"Kamu akan segera merasakan apa yang akan aku rasakan saat itu. Melihat bagaimana dirimu yang akan menjadi pesakitan dalam hal percintaan. Begitu yang kurasa saat itu. Melihat sosok suami yang ku cintai, ternyata bermain mata di belakangku. Aku janji, kamu akan merasakan apa yang aku rasakan. Tunggu pembalasanku itu." ucap Dasha memandangi surat undangan pernikahan Irina dan Bintang. Dasha lantas membakar surat undangan itu ke dalam sebuah tong besi. Ritual yang Dasha yakini akan menjadi sebuah perjuangan akan balas dendam yang ada di hatinya. Bagaimana Dasha merasakan sakit yang teramat, saat Bintang secara diam-diam melakukan hubungan terlarang dengan perempuan lain.Dasha semakin dibuat kalap, kala ia mengingat bagaimana Bintang mengatakan hal buruk pada dirinya. Membandingkan fisik dari Dasha dengan Irina. Sehingga akan ada pembuktian yang dilakukan oleh Dasha pada Bintang. Pembuktian yang akan membuat Bintang menyesal telah meninggal Dasha saat itu. Melihat ada gumpalan asap, O
Wajah Bintang terlihat begitu payah saat dia melakukan gladi bersih bersama dengan Irina. Dia sama sekali tidak nyaman dengan susunan acara yang dibuat oleh Irina. Banyak hal yang Bintang rasa, dari susunan acara itu sedikit melenceng dari apa yang seharusnya ada. Bintang pun merasa itu sebagai sebuah rencana yang tidak seharusnya dibuat oleh Irina. Bukannya ditaruh diakhir acara, pelemparan bucket bunga justru ditaruh di awal acara. Sebelum ijab qobul dilakukan, Irina ingin dirinya dan Bintang berdiri untuk melempar bucket bunga membelakangi audiens. Ini adalah simbol cinta yang dirasa Irina sebagai sebuah syarat mutlak. Bintang merasa pelemparan bunga itu seharusnya tidak dilakukan di awal acara. Melainkan dilakukan setelah mereka bertukar cincin pernikahan mereka. Itu jauh lebih romantis dari ide yang disampaikan oleh Irina pada dirinya. "Mengapa kamu menabrak tradisi. Bukankah itu hal yang buruk, seharusnya kita tidak melakukan itu di awal acara. Melainkan melakukan itu semua,
Irina tampil begitu cantik dengan sebuah gaun berwarna putih menyala. Ia begitu terlihat anggun dengan gaun berwarna terang tersebut. Wajahnya terus berseri, seiring dengan tepuk tangan yang diberikan oleh sanak keluarga yang datang untuk menyaksikan ijab qobul yang akan dilakukan oleh Bintang. Bintang sudah berada di tempat ijab qobul. Dia terlihat sudah siap untuk melakukan proses ijab qobul yang sudah pernah dilakukan. Tidak ada wajah tegang dari Bintang. Pengalaman benar-benar membuktikan, jika ia mampu melakukan semuanya dengan baik. Sehingga Bintang terlihat begitu percaya diri untuk bisa melakukan proses ijab qobul yang ada. Irina duduk di samping Bintang, menoleh sedikit ke arah Bintang yang ada di samping kananku. Sebelum melempar senyum yang langsung dibalas senyum manis dari Bintang. Mereka terlihat begitu bahagia saat berbalas senyum di hari ini. "Saudara Bintang, apa anda sudah siap melakukan prosesi ijab qobul di pagi ini?" tanya penghulu. "Tentu saja saya siap melak
Sebagai hiasan terakhir di tubuhnya, Dasha memasang sebuah anting berlian yang dibelikan oleh Oscar pada dirinya. Penampilan dari Dasha pun semakin cantik dengan anting berlian tersebut. Hingga Dasha merasa ini adalah penampilan terbaik dalam hidupnya. Dasha semakin memancarkan rona bahagia saat kembali bercermin di depan cermin. Dia terlihat semakin bahagia dengan penampilannya. Percaya diri, bisa kembali merebut Bintang dari tangan Irina. Sebelum membuat mantan suaminya patah hati oleh dirinya. Itu adalah misi balas dendam yang paling sempurna untuk seorang Dasha. Terdengar suara dari Oscar yang mulai berjalan ke arah kamarnya. Suara itu semakin nyaring terdengar ke telinganya, hingga Dasha pun sudah tidak sabar menunjukkan penampilan dari dirinya di hari ini. Dasha berharap Oscar akan suka dengan apa yang ditunjukkan oleh dirinya. Dasha segera bergegas dari meja rias, siap menyambut kedatangan dari Oscar di depan pintu kamarnya. Tetapi baru akan berjalan sedikit menjauh dari mej
Dasha tidak ragu untuk bergandengan tangan dengan Oscar. Dia begitu bahagia bisa berjalan bersama dengan Oscar. Apalagi pria yang dia gandeng adalah seorang dokter bedah yang punya nama. Rasanya Dasha menjadi orang yang paling beruntung bisa dekat dengan seorang Oscar. Beberapa tamu undangan yang mengenal Oscar, mulai menyapa dokter cabul tersebut. Mereka tentu ingin tahu, akan Dasha yang digandeng oleh Oscar dengan begitu mesranya. "Sore Pak dokter. Sepertinya sekarang Pak dokter sudah memiliki gandengan baru." ucap salah seorang pasien Oscar. "Ini hanya teman saya. Dia bukan pacar saya." ucap Oscar dengan santainya. "Masa cuman teman doang. Tapi kok gandengnya erat banget sih Pak dokter." ucap pasien lainnya. Oscar pun hanya tersenyum dengan godaan yang dilakukan oleh beberapa pasiennya. Ia merasa ini adalah hal yang wajar terjadi pada dirinya. Apalagi selama ini Oscar tidak pernah memposting apapun di sosial media miliknya. Begitu Dasha bersama dengan dirinya di acara pernikah
Wajah Oscar seketika dibuat memerah, saat Dasha menyuapi dirinya. Oscar terlihat malu-malu, tetapi dia menyukai apa yang dilakukan oleh Dasha pada dirinya. "Bagaimana rasanya, lebih enak milikku bukan?" tanya Dasha dengan wajah penasaran. Oscar mengunyah dengan penuh penghayatan. Merasakan bagaimana ia makan makanan milik Dasha. Wajahnya mulai terlihat bahagia saat mulai menelan makanan yang diberikan oleh Dasha pada dirinya."Iya juga, mengapa makananmu jauh lebih enak daripada milikku." ucap Oscar dengan wajah bingung. "Mungkin kita bisa mengganti makanan ini, namanya manusia. Tidak luput dari kesalahan seperti kita." ucap Dasha. Dasha segera mengangkat tangannya, memanggil pelayan pria untuk mengganti makanan milik Oscar yang memiliki rasa yang tidak sama dengan miliknya. Pelayan itu segera menghampiri Dasha dengan begitu ramahnya. Segera mencari tahu apa yang menjadi masalah dari Dasha. "Ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan sedikit menundukkan tubuhnya. "Saya sedikit kom
Bukan hal yang sulit bagi Bintang untuk menjalani malam pertama ini. Dia memiliki pengalaman bersama dengan Dasha, sehingga dia tahu apa yang harus dia lakukan di malam ini. Irina terlihat sudah tidak sabar untuk melakukan malam pertama bersama dengan Bintang. Membuka segelnya yang masih rapat terkunci, di bobol oleh Bintang. Irina pun segera merias diri untuk membuat Bintang semakin berhasrat di malam ini. Sepertinya pesta di hari ini cukup melelahkan bagi Bintang. Dia capek, sehingga tidak terpikir untuk melakukan hubungan badan di malam ini. Hanya ada tidur yang ada dipikiran Bintang saat ini, mengingat aktivitas padat yang dilakukan oleh Bintang sebelum pernikahan dirinya dan Irina digelar. Bintang terlihat begitu mengantuk, dia segera pergi ke kamar mandi untuk melepaskan pakaian pesta yang dikenakan olehnya. Membersihkan keringat yang mulai membasahi tubuhnya. Bintang tidak ingin tidur dengan keadaan basah kuyup oleh keringat yang mengucur di tubuhnya. Bintang langsung dibua
Dasha sepertinya tidak memiliki kegiatan apapun di malam ini. Semua pekerjaan dia sudah selesai. Begitu juga pekerjaan rumah yang harus dia kerjakan, sepertinya sudah tidak ada lagi yang harus dikerjakan. Dasha kembali teringat sebuah buku kecil yang dia simpan di laci kamarnya. Mungkin ini waktu yang tepat bagi Dasha untuk membaca buku catatan kecil tersebut. Entah mengapa Dasha begitu bersemangat untuk membaca buku kecil yang ia temukan di tumpukan kado pemberian dari pacar Oscar. Dasha mulai berjalan ke arah kamarnya, dia mulai menuju ke arah laci miliknya tersebut. Tidak sabar bagi Dasha untuk segera mengambil buku kecil tersebut. Membaca isi dari buku kecil tersebut. Entah apa yang ada di dalam buku itu. Tetapi cukup membuat Dasha penasaran dengan isi tulisan yang ada. Dasha membuka laci miliknya, mengambil buku itu dengan segera. Dia mulai membawa buku itu ke atas kasurnya. Tempat yang nyaman untuk membaca buku kecil tersebut. Dasha memperhatikan sampul buku kecil itu. Gamba