Share

Enam Puluh Lima

Penulis: Galuh Arum
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Enam Puluh Enam

Bening bulir menetes di pipi Bella, melihat hal itu Elvaro menarik Bella untuk masuk ke kamar saja. Ia tidak mau sang istri mendengar kalimat menyakitkan itu. Lebih baik Bella berada di dalam kamar saja.

“Kamu mau ke mana El?” tanya sang ibu.

“Aku mau antar Bella ke kamar dulu. Kita bicara nanti.”

“El!”

Elvaro tidak menggubris sang ibu, ia terus melangkah untuk membawa Bella ke kamar. Bulir bening di pipi di seka olehnya, ia tidak menyangka jika perkataan sang ibu begitu menyakitkan sang istri.

“Aku akan membereskannya.”

“El, jangan membantah ibumu. Mungkin memang belum bisa menerima aku,” ujar Bella.

“Tenang saja, aku ke depan sebentar.” Sebelum keluar, Elvaro mengecup kening sang istri.

Pria itu langsung kembali menemui sang ibu. Elvaro berharap bisa menangkan Deswita yang sepeti tengah terbakar emosi.

Melihat Mellisa di sampingnya, sudah pasti emosi yang tersulut itu berasal dari sang adik yang membuat ibunya berpikir jelek tentang Bella. Netranya memandan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Gairah Tuan El   Enam Puluh Enam

    Bagikan tersambar petir di malam hari, Mellisa meradang mendengar hal itu. Ia sempat berpikir jika Malika salah paham atau salah dengan apa yang di katakan oleh teman sebayanya. Akan tetapi, ia menciba untuk memahami apa yang di maksud sang anak adalah suaminya berselingkuh dengan ibu dari Sella.“Dengarkan mama, duduk dan tenang. Ceritakan apa yang kamu tahu, atau bagaimana bisa Sella mengatakan hal itu. Apa kamu yakin Sella bicara benar dan jujur akan mengambil Papa kamu?” Mellisa mencoba mengajak sang anak bicara.Malika menunduk, ia takut jika sang ibu marah saat ia bercerita. Pasalnya, sang ayah mengatakan untuk tidak bicara dengan sang ibu atau Dion akan benar-benar meninggalkan mereka.“Malika, lihat mama,” ujar Mellisa.Malika menatap ragu dan sorot mata ketakutan. Apa yang di ingatnya mungkin bisa ia katakana pada sang ibu. Hanya saja gadis itu takut sang ayah meninggalkannya.“Malika takut tidak punya Papa.”“Dengarkan, mama pernah bilang anak baik tidak akan pernah berbohon

  • Terjebak Gairah Tuan El   Enam Puluh Tujuh

    Deswita yang baru saja datang mencoba merebut Malika saat melihat sang cucu berada di gendongan Bella. Saat tahu wanita itu adalah ibu mertuanya, Bella pun melonggarkan dan memberikan Malika padanya.“Saya tidak melakukan apa pun pada Malika. Saya hanya membantu Mellisa menjaganya karena dia sedang meeting,” ujar Bella membela diri. Namun, sepetinya ibu mertuanya tidak peduli, masih saja menatap sinis Bella.“Jangan bohong kamu, tidak mungkin dia mau memberikan anaknya pada kamu.” Nada suara Deswita semakin tinggi membuat beberapa orang melihat ke arah mereka.“Oma, jangan marah-marah. Tante Bella baik, memang mama kok yang izinkan aku main bersama Tante Bella. Dia enggak jahat,” bela Malika.Bella terseyum tipis saat mendapat pembelaan dari Malika. Sementara, sang mertua masih tidak bisa terima jika sang cucu malah membelanya. Deswita terus mencari cara agar Bella tidak mendekati Malika.Merasa banyak mata memandang, Deswita pun mengajak sang cucu masuk ke dalam Gedung menemui i

  • Terjebak Gairah Tuan El   Enam Puluh Delapan

    David masih memandang punggung Melisa dari kejauhan. Pria itu merasa aneh kenapa bisa tertarik dengan wanita yang sudah bersuami. Setelah itu, iya kembali ke ruangannya namun masih saja tidak bisa fokus. Lagi, Melisa kembali mengganggu pikirannya. Iya tidak mau berlama-lama tidak fokus, akhirnya David kembali menatap layar laptop dan membuka beberapa file yang diberikan Alvaro mengenai laporan keuangan perusahaan Melisa.Sementara, Melisa berada di ruangannya iya masih mempelajari beberapa hal yang harus iya pelajari tentang banyak pengeluaran yang masuk rekening baru.“Sialan, kenapa bisa aku begitu percaya pada Dion. Awas aja kamu, kalau aku menemukan bukti kejahatan dan perselingkuhan kamu, kubuat kamu semiskin-miskin ya.”Melisa merebahkan tubuh di sofa, iya berpikir hanya sang kakak yang bisa membantunya kali ini. Namun, sedikit ada rasa gengsi karena pasti sang kakak akan menertawakan pilihannya bahkan jika Alvaro tahu Dion berselingkuh.Akan tetapi, siapa lagi kalau bukan

  • Terjebak Gairah Tuan El   Enam Puluh Sembilan

    Elvaro terdiam sejenak saat mendengar ucapan bella yang begitu sulit ia jawab. Dirinya harus berpikir dengan apa yang akan ia jawab nanti karena hati wanita itu belum tentu bisa menerima dengan ucapannya.Bella pun menunggu dengan cemas jawaban dari sang suami karena baginya apa yang dikatakan Elvaro akan menentukan bagaimana dia akan melanjutkan pernikahannya dengan dengan pria di hadapannya.“El, kenapa kamu diam? Ada yang salah dengan ucapanku?” Bela kembali bertanya.“Tidak ada yang salah dengan ucapan kamu Bel, hanya saja aku berpikir bagaimana bisa kamu berpikiran seperti itu.”Elvaro menggenggam tangan Bella, ia menatap dengan tulus sang istri yang sedang menunggu jawaban darinya. Elvaro menarik nafas dalam lalu ia berusaha tentang dalam menjawab pertanyaan Bella.“Kita berjuang bersama untuk mendapatkan seorang anak. Aku yakin Tuhan akan mendengar doa aku selama ini. Kamu harus yakin Bell kalau kita akan segera diberikan seorang anak.”Bella hanya mengangguk, seharusnya

  • Terjebak Gairah Tuan El   Tujuh Puluh

    Bella merasa tenang saat mendengar sang suaminya mengajak ke dokter kandungan. Tangan Alvaro menggenggam tangan sang istri dengan erat, ia berharap dengan apa yang di katakannya bisa menenangkan Bella."Kita coba program biasa dulu jika memang tidak bisa kita akan melakukan program bayi tabung," ujar Elvaro."Iya El, aku setuju dengan usulanmu semoga tidak perlu program bayi tabung."Bella kembali tersenyum ia memandang cermin dalam pantulan dirinya dan suami yang saling bertatapan. Elvaro pun menatap sang istri dengan senyum harapannya adalah keberhasilan program yang akan mereka lakukan. Ia merasa bersalah jika Bella terus-terusan merasa dirinya tidak baik untuk menjadi istrinya. Bahkan ia sangat sedih jika Bella terus bertanya Bagaimana jika dirinya tidak bisa memiliki anak apakah Elvaro akan meninggalkannya seperti saat bersama Melani.Elvaro pun sudah memikirkan hal itu lebih dulu bahkan apa yang akan ia tempuh saat tahu memang Tuhan belum memberikannya kepercayaan untuk mengur

  • Terjebak Gairah Tuan El   Tujuh Puluh Satu

    "Mel, kamu mau sarapan sekarang?" Melisa tercengang saat Bella menyapanya.Melisa pun masih berdiri di tempat, bahkan ia tidak menjawab pertanyaan Bella. Sampai Elvaro keluar kamar dan menyapanya. Wanita itu terkesiap lalu sedikit gugup saat sang kakak kembali bertanya."Kapan kamu datang?" tanya Elvaro.Melissa tergagap, pertanyaan Bella saja belum ia jawab lalu sudah datang pertanyaan dari sang kakak yang baru saja muncul dari kamar.Elvaro menatap sang adik dengan keheranan, bahkan sebelumnya tidak ada telepon atau pesan Melisa yang menggambarkan akan datang ke rumahnya untuk menginap."Nyonya Melisa datang tadi malam bersama Non Malika. Saya langsung siapkan kamar tamu untuk mereka beristirahat. Mau memberitahu Tuan El, Nyonya Melisa berkata tidak usah." Bu Siti menjelaskan kronologi kedatangan Melisa.Lagi, Elvaro kembali melirik ke arah Melisa. Yakin ada sesuatu yang membuat sang adik datang ke rumahnya tengah malam. Namun, ia memilih untuk diam saat ini dan membiarkan Melisa u

  • Terjebak Gairah Tuan El   Tujuh Puluh Dua

    Anak kecil memang tidak pernah berbohong seperti yang dikatakan oleh Bu Siti. Bella pun menatap Malika, ia merasa kasihan anak sekecil itu sudah memendam sebuah ketakutan. "Sepertinya Melisa benar-benar sedang bingung bahkan ia sampai datang ke rumah sini. Tadi tidak datang ke rumah ibunya saja Bu?" "Nyonya Melisa bukan tidak mau ke rumah Nyonya besar, tapi Nyonya besar pasti akan banyak bertanya dan marah jika tahu apa yang sedang terjadi. Mungkin belum waktunya Nyonya besar dan Tuan besar tahu jadi Nyonya Melisa lebih memilih ke rumah Tuan Elvaro."Mungkin apa yang dipikirkan Bu Siti benar, kita lebih nyaman untuk datang ke rumah Elvaro karena ia bisa lebih leluasa untuk menenangkan diri. "Bu sepertinya bahan makanan kita sudah habis. Aku akan izin kepada Melisa untuk mengajak Malika untuk ke swalayan sekali kita mengajak dia ke tempat bermain," ujar Bella.Bella pun mengambil ponsel untuk menghubungi sang suami setelah itu ia meminta nomornya Melisa untuk meminta izin mengajak M

  • Terjebak Gairah Tuan El   Tujuh Puluh Tiga

    Melisa mencoba melepas cengkraman tangan Dion. Iya mulai berontak saat pria itu menetap dengan tajam tangannya mulai merasa sakit karena sama suami begitu kencang mencengkeram tangannya."Lepas Dion, kamu pikir tidak sakit?""Jelaskan istri pembangkang seperti kamu?" Melisa kembali menatap tajam sang suami, kebencian terlihat jelas di matanya. Tidak menyangka ia bisa begitu bucin padanya, tapi ternyata ia tertipu oleh semua rayuan mautnya. Mellisa menjauh dari Dion saat dia melepaskan cengkramannya. Ternyata bentar selama ini yang dikatakan sang kakak jika dirinya terlalu bodoh jika begitu peduli dengan Dion."Pergi ke mana kamu tadi malam?" tanya Dion."Itu bukan urusanmu! Lagi pula apa kamu peduli dengan aku dan Malika?" "Hai Mel, tenang."Dian melihat Melisa Tidak seperti biasanya, sang istri terlihat lebih emosi dari biasanya. Apalagi Melisa menatapnya dengan tajam seolah-olah sedang menatap penjahat. Dion dengan santainya mengatakan Melisa harus tenang, tapi bagaimana bisa di

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Empat (Tamat)

    Setelah mendapat ancaman dari suaminya, Deswita pun diam. Kali ini apa yang di katakan Ferdinand membuat wanita itu tidak berkutik. Ibu dari Elvaro itu bungkam seribu bahasa dan memilih masuk kamar. Terdengar suara pintu begitu keras hingga membuat telinga sang suami perih. Ferdinan hanya menggeleng melihat apa yang di lakukan oleh Deswita. Ia sudah sangat muak dan tidak bisa mentolerir semua perbuatannya. Hanya itu yang bisa ia lakukan, mengancam dengan cara itu yang bisa membuatnya diam dan bungkam. Ferdinand pun terduduk lesu membayangkan bagaimana nasib Elvaro kini. Dengan kaki yang lumpuh, apa bisa dia melakukan aktivitas, pikirnya. Pria itu mendesah, mungkin besok ia bisa berpikir jernih jika sudah beristirahat.Sementara, di kamar Deswita beberapa kali bergumam kesal kenapa bisa hanya karena Bella sang suami dan anaknya sampai membuat dirinya tersudut. Ia kali ini kalah dengan ancaman sang suami yang baginya adalah musibah dan perkara terbesar jika hal itu terjadi. "Lebih ba

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Tiga

    Bella menahan emosinya dengan ucapan Melani kali ini. Di hadapan semua orang mantan istri suaminya mencoba mempermalukan dirinya. Bella bukan wanita lemah seperti dulu, ia kini siap melawan siapapun yang ingin merusak rumah tangganya maksud Melani."Jangan mengarang cerita, anak yang kau kamu ini adalah anak Elvaro. Kamu pikir dengan mengatakan hal itu suamiku akan peduli dan lebih percaya dengan ucapan dari wanita yang berselingkuh di belakangnya."Wajah Melani mulai panik dengan setiap ucapan yang terlontar dari mulut Bella. Gimana bisa wanita kampung itu membuat dirinya tidak berkutik."Bahkan menunda punya anak dengan alasan karir padahal dirinya hanya ingin bebas bermain dengan pria manapun tanpa takut hamil dan tahu anak siapa yang akan ia kandung." Lagi Bella mulai mempermalukan Melani. Lagi Bella siapa yang memulai Ia yang harus menanggung semua resikonya.Elvaro meminta Bella untuk sabar dengan menggenggam tangannya. Sang suami meminta untuknya diam dan tidak meladeni setiap

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Dua

    Dua jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di rumah. Bella menatap sekeliling halaman tempat di mana lima bulan lalu ia meninggalkannya. Sembari tersenyum, Bella menggenggam tangan sang suami lalu mendorong kursi rodanya masuk. Sekian lama akhirnya Bella sadar jika dirinya begitu merindukan rumah itu. Begitu pun dengan sang suami. Mereka pernah salah paham, tapi kini semua telah berlalu. Bella bersama Elvaro masuk ke kamar, dia tidak menyangka akan kembali ke kamarnya. Setelah itu ia mulai merapikan pakaiannya. Lalu, menghampiri sang suami yang kini duduk memperhatikannya dirinya."Kamu bahagia?" tanya Elvaro."Aku sangat bahagia apalagi bisa kembali bersama kamu dan merasa dicintai saat sedang hamil.""Kondisiku seperti ini tidak bisa berjalan," ujar Elvaro terlihat murung.Bella menggenggam tangan sang suami, dirinya tidak tega melihat Elvaro bersedih sepeti itu. Ia menyesal karena ulah Edo telah membuat Elvaro menderita.Bella mencoba menyajikan sang suami untuk tetap bersabar. Y

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Satu

    Walau masih sangat gengsi, Sinta pun menemui Bella di kamar. Ia pun langsung mengajak Bella berbicara empat mata. Memang harusnya dirinya ikut senang dengan permasalahan Bella yang sudah selesai. Bella pun sedikit canggung dengan kondisi keduanya setelah pertengkaran di rumah sakit kemarin."Aku tahu kalau semua yang terjadi salah. Aku pun mau mengakui jika memang selama ini aku begitu egois mementingkan perasaan sendiri dari pada kamu dan Mas Bagas."Sinta menatap kembali Bella yang masih bergeming di hadapannya. Apa yang terjadi kemarin sebenarnya masih membuat dirinya kecewa. Hanya saja, Bella sadar jika tidak usah memperpanjang masalah karena ia tahu sebenarnya Sinta itu orang baik.Sebenarnya tidak terpikirkan oleh Bella jika majikannya itu akan datang dan meminta maaf. "Sekali lagi aku meminta maaf, jika kamu tidak berkenan, setidaknya aku sudah meminta maaf." "Nyonya, sebelum itu aku pun mau meminta maaf. Aku paham apa yang di pikirkan oleh nyonya, hanya saja aku juga memili

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh

    Sementara, di ruangan tidak jauh dari ruang Elvaro, Sinta sedikit kecewa karena sang suami mengizinkan Bella untuk menemui sang suami. Ia mesti nggak rela ketika Bella kembali pada Elvaro."Kamu tidak bisa seperti itu, biarkan Bella bahagia. Kamu harusnya berusaha bagaimana bisa membahagiakan aku. Sadar Sin, tidak ada yang mustahil di hidup ini. Kamu dan anak kita akan sehat sampai lahir." Bagas berusaha tidak emosi saat bicara dengan Sinta yang sedang merajuk.Sinta membuang wajahnya, kecewa dengan apa yang dikatakan oleh Bagas suaminya. Kenapa harus ada Elvaro kembali ke hidup Bella pikirnya. Bagas pun tidak mengambil pusing, ia telah menemui sang dokter kondisi istri sudah lebih baik dan diperbolehkan untuk pulang. Dirinya tinggal menunggu Bella kembali agar membantunya berkemas.Bella sudah berjanji sebelum ia kembali pada sang suami dirinya akan menyelesaikan semua dengan baik bersama Sinta. Hanya saja mungkin sang istri belum bisa menerima dengan baik. "Kita akan pulang hari i

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Dua Puluh Sembilan

    Dengan perasaan berdebar Bella bertahan di belakang David. Hingga David menyingkir dari ambang pintu, semua orang yang berada di dalam ruangan langsung tertuju pada Bella.Bella terpaku beberapa saat di ambang pintu. Tubuhnya memang berdiri tegak, tetapi rasanya seperti sedang berdiri tanpa tulang. Persendiannya seolah-olah hilang. Jika tidak bertahan, mungkin wanita itu akan jatuh melorot ke lantai.Tatapan Bella langsung tertuju pada seseorang yang terbaring lemah di atas ranjang. Dan sebaliknya, hingga mereka beradu pandang untuk beberapa saat. Rasa haru dan bahagia bercampur menjadi satu saat itu. Saat matanya kembali menatap laki-laki yang sangat dia sayang. Dia tidak menyangka jika akhirnya dia berada sedekat itu dengan sang suami. Sementara itu, di dalam ruangan tersebut, dua orang yang menemani Elvaro juga terkejut melihat kedatangan Bella yang sangat tiba-tiba.Mellisa dan Bu Siti saling pandang tidak percaya jika Bella kini ada di hadapan mereka. Bu Siti terutama, asisten r

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Dua Puluh Delapan

    Mata Elvaro terbuka setelah beberapa jam beristirahat. Pria itu mencoba menggerakkan tangan dan kakinya, rasa lemas masih dirasakan. Dia mencoba mengenali tempat sekeliling juga mengingat-ingat apa yang sebelumnya dia lakukan, hingga akhirnya perlahan memori ingatannya kembali. Elvaro melirik ke arah Mellisa dan David yang duduk di sofa. Saat sadar Elvaro sudah siuman keduanya segera beranjak menghampirinya. Mereka sangat senang terutama Mellisa. "Ada yang Tuan inginkan?" tanya David siaga. "Aku cuma mau ketemu Bella," jawab Elvaro. David terkesiap, tapi dia segera bersikap biasa. Padahal mereka saat ini ada di bawah atap yang sama, tapi David tak berani mengatakan yang sebenarnya jika Bella ada juga di rumah sakit ini. Ini karena Bella yang terus bilang belum siap. "Kita lanjutkan pencarian kalau Kakak sudah pulih!" Mellisa yang menjawab. Matanya menatap tajam ke arah kakaknya itu, mencebik kesal sebab kakaknya itu tampak tak peduli dengan kondisinya sendiri. "Benar, Tuan. Anda

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Dua Puluh Tujuh

    Bella ke luar dari ruangan tempat Sinta dirawat. Dia segera mencari keberadaan Bagas. Untungnya pria itu belum terlalu jauh. Di tempatnya Bella bisa melihat ke arah mana pria itu berjalan. Dengan langkah kaki yang lebar, Bella segera mengejarnya. Hingga jarak mereka beberapa meter saja, Bella lekas memanggilnya."Tuan Bagas!" panggilnya.Bagas menoleh. Dia terkejut melihat Bella ngos-ngosan."Ada apa, Bella?" tanya Bagas seraya mengajak wanita itu duduk di kursi yang tersedia sepanjang koridor.Bella mengatur napas untuk beberapa saat. Dia tadi memang setengah berlari demi mengejar tuannya itu. Dan saat ini terlihat sekali dia kesulitan bernapas hingga menyulitkannya untuk bicara."Tuan mau ke mana?" tanya Bella kemudian dengan napas yang masih tersengal-sengal."Entahlah. Aku ingin mencari angin segar," jawab Bagas. Dia masih merasakan emosi yang tadi sempat meluap di ruang rawat istrinya."Tapi, sebaiknya Tuan temani saja Nyonya. Dia lebih membutuhkan Tuan saat ini," ungkap Bella. "

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Dua Puluh Enam

    Saat itu Bella beranjak mencoba pergi sementara Sinta di tempatnya kebingungan. Ingin mencegah tapi tak kuasa. Hingga Bella nyaris benar-benar pergi, seseorang masuk membuka pintu. Tak lain dia adalah Bagas.Bagas menautkan kedua alisnya, merasa heran dengan atmosfer yang dia rasakan. Terasa canggung dan penuh emosi pada kedua wanita yang kini tengah menatapnya. Bagas pun akhirnya bertanya pada keduanya."Apa yang terjadi?" Bagas menatap heran Bella dan Sinta secara bergantian.Sinta segera tersenyum menyambut kedatangan suaminya. Dia merentangkan tangannya seakan-akan sudah menunggu suaminya itu sejak tadi."Hai, Sayang! Dari mana saja?"Sinta mengabaikan pertanyaan suaminya itu. Dia mencoba mengalihkan pembicaraan. Namun, Bagas tampak tak mudah terpedaya begitu saja. Dia tak menanggapi sambutan istrinya dan masih memasang wajah yang bertanya-tanya."Kami sedang bersitegang. Aku tak menyangka kalian mengecewakanku," ujar Bella tiba-tiba.Sinta langsung tercekat. Dia benar-benar tak p

DMCA.com Protection Status