersyukur. “Astaga! Iya benar, Mbak Belinda. Saya baru mau ke resepsionis untuk pesan kamar, karena saya nggak tahu cari Mbak di mana.”Belinda meraih tangan Manda dan

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 96. Kasurnya Terpisah. Aman.

    Ha! Ha! Ha!Raffael benar-benar tergelak mendengar tebakan Manda. “Benar, sih. Kita sedang dalam pelarian, tapi bukan karena utang.”Bibir bawah Manda ditekannya keluar. “Dulu kan Bapak sering bikin saya ngutang, saya pikir Bapak nggak punya duit mungkin,” ejeknya.“Manda, stop bikin lelucon,” rintihnya sembari memegangi perut. “Aku lelah tertawa.”Sang sekretaris hanya berdecak kesal. “Ish! Terus apa alasannya kita sampai buru-buru?”“Soreim.” Raffael mengatur napas setelah kelelahan tertawa. Dahi Manda berkerut tak mengerti kenapa sang atasan menyebut nama keluarga calon mertuanya. “Soreim? Kenapa?”“Mereka membuntutiku.” Raffael menjawab seraya mengecek kelengkapan Manda sebelum pesawat lepas landas. “Aku minta rekan bisnisku di Surabaya untuk mengirimkan undangan untukku, jadi aku bisa pergi dari Jakarta.”Rahang Manda seolah jatuh mendengar kenyataan itu. “Jadi, ini nggak benar-benar dinas?”Raffael memamerkan cengiran polosnya, seolah tak ada yang salah dengan ‘dinas pura-pura

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 95. Dinas Yang Seperti Pelarian

    “Ngomong-ngomong, Pak, kenapa tiba-tiba ada jadwal perjalanan dinas?” tanya Manda dengan nada heran. “Nggak ada yang kontak saya minta ketemu Pak Raffael.”Raffael tersenyum penuh kebanggaan. Ia mengeluarkan secarik kertas dari kantong yang ada di belakang jok depan mobil. “Ini.”Manda menerima surat dengan kop surat milik perusahaan cabang Surabaya. “Cabang Surabaya? Mereka datang ke Jakarta kan, Pak? Kok mereka nggak kasih tahu Bu Elena atau saya?”Namun, Raffael menggeleng. “No. Kita ke Surabaya, Manda.”“Ha?!” Manda mulai protes. “Tapi Pak, saya nggak bawa baju kalau harus ke luar kota.”“Kau bisa pakai bajuku, Manda,” ujar Raffael sambil mengedipkan satu matanya. Manik mata Manda berputar, tak habis pikir dengan sifat kekanakan atasannya yang selalu muncul kalau mereka sedang berdua. “Ya, ya.”Raffael baru saja berniat memejamkan mata, tetapi Manda masih melontarkan pertanyaan. “Tapi Pak, Bapak kan harus pidato!”“Biar saja mereka cari pengganti saya. Saya sudah kasih tahu Cam

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 94. Perjalanan Dinas Dadakan

    “Semangat! Ria, Ci Melly!” seru Manda di depan pintu lobi. Setelah fokus persiapan acara pameran marketing selama dua minggu, akhirnya hari H tiba. Ria dan Melly yang akan mengurus kedatangan para pemegang saham dan komisaris Djaya tambang. Raffael juga akan hadir untuk memberikan sepatah dua patah kata dalam acara itu. “Enaknya kalian! Kantor sepi bisa makan cemilan!” seru Ria, memasang wajah pura-pura cemberut. Elena mendengus geli. “Nggak sepi juga kamu terus aja ngemil, Ria.”Mereka tertawa bersamaan. Setelah itu, mau tak mau mereka harus berpisah. Mengerjakan tugas masing-masing. “Oke. Kerjaanmu gimana Manda?” tanya Elena sambil merenggangkan tubuhnya. Mereka sama-sama berbalik ke dalam kantor, menuju ruang kerja. “Saya tinggal nunggu respon para pemegang saham, Bu. Soal kedatangan mereka di rapat.”Elena mengangguk tenang. “Saya baru dapat agenda rapat pemegang saham luar biasa kali ini.”“Soal apa memang bu? Kemarin padahal baru rapat pemegang saham kan.”Elena kemudian m

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 93. Raffael Terjebak

    Hari Senin. Sampai detik ini, Manda dan Diana belum membahas soal pembatalan kontrak pada Rowan. Manda berniat untuk membahasnya dulu dengan Raffael. Kalau memang presdirnya itu mau menunggu sampai sang ayah mendapatkan pinjaman, barulah ia membahasnya dengan Rowan.Namun, kenyataan sepertinya tak berniat mendukung. Pagi ini Elena sudah langsung mengajak rapat dengan wajah seriusnya.“Kita mesti bagi tugas,” ujar Elena membuka rapat. Ketiga anak buahnya mengangguk paham. Bahkan Manda sudah lupa masalah hatinya. Kalau Elena sudah terlihat serius, jelas beban pekerjaan tak akan mudah.Kemudian, kepala sekretaris itu beralih pandang pada Manda. “Saya juga sudah bilang sama Pak Raffael untuk pinjam kamu bantuin salah satu kegiatan kantor.”“Baik, Bu.”Mendengar nama bos-nya, hati Manda seperti diremas perih. Namun, ia berusaha fokus pada tugasnya. Jangan sampai ia dianggap mencampur urusan pribadi dengan pekerjaan.Untungnya, sejak kemarin ia memberitahu Elena mengenai hubungannya deng

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status