Sesampainya dirumah Alexander meminta pelayan untuk membawa Sarah ke kamar dengan berhati-hati. "Sarah kenapa Lex?." tanya Elizabeth kuatir melihat keadaan Sarah. "Aku ngga apa-apa kok mah, cuman kecapean." ucap Sarah. "Kamu habis nangis sayang, lex Sarah nangis kenapa?. " "Sarah benaran deh mama ngga apa-apa, Sarah ke kamar dulu." ucap Sarah. Sarah pergi menuju kamarnya, sedangkan Alexander terdiam membeku melihat keadaan Sarah. Ia benar-benar tak tega. "Lex, ada apa nak?." "Emm,, tadi habis dari rumah nya tapi sepertinya dia tak diterima dengan baik." jelas Alexander. "Keluarga sialan, berani sekali dia melakukan itu kepada menantu ku." "Aku juga ngga habis pikir mah, dia memiliki saudara tiri tapi jahat sekali." ucap Alexander bingung. Elizabeth sudah menduga pasti dia akan melakukan hal itu, karena posisinya memang keluarga sana tidak pernah menyukai Sarah. "Ayahnya Sarah kerja dimana?." "Daniel bilang dia sudah dipecat terjebak hutang, makanya waktu itu meminta uang
Alexander membawa Sarah keluar dengan beralasan ia ingin membuat Sarah lebih tenang. "Kita akan kemana mas ?." tanya Sarah penasaran. "Kesuatu tempat, yang akan membuat mu bahagia.""Ohiya, tempat apa itu?." "Kau juga akan tahu setelah kita sampai disana." ucap Alexander. Alexander tinggal menunggu kabar dari Daniel apakah dia berhasil membuat Ibu dan adik tiri Sarah pergi meninggalkan rumah, sehingga Daniel dan Tania bisa membawa Ayahnya Sarah untuk bertemu dengan Sarah sesuai dengan tempat yang telah di tentukan. "Aku sudah siap, ayo berangkat aku udah ngga sabar ingin tahu apa yang kamu siapkan." ucap Sarah tersenyum. "Umm,, jangan memasang wajah itu aku tidak menyukai nya. ""Hah, kenapa?, apakah kamu takut jatuh cinta dengan ku?." tanya Sarah. "Sarah, ingatlah aku... " Aku bisa membuat mu jatuh cinta dengan ku mas, itu semua butuh waktu, aku yakin suatu saat kamu pasti akan menyukai ku dan menerima aku sebagai istri mu." ucap Sarah memotong ucapan Alexander. Alexander te
Sarah dan Alexander sudah menunggu kehadirannya Irwan selama 30 menit, namun Tania belum juga membawanya datang ke cafe. "Mas kita udah lama loh disini ?, apa kejutannya masih lama?." tanya Sarah. "Kamu udah mulai bosan nya?." "Ngga sih, cuman penasaran kejutan apa yang mau kamu berikan pada ku.""Ini bukan untuk mu, tapi untuk anak ku didalam perut mu." ketus Alexander. "Iuhhh,, dingin banget sih.Tinggal ngaku iya itu untuk mu aja malu-malu." oceh Sarah. Sarah menatap Alexander yang sejak tadi sibuk melihat jam tangannya, seperti nya memang menunggu seseorang untuknya. "Sebenarnya apa yang dilakukan mas Alex, kenapa dia maksa banget aku harus nerima kejutan ini." gumamnya Sarah dalam hati. Tak butuh waktu lama, Tania datang membawa Irwan untuk menemui Sarah. Hal tersebut sudah direncanakan oleh Alexander untuk membuat Sarah tersenyum kembali. "Sarah, putri ku.. " ucap seseorang dibelakang Sarah. Sarah tercengang mendengar suara yang memanggilnya, ia sepertinya mengenal suara
Daniel mengikuti Dewi dan Amelia pergi ke mall, sesuai dengan perjanjian mereka, bahwa Daniel akan membelikan apapun keingin mereka berdua asalkan mereka ingin ikut dengan Daniel. "Amel, ayuk pilih semuanya nak mumpung gratis." ucap Dewi. "Iya bu, tapi ibu ngerasa ada yang aneh ngga sih. Masa tuan Alex ngasih kita buat belanja mana bebas lagi mau kita." "Amelia, kamu ngga usah mikirin itu terpenting sekarang kita belanja baju, sepatu, tas perhiasan semua nya nak." ucap Dewi seraya memilih beberapa tas branded. Amelia melihat Daniel, tatapan yang sangat aneh. Ia merasa bahwa Alexander pasti sengaja meminta Daniel untuk melakukan ini. "Amelia, heii cepet pilih mana?." teriak Dewi. "Ibu, udahlah ngga usah pilih banyak-banyak. Amelia rasa kayaknya mereka ngerencanain sesuatu, pasti kak Sarah." ucap Amelia curiga. "Sayang, bisa ngga usah curiga dulu, apa salahnya kakak mu membelanjakan kita kan." "Udah bu, lebih baik kita pulang sekarang. Ini udah cukup banyak loh bu, ayoolah pula
Saat pulang kerumah, Amelia terkejut melihat Tania yang sudah berada di rumah bersama dengan ayahnya. "Kak Tania,, kakak ngapain disini?." Tanya Amelia."Oh aku disini karena ingin mengunjungi om irwan, kasian dia tadi nyariin kamu." Ucap Tania. Amelia melihat gerak gerik Tania, ia menyakinkan apakah yang dikatakan Tania benar, bahwa ia hanya ingin menjenguk Irwan. "Kak Tania kesini sama siapa?, apakah ada kak Sarah."*Kenapa kamu tanya Sarah, aku sendirian loh disini." Ucap Tania. "Iyaa kan aku curiga ngga mungkin kak sendirian disini kan, pasti ada kan kak Sarah." Tania meminta Amelia mencari sekeliling rumah jika memang ada Sarah silakan temui. Mendengar ucapan Tania, Amelia menghela nafas. "Ayah, udah makan ?." tanya Amelia. "Emm,, udah tadi nak, ayah cuman mau kopi aja kok." "Iya udah kalo gitu, biar Amelia buatkan." ucap Amelia. "Ngga usah Mel, ayah sudah dibuatin kopi sama Tania. "Amelia melihat gelas kopi didepan ayahnya, kemudian ia melihat Tania. Amelia mengucapkan
Alexander merasakan perubahan dalam hidup nya setelah menikah dengan Sarah. Dia yang sangat angkuh dan cuek, kini berubah menjadi pria yang penuh perhatian, setiap detail mengenai Sarah selalu jadi pusat perhatian nya. "Alex, dimana Sarah. Mama sudah nyiapin bubur ikan nih buat dia." ucap Elizabeth. "Bubur ikan, mah yakin bubur ikan ini bagus buat dia.""Alex, jelas dong bubur ikan tuna untuk janin antara lain adalah mendukung pertumbuhan tulangnya. Selain nikmat dan mudah diolah, ikan tuna mengandung beragam nutrisi yang baik untuk pertumbuhan janin sekaligus ibu hamil." jelas Elizabeth. Alexander terdiam, ia melihat bubur tersebut seraya menaiki alisnya. Alexander masih ragu jika ikan tuna tidak baik untuk anak dalam perut Sarah. "Emm,, selamat pagi ma, mas belum berangkat. ""Oh nanti Daniel sedang bersiap-siap.""Ohiya Sar, ini mama buatkan bubur ikan tuna. Ni baik untuk kesehatan janin kamu." ucap. Elizabeth. "Waw,, makasih ma, kayaknya enak deh." Saat sarah ingin memasukka
Saat malam tiba, dimana Alexander menatap wajah Sarah, ia tersenyum tipis melihat kecantikan Sarah. "Kau benar cantik Sarah, aku harusnya bersyukur mendapatkan mu." ucap Alexander seraya mengusap wajahnya. Alexander langsung sadar, ia tak seharusnya memuji Sarah seperti ini. Alexander beranjak dari tempat tidur, namun mata tak bisa berbohong ia terus menatap Sarah yang sedang tidur. "Aihh,, ada apa sebenarnya ini?, kenapa sulit sekali di hilang kan wajahnya." ucap Alexander. Alexander yang hendak ingin keluar tiba-tiba terhenti karena mendengar suara ponselnya berdering. Ia segera meraih, saat mengetahui siapa yang menelpon membuat nya terkejut. "Emily.." batin Alexander. "Halo sayang, kok lama banget angkat nya. Ohiya aku ingin kasih kabar bahagia, tau ngga minggu depan aku pulang ke Indonesia." ucap Emily dari telepon. Alexander terdiam membeku, ia tak tau cara menggambarkan isi hatinya. Disisi lain ia senang namun disisi lain ia tak tega dengan Sarah. "Hallo, Alexander kamu
Pagi hari Alexander siap-siap untuk pergi. Dimana hari yang telah ia nantikan akhirnya tiba, kepulangan Emily yang sangat ia rindukan terjadi hari ini. "Mas,, mau ke kantor kan?." tanya Sarah. "Tentu, emang selama ini aku pergi kemana? kalo ngga ke kantor.""Oh,, aku cuman tanya aja mas."Alexander melihat Sarah sekilas, lalu berjalan kearah laci mengambil jam tangan. Dimana jam tangan tersebut pemberian Emily, sudah lama Alexander tak memakai nya dan hari ini ia akan pakai saat menjemput Emily dari kantor. "Kamu pakai jam tangan itu lagi mas?.""Iya emang kenapa?, ini milik ku." ucap Alexander ketus. "Aa,, aku tahu tapi kan.. " Sar, ngga usah berfikir buruk tentang ku, aku hanya pengen aja kok."Alexander meraih parfum, ia menyemprotkan parfum banyak sekali dijas nya. Alexander tersenyum dengan Sarah lalu turun kebawah untuk makan dengan diikutin oleh Sarah. "Alex, kamu pakek parfum satu botol nyengat banget bau nya." ucap Elizabeth. "Ngga mah, dikit kok. '"Hemm,, Sarah ini m