"Di Mansion Maximillan ini, Tuan Maximillan adalah aturannya. Dia bisa mengubah aturan sesuai keinginannya. Tapi, ada beberapa aturan yang akan tetap sama. Yaitu, pertama, dia tidak mengizinkan siapa pun mandi di malam hari di sini. Kedua, dia tidak mengizinkan makanan yang dihidangkan di meja makan tidak sesuai dengan jadwal. Ketiga, dia benci kamar mandinya dipenuhi oleh busa-busa sabun." Anastasia mendesah, mengumumkan rasa nikmat yang didapatkan tubuhnya yang malam ini sedang berendam air hangat di dalam bathub. Tubuhnya yang polos, terlihat ditutupi busa. "Aku tidak peduli dengan aturannya. Persetan dengan itu semua karena malam ini aku membutuhkan ini. Toh, kedatangannya juga sudah terjadwal dan malam ini bukanlah malam di mana dia akan datang berkunjung." Iya, malam ini Anastasia memang butuh merendam dirinya untuk menghilangkan rasa penat setelah berkeliling mengenal Mansion tempat tinggalnya. Ini adalah hidup yang selalu dia bayang-bayangkan. Tinggal di rumah bak istana in
Flashback on....Setelah melihat tingkah wanita teman mainnya secara sembunyi-sembunyi, Daniel langsung membuka matanya dengan sempurna, memperlihatkan manik abu-abunya yang indah dan menawan."Wanita yang begitu sangat liar." Laki-laki itu bergerak bangun dari tidurnya dengan sedikit menggeliat, menanggalkan kelelahan karena aktivitas semalam. Raut wajahnya yang tampan, dengan garis muka tegas, terlihat berseri-seri. "Sungguh, semalam adalah permainan paling menggairahkan. Aku tidak pernah merasa bernafsu sekali seperti semalam." Dengan tersenyum, Daniel meraba tengkuknya yang sedikit agak pegal. Di dada bidang laki-laki itu, bekas-bekas cakaran terlihat masih merah di sana. Terdapat banyak sekali kiss mark tertinggal di leher laki-laki itu. Lebih dari itu, di kedua pundaknya, terdapat banyak sekali bekas-bekas gigitan yang bekasnya terlihat lumayan dalam. "Namanya Nona Anastasia ya?" Daniel bergerak menyingkap selimut, lalu kemudian turun dari ranjang dengan telanjang, "aku akan
Tiga hari kemudian, Mansion Maximillan "Anne, Anakku. Terima kasih banyak, Sayang. Panti asuhannya tidak jadi digusur. Pihak bank kembali menyerahkan surat tanahnya kepada Mom." "Ah, sungguh? Anne ikut senang, Mom." Anastasia menahan tangisannya. Setelah mengatakan itu, dia langsung membekap mulutnya rapat-rapat agar suara pilu itu tidak terdengar oleh orang yang saat ini jadi teman teleponannya. "Iya, Mom dan adik-adikmu sangat-sangat senang. Terima kasih juga karena kamu sudah meminta beberapa orang konstruksi bangunan datang untuk memperbaiki kondisi panti. Mom yakin semua ini juga pasti darimu, 'kan?" Anastasia yang mendengar itu sedikit mengernyit bingung. Matanya yang saat ini terlihat berkaca-kaca terlihat tidak mengerti, tapi biar begitu dia tetap menyunggingkan senyum. Wanita itu mengangguk sembari bergerak melepas bekapan di mulutnya, "I ... iya, aku meminta beberapa orang datang untuk membenahi bangunan yang sudah rusak, Mom." Anastasia kembali ingin menangis. Dia terh
"Ya Tuhan, Nona. Sungguh, malam ini Anda benar-benar terlihat cantik sekali. Pakaian yang Anda kenakan terlihat cocok. Anda seperti seorang putri." Aunty Jane terkesima. Dia bahkan sampai membekap mulutnya dengan kedua tangan. Malam ini, tepat jam delapan malam, Anastasia sedang berdiri di depan cermin. Wanita bergaris muka lembut itu, sedang memandangi pantulan penampilannya. Saat ini, dia sudah terlihat cantik. Ditubuhnya sudah terpasang dress pesta berwarna biru dongker yang menawan. Rambutnya yang indah, tergerai dalam bentuk agak keriting di bagian bawah. 'inilah yang aku impikan. Bisa tampil cantik dengan baju-baju dari brand ternama, tapi entah kenapa aku tidak merasa bahagia sekali,' batin Anastasia dengan ekspresi wajah yang sedih, tapi semua itu disamarkan oleh sebuah senyum yang tersungging sangat indah di kedua sudut bibirnya yang berwarna merah pudar. "Aunty Jane! Aunty Jane!" Seorang wanita berpakaian maid yang sama seperti aunty Jane, tiba datang dengan langkah cepat
Setelah melaju selama 15 menit dari pinggiran kota Milan, mobil mewah milik Daniel terlihat sudah berhenti di sebuah hotel bintang lima. "Ingat yang aku katakan di rumah tadi. Cobalah seramah mungkin biarpun saat ini kau sedang sedih!" peringat Daniel sebelum mereka benar-benar keluar dari dalam mobil. Anastasia yang mendengar itu langsung tersenyum. Dia bergerak menganggukkan kepalanya mengerti, 'ramah berarti aku akan tersenyum. Begini bukan?' batin wanita itu dengan semakin melebarkan senyumannya, membuat ekspresi wajahnya terlihat sangat-sangat menyeramkan. "Memangnya kau joker hingga akan menyapa rekan Bisnisku seperti itu?" sinis Daniel yang membuat senyum lebar Anastasia langsung memudar, "senyum kecil saja!" imbuhnya memerintah dengan netra abu-abu yang menatap tajam wanita itu. Anastasia menganggukkan kepalanya, 'begini?' batin wanita itu dengan membentuk sebuah senyum kecil. Daniel yang melihat senyum itu langsung tiba-tiba mendapatkan sebuah degupan. Sorot mata abu-abu
"Tidak tidak tidak, demi keamanan bersama, aku harus menjauhi mereka." Anastasia melangkah mundur dari persembunyiannya. Wanita cantik dengan dress ungu itu terus melakukan itu dengan pandangan tajam ke arah Marselino dan Nathalia yang saat ini berada di area konsumsi, "jangan sampai merek-""Hei, Nona! Perhatikan jalanmu!"Anastasia terjungkat kaget. Dia langsung berbalik dan memperlihatkan ekspresi wajah yang panik, "Tuan, maaf. Saya tid-'sial, dia yang tadi bersama CEO dari perusahaan Maximillan Corf? Bisa gawat jika aku mengusik wanitanya,' batin laki-laki random yang tadi tidak sengaja tersenggol oleh Anastasia, "ha, lupakan saja Nona. Maaf, karena aku menyenggolmu." Anastasia yang tadinya panik langsung terlihat mengernyitkan keningnya bingung, 'kenapa dia begitu? Bukannya yang salah di sini itu aku, ya? Lalu kenapa dia min-" "Anne?" Suara panggilan bernada tinggi memotong perkataan Anastasia, membuat tubuh wanita itu menegang sempurna. Tiba-tiba aliran darahnya berubah cepat
Daniel menginjak pedal rem secara mendadak, membuat tubuh ringan Anastasia terhuyung ke depan. Rahang laki-laki itu mengetat, tatapan matanya terlihat memancarkan amarah. "Sekarang katakan, apa saat bicara tadi kau tidak memikirkan dampaknya, Jalang?!" Kepala Daniel menoleh dengan sempurna ke arah Anastasi yang ternyata juga sudah melihat ke arahnya. "Maaf, aku benar-benar tidak tahu kalau dampaknya akan begitu besar," katanya dengan nada dan ekspresi wajah yang menunjukkan penyesalan. Setelah kejadian Anastasia yang membuat pernyataan tadi, Daniel langsung berlalu pergi sebelum keadaannya semakin buruk. Dia nanti tidak mau kalau pesta sahabatnya itu rusak karena didatangi para wartawan-wartawan tidak jelas yang suka sekali mengulik dan membuat pemberitaan tentang dirinya. Biarpun Daniel Alex Maximillan bukanlah seorang selebritis, laki-laki itu selalu dikerumuni wartawan. Bahkan tidak jarang situs pemberitaan online mau pun offline membuat berita miring tentangnya. "Daniel, sung
Tepat jam 6 pagi sekali, Anastasia bangun dari tidurnya. Wanita itu menggeliat menghilangkan letih yang dirasakan oleh sekujur tubuhnya. "tugas kamu menjadi asisten pribadi dari Tuan Maximillan itu meliputi beberapa hal sebagai berikut. Pertama, kamu harus menyiapkan perlengkapan pribadi milik beliau, mulai dari air mandi, baju kerja, hingga sarapan. Kamu harus menyiapkannya sebelum jam 6.30. Kedua, kamu harus dengan cermat mengatur jadwal kerja Tuan Maximillan, mulai dari pengaturan meeting dengan karyawan, meeting dengan kolega bisnis, hingga meeting luar negeri. Terkahir, bantu dia mengurus segala laporan kerja dari pegawai bawah. Jadi, tugasmu itu Harun mengecek berkas entah itu berupa proposal atau lain-lainnya sebelum diserahkan ke Tuan Maximillan."Tiba-tiba kedua mata Anastasia yang tadinya sayup-sayup mengantuk langsung melek seketika. Kata-kata Julio beberapa hari lalu berhasil menarik kesadarannya. Dia melirik ke arah ranjang di sisi kirinya. Saat masih mendapati Daniel y