Dasha seketika berteriak saat ia turun dari pesawat. Dasha begitu senang bisa tiba di Prancis, setelah perjalanan yang cukup panjang. Ia pun begitu bahagia dengan perjalanan panjang yang dilakukan olehnya tersebut.Melihat Dasha yang begitu senang bisa menginjakkan kakinya di Prancis. Oscar juga tidak bisa berkata apa-apa. Dia terlihat bahagia seperti yang Dasha rasakan. Matanya berbinar, dengan wajah yang tidak henti tersenyum. Mengisyaratkan bagaimana dirinya yang begitu bahagia dengan perjalanan yang dia lakukan. Musim semi masih cukup jauh, ini masih musik dingin. Angin bertiup dengan kencangnya, menerbangkan hawa dingin yang menusuk tulang. Pakaian tebal yang dikenakan oleh Dasha, seolah tidak ada gunanya. Ketika udara dingin itu masuk ke dalam tubuhnya dengan perlahan. "Aku pikir cuacanya tidak akan sedingin ini, rasanya tubuhku seperti akan beku." ucap Dasha dengan wajah kedinginannya. Oscar mengambil handphone di saku jeans mahalnya. Memperlihatkan suhu yang saat ini ada di
Oscar tentu terkejut saat pihak hotel mengatakan jika salah satu kamar hotel yang dipesan oleh Oscar dalam perbaikan. Ada sedikit masalah yang sedang dialami oleh kamar tersebut. Oscar pun akhirnya hanya bisa memesan satu kamar hotel untuk dirinya dan Dasha. Oscar sempat negosiasi dengan pihak hotel mengenai kamar lainnya yang bisa Oscar sewa. Tetapi semua kamar hotel saat ini sudah dipenuhi oleh pelancong lainnya. Mengingat ini waktu liburan musim dingin, sehingga banyak orang yang liburan ke Prancis saat ini. Ini sudah jadi takdir yang harus di terima oleh Dasha dan Oscar. Mereka harus tidur di atas ranjang yang sama. Hal yang sebenarnya kurang di sukai oleh Oscar. Dia kurang suka, jika harus tidur dengan perempuan di satu ranjang yang sama. Tetapi, sudah tidak ada pilihan lagi baginya. Oscar berjalan menuju kamar hotel miliknya dan Dasha. Dia terlihat sedikit gugup untuk satu tempat tidur bersama dengan Dasha. Ada perasaan yang kurang nyaman saat harus tidur dengan Dasha. Oscar
Salju yang turun, sama sekali tidak membuat pesta di malam ini hambar. Semuanya justru semakin berkilauan serta memiliki sebuah kesan tersendiri. Hujan tidak artinya untuk saat ini. Semua orang tetap berdansa dengan begitu ruang gembira. Mereka merasakan kebahagiaan yang begitu teramat besar akan malam ini. Orang-orang semakin larut dalam pesta besar yang dibuat oleh salah satu pesohor di sana. Mereka semakin bahagia dengan sajian makanan yang begitu lezat serta menggugah selera. Makanan itu pun seketika membuat selera makan dari Irina memuncak. Dia pun tidak sabar untuk mencicipi makanan yang begitu menggugah selera makannya.Wajah Irina benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa laparnya. Apalagi melihat lezatnya makanan yang nampak di hadapannya. Seketika perut Irina pun meronta-ronta untuk mencicipi hidangan yang ada ada di hadapannya tersebut.Irina mulai mengambil makanan itu dengan tangannya. Sebelum langsung memasukkan ke dalam mulutnya. Wajahnya terlihat begitu bahagia saat
Rambut Oscar terlihat begitu basah, sepertinya dia sudah mandi sedari pagi. Sementara Dasha masih memeluk bantalnya, dia masih tertidur dengan begitu pulasnya. Dasha sepertinya kelelahan, sehingga dia tidur dengan begitu pulasnya. Oscar semakin merasakan Dasha yang begitu mirip dengan Rena. Tidak hanya dari wajah Dasha saja, tetapi setiap tingkah laku dari Dasha. Kini Oscar rasa begitu mirip dengan Rena. Padahal Oscar tidak pernah bercerita akan Rena pada Dasha. Perempuan itu secara alami mulai bersikap menyerupai Rena. Itu yang membuat Oscar begitu senang dengan perubahan sikap dan sifat dari Dasha menyerupai Rena. Cara tidur dari Dasha juga mulai mirip dengan Rena. Bagaimana dia memeluk guling, memejamkan matanya. Sampai posisi tidurnya, sama persis seperti Rena. Oscar pun semakin senang untuk memandangi Dasha ketika sedang tertidur. Semakin lama, Oscar pun mulai merasa lapar. Apalagi udara di lagi ini terasa begitu dingin, menciptakan rasa lapar yang lebih cepat lagi. Oscar sepe
Memantau dari story yang di buat oleh Irina di laman sosial media miliknya. Dasha akhirnya menemukan lokasi keberadaan dari Bintang dan Irina. Ini akan jadi kesempatan yang cukup besar bagi Dasha untuk bisa bertemu dengan keduanya. Bahkan dia akan mencuri pandang dengan Bintang. Mendapatkan izin dari Oscar, Dasha pun segera pergi ke tempat ski yang berlokasi tidak jauh dari hotel tempat dia menginap. Rasanya dengan menumpang sebuah taksi, sudah cukup untuk Dasha bisa sampai di lokasi bermain ski yang sedang dilakukan oleh Irina dan Bintang. Menyewa peralatan ski yang ada, Dasha yang tidak bisa bermain ski sama sekali. Larut bersama dengan orang-orang untuk bermain ski bersama. Tetapi tujuan dia tetap untuk bisa mendekati Bintang. Mungkin saja semakin dia dekat dengan Bintang, akan semakin cepat dia membuat Bintang jatuh hati pada dirinya. Irina sepertinya melihat Bintang yang sedang mengajari Irina bermain ski. Hal yang tidak pernah Bintang ajarkan pada Dasha selama menjadi suaminy
Dasha seketika dibuat terkejut saat melihat kedatangan sebuah mobil mewah di depan dirinya. Dasha tidak memesan taksi online di hari ini. Dasha berniat menaiki trem untuk bisa kembali ke hotel. Itu akan jadi pengalaman yang paling berkesan bagi Dasha. Dasha menjauh sedikit saat mobil itu benar-benar dekat dengan bahu jalan. Dasha merasa akan menjadi sedikit kurang baik untuk dirinya. Dasha khawatir orang di dalam mobil itu adalah orang jahat yang akan melakukan tindakan kejahatan pada dirinya. Oleh karena itu, Dasha harus bisa berhati-hati dengan segala kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya. Termasuk menjauh dari mobil yang hampir berada di dekat dirinya. Dasha lebih terkejut lagi, saat dia melihat orang yang aad di dalam mobil. Begitu kaca mobil itu terbuka secara otomatis, Wajah tampan dari Oscar seketika nampak. Dia terlihat begitu bahagia bisa melihat Dasha yang ada di dekat mobilnya. "Selamat siang Nona." sapa Oscar melepas kaca mata hitamnya. Dasha seketika tersenyum me
Bintang harus memastikan terlebih dahulu, jika Irina tidak ada di sekitar kamar hotel. Jika Irina ada di sekitar kamar hotel, bukan tidak mungkin akan ada satu hal yang akan membuat Bintang dipukul atau mendapatkan serangan dari seorang Irina. Sepertinya Irina tidak ada di sekitar kamar hotel. Bahkan dia tidak ada tanda-tanda dari Irina yang akan segera datang ke kamar hotel. Ini kesempatan yang bagus bagi Bintang untuk mengirimkan sebuah pesan pada Masha (nama samaran dari Dasha). Dasha segera berbaring di atas kasurnya, memperhatikan wajah cantik Dasha yang terlihat begitu mempesona di photo profilnya. Bintang tidak hanya jatuh hati pada tutur kata Dasha yang lembut. Tetapi dia juga begitu jatuh hati akan wajah Dasha yang anggun serta mempesona. Sepertinya tidak ada alasan apapun untuk tidak jatuh hati pada Dasha. Perempuan yang memiliki senyuman yang begitu cantik serta mempesona. Bintang mulai berpikir untuk membuka obrolan apa dengan Dasha. Dia harus bisa memikirkan dari sekar
Dasha sudah siap untuk memejamkan matanya, pesan terakhir yang dia kirim pada Bintang. Mengisyaratkan dirinya yang sudah begitu mengantuk. Di hari ini, banyak aktivitas yang sudah dilakukan oleh Dasha. Itu yang membuat dia begitu lelah dengan segala aktivitas yang telah dilakukan olehnya. Beberapa kali dia menguap dengan begitu mulut yang terbuka lebar. Selimutnya juga sudah membungkus tubuhnya, Dasha hanya tinggal memejamkan mata saja. Namun saat Dasha akan memejamkan mata, tiba-tiba Oscar datang dengan mengenakan celana pendek serta kaos dalam saja. Tongkat sakti milik Oscar pun sudah terlihat begitu meronta-ronta untuk masuk sarang milik Dasha. Sebuah tempat yang nyaman untuk bisa singgah bagi tongkat sakti milik Oscar tersebut. "Kamu mau tidur?" tanya Oscar duduk di samping Dasha. "Sepertinya begitu." jawab Dasha bangun kembali. Oscar sebenarnya malam ini ingin sekali bercinta. Dia sedang begitu berhasrat, apalagi udara dingin yang ada. Akan semakin baik bagi Oscar dihabiskan