Keesokan paginya Sarah berusaha menjadi istri yang baik untuk Alexander, ia menyiapkan pakaian kerja Alexander dengan senyuman manis di bibirnya. "Daniel". Suara teriakan Alexander membuat Daniel langsung menghampiri tuan nya. "iya tuan muda, ada yang bisa ku bantu ?." Alexander menunjukkan kearah pakaian yang berada di atas tempat tidur, Alexander memberitahu Daniel untuk membawa pakaian tersebut keluar dari tempat tidur nya. "Maaf tuan, aku menyiapkan pakaian untuk anda." Ucap Sarah. "Aku tidak pernah bilang bahwa kamu boleh menyentuh barang ku." Sarah menundukkan kepala nya, ia meminta maaf jika perbuatan telah membuat Alexander marah. Sarah tidak ada maksud seperti itu, dia hanya ingin melakukan hal yang harusnya istri lakukan. "Tak perlu Sarah, aku tidak ingin merepotkan mu. Tak perlu kamu melakukan perkerjaan istri, disini banyak pelayan." Ucap Alexander menahan kemarahannya. "Tapi tuan, bagaimana pun aku adalah istri mu jadi biarkan aku lakukan pekerjaan ku saja tuan. "
Setelah beberapa hari, Sarah pikir ia akan tenang tinggal di rumah Alexander mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua Alexander. Namun itu hanya sementara, suatu masalah hadir dalam kehidupan Sarah yaitu ibu tiri dan adik tiri tiba-tiba datang kerumah Alexander. "Sarah, Sarah keluar kamu jangan bersembunyi didalam." teriak seorang wanita tua. "Maaf ibu, anda tidak memiliki hak untuk berteriak-teriak di rumah tuan Alexander. " "Terserah aku dong, lagian putri ku didalam cepat panggilkan dia." Perintah ibu tiri Sarah. Pengawal tersebut tidak mendengarkan permintaan ibu tiri Sarah, melainkan menariknya untuk keluar dari halaman rumah Alexander. Namun tiba-tiba pintu terbuka, menunjukkan wanita cantik berusia 50 an berpenampilan anggun berdiri didepan pintu. "Ada apa ini ?, kenapa terdengar sangat berisik sekali." Ucap Elizabeth menatap kedua orang didepannya. "Maaf nyonya Elizabeth, wanita ini tiba-tiba menorbos masuk ingin bertemu dengan non Sarah." Jelas pengawal t
Hari setelah dimana Ibu dan saudari tiri Sarah mengunjungi Sarah membuat Sarah terdiam, ia memikirkan perkataan Ibu nya, jika tak memberikan uang kepadanya maka Ayahnya akan dalam masalah. "Apa kamu tidak mendengar kedatangan ku ?." Tanya Alexander yang melihat Sarah duduk terdiam di tempat tidur. "Ohh,, maaf Alex aku tidak menyadarinya." Alexander melemparkan tas ke tempat tidur, ia mengulurkan dasinya. Alexander berjalan ke arah lemari membuka lemari, dan memilih salah satu pakaian. "Biarkan aku bantu." "Ngga perlu, aku bisa sendiri. Lakukan saja yang menurut kamu bisa." Alexander menghindari dirinya dari Sarah, ia tak ingin disentuh oleh Sarah. Alexander berjalan mundur meraih handuk dan segera pergi ke kamar mandi. "Padahal aku hanya membantunya saja, apakah salah ?." Ucap Sarah. Sarah mengambil tas kerja Alexander, ia meletakkan di tempat biasa. Meraih dasi dan pakaian yang Alexander letakan diatas kasur begitu saja. "Apa aku minta uang saja kepada Alexan
Keesokan harinya, Ibu tirinya Sarah menghubungi Sarah kembali dengan alasan bahwa uang yang diberikan oleh Sarah kemarin tidak cukup untuk membayar hutang-hutang ayahnya. "Apa bu, bu itu 35 juta beserta bunganya. Uang segitu ngga mungkin ngga cukup kan ?." Tanya Sarah kesal mendengar keluhan ibu tirinya. "Sarah kau pikir ibu mu berbohong hah, uang itu emang ngga cukup membuat membayar hutang-hutang ayah mu. Masih banyak hutang ayah mu maka berikan lagi uang nya ayo." pinta Dewi. Sarah menolak keinginan ibu nya, ia tak bisa meminta uang dengan Alexander hanya dengan jeda satu hari. Lagian mana mungkin Alexander akan memberikannya, Sarah juga tak ingin di cap sebagai wanita yang gila uang."Sarah kau pikir ibu tidak tahu, kau menikah dengan tuan Alexander karena kamu sudah hamil duluan kan?, perempuan tidak punya malu kamu, bagaimana perasaan ayah mu jika tahu tentang itu." "Ibu, maksudnya apa ?." Tanya Sarah dengan ketakutan. Suara ketawa Dewi terdengar jelas oleh Sarah, ia mengan
Malam hari Alexander pulang ke rumah dalam keadaan kelelahan, di kantor nya Alexander sangat frustasi dengan pekerjaan kantornya. "Tuan Alex, lebih baik anda istirahat. Seperti nya anda sangat kelelahan bekerja seharian." Ucap Daniel. "Emm,, baiklah.""Tuan Alex.. Alexander menghentikan langkah kaki, ia berbalik badan melihat kearah Daniel. Alexander, menunggu Daniel berbicara. " Ada apa Daniel ?." Tanya Alexander. "Umm,, ini tuan aku ingin berbicara mengenai Nona Sarah. ""Jika tidak penting, lebih baik tidak perlu." Ucap Alexander berbalik badan. Daniel ingin membahas tentang keluarga Sarah yang terus menerus meminta uang kepada Sarah, tapi seperti nya Alexander sedang tak ingin membahas yang lain. "Baiklah tuan jika seperti itu lebih baik anda istirahat saja.""Hemm,, "Alexander langsung masuk ke dalam rumah, ia melihat sekeliling tak menemukan seseorang pun. Alexander berjalan dan melewati sebuah foto yang terpanjang besar diruang tamu. "Daniel.. " Iya tuan ada apa ?." t
Suasana malam yang sangat menegangkan bagi keluarga Richard, ia yang masih menjadi pemimpin keluarganya belum bisa mengontrol emosi Alexander. "Mah, kenapa melakukan tidak berdiskusi terlebih dahulu dengan papa." "Pah, apa yang ingin di diskusi kan, lagian ya wajar saja kan kalo mama pasang foto pernikahan dia." Ucap Elizabeth yang tak ingin di salahkan. "Tapi kasian dengan Sarah, dia tidak tahu apa-apa harus mendapatkan amarah dari Alex." Sarah memotong percakapan mereka, Sarah memberitahu mereka, bahwa Sarah tak mempermasalahkan keadaan itu. Ia sudah terbiasa dengan segala sesuatu yang terjadi dirumah ini, Sarah meminta maaf jika karena nya keluarga mereka menjadi seperti ini. "Sarah, apa yang kamu katakan hah ?, ngga apa-apa nak, sudah jangan diambil hati ucapan Alex nya. " ucap Elizabeth mengelus rambut panjang Sarah. "Iya mah, terimakasih. " Walaupun mereka tidak marah terhadap Sarah, tapi tetap saja Sarah tak enak hati jika seperti ini terus menerus. Disisi lain
Sarah sudah mempelajari semua tentang Alexander, mana yang tidak ia sukai dan mana yang ia sukai. Sarah ingin menunjukkan bahwa dirinya pantas menjadi istri dan calon ibu yang baik untuk keturunan Alexander nanti. "Siapa yang menyiapkan ini." Alexander yang melihat pakaian kerja nya diatas tempat tidur, dan ini pakaian yang biasa Alexander pakai pada hari tertentu. "Aku yang menyiapkan nya." Ucap Sarah dibelakang Alexander. "Untuk apa ka.. " Ohiya, ini aku juga menyiapkan jam tangan dari Emily kekasih mu, dan ini dasi juga serasi dengan pakaian kerja mu. Aku letakan disini ya lex. " Ucap Sarah tersenyum. Alexander terdiam melihat perilaku Sarah, ia melihat Sarah membereskan tempat tidur, menjemur handuk bekas Alexander dengan santai. "Ada apa dia ?, apa karena masalah kemarin ?." Batin Alexander melihat perubahan Sarah. "Ohiya lex, setelah kamu mengganti pakaian. Aku akan bantu mengganti perban luka mu." Sarah tersenyum manis, ia keluar dari kamar meninggal kan Alexander yang
Malam nya, Alexander pulang dari tempat kerja nya. Ia masuk ke dalam kamar, melihat Sarah tertidur pulas diatas sofa. Hal tersebut membuat Alexander terdiam, ia masuk dengan perlahan-lahan, meletakan jas nya dan tak sengaja melihat sebuah berkas hasil USG bayi nya. "heh, ternyata benar-benar nyata, hemm dia tumbuh dengan sehat. " ucap Alexander. Alexander mengecilkan AC nya, mengambil selimut lalu menyelimuti Sarah. Alexander berfikir bahwa ia harus melakukan ini demi anak di dalam perut nya, jika ia tidak bisa jadi suami yang baik setidak nya dia jadi ayah yang baik untuk anak nya. "Maafkan aku Sarah, maaf jika belum bisa menerima kenyataan, belum bisa menerima mu sebagai suami mu. Tapi tenang aku akan bertanggungjawab,dan melakukan yang terbaik untuk calon anak ku" ucap Alexander. Alexander beranjak bangun, ia meraih handuk dan segera pergi ke kamar mandi. Setelah kepergian Alexander, Sarah terbangun ia melihat dirinya diselimuti oleh Alexander tersenyum tipis. "Kamu benar Alex