"Apa? Sejak kapan, dok? Setahu saya ayah saya baik-baik saja. Kenapa bisa seperti itu?" cerca Mila. Ia tak mengerti kenapa ayahnya merahasiakan hal yang seperti ini."Iya, sejak dua tahun terakhir. Waktu itu pasien ke sini mengeluh dadanya sakit. Kebetulan saya waktu itu dokter jaga yang memeriksa kondisi pasien. Untuk saat ini sudah mendapatkan penanganan dari dokter yang spesialis. Dan Mbak sebagai keluarga pasien tolong diurus administrasi agar bisa lebih cepat proses operasi. Karena jalan yang terbaik saat ini adalah pemasangan ring," jelas dokter.Hati Mila sangat sakit. Selama dua tahun ia tak tahu jika ayahnya memiliki penyakit yang cukup serius. Bahkan ibunya juga mungkin tak tahu karena ayahnya terlalu rapat menjaga rahasia. Jantung Mila terasa berdegup kencang. Ia membiarkan Rian mengurus administrasi karena Mila seperti tak sanggup untuk menompa dirinya. Air matanya luruh seperti aliran sungai yang tak terbendung. Tak lama berselang Pak Seno dibawa ke ruang operasi. Mila
[Mila, anakku sayang. Kamu adalah putri yang paling ayah sayang. Sebenarnya ada banyak hal yang ayah sembunyikan dari kamu dan juga ibumu. Pertama, kamu Sebenarnya memiliki saudara tiri. Ayah pernah batal menikah dengan seorang wanita sebelum ibumu. Tetapi semua itu bukan keinginan ayah. Ayah hanya tak bisa menjaga diri dan akhirnya wanita itu berhasil memperdaya ayah. Dan dia hamil. Tetapi semenjak saat itu ayah tak tahu lagi kabarnya. Dan ayah juga tak ingin mencari tahu tentang itu. Ayah yang mencintai ibumu kemudian menikahi ibumu dan kemudian lahirlah kamu. Sewaktu ayah tahu kamu disakiti oleh Adam, Ayah sangat marah karena anak ayah telah disakiti oleh orang yang tak bertanggung jawab. Tetapi yang jelas kamu adalah pewaris harta milik ayah. Tak ada yang berhak selain kamu, Mila. Dan satu lagi, ayah mengalami sakit. Yang entah kapan saja bisa merenggut kebersamaan kita. Ayah senang kita bisa tinggal bersama. Tetapi kalau saja kamu tahu ayah sangat lah cinta sama kamu dan juga ibu
Mila langsung menoleh melihat orang yang tak ia kenal dan bukannya menolong justru pergi begitu saja. Rian langsung menolong Mila. "Kamu nggak apa-apa, Sayang?" tanya Rian. "Nggak apa-apa. Terus kita mau kemana?" balas Mila."Kita sebaiknya ke kantor! Di kantor harus ada rapat komite dan pemegang saham sepeninggal ayah. Karena sampai saat ini perusahaan belum ada yang memegang. Kamu lah yang berhak mengurus semua, Sayang," sahut Rian. Ia sebenarnya sudah sejak tadi ingin mengajak Mila ke kantor hanya saja Mila masih keukeuh mencari tahu tentang Yana dan ia menemani saja.Mila mengangguk pelan. Setelah ganti pakaian di rumah, Mila segera menuju ke kantor. Memang sudah saatnya kantor mencari pengganti. Dan dia lah satu-satunya pewaris. Bisa dibilang pewaris tunggal. Setelah sampai di kantor, Mila langsung memerintahkan kepada Sera untuk mengurus rapat sesegera mungkin. Setidaknya kantor harus ada yang memegang. Dan dia mau tak mau harus mengurus semuanya.Tiga jam berselang akhirnya r
Mila diam sejenak. "Lalu sebenarnya apa motif perempuan itu infonya mengganggu perusahaan kami?""Besar kemungkinan kalau saudara tiri Anda ingin mendapatkan harta dari almarhum Pak Seno. Karena sudah jelas kalau anak yang diakui oleh Pak Seno hanyalah Mbak Mila. Bisa jadi dia menaruh dendam. Yang saya ketahui juga adalah ibunya perempuan itu sudah meninggal lama karena frustasi," imbuh Pak Hamdan.Mila manggut-manggut saja. "Apa perempuan itu telah menikah?" "Sejauh informasi yang saya dapat belum. Dia Belum menikah. Tetapi dia punya usaha berupa toko pakaian yang cukup besar. Hanya itu," jawab Pak Hamdan. Tak ada informasi lagi yang Pak Hamdan sampaikan akhirnya orangnya undur diri.Mila akhirnya percaya kalau Yana memang orang yang tak baik. Ia gegas harus menemui Yana sekarang juga. Ia berusaha menghubungi nomor telepon Yana tetapi tak tersambung dan selalu dialihkan. Akhirnya Mila ke ruang kerja Rian dan ternyata Rian cukup sibuk. Akhirnya Mila mengajak Sera untuk menemaninya be
"Sebaiknya aku saja yang membawa mobil, Mila. Aku khawatir kalau kamu yang bawa," usul Sera.Mila dengan senyap memberikan kunci mobil kepada Sera. Sepanjang perjalanan Mila hanya melamun. Ia memikirkan banyak sekali yang ada di pikirannya. Ia tak menyangka jika hidupnya akan seperti ini. Ia mengira ayahnya memang orang yang sangat bertanggung jawab ternyata di sisi lain orang juga memiliki kesalahan. Tetapi sayang sekali sampai meninggal pun ayahnya tak menyampaikan hal itu. Harus sampai meninggal baru Ia mengetahui semuanya. Kalau saja masih ada tentu Mila bisa menjaga dengan baik hubungan nya dengan saudara tirinya. Tetapi nasi sudah menjadi bubur. Ia tak bisa mengubah apa yang ada."Mila?" Panggil Sera dengan menepuk pundak Mila."Eh iya," sahut Mila terkejut."Kita sudah sampai. Ayuk turun!" ajak Sera. Sebenarnya ia sudah beberapa memanggil Mila tetapi Mila tak mendengar hingga akhirnya menepuk pundak Mila.Begitu masuk ke dalam kantor Mila masih begitu sedih. Ia masih khawatir j
Tiba-tiba Mila terisak. Rian langsung menoleh dan hendak mengusap air mata Mila. "Sayang," panggil Rian lembut. "Aku nggak memaksa untuk segera punya anak. Aku punya kamu itu sudah sangat membahagiakan untukku. Sudah ku katakan berkali-kali kalau masalah anak itu urusan Tuhan. Kita hanya perlu berusaha saja.""Tapi kita tahu dalam pernikahan itu juga salah satu cara agar keturunan kita bisa survive. Apa kamu menikah lagi saja untuk bisa mendapatkan anak?" usul Mila.Rian terkejut. Kenapa bisa Mila mengatakan hal begitu. Tak mudah bagi seorang perempuan akan mengatakan itu kalau dirinya sedang tak baik-baik saja. "Aku terlalu sayang sama kamu, Mila. Aku tak akan pernah melakukan itu. Seumur hidupku hanya kamu yang akan aku miliki." Mila hanya terdiam. Ia tahu Rian memang tak pernah menuntut karena anak. Tetapi walau bagaimana pun kehadiran anak tentu pasti didambakan oleh pasangan suami istri. Kehamilan nya waktu itu menunjukkan jika memang Mila tak mandul. Ia bisa hamil. Tetapi sete
Tak butuh waktu lama. Orang tua Rian pulang keesokan harinya. Karena memang urusannya hanya ingin bertemu dengan Mila dan belum sempat datang saat pemakaman Pak Seno. Rian mengantarkan orang tuanya sampai ke terminal. Sedangkan Mila tetap harus bekerja seperti biasanya. Tetapi pikiran Mila hari ini begitu kacau. Dan hal itu diketahui oleh sekretaris nya yaitu Sera yang masuk ke dalam ruang kerja Mila tetapi tak disadari oleh Mila."Bu Mila," panggil Sera untuk yang kesekian kalinya."Oh, iya? Ada apa, Sera?" tanya Mila."Saya perhatikan Bu Mila kok dari tadi melamun saja? Saya sudah memanggil beberapa kali tetapi tak didengarkan," balas Sera."Oh iya, Sera. Aku lagi kepikiran sama mertuaku. Mereka mendesak untuk aku bisa segera hamil. Kamu tahu 'kan kalau waktu itu aku sempat keguguran. Tetapi kemarin mereka datang untuk segera menginginkan aku hamil," cerita Mila dengan wajah cemas."Kenapa bisa begitu? Anak itu adalah titipan. Kalau memang belum waktunya maka ya belum bisa kita memi
"Untuk saat ini sebaiknya Bu Mila selalu berpikiran yang jernih. Jangan memikirkan sesuatu yang berat. Terlebih mungkin Bu Mila bisa beristirahat di rumah atau healing kemana yang bisa membuat pikiran Bu Mila menjadi lebih tenang dan terbuka. Memang kondisi organ reproduksi Bu Mila sehat tetapi kalau kondisi psikis Bu Mila sedang banyak pikiran itu bisa memicu," jelas dokter.Mila menghela napas. Ternyata masih saja dirinya yang bermasalah. Di saat ia memang butuh dukungan terlebih Rian dinyatakan sehat juga. "Dok, kalau pakai program bayi tabung bagaimana?" tanya Mila."Itu adalah jalan terakhir kalau jalan yang alami bisa ditempuh. Lagi pula tak ada masalah juga di organ ibu maupun bapak," jawab dokter.Mila berpikir kalau ia tadi langsung hendak program dengan bayi tabung. Tetapi penjelasan dokter membuat perasaannya menciut. Ia kemudian terdiam. Ia memang harus memperbaiki pola makan dan juga pikirannya yang jernih lagi. Rian dan Mila kemudian pulang. Sebelum nya Mila membeli beb
Sementara itu Bapaknya Rian juga masih ingin lebih lama dengan Rian. Karena saat ini Callista juga sebagai tidur karena pasti lelah setelah perjalanan cukup panjang. "Jadi kamu sekarang menjadi direktur utama di perusahaan milik keluarga Mila?" tanya Bapak. "Iya, Pak. Terima kasih atas didikan Bapak sampai akhirnya aku berada pada titik ini," sahut Rian."Itu karena semua kamu sendiri, Rian. Kamu memang anak yang sangat berbakat dalam segala hal. Bapak hanya ingin menyampaikan kalau Bapak bangga dengan kamu yang gigih dalam melakukan segala hal. Intinya kamu harus selalu menjadi diri yang jujur dalam segala hal. Dan jangan sampai kamu menyakiti istri! Karena kebahagiaan istri adalah ladang rejeki untuk kamu. Semakin kamu bisa membahagiakan istri tentu rejeki akan mengalir deras," balas Bapak. Ia sudah bertahun-tahun menjalankan pernikahan dengan ibunya Rian dan ingin memberikan teladan yang baik kepada anak-anaknya. "Maafkan Bapak yang waktu itu memaksa kamu untuk menikahi Ajeng kare
Ibunya Rian menceritakan kalau sejak satu tahun terakhir Bapaknya mengalami sakit. Ia tidak dinyatakan sakit apa oleh dokter. Tetapi menurut dokter karena banyak pikiran. Bapak juga mengakui kalau dirinya sakit karena terlalu memikirkan Rian yang tak kunjung pulang. Ia tak mau menghubungi Rian dan meminta Wega untuk menghentikan komunikasi nya dengan Rian untuk membiarkan Rian pulang dengan sendiri nya. Ternyata Rian akhirnya pulang hari ini dan membuat semuanya menjadi clear. Wajah cerah tampak jelas di muka Bapak. Menurut ibunya Rian, Bapak nya memang agak berkurang. Hal itu membuat Bapak menjadi lebih kurus dari sebelumnya. Ia hanya terus memikirkan Rian dan Rian. Ia merasa begitu bahagia karena anak nya pulang dengan membawa cucu serta menantunya juga. Bapak telah lama menyesali perkataan nya waktu itu untuk mengusir Rian dan tak akan menerima Rian kembali lagi. Tetapi sebagai seorang ayah tentu ucapan itu hanya kemarahan sesaat. Ia tak benar-benar mengucapkan itu. Tetapi hal it
"Nyata, Sayang. Bukan mimpi lagi," sahut Rian. Ia juga begitu tak percaya tadi."Aku seperti mimpi saja," balas Mila.*Satu tahun kemudian. Kini usia Callista sudah satu tahun. Ia merayakan hari ulang tahunnya bersama dengan Mila dan Rian. Rian kini juga telah menjabat sebagai direktur utama di perusahaan milik Ayahnya Mila. Mila mempercayakan semuanya pada Rian. Ia juga tak mau ketinggalan untuk melihat tumbuh kembang Callista. Ia memilih mengelola resto saja. Jaraknya juga hanya melompat pagar rumah nya saja. Tak perlu naik kendaraan. Callista tumbuh dengan baik dan juga sehat. Ia juga sudah mulai belajar berjalan. Dengan tingkah lucu dari seorang anak.Seperti perayaan acara tujuh bulanan, acara ulang tahun Callista juga digelar di resto. Dengan menggratiskan semua pengunjung selama satu hari penuh. Tepat pukul dua belas siang, Mila dan Rian mengajak Callista bernyanyi bersama dengan pengunjung yang saat itu datang. Dengan kue tart berkarakter lucu beserta angka satu yang menjad
Setelah kepergian Bu Widia akhirnya keesokan harinya Mila diperbolehkan untuk pulang. Sesuai dengan janji Mila yang akan menempati rumah samping rumah restonya. Ternyata rumah itu cukup besar jika dibandingkan dengan rumah restonya. Ia tak pernah melihat rumah itu sebelum nya. Karena ia hanya fokus sama rumah nya sendiri. Juga ia tak pernah melihat ke kanan dan ke kiri. Begitu Mila masuk ke dalam rumah ia disambut oleh dua orang. Satu ia memang tak mengenal sebelum nya. Ia tampak seperti baby sitter dengan pakaian yang khas. Tetapi di samping itu begitu familiar. Mila seakan mendapatkan kembali orang yang selama ini telah setia bekerja di rumahnya. "Bibi," serunya.Bibi telah kembali ke rumah Mila yang baru. Ia telah diminta oleh Bu Widia untuk kembali bekerja di rumah Mila. Mila begitu bersyukur. Callista segera digendong oleh baby sitter yang setelah tahu bernama Mbak Sisil. Usianya juga sudah berkepala empat tetapi orang nya meminta untuk dipanggil Mbak saja. Mila melihat rumah i
"Callista?" tanya Mila.Rian mengangguk. "Ya, kita beri nama anak kita Callista, bagaimana?""Setuju. Callista, semoga dia bisa jadi anak yang sesuai namanya, ya? Gemar akan kebajikan dan menjadi Wanita paling cantik. Cantik sikap maupun juga cantik wajah," sahut Mila. Ia kemudian mengecup kening bayinya yang telah diberikan nama Callista.Rian kemudian menyuapi Mila makanan yang telah ia beli sebelum nya. Karena ia begitu sayang pada sang istri. Ia begitu kagum dengan pengorbanan Mila yang berjuang untuk melahirkan sang buah hati. Terlebih Mila dalam keadaan yang begitu lemah tetapi Mila dapat bertahan sampai akhirnya berhasil dengan selamat sampai sekarang. Mila awalnya menolak karena ia tak mau disuapi. Tetapi akhirnya mau saja karena Rian memintanya untuk menuruti saja keinginan Rian yang ingin menyuapi dirinya. Ia melihat Rian begitu sabar dalam mendampingi dirinya yang berjuang.Tak terasa sama suapan terakhir. Mila kemudian merasa di sekitar payudara nya nyeri. "Aduh, kenapa s
Saat Mila hendak dilepaskan terlihat pakaian Mila bagian bawah nampak basah. "Siapa yang menyiram kamu? Kok basah semua baju kamu?" gumam Joko.Bu Widia yang menyadari kalau Mika hendak melahirkan justru mendorong tubuh Joko dan membantu Mila Melepaskan semua tali yang menempel pada tubuhnya. "Cepat buka mobil dan angkat Mila ke dalam mobil!" perintah nya.Rian segera mengangkat tubuh istrinya ke dalam mobil. Dan mobil pun dengan cepat melaju dan hampir saja menabrak beberapa pengendara lain. Tetapi berhasil sampai di rumah sakit dengan selamat. Rian segera membawa Mila ke ruang UGD dan melihat kondisi Mila begitu lemah. Rian menemani Mila, ia ingin menepati janjinya ketika melahirkan nanti ia akan menemani Mila di samping nya. "Pak, ini air ketubannya sudah habis. Jadi nggak memungkinkan untuk melahirkan normal,'' ujar Dokter yang telah melihat kondisi Mila."Lakukan yang terbaik untuk istri saya, Dok!" sahut Rian. Ia sudah cemas melihat Mila dalam kondisi lemas.
Keesokan harinya, Bu Widia mengabarkan kalau akan ada orang yang memantau rumah resto Mila. Karena dirasa tak aman karena adanya anak buah Yana yang berkeliaran. Mila dan Rian cukup berterima kasih karena ternyata ada orang yang masih ada di pihak mereka untuk saat ini. Bu Widia telah menyuruh orang juga untuk mengawasi perusahaan milik keluarga Mila serta rumah Yana juga. Karena Bu Widia benar-benar ingin membantu keluarga teman lamanya. Rian juga fokus mengurus resto saja. Ia juga harus menjadi suami siaga yang menjaga istrinya jika Sewaktu-waktu akan melahirkan. Karena menurut dokter HPL hanya sebagai perkiraan saja. Tetapi yang namanya takdir tidak akan bisa ditentang. Begitu juga kapan anaknya akan lahir. *Satu bulan berlalu.Bu Widia mengabarkan jika Yana telah ditangkap. Rian yang mendapatkan kabar itu langsung meminta izin ke kantor polisi untuk mengecek kebenaran. Mila diminta untuk selalu di rumah serta memegang ponsel jika Sewaktu-waktu ia akan m
"Lalu bagaimana dengan kami? Aku sudah mengatakan yang sebenarnya kepada kalian. Kenapa kalian tega membiarkan aku dan Sera dalam ketakutan," tanya Sera. Wajahnya seperti marah."Kamu bisa istirahat di kamar karyawan. Kan ada beberapa tempat tidur di sana. Kamu bisa pakai satu untukmu dan Sean. Kamu tahu sendiri kalau kamar kami hanya satu di sini. Apa kamu tahu siapa yang membakar rumahku, Sera?" sahut Mila. Ia hanya ingin mengetes Sera saja."Aku benar-benar nggak tahu. Aku juga tahu dari berita kalau rumah kamu kebakaran," jawab Sera. Kemudian Sean menangis. Sera mengatakan kalau Sean mengantuk. Mila kemudian mengantarkan Sera ke kamar khusus karyawan agar Sean bisa tidur dengan nyaman. Sementara itu Rian membawa rekaman pembicaraan nya dengan Sera ke kantor polisi. Beberapa kali Rian menoleh ke arah belakang mobil yang sejak awal tadi seperti mengikuti nya. Ia kemudian melewati jalanan yang selalu ramai kendaraan. Meskipun agak jauh. Agar ia merasa aman sepanjang p
Kenapa Yana melakukan semua itu? Dugaannya memang sangat tepat. Tetapi bagaimana menolong orang yang telah menjadi suruhan Yana begitu juga dengan istrinya. Ia harus berhati-hati karena Yana bukanlah manusia yang memiliki hati manusia. Hatinya sudah seperti iblis. Mungkin karena dia terlahir dari orang tua yang tidak memberikan dia kasih sayang. Sehingga ia seperti kurang kasih sayang dan tak ada yang mengarahkan dalam kebaikan. Itulah tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak agar bisa berfikir jernih dan juga bisa dihargai oleh orang lain.Rian juga harus berhati-hati. Ia kemudian memutuskan untuk meninggalkan kantor polisi dan telah membuat kesepakatan kalau pelaku tadi tidak memberitahukan kepada Rian. Seperti yang dikatakan oleh pelaku, kalau Rian sebenarnya sudah diikuti oleh orang suruhan Yana. Sehingga Rian juga harus santai seperti tak tahu apa-apa. Ia memutuskan untuk pulang ke rumah resto. Ia menyampaikan hal yang ia dapatkan dari kantor polisi. "Hah? Teg