Midah sedari tadi menguping pembicaraan dari Bintang dan Irina. Mendengarkan setiap obrolan yang dibuat oleh Irina dan Bintang. Obrolan akan rencana bulan madu yang secara tiba-tiba di batalkan oleh Irina dengan sepihak. Awalnya Midah mengabarkan jika pasangan pengantin baru itu akan pergi ke Maldives selama satu minggu penuh. Tetapi kini rencana itu batal, pasangan pengantin baru itu akan pergi ke Prancis untuk bulan madu. Ia pun harus segera mengabarkan pada Riska akan rencana bulan madu yang akan dilakukan oleh Irina dan Bintang. Riska harus segera tahu akan rencana dari keduanya. Mungkin saja, Dasha akan turut serta dalam perjalanan ke Prancis untuk mengganggu bulan madu yang akan di lakukan oleh Irina dan Bintang. Midah berjalan dengan penuh kehati-hatian meninggalkan bagian luar kamar dari Irina. Dia tidak boleh ceroboh, sehingga tugas dia sebagai mata-mata yang diemban akan ketahuan oleh Irina dan Bintang. Hari ini Midah selamat, langkah kakinya yang berjalan dengan tanpa sua
Beberapa panggilan telepon dari Riska, sempat tidak terangkat oleh Dasha. Panggilan telepon itu seperti penting dari Riska, sehingga begitu banyak. Dasha membuka pesan yang di kirim oleh Riska pada dirinya. Dasha.... Aku hanya ingin mengabarkan, jika Bintang dan Irina akan pergi liburan bulan madu ke Prancis. Mereka membatalkan liburan mereka ke Maldives. Kurang lebih seperti itu isi pesan yang disampaikan oleh Riska pada Dasha. Dia berharap Dasha akan segera merubah rute perjalanan dia juga. Mengubah dari Maladewa menuju Prancis. "Gak konsisten banget sih mereka berdua. Awalnya mau ke Maldives. Eh, tiba-tiba malah pergi ke Prancis." Gerutu Dasha begitu selesai membaca pesan dari Riska. Dasha yang terlihat menggerutu, langsung di timpali oleh Oscar. Dia baru datang ke kamar Dasha, tetapi sudah melihat wajah Dasha yang terlihat begitu kesal di pagi ini. "Apa yang membuatmu kesal di pagi ini?" tanya Oscar berjalan mendekat ke arah Dasha. "Biasa, si pelakor dan suaminya. Untuk bula
Paris, tentu akan jadi tujuan utama bulan madu Irina di Prancis. Kota yang memiliki icon menara Eiffel itu, menjadi destinasi utama yang akan di tuju oleh dia dan Bintang. Selain tempatnya yang indah serta memiliki historis akan cinta. Paris juga merupakan tempat yang indah untuk mencuci mata. Berbelanja dan sebagainya di berbagai brand ternama yang ada di dunia ini. Tidak heran bagi Irina memilih Paris sebagai tujuan utama dari destinasi yang akan di tujunya. Beberapa temannya mulai menghubungi Irina, mereka menitip beberapa barang mahal untuk dibeli oleh Irina. Tentu sebagian diharapkan akan jadi hadiah dari Irina. Mengingat Irina adalah anak konglomerat yang memiliki harta yang melimpah. Rose adalah teman semasa kuliah Irina di Australia. Mereka begitu dekat hingga kini, sebab Rose di anggap seperti saudara sendiri oleh Irina. Tidak heran Rose banyak memberikan masukan yang tentunya di terima dengan baik oleh Irina. Pagi ini Rose telah tiba di Indonesia, dia tidak bisa menghadir
Dasha terlihat begitu asyik memasak menu makan malam di dapur. Dia memang memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menciptakan masakan yang lezat. Tidak salah, jika Oscar sudah mulai jarang pergi restoran mahal. Saat ini Oscar lebih sering makan malam di rumah bersama dengan Dasha. Begitu Oscar pulang ke rumah, dia mencium aroma masakan Dasha yang begitu menggoda. Oscar tidak kuasa saat mencium aroma masakan Dasha yang begitu lezat. Dia pun sudah tidak sabar untuk mencicipi menu masakan yang Dasha buat. Apalagi Dasha memasak menu masakan yang Oscar sukai. Cumi balado dengan daun jeruk nipis. Sebuah menu yang kerap Oscar beli dengan harga mahal. Seiring Dasha yang kerap masak di rumah. Malam ini Oscar juga memiliki sedikit kejutan yang akan dia berikan pada Dasha. Kejutan yang akan membuat Dasha bahagia. Oscar yakin, Dasha akan bahagia dengan sedikit kejutan yang akan dia berikan tersebut. Oscar menyapa Dasha dengan begitu lembutnya. Dia mencium aroma masakan dari Dasha dari jarak y
Dua koper rasanya masih kurang bagi Irina untuk membawa perlengkapan selama berada di Prancis nantinya. Bulan madu yang akan berlangsung selama kurang lebih 2 minggu itu, akan menjadi bulan madu yang mengesankan bagi Irina dan Bintang. Kaos lingerie menjadi barang terakhir yang di masukkan oleh Irina ke dalam koper miliknya. Kaos lingerie berwarna hitam itu, akan menjadi kaos dinas Irina selama bulan madu bersama dengan Bintang. Mungkin saja Irina akan menciptakan suasana yang cukup menakjubkan dalam proses bulan madu bersama dengan Bintang di Prancis. Ada banyak tempat yang akan dikunjungi oleh keduanya. Hingga mungkin akan ada banyak momen yang tidak akan pernah dilupakan oleh keduanya. "Sebenarnya masih banyak barang yang akan aku bawa di koper ini. Tapi, seperti cukup segini saja. Aku takut kebanyakan bawa barang." ucap Irina dengan wajah kurang puas. "Memang kamu mau bawa apalagi, seperti masih ada ruang di koperku." ucap Bintang. "Catokan." ujar Irina dengan penuh semangat.
Beberapa kali Dasha menaiki sebuah pesawat untuk pergi ke sebuah tempat. Tetapi tidak satu pun dari pesawat yang ditumpangi oleh Dasha adalah pesawat dengan jenis bisnis. Bintang hanya bisa memberikan kelas ekonomi pada Dasha. Padahal Dasha adalah istrinya saat itu. Tapi Bintang begitu perhitungan akan Dasha. Oscar adalah keterbalikan dari Bintang, dia adalah seorang yang royal serta memiliki kemampuan dalam memberikan pelayanan yang baik akan orang yang disukainya. Dia menggunakan pesawat kelas bisnis untuk memanjakan Dasha dalam perjalanan menuju Prancis. Tidak ada perhitungan yang membuat keuangan dari Oscar akan turun. Semuanya tidak ada artinya bagi Oscar, dia adalah seorang yang sama sekali tidak peduli dengan harta kekayaan. Apa yang ada, selalu Oscar berikan. Dasha pun begitu menyukai pelayanan dengan kelas bisnis yang diberikan oleh pihak pesawat. Wajahnya begitu berseri dengan segala macam fasilitas yang diberikan oleh pihak pesawat. Mulai dari tempat yang nyaman, hingga s
Qatar menjadi negeri kedua yang menjadi tempat transit dari pesawat yang ditumpangi oleh Dasha dan Oscar. Mereka pun harus menunggu beberapa jam lagi untuk melakukan penerbangan menuju kota Paris. Sepertinya itu waktu yang cukup lama, tetapi Dasha dan Oscar sudah tidak sabar untuk segera melakukan penerbangan itu dengan sempurna. Mengingat penerbangan yang dilakukan oleh Oscar dan Dasha akan menjadi penerbangan yang melelahkan lainnya. Dasha sudah makan di dalam pesawat, dengan menu makanan yang lezat. Tetapi itu masih kurang bagi dia yang memang suka makan. Dasha pun mengajak Oscar untuk kembali makan, sambil menunggu pesawat mereka akan kembali berangkat menuju Paris. "Aku sudah jarang makan, makanan Timur Tengah. Jadi apakah kamu mau makan juga sepertiku?" ajak Dasha. "Aku sebenarnya masih kenyang, makanan di pesawat tadi cukup banyak. Tapi jika memang kamu masih lapar, mari kita makan lagi." ucap Oscar.Dasha langsung menarik tangan kanan Oscar, dia benar-benar sudah tidak saba
Dasha seketika berteriak saat ia turun dari pesawat. Dasha begitu senang bisa tiba di Prancis, setelah perjalanan yang cukup panjang. Ia pun begitu bahagia dengan perjalanan panjang yang dilakukan olehnya tersebut.Melihat Dasha yang begitu senang bisa menginjakkan kakinya di Prancis. Oscar juga tidak bisa berkata apa-apa. Dia terlihat bahagia seperti yang Dasha rasakan. Matanya berbinar, dengan wajah yang tidak henti tersenyum. Mengisyaratkan bagaimana dirinya yang begitu bahagia dengan perjalanan yang dia lakukan. Musim semi masih cukup jauh, ini masih musik dingin. Angin bertiup dengan kencangnya, menerbangkan hawa dingin yang menusuk tulang. Pakaian tebal yang dikenakan oleh Dasha, seolah tidak ada gunanya. Ketika udara dingin itu masuk ke dalam tubuhnya dengan perlahan. "Aku pikir cuacanya tidak akan sedingin ini, rasanya tubuhku seperti akan beku." ucap Dasha dengan wajah kedinginannya. Oscar mengambil handphone di saku jeans mahalnya. Memperlihatkan suhu yang saat ini ada di