Entah aplikasi mana lagi yang harus Irina buka untuk membunuh rasa suntuk yang datang pada dirinya. Sudah hampir semua aplikasi di handphone pintarnya dibuka. Tetapi Bintang tidak urung datang untuk melakukan fitting baju pengantin seperti yang dia harapkan. "Jenuh juga ternyata menunggu seperti ini. Aku sudah bosan melihat semua yang ada di sosial media. Semuanya hal yang tidak penting, aku sudah cukup bosan melihat semua yang ada di sosial media. Semuanya tentang drama kehidupan yang tidak ada manfaatnya sedikit pun." ucap Irina dengan wajah kesalnya. Dia kembali membuka aplikasi pesan singkat di handphone. Berharap akan ada pesan dari Bintang untuk dirinya. Tetapi tidak ada satu pun pesan yang datang pada dirinya. Sehingga ia melanjutkan perjalanan dalam kebosanan itu dengan melihat status dari teman-teman yang ada di kontak handphone-nya. Salah satu status dari temannya cukup membuat Irina khawatir. Bagaimana tidak, temannya itu ditinggalkan oleh pasangan dalam keadaan hamil. T
Oscar sengaja tidak memasukkan mobil miliknya ke dalam rumah. Dia membuka handphone miliknya. Lalu mengirim pesan pada Dasha untuk keluar menemui dirinya."Kamu sibuk hari ini?" pesan yang ditulis Oleh Oscar. Tidak lama berselang, Dasha pun membalas pesan yang dikirim oleh Oscar. "Sepertinya tidak, memang ada apa?" balas Dasha."Aku ingin mengajakmu membeli pakaian untuk pergi kondangan ke tempat Bintang dan Irina. Apa kamu ingin ikut bersamaku?" tawar Oscar. "Boleh jika memang kamu ingin mengajakku." balas Dasha dengan senyuman. "Aku tunggu 5 menit dari sekarang. Kamu harus segera datang keluar rumah." pinta Oscar. Dasha melihat jendela kaca rumah, melihat mobil Oscar yang sudah berada diluar gerbang rumah. Ia pun segera pergi ke kamar untuk mengganti pakaiannya. 5 menit tentu waktu yang singkat untuk bisa mengganti pakaian. Sehingga Dasha harus bisa mengganti pakaiannya secepat mungkin. Tidak ada make up yang dikenakan oleh dirinya. Hanya ada sedikit aroma parfum yang harum di
Dasha seketika dibuat terkejut saat membuka pintu rumah. Wajah marah, dengan dua bola mata yang melotot. Seketika membuat Dasha ketakutan dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh ibu Oscar. Seperti seekor singa yang hendak menerkam mangsanya, ibu Oscar menunjukkan ekspresi yang begitu mengerikan di hadapan Dasha. "Selamat siang Tante." sapa Dasha sedikit basa-basi. "Sudah berapa lama kamu tinggal di rumah anak saya?" tanya ibu Oscar dengan wajah marahnya. "Mungkin sekitar kurang dari 2 bulan." jawab Dasha sedikit ketakutan. "Apa yang kamu incar dari anak saya. Harta, atau apa. Sampai kamu rela mengubah wajah kamu untuk mirip dengan mantan anak saya. Padahal saya benci dengan sosok perempuan itu. Kamu seharusnya sadar akan hal itu." ucap ibu Oscar dengan suara tinggi. Dasha tidak bisa mengatakan apapun lagi. Dia hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya. Sepertinya akan semakin rumit saat dia membalas ucapan dari ibu Oscar yang begitu marah pada dirinya. "Jawab! Ayo jawab. Kamu gak
Bintang terkejut saat Irina datang ke kantor dengan seorang pria tampan. Irina tidak sungkan untuk menggandeng tangan pria itu, sehingga ada sedikit rasa cemburu yang datang di dalam hati Bintang. Sepertinya Irina sengaja ingin membuat Bintang cemburu, menguji kesabaran dari Bintang. Bintang mulai sedikit kesal dengan apa yang ditunjukkan oleh Irina pada dirinya. Dia segera berdiri, menunjukkan bagaimana dirinya yang sebenarnya. Sehingga itu jauh akan mengangkat bagaimana pria itu memiliki harga diri yang lebih. Irina yang sengaja ingin membuat Bintang naik pitam, mulai bermesraan dengan pria itu. Dia menempelkan kepalanya di tubuh pria itu, menunjukkan bagaimana mereka yang seperti sedang berpacaran di depan Bintang. "Apa-apaan ini! Kalian sedang apa?" ucap Bintang dengan wajah paniknya. Melihat Bintang yang sudah mulai cemburu dengan sandiwara yang dibuat oleh Irina dan teman prianya. Irina segera mengakhiri sandiwara tersebut. Dia pun tertawa dengan begitu lepasnya melihat Bint
"Kamu akan segera merasakan apa yang akan aku rasakan saat itu. Melihat bagaimana dirimu yang akan menjadi pesakitan dalam hal percintaan. Begitu yang kurasa saat itu. Melihat sosok suami yang ku cintai, ternyata bermain mata di belakangku. Aku janji, kamu akan merasakan apa yang aku rasakan. Tunggu pembalasanku itu." ucap Dasha memandangi surat undangan pernikahan Irina dan Bintang. Dasha lantas membakar surat undangan itu ke dalam sebuah tong besi. Ritual yang Dasha yakini akan menjadi sebuah perjuangan akan balas dendam yang ada di hatinya. Bagaimana Dasha merasakan sakit yang teramat, saat Bintang secara diam-diam melakukan hubungan terlarang dengan perempuan lain.Dasha semakin dibuat kalap, kala ia mengingat bagaimana Bintang mengatakan hal buruk pada dirinya. Membandingkan fisik dari Dasha dengan Irina. Sehingga akan ada pembuktian yang dilakukan oleh Dasha pada Bintang. Pembuktian yang akan membuat Bintang menyesal telah meninggal Dasha saat itu. Melihat ada gumpalan asap, O
Wajah Bintang terlihat begitu payah saat dia melakukan gladi bersih bersama dengan Irina. Dia sama sekali tidak nyaman dengan susunan acara yang dibuat oleh Irina. Banyak hal yang Bintang rasa, dari susunan acara itu sedikit melenceng dari apa yang seharusnya ada. Bintang pun merasa itu sebagai sebuah rencana yang tidak seharusnya dibuat oleh Irina. Bukannya ditaruh diakhir acara, pelemparan bucket bunga justru ditaruh di awal acara. Sebelum ijab qobul dilakukan, Irina ingin dirinya dan Bintang berdiri untuk melempar bucket bunga membelakangi audiens. Ini adalah simbol cinta yang dirasa Irina sebagai sebuah syarat mutlak. Bintang merasa pelemparan bunga itu seharusnya tidak dilakukan di awal acara. Melainkan dilakukan setelah mereka bertukar cincin pernikahan mereka. Itu jauh lebih romantis dari ide yang disampaikan oleh Irina pada dirinya. "Mengapa kamu menabrak tradisi. Bukankah itu hal yang buruk, seharusnya kita tidak melakukan itu di awal acara. Melainkan melakukan itu semua,
Irina tampil begitu cantik dengan sebuah gaun berwarna putih menyala. Ia begitu terlihat anggun dengan gaun berwarna terang tersebut. Wajahnya terus berseri, seiring dengan tepuk tangan yang diberikan oleh sanak keluarga yang datang untuk menyaksikan ijab qobul yang akan dilakukan oleh Bintang. Bintang sudah berada di tempat ijab qobul. Dia terlihat sudah siap untuk melakukan proses ijab qobul yang sudah pernah dilakukan. Tidak ada wajah tegang dari Bintang. Pengalaman benar-benar membuktikan, jika ia mampu melakukan semuanya dengan baik. Sehingga Bintang terlihat begitu percaya diri untuk bisa melakukan proses ijab qobul yang ada. Irina duduk di samping Bintang, menoleh sedikit ke arah Bintang yang ada di samping kananku. Sebelum melempar senyum yang langsung dibalas senyum manis dari Bintang. Mereka terlihat begitu bahagia saat berbalas senyum di hari ini. "Saudara Bintang, apa anda sudah siap melakukan prosesi ijab qobul di pagi ini?" tanya penghulu. "Tentu saja saya siap melak
Sebagai hiasan terakhir di tubuhnya, Dasha memasang sebuah anting berlian yang dibelikan oleh Oscar pada dirinya. Penampilan dari Dasha pun semakin cantik dengan anting berlian tersebut. Hingga Dasha merasa ini adalah penampilan terbaik dalam hidupnya. Dasha semakin memancarkan rona bahagia saat kembali bercermin di depan cermin. Dia terlihat semakin bahagia dengan penampilannya. Percaya diri, bisa kembali merebut Bintang dari tangan Irina. Sebelum membuat mantan suaminya patah hati oleh dirinya. Itu adalah misi balas dendam yang paling sempurna untuk seorang Dasha. Terdengar suara dari Oscar yang mulai berjalan ke arah kamarnya. Suara itu semakin nyaring terdengar ke telinganya, hingga Dasha pun sudah tidak sabar menunjukkan penampilan dari dirinya di hari ini. Dasha berharap Oscar akan suka dengan apa yang ditunjukkan oleh dirinya. Dasha segera bergegas dari meja rias, siap menyambut kedatangan dari Oscar di depan pintu kamarnya. Tetapi baru akan berjalan sedikit menjauh dari mej