Sebagai hiasan terakhir di tubuhnya, Dasha memasang sebuah anting berlian yang dibelikan oleh Oscar pada dirinya. Penampilan dari Dasha pun semakin cantik dengan anting berlian tersebut. Hingga Dasha merasa ini adalah penampilan terbaik dalam hidupnya. Dasha semakin memancarkan rona bahagia saat kembali bercermin di depan cermin. Dia terlihat semakin bahagia dengan penampilannya. Percaya diri, bisa kembali merebut Bintang dari tangan Irina. Sebelum membuat mantan suaminya patah hati oleh dirinya. Itu adalah misi balas dendam yang paling sempurna untuk seorang Dasha. Terdengar suara dari Oscar yang mulai berjalan ke arah kamarnya. Suara itu semakin nyaring terdengar ke telinganya, hingga Dasha pun sudah tidak sabar menunjukkan penampilan dari dirinya di hari ini. Dasha berharap Oscar akan suka dengan apa yang ditunjukkan oleh dirinya. Dasha segera bergegas dari meja rias, siap menyambut kedatangan dari Oscar di depan pintu kamarnya. Tetapi baru akan berjalan sedikit menjauh dari mej
Dasha tidak ragu untuk bergandengan tangan dengan Oscar. Dia begitu bahagia bisa berjalan bersama dengan Oscar. Apalagi pria yang dia gandeng adalah seorang dokter bedah yang punya nama. Rasanya Dasha menjadi orang yang paling beruntung bisa dekat dengan seorang Oscar. Beberapa tamu undangan yang mengenal Oscar, mulai menyapa dokter cabul tersebut. Mereka tentu ingin tahu, akan Dasha yang digandeng oleh Oscar dengan begitu mesranya. "Sore Pak dokter. Sepertinya sekarang Pak dokter sudah memiliki gandengan baru." ucap salah seorang pasien Oscar. "Ini hanya teman saya. Dia bukan pacar saya." ucap Oscar dengan santainya. "Masa cuman teman doang. Tapi kok gandengnya erat banget sih Pak dokter." ucap pasien lainnya. Oscar pun hanya tersenyum dengan godaan yang dilakukan oleh beberapa pasiennya. Ia merasa ini adalah hal yang wajar terjadi pada dirinya. Apalagi selama ini Oscar tidak pernah memposting apapun di sosial media miliknya. Begitu Dasha bersama dengan dirinya di acara pernikah
Wajah Oscar seketika dibuat memerah, saat Dasha menyuapi dirinya. Oscar terlihat malu-malu, tetapi dia menyukai apa yang dilakukan oleh Dasha pada dirinya. "Bagaimana rasanya, lebih enak milikku bukan?" tanya Dasha dengan wajah penasaran. Oscar mengunyah dengan penuh penghayatan. Merasakan bagaimana ia makan makanan milik Dasha. Wajahnya mulai terlihat bahagia saat mulai menelan makanan yang diberikan oleh Dasha pada dirinya."Iya juga, mengapa makananmu jauh lebih enak daripada milikku." ucap Oscar dengan wajah bingung. "Mungkin kita bisa mengganti makanan ini, namanya manusia. Tidak luput dari kesalahan seperti kita." ucap Dasha. Dasha segera mengangkat tangannya, memanggil pelayan pria untuk mengganti makanan milik Oscar yang memiliki rasa yang tidak sama dengan miliknya. Pelayan itu segera menghampiri Dasha dengan begitu ramahnya. Segera mencari tahu apa yang menjadi masalah dari Dasha. "Ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan sedikit menundukkan tubuhnya. "Saya sedikit kom
Bukan hal yang sulit bagi Bintang untuk menjalani malam pertama ini. Dia memiliki pengalaman bersama dengan Dasha, sehingga dia tahu apa yang harus dia lakukan di malam ini. Irina terlihat sudah tidak sabar untuk melakukan malam pertama bersama dengan Bintang. Membuka segelnya yang masih rapat terkunci, di bobol oleh Bintang. Irina pun segera merias diri untuk membuat Bintang semakin berhasrat di malam ini. Sepertinya pesta di hari ini cukup melelahkan bagi Bintang. Dia capek, sehingga tidak terpikir untuk melakukan hubungan badan di malam ini. Hanya ada tidur yang ada dipikiran Bintang saat ini, mengingat aktivitas padat yang dilakukan oleh Bintang sebelum pernikahan dirinya dan Irina digelar. Bintang terlihat begitu mengantuk, dia segera pergi ke kamar mandi untuk melepaskan pakaian pesta yang dikenakan olehnya. Membersihkan keringat yang mulai membasahi tubuhnya. Bintang tidak ingin tidur dengan keadaan basah kuyup oleh keringat yang mengucur di tubuhnya. Bintang langsung dibua
Dasha sepertinya tidak memiliki kegiatan apapun di malam ini. Semua pekerjaan dia sudah selesai. Begitu juga pekerjaan rumah yang harus dia kerjakan, sepertinya sudah tidak ada lagi yang harus dikerjakan. Dasha kembali teringat sebuah buku kecil yang dia simpan di laci kamarnya. Mungkin ini waktu yang tepat bagi Dasha untuk membaca buku catatan kecil tersebut. Entah mengapa Dasha begitu bersemangat untuk membaca buku kecil yang ia temukan di tumpukan kado pemberian dari pacar Oscar. Dasha mulai berjalan ke arah kamarnya, dia mulai menuju ke arah laci miliknya tersebut. Tidak sabar bagi Dasha untuk segera mengambil buku kecil tersebut. Membaca isi dari buku kecil tersebut. Entah apa yang ada di dalam buku itu. Tetapi cukup membuat Dasha penasaran dengan isi tulisan yang ada. Dasha membuka laci miliknya, mengambil buku itu dengan segera. Dia mulai membawa buku itu ke atas kasurnya. Tempat yang nyaman untuk membaca buku kecil tersebut. Dasha memperhatikan sampul buku kecil itu. Gamba
2 tiket pergi ke Maladewa atau biasa di sebut Maldives sudah ada di tangan Bintang. Negara itu akan menjadi tujuan dari Bintang dan Irina melakukan bulan madu. Tempat yang indah untuk menghabiskan waktu bersama selama masa bulan madu. Awalnya semua berjalan baik, sampai Irina mulai merasa Maldives bulan lagi tempat yang indah menurutnya. Maldives tidak jauh berbeda dari Bali yang sudah sering dia kunjungi. Hingga Irina pun ingin melakukan bulan madu ke salah satu negara yang ada di Eropa. Negara tersebut adalah Prancis, negara yang di kenal akan icon menara Eiffel yang sudah tersohor tersebut..Tentu perubahan tempat bulan madu itu tidak jadi masalah. Tetapi Bintang sedikit heran saja dengan Irina yang bisa-bisanya merubah tujuan bulan madu mereka. Padahal keduanya sudah sempat setuju pergi ke Maldives untuk bulan madu. Tetapi secara tiba-tiba Irina menggangu tujuan bulan madunya secara mendadak."Padahal kita sudah keluar uang banyak untuk pergi ke Maldives. Tapi mengapa kita pindah
Midah sedari tadi menguping pembicaraan dari Bintang dan Irina. Mendengarkan setiap obrolan yang dibuat oleh Irina dan Bintang. Obrolan akan rencana bulan madu yang secara tiba-tiba di batalkan oleh Irina dengan sepihak. Awalnya Midah mengabarkan jika pasangan pengantin baru itu akan pergi ke Maldives selama satu minggu penuh. Tetapi kini rencana itu batal, pasangan pengantin baru itu akan pergi ke Prancis untuk bulan madu. Ia pun harus segera mengabarkan pada Riska akan rencana bulan madu yang akan dilakukan oleh Irina dan Bintang. Riska harus segera tahu akan rencana dari keduanya. Mungkin saja, Dasha akan turut serta dalam perjalanan ke Prancis untuk mengganggu bulan madu yang akan di lakukan oleh Irina dan Bintang. Midah berjalan dengan penuh kehati-hatian meninggalkan bagian luar kamar dari Irina. Dia tidak boleh ceroboh, sehingga tugas dia sebagai mata-mata yang diemban akan ketahuan oleh Irina dan Bintang. Hari ini Midah selamat, langkah kakinya yang berjalan dengan tanpa sua
Beberapa panggilan telepon dari Riska, sempat tidak terangkat oleh Dasha. Panggilan telepon itu seperti penting dari Riska, sehingga begitu banyak. Dasha membuka pesan yang di kirim oleh Riska pada dirinya. Dasha.... Aku hanya ingin mengabarkan, jika Bintang dan Irina akan pergi liburan bulan madu ke Prancis. Mereka membatalkan liburan mereka ke Maldives. Kurang lebih seperti itu isi pesan yang disampaikan oleh Riska pada Dasha. Dia berharap Dasha akan segera merubah rute perjalanan dia juga. Mengubah dari Maladewa menuju Prancis. "Gak konsisten banget sih mereka berdua. Awalnya mau ke Maldives. Eh, tiba-tiba malah pergi ke Prancis." Gerutu Dasha begitu selesai membaca pesan dari Riska. Dasha yang terlihat menggerutu, langsung di timpali oleh Oscar. Dia baru datang ke kamar Dasha, tetapi sudah melihat wajah Dasha yang terlihat begitu kesal di pagi ini. "Apa yang membuatmu kesal di pagi ini?" tanya Oscar berjalan mendekat ke arah Dasha. "Biasa, si pelakor dan suaminya. Untuk bula