Setelah mengalami proses pemeriksaan yang lama dan melelahkan, akhirnya Freya diperbolehkan untuk kembali ke kamar inapnya. Aura kebahagian dan senyum kelegaan terlihat jelas di wajah-wajah orang-orang yang mengasihi Freya. Namun, Chloe, Magnus dan Mateo, harus rela menunggu giliran mereka untuk menjenguk Freya. Mereka mendahulukan kedua orang tua Freya. Mrs. dan Mrs.Chriss masuk dengan perlahan ke dalam kamar tempat sang anak dirawat. Freya tertidur lelap. Dia baru saja mengalami masa krisis yang lumayan panjang, pemeriksaan dan pengawasan yang ketat, tapi akhirnya kembali stabil. Wajahnya yang sejak semalam pucat pasi, kini mulai terlihat berwarna dan segar kembali.Dengan hati-hati, Mrs. Chriss menggenggam tangan Freya.“Hai, Freya darling! Apa kabar?” bisik sang mommy lembut. Dia tidak ingin mengusik waktu istirahat Freya.“Mommy di sini, darling. Oh iya. daddy-mu juga ada di sini. Kami berdua baru datang dan sempat menunggu di luar tadi, tapi sekarang, kami akhirnya menemanimu
“Mateo, Magnus, kalian tahu tidak, apa yang paling aku ingat saat ini?”“Ceritakan pada kami,” pinta Magnus. "Aku yakin, Freya pasti mendengar semua cerita kita dari alam bawah sadarnya,” ujarnya lagi penuh antusias.“Hmm, aku paling ingat saat Freya dan aku menghabiskan waktu bersama di bawah langit malam. Kami berpegangan tangan sambil bercerita tentang hidup dan semua kisah suka dan duka yang telah kami lalui bersama. Aku tidak pernah bisa melupakan kenangan itu, dan aku ingin melakukan hal itu lagi bersama Freya."Chloe berusaha tersenyum. Namun, air matanya kembali tumpah ruah ketika mengingat betapa indahnya persahabatannya bersama Freya selama ini. Mereka bahkan sudah seperti kakak beradik. Saking sedihnya, Chloe harus memeluk Mateo agar tangisannya tidak mengganggu Freya.Magnus ikut memeluk Chloe. Mereka bertiga saling berpelukan, dan menangis dalam satu harapan yang sama.“Terima kasih, untuk kalian berdua yang selama ini sudah menemani dan mendukung Freya. Aku sangat mengha
“Freya ingin berbicara dengan Chloe,” ucap Mrs. Chriss dari depan pintu.“Denganku?" ucap Chloe kaget dan hampir melompat dari sofa yang didudukinya."Iya, dia menunggumu di dalam.""Baiklah. Aku masuk dulu ya, sayang,” pamit Chloe kepada Mateo an segera menemui Freya.Chloe masuk dengan perlahan di dalam kamar inap tersebut dan menghampiri Freya yang terlihat sudah lebih baik dari sebelumnya. Freya yang masih terbaring lemah, tersenyum menyambut kedatangan sahabatnya itu.“Hello, my dear!” sapa Chloe dengan lembut. Dia memberikan pelukan yang panjang untuk Freya.“Hello, honey,” bisik Freya pelan. Sebuah senyuman mengembang di wajahnya yang masih terlihat letih.“Aku senang sekali kamu berhasil keluar dari masa kritis ini, Freya.” Chloe menatap Freya dengan penuh kasih sayang dan menggenggam tangannya.“Itu semua karena kamu, Chloe,” ucap Freya sambil mengerjap-ngerjapkan matanya dengan perlahan. Dia berusaha untuk menyesuaikan netranya dengan pencahayaan di dalam kamar itu.“Maksud
"Freya, aku sudah tidak sabar lagi untuk menyambut kepulanganmu. Maukah kamu tinggal bersamaku saat kamu keluar dari rumah sakit nanti?" tanya Chloe setelah semua tim medis meninggalkan mereka berdua.“M-maksud kamu?” Freya terlihat cukup kaget mendengar tawaran Chloe.“Aku ingin agar kamu dan Samuel tinggal bersama kami. Di sana akan ada yang merawatmu dua puluh empat jam (24), sehingga aku tidak perlu khawatir lagi setiap saat.”“Are you serious?”Chloe mengangguk sambil tersenyum lebar.“Yes, I am!”Air mata kebahagiaan mengalir di kedua pipi Freya. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Tinggal bersama Chloe dan menghabiskan hari-hari bersama sahabatnya ini, pasti akan sangat menyenangkan.“Yes! Aku mau, Chloe. Aku mau tinggal bersama kalian. Samuel pun pasti akan sangat senang bila mendengar kabar ini.”Mereka berdua berpelukan dengan penuh haru. Bagi Chloe, tidak ada yang lebih membahagiakan saat orang-orang yang dia sayangi tinggal bersamanya.“Apakah kamu mau berbicara dengan
“Sayang, aku sudah bilang pada Freya untuk pindah ke rumah kita minggu depan?” ucap Chloe sambil bergelayut manja pada lengan suaminya. “Oh ya? Bagaimana reaksi dia? Apakah dia mau?”“Iya dong, dia bersemangat sekali dan sudah tidak sabar lagi untuk keluar dari rumah sakit.”“Syukurlah kalau dia mau. Aku ikut bahagia. Bagaimana kabar jagoan-jagoanku di dalam sana?”Chloe tersenyum lebar sambil mengelus perutnya. “Aku pikir, mereka sedang beristirahat sekarang.”“Bolehkan aku mengunjungi mereka malam ini?” tanya Mateo dengan tatapan nakal.“Hmm, kita lihat nanti ya.” Chloe hanya mengerling penuh arti pada suami tercintanya itu. Dia memang paling jago kalau menggoda Mateo. Hanya dengan kerlingan mata atau dengan menggigit bibirnya, Mateo bisa langsung klepek-klepek.Melihat reaksi dan jawaban sang istri, Mateo hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya. Dia juga tidak bisa memaksa karena Chloe masih dalam tahap pemulihan. Sebenarnya mereka sudah beberapa kali melakukan hal yang dilarang oleh
Albert duduk dengan gelisah di depan pengacaranya. Sudah berpuluh-puluh pertanyaan yang sama yang harus dia jawab. Dia benar-benar lelah dan muak sekarang. “Tuan Albert, lebih baik Tuan memberitahu kepada saya semuanya sehingga saya bisa bernegosiasi dengan pihak hakim.”“Kamu tuli, ya? Sudah aku katakan berulang-ulang dari tadi kalau aku tidak ada sangkut pautnya dengan tragedi yang terjadi di Sky pub and hotel,” dengus Albert dengan mata berapi-api. Dia bangkit berdiri dan meninju-ninju udara di depannya. Tubuhnya terasa pegal setelah berjam-jam duduk di sana hanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan bodoh dan membosankan dari pengacaranya. “Tuan, kalau begitu, saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi, perkara ini akan mereka bawa ke meja hijau dalam satu minggu ke depan.”“Lah, tugas kamu sebagai pengacaraku, apa dong? Apa perlu aku ajarkan cara untuk menjadi seorang pengacara?”“Saya tahu apa pekerjaan saya, Tuan, tapi saya membutuhkan kerja sama dari Tuan Albert.”“Kalau begitu,
“Audrey?” Tumben dia menelpon sekarang setelah sekian lama dia menghilang tanpa kabar?” gumam Chloe sambil mengangkat panggilan telepon dari Audrey. Chloe sudah melupakan masalahnya dengan Audrey, dia sebenarnya kasihan pada Audrey yang sudah menjadi korban nafsu si Albert.‘Hello, Chloe!’ sapa Audrey dengan suara yang tidak seperti biasanya. Terdengar canggung dan kaku.‘Hi! Audrey! How are you?’‘I am good, thanks for asking. What about you?’‘I am good.’Mereka berdua terdiam karena tidak tahu harus berkata apa. Dari speaker telepon, Chloe bisa mendengar suara napas Audrey yang berat. Sepertinya dia bingung sendiri harus berbicara apa dengannya.‘Chloe, emm, bisakah, eh, maksudku, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan. Bisakah kita ketemuan hari ini?’‘Kenapa harus ketemu? Kamu 'kan bisa bilang lewat telepon saja,’ celetuk Chloe heran. Jujur saja, dia sudah tidak mau berhubungan dengan Audrey lagi. ‘Aku ingin menyampaikan hal ini secara langsung padamu, please …’Chloe terdiam seje
“Apakah kau lelah?” tanya Mateo yang baru pulang dari kerja. Dia mencium perut Chloe yang sudah mulai terlihat membesar. Dalam beberapa hari lagi, mereka akan ke rumah sakit untuk check up dan memeriksa apakah kandungan Chloe baik-baik saja.“Iya, maaf, aku sudah tidur terlalu lama,” ucap Chloe sambil mengelus kepala Mateo dengan penuh kasih sayang.“No, no. Kamu tidak perlu minta maaf, ibu hamil itu perlu istirahat yang banyak. Tenagamu pasti terkuras karena harus membawa tiga orang bayi sekaligus."Chloe tersenyum lembut mendengar perkataan sang suami. Cinta Mateo seakan tidak pernah habis untuknya.“Sayang, Audrey ingin bertemu denganku.” Begitu mendengar nama Audrey disebut, tubuh Mateo langsung menegang. Masih hangat di pikirannya bagaimana Audrey mengkhianati wanita yang sangat dicintainya ini. Namun, di sisi lain, Mateo juga bersyukur, dengan adanya pengkhianatan itu, Chloe menjadi miliknya.Well, sebenarnya, tanpa adanya peristiwa itu pun, Mateo akan tetap berjuang untuk mend