Malam nya, Alexander pulang dari tempat kerja nya. Ia masuk ke dalam kamar, melihat Sarah tertidur pulas diatas sofa. Hal tersebut membuat Alexander terdiam, ia masuk dengan perlahan-lahan, meletakan jas nya dan tak sengaja melihat sebuah berkas hasil USG bayi nya. "heh, ternyata benar-benar nyata, hemm dia tumbuh dengan sehat. " ucap Alexander. Alexander mengecilkan AC nya, mengambil selimut lalu menyelimuti Sarah. Alexander berfikir bahwa ia harus melakukan ini demi anak di dalam perut nya, jika ia tidak bisa jadi suami yang baik setidak nya dia jadi ayah yang baik untuk anak nya. "Maafkan aku Sarah, maaf jika belum bisa menerima kenyataan, belum bisa menerima mu sebagai suami mu. Tapi tenang aku akan bertanggungjawab,dan melakukan yang terbaik untuk calon anak ku" ucap Alexander. Alexander beranjak bangun, ia meraih handuk dan segera pergi ke kamar mandi. Setelah kepergian Alexander, Sarah terbangun ia melihat dirinya diselimuti oleh Alexander tersenyum tipis. "Kamu benar Alex
Alexander langsung beranjak bangun, segera meraih jaket nya dan keluar meninggalkan Sarah dan Elizabeth. "Sudah sana ikutin Daniel." ucap Elizabeth. "Baik nyonya."Daniel langsung pergi mengikuti alexander, sedangkan Sarah tersenyum bahagia karena keinginan akan terkabulkan, tapi disisi lain ia tak enak hati dengan Alexander. "Sarah ada apa ?, kenapa wajahnya ditekuk gitu?.""Gini mah, apakah aku salah meminta Alex untuk mencari ubi cilembu.""Ngga apa-apa sayang, itu sudah kewajiban dia sebagai suami mu. Sudah biarkan saja, lebih baik kamu istirahat saja sambil tunggu Alex." ucap Elizabeth tersenyum. Sarah mengganguk iya, ia berharap jika Alexander akan datang tepat waktu sehingga makanan yang ia ingin masih diinginkan.Sedangkan Alexander masuk kedalam mobil dengan wajah ditekuk, ia merasa kesal dengan Sarah. Kenapa juga ia ingin ubi cilembu bakar dijam seperti ini. "Tuan, kita akan mencari nya dimana?." tanya Daniel. "Dan, jika aku tahu aku sudah beli sejak tadi. Lagian ub
Hampir satu jam perjalanan mereka, akhirnya ia tiba dijawa barat. Alexander langsung meminta Daniel untuk mencari keberadaan ini cilembu tersebut. "Tapi tuan, kita akan mencari dimana ?." tanya Daniel kebingungan. "Kenapa jadi tanya aku, kamu cari lah kan kamu yang bilang kalo disini.""Iya emang tuan Alex, tapi kan dijakarta pastinya ada."Alexander menaiki alis nya, ia menatap mata Daniel dengan tajam. Ia tetap ngetot bahwa Daniel lah yang bilang bahwa ubi cilembu tersebut berada di Jawa Barat. "Tapi tuan.... " Sstttt,, cepat cari dimana keberadaannya." ucap Alexander. Daniel menghela nafas nya, ia mengeluarkan ponselnya lalu melihat dimana keberadaan ubi cilembu. Setelah menemukan tempatnya, ia segera memberitahu Alexander. "Iya udah segera ayo." ucap Alexander. "Tapi kesana naik apa tuan ?.""Emm,, itu tugas mu lah." ucap Alexander berjalan terlebih dahulu. Daniel menghela nafas nya, padahal hari ini dia sangat lelah,mengantuk tapi tuan nya masih saja ingin berjalan menca
Alexander pulang ke Jakarta pada pukul 07:15 wib, kedatangannya membuat seluruh isi rumah dari pelayan, penjaga, Sarah dan kedua orang tua Alexander terkejut. "Alex, kamu bawa apaan ?." tanya Elizabeth kebingungan melihat beberapa makanan. "Ubi." jawab Alexander santai. "Alex, ini Ubi apaan yang kamu beli hah." "Emm, nyonya semua makanan ini berbahan ubi." ucap Daniel menyaut pertanyaan Elizabeth. Elizabeth menghela nafas, ia melihat makanan ini untuk apa sebanyak ini, lagian Sarah sudah memakannya tapi tak habis hanya sebagai formalitas saja. "Itu, silakan makan." ucap Alexander. "Tapi lex, sebanyak ini apa aku yang harus habisin ?." tanya Sarah kebingungan. "Tentu saja, bukan kah kamu menginginkan ubi cilembu jadi apapun makanan yang terbuat dari itu aku berikan." jelas Alexander. Sarah melihat Elizabeth dan Daniel, ia bingung harus bagaimana?.Mana bisa ia makan sebanyak itu, sedangkan nafsu makan nya saja tak ada lagi. "Tapi lex, seperti nya aku ngga bisa deh makan makana
Dirumah Sarah.. Ayahnya duduk melamun, hampir setiap hari ia menunggu kedatangan Sarah, ia berharap jika Sarah pulang kerumah. Dia merasakan kerinduan yang sangat menyiksa nya, setelah Sarah pergi baru ia merasakan bahwa rasa kehilangan itu benar-benar menyakitkan. "Ayah ngapain disini ?." tanya Amelia pulang dari kampus. "Ngga apa-apa nak, ayah hanya menunggu kakak mu pulang. ""Hah,, yah Kak Sarah udah bahagia dengan keluarga baru nya, dia bahkan ngga peduli dengan ayah kan. ""Tapi, Sarah bukan seperti itu Amelia, ayah yakin dia pasti akan pulang kerumah kok. " ucap ayahnya Sarah penuh keyakinan. Amelia menghela nafas panjangnya, ia merasa kesal karena ayahnya sudah mulai peduli dan sayang kembali dengan Sarah, Amelia tidak rela jika harus bagi kasih sayang ayahnya dengan Sarah. "Terserah ayah lah, intinya Amelia ngga suka ayah selalu memikirkan kak Sarah, dia ngga peduli dengan kita yah. " ucap Amelia menyakinkan ayahnya. "Amelia kenapa kamu berbicara seperti itu, dia kakak
Sarah bangun pagi, ia melihat Alexander masih tertidur pulas. Ia beranjak bangun, berjalan ke arah jendela membuka tirai jendela. "Hem,, belum bangun padahal udah siang." ucap Sarah. Sarah menyiapkan pakaian kerja Alexander dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk mandi. Sedangkan Alexander terbangun karena silaunya matahari menebus jendela kamarnya. "Aishh,, siapa yang membuka tirai jendela." ucap Alexander. Alexander melihat jam ternyata sudah pukul 07:00 wib, ia bergegas bangun. Saat ia meraih handuk melihat Sarah keluar dari kamar mandi menggunakan sehelai handuk menutupi tubuh nya. Alexander melihat dari ujung kaki sampai ujung kepala, paha yang putih bersih tersinar matahari sangat membuat Alexander terpana melihat tubuh Sarah. "Aaahhhh,, tutup mata mu. " teriak Sarah. Dengan panik Alexander berbalik badan menutup mata nya, ia merasa seperti baru ketahuan saja. Namun setelah dipikirin Alexander baru ingat kenapa dia menutupi matanya,padahal dia suaminya sendiri. "Sarahhh.
Dikantor Alexander masih mengingat kejadian pagi tadi bersama dengan Sarah. "Tuan Alex, rapat sudah siap. " ucap Daniel. "Ohiya, aku akan kesana, pergi lah duluan. " perintah Daniel. Alexander beranjak bangun, namun sebelum ia pergi ia memeriksa ponsel melihat mama nya mengirimkan sebuah pesan yang menyatakan bahwa Elizabeth menginginkan es krim. "Dia pengen es krim, terus kemarin bilang ngga mau hemm." oceh Alexander. Alexander menutup layar ponselnya dan segera pergi ke ruang rapat. Disana ia melaksanakan rapat selama satu jam lebih, setelah selesai ia mengingat keinginan istrinya untuk makan es krim. "Daniel, belikan semua rasa es krim. " perintah Alexander. "Hah untuk apa tuan ?." tanya Daniel penasaran. "Emm,, bayi ku menginginkan nya." ucap Alexander malu-malu. "Kalo gitu biarkan aku menghubungi nona Sarah terlebih dahulu tuan, biar nona memilih rasa apa?." Alexander menghentikan Daniel, ia meminta Daniel menghubungi Elizabeth saja, karena ia tahu dari Elizabeth bahwa
Setelah menemukan tempat yang cocok untuk tuannya dan Sarah bertemu ditempat es krim. "Tuan Alex, aku sudah menyiapkan tempat yang cocok untuk anda." ucap Daniel. "Aihh,, emang harus aku nganterin dia makan es krim ?." tanya Alexander. Daniel memberitahu Alexander bahwa itu adalah haknya, dan seharusnya Alexander yang menemani Sarah bukan Daniel. "Tapi aku ngga bisa ?,mana mungkin aku jalan berdua dengan wanita selain Emily." ucap Alexander mengeluh. "Tuan Alex, bagaimanapun nona Sarah adalah istri anda tuan. " "Hemm,, tapi Daniel dia tidak pantas bersanding dengannku,dari derajat saja sudah berbeda. " ucap Alexander menyombongkan dirinya. "Tuan Alex, setidak dia sedang mengandung anak anda, junior Alexander muda tuan." Alexander terdiam, ia berbalik badan memikir apa yang dikatakan oleh Daniel. Ia tidak bisa egois dengan keadaan ini, apa lagi Sarah memang sedang mengandung anaknya tentu saja ia harus memperhatikan nya."Baiklah, ayo kita kesana." ucap Alexander. "Tapi sebaik