Home / CEO / Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya / Bab 209 Reno Kesayangan Om Daddy

Share

Bab 209 Reno Kesayangan Om Daddy

Author: Buenda Vania
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Sanjaya yang kembali masuk melihat ibunya tengah mengusap air matanya. Tatapannya selalu melihat ke arah Renhart dan Reno bergantian.

'Apa yang sedang dipikirkan oleh Mama? Kenapa Mama terlihat begitu sedih?' ada banyak pertanyaan dalam benak Sanjaya, tapi pria itu berusaha mengacuhkan dan menyimpannya untuk nanti. Sekarang ia ingin menggoda wanita itu dan melihat apa reaksinya.

"Apa Mama mulai merindukan cucu Mama?" tanya pria itu sedikit ketus dan langsung dapat delikan tajam dari ibunya. Sanjaya duduk disofa sebrang Venti dan mengambil sebuah majalah. Sebelum membacanya, pria itu kembali mendengus tajam, "Jika rindu, Mama bisa datang ke kuburan palsu yang Mama buat sendiri dan menyapa dia di alam baka!"

Venty tidak mengatakan apapun Ia hanya mengunci mulutnya rapat. Dia memang berhak mendapatkan perlakuan seperti ini dari putranya dan berharap lambat laun Sanjaya dapat membuka kembali pintu hati dan memaafkan dirinya dengan tulus. Walau sebenarnya, Venti tahu itu sangat tidak mungki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dina Raihanun
penasaran sebenar'y reno dan reinhart ini kembar apa gmn??mash bnyak teka teki nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 210 Hamil Kembar Air

    Venti dalam dilema. Apalagi sekarang Davinka dan Renhart sudah menghampiri Sanjaya dan ikut membujuk anak itu. 'Apa yang harus aku tunggu, mereka bisa hidup bahagia? Tapi, apa Jay benar-benar bisa melupakan Diandra?'Berbagai pemikiran dan pertanyaan terus berkecamuk di dalam benak wanita paruh baya itu. Di sisi lain ingin melihat putranya bahagia, namun di lain pihak ia tidak ingin ada kenangan Diandra berada di sekitar putranya. Apa lagi sekarang Reno sudah dapat dibujuk dan berhenti menangis.Mereka seperti keluarga harmonis, dengan dua orang anak.Malam harinya saat Sanjaya dan semua orang sudah pulang meninggalkan kediamannya. Noel mengetuk pintu kamar adiknya dan saat ini telah terbuka, ia dapat melihat dua orang anak tengah terlelap di kedua ujung sisi ranjang."Vie, bisa Kakak bicara?" "Apa ada masalah, Kak? Semuanya baik-baik saja, kan?"Davinka takut masalah kasus yang tengah dialami oleh kakaknya ini kembali memanas karena sesungguhnya kasus itu belum sepenuhnya berakhir

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 211 Lewat Jendela Juga Gak Papa!

    Tapi, besok saat matahari sudah benar-benar bersinar terang dia akan memeluk kedua putranya bersama dan merengkuhnya tanpa ingin melepaskannya lagi.Siapa Esti? Kenapa dia harus menyerahkan putranya kepada wanita itu? Selama ini kedua putranya sudah sangat tersiksa karena berada jauh dari dirinya dan Sanjaya? Devinka menoleh kepada Reno, anak itu tidak pernah mendapat sentuhan kedua orang tuanya saat masih bayi, tidak seberuntung Rain yang ia hujani dengan ciuman bertubi-tubi dari bibirnya. Reno bahkan sudah mengerti arti cemburu sejak anak itu masih merah. Anak itu tidak ingin disentuh oleh siapapun selain dirinya, dan menolak siapapun yang berusaha mendekatinya kecuali bibi dan suaminya. Ah … bagaimana ia bisa sebodoh ini!'Sanja, mereka putra kita, Sanja … putra kita!' Raung wanita itu di dalam sanubarinya. Dapatkah ia memberitahukan hal ini pada suaminya sekarang? Ahh ia sudah sangat tidak sabar.Davinka ingin menangis dan berteriak dalam waktu yang bersamaan. Bagaimana bisa i

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 212 You Look So Beautiful In White

    Panji menggeleng dengan tegas. "Kalau kita ketemu sama Renhart dan peluk dia. Itu cuma akan buat kita semakin sulit buat ninggalin anak itu."Tidakkah Esti tahu hal ini juga berat untuk dirinya. Setiap ia lelah setelah berkutik seharian dengan pekerjaan, ketika melihat putranya semua beban dan rasa lelah itu semua seakan menguap. Sekarang kekuatannya dan pondasinya selama ini sudah tidak bisa ia rengkuh dan peluk lagi.Bagaimana bisa ia menjalankan sisa hidupnya?"Kamu tahu kan apa yang harus kita lakukan nanti? Ingat jangan pernah buat pria itu marah dan kecewa, karena dia sudah benar-benar tahu kelemahan kita dan menekan kita untuk itu!"Panji menarik tubuh istrinya ke dalam pelukan. Mereka harus sama-sama saling menguatkan. Beberapa tahun ke depan pasti akan terasa berat, tapi mereka yakin tidak lama dari itu semuanya akan kembali normal seperti sedia kala dan berharap Pelita kembali menyala di rumah tangga mereka.Di lain harinya. Venti mengajak Davinka untuk melihat gedung dimana

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 213 Permohonan Renhart

    Davinka hanya menggeleng. Ia sama sekali tidak tahu siapa anak itu. Sebelumnya ia sudah bicara dengan Esti bahwa mereka akan mengunjungi wanita itu dan mempertemukannya dengan Renhart. Tapi apa ini?"Aku tidak tau," sahutnya dengan terus menatap mereka yang tengah berjalan menuruni tangga. Wajah Davinka terlihat sangat serius.Pemandangan ini sama persis seperti saat ia pertama kali datang ke rumah itu untuk bertemu dengan Renhart. Hanya saja wajah Esti yang terlihat tenang dan anggun kini sangat panik dengan bola matanya yang terus bergerak kesana kemari.Apa ini? Davinda sedikit memiringkan kepalanya berbisik kepada suaminya tentang apa yang ia lihat."Apa ini Sanja? Kenapa ada anak kecil di sini?" Pria itu hanya diam membisu, bahan tidak mengeluarkan sedikit pun desis suaranya.Tidak juga mendapatkan jawaban akhirnya Davinka berbisik di telinga Renhart, "Itu Mommy-mu, kan?" Anak itu mengangguk, "cepat lari dan peluk dia dan katakan maaf!"Davinka tidak ingin Renhart menahan perasaa

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 214 Tunggu Rae Mommy

    Sanjaya mendesah panjang. Bagaimana bisa ia mengabaikan wajah istrinya yang begitu penuh permohonan."Oke." Setelah itu Sanjaya menurunkan Renhart dan melihat anak itu berlari kencang mengejar Esti."Mommy … mommy … tunggu aku Mommy!" Anak itu terus berlari dan berlari mengejar ibunya. Tapi, Esti berpaling saja tidak.Hatinya begitu sakit manakala melihat putranya begitu tersiksa dengan keadaan ini. Davinka hanya dapat Memeluk suaminya dari ambang pintu dan melihat putranya mengejar ibu lain."Kapan ia akan memanggilku penuh cinta seperti itu, Sanja?""Segera, sayang … segera. Setelah dia lebih mengerti apa yang sebenarnya terjadi, ia akan lebih mencintaimu lebih dari siapapun, sayang …." 'Segera setelah ia tahu bahwa kamu adalah ibu kandung yang sesungguhnya!'Pria itu hanya mampu menenangkan hati istrinya dan mengabaikan perasaannya sendiri. Suatu saat ia pun berharap Renhart akan mencintainya sama besarnya dengan dunia ini.Renhart tidak menyerah, anak itu berlari semakin kencang hi

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 215 Benci = Détester

    Davinka menatap suaminya penuh selidik dengan bibirnya mengerucut tajam. "Kamu sudah tahu ini semua akan terjadi. Sekarang dia membenciku karena ini!"Tidak peduli kata-katanya akan mengecewakan Sanjaya atau tidak, tapi Davinka saat kecewa kepada pria itu. Davinka hanya tidak ingin anaknya tumbuh dalam kebencian dan mentalnya yang tersiksa karena perpisahan dengan wanita yang sudah dianggap seperti ibu kandungnya sendiri.Padahal, sebelumnya Wanita itu sudah mempersiapkan beberapa patah kata agar membuat Esti mengerti dan mau untuk tetap tinggal di rumahnya untuk sementara waktu hingga membuat putranya benar-benar siap untuk berpisah dengannya walaupun itu sangat tidak mungkin. Tapi apa ini? Sanjaya malah membuat anak itu membenci mereka berdua dan menyalahkan dirinya karena telah terlahir dari orang asing.Davinka bergegas masuk ke dalam mobil dan mengabaikan pria itu yang hendak membujuknya. Tapi hari ini ia tidak ingin dibujuk, dengan arogan Davinka meninggalkan suaminya seorang d

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 216 Tiga Pengiring Pengantin

    Tanpa disangka Renhart melakukan apapun yang dilakukan oleh Davinka. Namun, nada suara anak itu sangat berbeda. Nada suaranya terdengar lirih dan begitu memilukan hati walau Davinka tidak tahu apa yang tengah diteriakkan oleh anak itu, tapi sedikit banyak ia mengerti bahwa putranya tengah mengutarakan rasa kecewa dan dukanya pada alam."Teriaklah, Nak … ungkapkan seluruh rasa kecewa dan sesak di dadamu. Jangan pernah menahannya atau memendamnya seorang diri. Aku ingin kamu jadi anak yang kuat untuk menatap masa depan yang keras ini."Davinka berharap di masa depan putranya tidak akan pernah menyalahkan ia dan Sanjaya atas apa yang mereka lakukan hari ini. Renhart mungkin akan membenci mereka berdua selama beberapa tahun ini, tapi ia yakin lambat laun semakin besar semakin Renhart dapat mengerti bahwa ini juga tidak pernah mudah untuk mereka lalui. Saat melihat Renhart hendak membalikkan tubuhnya, dengan gerakan cepat Davinka menghapus jejak air matanya. "Sudah?" Anak itu mengangguk

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 217 Kalian Dulunya Sekutu

    Ponsel Venti berbunyi dan itu adalah dari rumah sakit. Namun, Venti selalu mengabaikannya. Hingga panggilan ke 10 wanita itu baru mengangkatnya dengan kasar. Venti tahu pihak rumah sakit menghubunginya pasti ada sesuatu yang berhubungan dengan Laura. Venti sudah malas melihat gadis itu lagi. Laura adalah orang yang berusaha membunuh putranya. Jadi, untuk apa membership baik padanya!"Ya, katakan!" Venti tidak ingin basa-basi."Nyonya, tahanan yang bernama Laura sudah sandarkan diri dan selalu menyebut nama Anda," tukas petugas yang ditugaskan untuk mengawasi Laura."Bilang padanya, aku dan dia sudah tidak ada urusan!" Wanita itu langsung menutup telepon tanpa mendengarkan sisa kalimat yang ingin disampaikan oleh petugas itu."Seharusnya aku tahu wanita itu tidak cocok untuk Jay. Ternyata Laura begitu berambisi!" Dengusnya lagi sambil memasuki kamarnya.Davinka yang hendak turun kelantai bawah sempat mendengar gumaman ibu mertuanya. "Kenapa sekarang Mama benci banget sama Laura? Apa

Latest chapter

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 244 Tujuan Hidupku Adalah Kamu

    Davinka kembali menoleh pada Wulan dan menggenggam tangannya, menatap wanita itu penuh hormat, berkata dengan suara yang lembut dan penuh permohonan, "Mah, aku tidak dibesarkan oleh seorang ibu dan tidak banyak orang yang aku kenal. Sekarang aku memanggilmu Mama. Emm, Mama mau, kan, menjadi ibuku dan merestui pernikahanku!"Pupil matanya melebar, terus menatap Wulan penuh harap. Akankah Wulan memenuhi keinginannya?Wulan sendiri kehilangan kata-katanya. Air mata kembali mengalir deras dengan isakkan tertahan. Wanita itu hanya mengangguk sebagai jawaban.Bodoh! Anak sebaik ini, bagaimana ia bisa menyakitinya dan menolaknya berulang kali!Davinka mengangguk dengan senyum lebarnya, lalu memeluk tubuh gemetar itu dengan penuh kehangatan."Terima kasih, mulai sekarang aku punya Mama." Bisik Davinka dengan elusan lembut di punggung Wulan.Davinka mengurai pelukan, menarik tangan Sanjaya agar menjabat tangan Wulan, "Sekarang Mama Wulan adalah ibu mertuamu, cepat sungkem!"Sanjaya tercengang.

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 243 Semua Sudah Selesai

    Mendengar ibunya berkata seperti itu membuat Yudha bangun dari duduknya dan meraih tangannya."Ini semua karena Yudha. Mama hanya korban dari obsesi Yudha! Sudah, semua sudah selesai. Biar Yudha yang menanggung semua ini!" Tegas pria itu. Kini aura kehidupan sudah terlihat di wajahnya. Davinka yang asli sering menolaknya dengan kata-kata kasar karena ke keraskepalaannya.Penyesalan, kekecewaan, dan amarah terpancar jelas. Akan tetapi, semua ditujukan kepada dirinya sendiri."Tidak ada yang akan masuk penjara. Semua hanya karena kesalahpahaman!" tanam Sandy, "Tuan Sanjaya mengembalikan semua yang sudah diambilnya," ujarnya lagi yang membuat mereka semua tercengang."Mak-maksudnya?"Kebingungan jelas terlihat dari bagaimana cara mereka bereaksi. Entah apa yang diambil dan harus dikembalikan."Toko elektronik suami Anda beserta isinya dan beberapa calon investor sudah ada di dalam dokumen ini. Kalian tidak bisa menolak! Ja

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 242 Kebebasan Yudha

    "Udah malem! bye, Rani …." Davinka langsung menutup pintunya rapat.Rani membalikkan tubuhnya, kamar itu sudah temaram. Yang membuat ia menggigit bibir bawahnya adalah, Sandy berada di tengah ranjang dengan memeluk Inggi. Putrinya malah ada di sisi lainnya ranjang itu.'Ais … jadi gue harus tidur disamping dia?' jerit Rani dalam hatinya.Bersentuhan dengan kulitnya saja sudah hampir membuatnya seperti terbakar. Tapi ini ….Pikirannya terhenti."Mau sampai kapan kamu di sana!" Suara bariton itu menggema dalam remangnya kamar hingga mampu membuat bulu kuduk Rani meremang sempurna.Suara serak Sandy menandakan bahwa pria itu sudah sempat tertidur, terdengar sangat menggoda di telinganya hingga jantungnya mulai berdetak lebih hebat. Rani mulai melangkah dengan kaki beratnya. Ia tahu malam ini harus tidur di ranjang yang sama dengan Sandy. Mampukah?Ini memang bukan malam pertama mereka. Tapi, tidur tepat di sisi pria itu hampir tidak pernah terjadi selama tiga Minggu mereka menikah."Di-d

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 241 Permata yang Kutenggelamkan!

    'Aku tahu, aku sedang dihukum atas semua kejahatan-kejahatanku. Tapi kenapa tidak ambil saja nyawaku daripada membuat semua orang menderita bersamaku!'Venti mulai merasa depresi dengan keadaannya. Kata-kata berikutnya semakin membuatnya tenggelam."Itu jauh lebih bagus. Di kantor Papa bisa fokus bekerja. Tadinya Papa hanya akan pergi saat mendesak saja. Tapi melihat cinta kalian, Papa merasa sangat lega!"Davinka melihat suster membawa sesuatu di tangannya. "Apa itu, Sus? Apa makan siang mama?""Ya, Nyon—""Panggil ibu saja. Saya lebih nyaman dengan itu!" pangkas Davinka cepat. Dia sudah sangat risih dengan sebutan nyonya-nonyaan.Suster itu mengangguk dan berjalan mendekati Davinka, memperlihatkan apa yang ia bawa."Ini bubur cair. Nyonya Venti hanya dapat makan ini sementara waktu sampai bisa mengunyah kembali," jelas suster itu.Dengan wajah murung dan dan air mata yang hampir jatuh, Davinka terus menatap ib

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 240 Menunda Bulan Madu

    "Keadaannya tidak akan membaik hanya karena kamu membatalkan resepsi kita, Ra!" Dan ini akan selalu menjadi panggilan untuk Diandra walaupun kini sudah mengganti nama Davinka dan melupakan panggilan Davin-nya."Baiklah, aku kalah dari kalian!" desahnya sambil menatap kelima pria ini yang sekarang berada dikamar perawatan Venti."Ayo! Rasty dan yang lainnya sudah menunggu di rumah," ujar Noel mengingatkan.Mereka akan pulang ke apartemen mewah Sanjaya. Noel sendiri setelah resepsi akan kembali ke Singapura dan menetap disana. Insiden berdarah di rumahnya sama sekali tidak pernah terpublikasikan. Ada keinginan untuk menjual rumah itu, tapi Davinka menolaknya. Bagaimanapun, rumah itu memiliki kenangan untuk Davinka ataupun Diandra.Brata menyewa satu jasa suster untuk merawat istrinya. Sebenarnya ia ingin dua orang agar mereka bisa bergantian menjaga. Tapi, menantunya ini menolak dengan alasan Venti sekarang memiliki empat orang anak. Satu suster sudah cukup."Kenapa tidak pulang kerumah

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 239 Semua Sudah Terlambat

    Ketika semua tidak seperti apa yang kita rencanakan maka, pasrahkan, serahkan, ikhlaskan …. Biarkan tangan Tuhan yang melanjutkan karena, seberapa gigih pun kita mencoba, tanpa jamahan tangannya semua akan sia-sia.Venti sudah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menyingkirkan Diandra agar menjauh dari putranya. Tapi apa? Semakin ia berusaha, semakin mendekatkan mereka hingga akhirnya membuat dirinya seperti ini sekarang. Bahkan, kematian lebih baik daripada kehidupan yang menyiksa ini.Dari tempatnya berbaring, Venti terus menatap wajah Davinka. Wajah cantik itu memang sangat berbeda dengan milik Diandra kecuali, mata, bibir, siluet dan suaranya yang sangat ia kenal.Seharusnya dia tahu akan hal ini karena Noel adalah bedah plastik terbaik di negaranya hingga mendapatkan pekerjaan di Singapura."Kita harus mencari dokter terapis terbaik, mama tidak bisa terus seperti ini!" bujuk Davinka disela isak tangisnya.'Apa dia menangis untukku? Menangisi aku yang jahat ini?' bagaimana mana

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   238 Jagain Mama Dan Reno

    Para polisi langsung mengamankan Laura. Peluru mengenai dadanya dan langsung tembus ke jantung. Bukan hanya satu, tapi dua sekaligus hingga menewaskan wanita itu.Ambulance dan beberapa polisi sudah datang, mereka ditelpon oleh Noel dan Brata."Sanja!" panggil Davinka saat melihat suaminya terbaring lemas. Noel dan Sandy sudah ada disana memberikan pertolongan pertama."Aku gak papa," sahutnya menenangkan.Dengan kaki gemetar, Davinka membawa Renhart mendekat pada Sanjaya dan bersimpuh di hadapannya. Sanjay menyentuh wajah putranya dan bertanya dengan suara yang parau. Berusaha untuk tetap tersadar, "Kamu gak papa, kan? Apa ada yang sakit?"Pria itu melihat bagaimana Renhart di bekap oleh Laura.Renhart menggeleng, "Papa pasti kesakitan. Itu pasti sakit."Anak itu bicara di sela isak tangisnya. Merasa sangat khawatir. Renhart tahu Papanya sengaja melakukan itu agar peluru tidak mengenai tubuhnya. Ia melihat sendiri Papanya langsung melompat saat wanita jahat itu berteriak memintanya u

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 237 Sanjaya Terkapar

    Suhu di ruangan itu mendadak berubah dibawah nol derajat. Suasananya lebih dingin dari kutub Utara. Siapapun tidak berani mengambil napas dengan semaunya. Mereka hanya tidak ingin mengeluarkan suara dan mengganggu konsentrasi.Laura masih menatap puas apa yang ada di hadapannya, bagaimana musuh terbesar ibunya kini sudah tidak terselamatkan lagi. Wajah Venti sudah terlihat bengkok dan kaku, napasnya sedikit terengah-engah, terlihat sangat kesakitan.Venti masih belum bisa memalingkan wajahnya dari tempat Davinka berdiri. Hanya suara geraman yang lolos dari bibir wanita itu yang sedikit membiru."Ini lebih bagus dari kematian. Kamu tersiksa sebelum ajal menjemput! Hahah!" Sandy melangkah maju. Tapi sial, ternyata telinga Laura sangat peka. Wanita itu kembali fokus pada Renhart dalam dekapan lengangnya."Apa kalian gila!" teriak wanita itu. Laura memutar tubuhnya dengan Renhart dalam lengannya, pistol terus menempel pada kepala anak itu dan siapa di tekan kapanpun. Ia menatap semua y

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 236 Ini Tidak Sah!

    Suara benda jatuh dan teriakan menggema dari arah pintu dapur. Suara langkah kaki mulai terdengar semakin dekat. Venti yang masih menggenggam tangan Davinka merasa sangat bingung dengan nama ayah Davinka yang sama persis seperti nama ayah Diandra. Wanita itu masih berpikir keras dan berusaha mengenyahkan semua ketakutannya.'Ini pasti hanya kebetulan, kan?' tanyanya dalam hati, 'apa mereka saudara, satu ayah, atau—' Suaranya terhenti. Venti melihat genggaman tangannya yang masih menggenggam tangan Davinka yang kini dipaksa lepas oleh suaminya sudah terbuka dan tangan Davinka hilang dalam genggaman tangannya."Apa yang kamu pikirkan? Sekarang putra kita sudah sah menjadi suami Davinka," tukas pria berusia mengingat istrinya yang masih diam membisu. Pikirannya bahkan terlihat kosong.Brata membantu Davinka agar duduk disisi Sanjaya. Mereka mulai menandatangani berkas pernikahan. Namun, saat penghulu menyerahkan dua buku merah dan hijau, teriakan seseorang menghentikan pergerakannya.

DMCA.com Protection Status