Share

16. Malam Pertama

Author: Nur Laili
last update Last Updated: 2023-06-12 17:12:51

Suara pintu kamar terbuka dan membuat gadis cantik itu menoleh, menatap siapa yang baru saja membuka pintu kamarnya. Dia adalah Norma-Ibunya. Wanita paruh baya itu berjalan mendekat ke arahnya sembari membawa nampan berisi makanan dan juga segelas teh hangat.

"Ibu!" panggil Lala dengan lembut, ibunya itu menaruh nampan berisi makanan dan minuman di atas nakas samping ranjang lalu ikut duduk di samping putri cantiknya.

"Aku mimpi buruk!" cetus Lala, Norma mengernyitkan dahinya beberapa detik lantas mengangguk mengerti, putrinya pasti masih syok dengan kejadian penembakan di pesta pernikahannya. "Aku mimpi menikah dengan pria jahat dan kejam! Aku benar-benar tidak suka dengan mimpi itu, itu adalah mimpi terburuk yang pernah datang saat aku tidur. Mimpi menikah dengan pria mafia kejam lebih menyeramkan di bandingnya dengan mimpi bertemu dengan setan!" sambungnya dengan bicara yang di buat tragis. Apa Lala menganggap pernikahannya dengan Revan itu hanya mimpi?

"Gak baik ngomongin kejeleka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   17. Berdebat

    "Ini apa?" tanya Revan sembari menunjuk salah satu menu sarapan pagi ini yang sudah di siapkan oleh Lala. Gadis itu menoleh ke arah suaminya lalu menjawabnya dengan santai. "Sup bayam!" balasnya dengan ketus. "Terus, ini apa?" tanya Revan lagi, kali ini ia menunjuk dua potong ikan rebus yang berada tepat di hadapannya. "Ikan salmon rebus." jawab Lala dengan cepat. "Lha ini apa?" Lala memutar bola matanya dengan jengah, Revan ini ternyata banyak tanya, dan hal itu sukses membuatnya kesal bukan main. "Kamu itu banyak nanya ya, kalau mau di makan saja. Kalau tidak ya sudah, gak usah di makan." ucap Lala dengan jengkel. "Ketus banget sih, sama suami sindiri." balas Revan tak kalah kesal dengan dirinya. "Kamu bisa masak gak sih, sebenarnya?" tanya Revan lagi. Lala yang awalnya sudah siap untuk menyantap menu masakannya beralih pada suaminya, menatapnya dengan datar lalu tersenyum miring. "Kamu ngeremehin masakan aku? Cepat di makan dan rasain sendiri." ucap Lala yang membuat Revan

    Last Updated : 2023-06-12
  • Terjebak Gairah Sang Mafia   18. Jessica Is Back

    Pagi harinya Lala dan Revan kembali ke kediaman Revan yang megah, sekarang mereka berdua tengah berada di dalam mobil dengan kebisuan yang memyelimuti ke duanya. Hingga akhirnya Revan berdehem pelan untuk memecahkan keheningan. "Khem!"Hanya suara deheman, Revan sesekali melirik ke arah istri cantiknya yang tengah sibuk menatap luar jendela mobil, menikmati pemandangan jalan raya yang pagi ini terlihat sangat ramai dengan lalu lalang kendaraan. Revan meraup wajah tampannya dengan kesal, ini adalah rasa rumit yang pertama kalinya ia alami. Ia sudah sering pacaran, mengencani wanita dan berurusan dengan kaum hawa tersebut, tapi Lala adalah wanita pertama yang membuatnya seperti ini. Tergila-gila dengan wajah cantiknya, terbuai dengan bibir mungilnya dan kecanduan akan tubuhnya. Bahkan sifat istrinya ini berbeda dengan para kebanyakan wanita yang pernah ia kencani sebelumnya, keras kepala, pemberani dan juga luar biasa. Dengan gerakan pelan Revan menggeser posisi tubuhnya mendekat ke

    Last Updated : 2023-06-12
  • Terjebak Gairah Sang Mafia   19. Gara-gara Jessica

    Lala mengepalkan ke dua tangannya dengan sangat erat, menahan emosinya agar tak keluar saat ini juga saat melihat Revan suaminya di peluk oleh wanita lain. "Honey, aku kangen banget sama kamu." tutur wanita bernama Jessica tersebut usai melepaskan pelukannya pada tubuh tegap Revan. "Kok, kamu ada di sini?" tanya Revan sembari sesekali melirik ke arah Lala yang berada di sisinya. Terlihat jelas di mata Revan, saat ini Lala tengah menahan sesuatu yang sangat teramat besar. Ke dua tangannya mengepal dengan kuat di tambah lagi dengan ke dua matanya yang mulau berkaca-kaca. Satu pertanyaan muncul dalam otak cerdiknya, apa Lala cemburu? "Aku kangen kamu," ungkap Jessica dengan raut wajah yang bahagia. Dan untuk ke dua kalinya, ia kembali memeluk tubuh Revan dengan sangat erat. Lala yang sudah muak melihatnya lantas berjalan menjauh, namun baru saja ia melangkah lengannya sudah di tahan oleh Revan yang sukses membuat langkahnya terhenti lalu menoleh ke arahnya. "Mau ke mana?" tanya Reva

    Last Updated : 2023-06-12
  • Terjebak Gairah Sang Mafia   20. Berdebat

    Revan mengetuk-ngetuk pintu kamar di mana yang ada di dalam kamar itu ada Istri cantiknya. "Sayang, buka pintunya. Sayang dengerin penjelasan aku dulu. Sayang," bujuk revan pada Lala, namun istri cantiknya itu belum juga membuka pintu kamar.Revan lalu mengambil kunci cadangan dan membuka pintunya, tak lupa Revan juga menutup kembali pintunya namun tidak ia kunci.Revan melihat Lala tengah berbaring tengkurap di ranjang king size yang berada di kamar itu. Suara isakan tangis terdengar di telinganya sukses membuatnya mengulum senyum kecil. Revan sedikit merasa senang melihat Lala menangis karena melihatnya dengan perempuan lain, itu artinya istri cantiknya tersebut sudah mulai cemburu dan mulai memiliki perasaan padanya, namun di sisi lain Revan juga tidak tega melihat wanita yang mulai ia cintai menangis karena nya. Revan lalu berjalan menghampiri Lala dan duduk di tepi ranjang.Revan mengelus punggung istrinya dengan lembut, berharap wanita itu merasa nyaman dan menghentikan tan

    Last Updated : 2023-06-12
  • Terjebak Gairah Sang Mafia   21. Rencana Honeymoon

    Pagi menjelang, Pakaian mereka berserakan di lantai. Seorang wanita cantik tengah menatap mereka dengan tatapan marah. Matanya melotot dan kedua tangannya mengepal dengan sangat keras. Wanita itu adalah Jessica, Jessica benar-benar sangat cemburu saat melihat pria yang sangat di cintainya tengah memeluk wanita lain dengan keadaan mereka yang sedang telanjang bulat. Ia sangat paham betul, apa yang tengah mereka lakukan semalaman hingga matahari terbit mereka masih enggan untuk bangun. Senyuman licik menghiasi bibir sexy Jessica, wanita itu melangkahkan kakinya dan menaiki ranjang dan ikut berbaring dengan Lala dan Revan. Sebuah ide cemerlang muncul di otak cantiknya, Jessica beranjaj menindih dan memeluk tubuh polos Revan yang masih tertutup selimut tebal.Merasa tubuhnya berat, Revan lalu membuka matanya perlahan. Saat matanya sudah sepenuhnya terbuka, orang yang pertama ia lihat adalah wajah cantik istri yang sangat ia cintai.Revan merasakan pergerakan di atas tubuhnya lalu bang

    Last Updated : 2023-06-18
  • Terjebak Gairah Sang Mafia   22. Bersenang-senang

    Lala tak henti-hentinya tersenyum senang tatkala dirinya sekarang berada di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota. Netranya terus saja menatap takjub ke sembarang arah, melihat banyaknya toko yang menjual berbagai jenis barang serta lalu lalang banyaknya orang yang berkunjung. "Awas!" pekik Revan reflek saat tubuh Lala terhuyung akibat bertabrakan dengan orang yang tengah berjalan berlawanan arah dengannya. Dengan cepat Revan menahan pinggang Lala agar istri cantiknya tersebut tidak jatuh di lantai yang keras. Usai menahan pinggang Lala, dengan posesifnya Revan langsung memeluk tubuh istrinya dengan sangat erat. "Jalannya hati-hati," tegur Revan pada Lala yang saat ini berada dalam pelukannya. Istrinya itu mengangguk pelan lalu mendongakkan kepalanya menatap ke arah wajah tampan suaminya. Netra ke duanya bertemu, Lala tersenyum lebar sedangkan Revan justru menatapnya dengan dingin. "Aku terlalu senang," ucap Lala dengan lembut. Revan luluh, ia menundukkan sedikit kepalanya aga

    Last Updated : 2023-06-18
  • Terjebak Gairah Sang Mafia   23. Lala Sudah Mulai Jatuh Cinta?

    Lala membaringkan tubuhnya di atas ranjang hotel, seperti yang di katakan Revan sebelumnya, walaupun mereka hanya berkeliling mall, mereka akan menghabiskan malam di hotel sebagai syarat honeymoon abal-abal yang tengah mereka lakukan. "Capek," keluh Lala sembari memeluk bantal yang berada di sampingnya. Revan yang baru saja melepas baju yang melekat di tubuhnya ikut berbaring di samping istrinya lalu menoleh dan menatap Lala dengan senyum yang merekah. "Capek teriak?" sindir Revan lalu tertawa pelan. Lala menoleh ke arahnya lalu tersenyum sinis. "Kamu juga tadi teriak," kali ini gantian Lala yang menyindir lengkap dengan senyuman yang tak kalah sinis dengan suaminya. Revan diam, skakmat dengan ucapan sang istri lalu mulai berpikir bagaimana caranya mengalihkan pembicaraan mereka, karena jujur ia sangat malu saat ia berteriak keras tadi saat di bioskop. "Kamu juga sama takutnya aku tadi, teriaknya kenceng banget ya ampun!" pekik Lala lalu tertawa dengan keras. Revan hanya bisa pasr

    Last Updated : 2023-06-18
  • Terjebak Gairah Sang Mafia   24. Kebersamaan

    "Ibu aku berkunjung!" seru Lala tatkala baru saja memasuki rumah sang ibu, di lihatnya Norma tengah sibuk melipat pakaian sedangkan Erik tengah sibuk mengerjakan tugas sekolah. Norma yang melihat Lala datang bukannya senang justru menatapnya dengan malas lalu melengos melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda. Lala yang merasa aneh dengan sikap sang ibu langsung menoleh ke arah Revan yang juga tengah menatapnya dengan heran. "Ibu kenapa?" tanya Lala sembari menghampiri Erik, ia meletakkan plastik putih berisi banyak sekali ikan salmon potong serta rantang yang berisi makanan yang ia masak sendiri beberapa saat yang lalu. "Kami pikir, kakak sudah lupa sama kita. Gak pernah ngasih kabar, bahkan pas baru aja nikah kakak pulang ke rumah kak Revan gak nungguin kita pulang dari sauna. Langsung pergi gitu aja," terang Erik dengan panjang lebar. Lala yang mendengar penjelasan Erik langsung menatap tajam ke arah Revan, ia masih ingat betul bagaimana pria berstatus suaminya ini terus saja

    Last Updated : 2023-06-18

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   36. Happy Ending

    Revan berlari tergesa-gesa di sebuah lorong rumah sakit, rambutnya naik turun akibat derap langkahnya yang yang kencang. Bulir bulir keringat membasahi area keningnya. Revan sekarang sudah jauh lebih dewasa, menjadi ayah dari seorang putri yang sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Usia Becca saat ini sudah menginjak sepuluh tahun, dan hari ini Revan akan kedatangan anggota keluarga baru, Lala saat ini sedang berada di rumah sakit untuk melahirkan buah cintanya dengan Revan yang kedua.Revan menghentikan langkahnya saat ia melihat putrinya, Becca sedang duduk di sebuah kursi samping pintu sebuah kamar. Di sana juga ada Erik dan Norma yang sedang menunggu. Sedangkan Heru sedang mengurus pabrik makanan ringan yang di rintis Revan dengannya. Pabrik yang awalnya rumahan dan kecil, sekarang sudah berubah menjadi pabrik besar dengan mesin mesin canggih yang memproses pembuatan makanan ringan. Bisa di bilang sekarang Revan mendapatkan kesuksesannya kembali. Keluarga mereka juga t

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   35. Rebecca

    Tangan Revan terulur menghapus air mata Lala yang terus mengalir dengan derasnya. Putri kecilnya juga ikut menangis saat melihat Lala menangis."Ssstt.... Kan buat putri kecil kita juga menangis." ujar Revan dan Lala langsung menghentikan tangisnya lalu menimang bayi kecilnya."Siapa namanya?" tanya Lala dan Revan menggaruk kepalanya yang tiba tiba terasa gatal. Ia tahu pasti bahwa Lala akan memukulnya lagi jika dia beri tahu bahwa putri mereka belum ia beri nama."Siapa namanya?" Lala mengulangi pertanyaannya sembari menatap Revan."Dia belum kuberi nama," jawab Revan.Lala memukuli kepala Revan dengan membabi buta, matanya menatap tajam ke arah sang suami yang sedang mengelus kepalanya yang terasa sakit akibat pukulannya."Dasar ayah tidak waras!" maki Lala dan Revan memasang jengkelnya."Apa? Mau marah?" ujar Lala sembari memberi tatapan devil pada sang suami."Aku menunggumu sadar, Kalo aku kasih nama terus kamunya gak suka gimana? Kamu marah sama aku." tutur Revan dan Lala

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   34. Bayi Kuat

    Revan berjalan santai di lorong rumah sakit, dalam gendongannya saat ini ada bayi kecilnya, kaki-kaki mungil bayi itu terus saja bergerak ke udara dalam gendongan Revan. Tangan mungil bayi itu terus saja memukul mukul rahang Revan dengan keras. Senyum bayi itu terus mengembang saat melihat sang ayah terkekeh akibat perbuatannya. Tangan kanan Revan menenteng sebuah tas bayi dengan isi perlengkapan milik putri lucunya.Usia bayi mungil Revan saat ini sudah berusia 2 bulan, berarti sudah 2 bulan juga Lala terbaring koma. Selama 2 bulan itu juga Revan selalu menjaga putri kecilnya yang hingga saat ini ia belum beri nama.Semua anggota keluarga terus memaksa Revan agar memberi nama bayi itu, namun Revan selalu menolaknya, ia akan memberi nama putri kecilnya saat Lala sudah sadar. Revan sangat yakin bahwa Lala akan sadar dari koma, ia benar benar sangat yakin dengan hal itu.Dan mengenai Jacob, Jessica dan si penghianat Max, mereka ada dalam pengawasan Endy. Endy mengurung ke tiga oran

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   33. Koma

    Jari jari Revan bergerak secara perlahan, mata yang menutup selama satu minggu kini sudah mulai terbuka, Revan mengerjap ngerjapkan matanya berkali kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.Aroma obat obatnya menyeruak indra penciumannya, orang yang pertama Revan lihat adalah Endy-sang ayah."Syukurlah kau sudah sadar," ucap Endy sembari tersenyum manis ke arah Revan.Pandangan Revan mengedar ke penjuru ruangan yang ia yakini sebagai rumah sakit, ia mencari-cari sesosok yang sudah membuatnya jatuh hati sekaligus jatuh cinta."Di mana Lala?" tanya Revan terdengar seperti sebuah bisikan karena dia benar benar masih lemas. Namun begitu, Endy masih bisa mendengarnya."Lala di rawat di ruangan lain," jelas Endy dan membuat mata Revan melebar."Lala terluka?" tanya Revan dengan ekspresi yang sangat khawatir dan juga cemas."Setelah kamu di tusuk oleh Jacob, Jessica menikam perut Lala," jelas Endy yang membuat Revan mengepalkan tangannya dengan rapat, rahangny

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   32. Konspirasi

    Bulan demi bulan di lewati oleh Lala dan juga Revan, kehidupan rumah tangga mereka selama 8 bulan ini sangat baik, tak ada pengganggu atau masalah besar yang mereka hadapi selama 8 bulan terakhir ini setelah kejadian penyerangan waktu itu. Hanya terkadang ada saja masalah kecil yang mereka hadapi, namun mereka masih bisa menyelesaikannya.Usia kandungan Lala sudah memasuki usia 8 bulan, perut rata Lala kini sudah membesar, emosinya juga kadang meledak dan sang suami Revan lah yang menjadi sasaran amukannya.Sekarang Lala sedang berada di balkon kamarnya sendirian, menikmati semilir angin yang menerpa kulit wajahnya, sangat sejuk. Tak lupa Lala juga mengelus perutnya yang membesar karena ada dua jabang bayi yang ada di dalam.Sikap pengecut Lala yang tak berani mengungkapkan perasaan cintanya pada Revan masih membuat Revan berfikir bahwa Lala belum mencintainya. Namun di hati Lala, nama Revan sudah terukir sangat indah di hatinya.Mata Lala memincing saat ia melihat ada seseorang y

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   31. Selamat

    Jari-jemari Revan bergerak sedikit demi sedikit, Max yang tengah berdiri di samping ranjang tempat di mana Revan berbaring langsung bergerak mendekat dan melihat bagaimana kondisi sang majikan. Perlahan ke dua mata Revan terbuka, baru saja ia membuka matanya sebentar, ia kembali menutupnya kembali saat cahaya lampu kamar rumah sakit menyambutnya dengan silau. Al hasil ia harus mengerjakan ke dua matanya beberapa kali agar terbiasa dengan cahaya lampu yang masuk ke dalam retina matanya."Tuan sudah sadar? Aku akan panggilkan dokter." Ucap Max lalu hendak bergegas keluar dari kamar, namun belum sempat Max melangkah, lengannya sudah di tahan oleh Revan lalu memberikan sebuah isyarat agar ia tidak perlu memanggilkan dokter dengan cara menggelengkan kepalanya pelan."Di mana Lala?" Tanya Revan dengan lemah saat teringat pada sang istri, terakhir kali ia melihat Lala wanita yang sangat amat ia cintai tersebut dalam kondisi pendarahan. Mungkin itu efek karena ia jatuh saat menggendong Lala

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   30. Penyerangan Lagi?

    Revan menatap Lala dengan senyuman yang merekah, melihat sang istri begitu bahagia menyantap beberapa menu makanan yang telah ia beli beberapa saat lalu."Kamu mau apa?" Tanya Lala dengan sinis tatkala ia melihat Revan mengambil sepotong pizza miliknya."Makan," jawab Revan dengan santai lalu mengarahkan sepotong pizza tersebut ke arah mulutnya."Jangan di makan!" Larang Lala tiba-tiba, membuat Revan mengurungkan niatnya untuk memakan sepotong pizza berbentuk segitiga tersebut."Kenapa?""Gak boleh, semua makanan di sini punya aku. Siapapun gak boleh minta atau makan, siapapun termasuk kamu!" Larang Lala mendadak jadi egois, ia bahkan merampas sepotong pizza dari tangan suaminya. Revan yang melihat tingkah Lala justru terkekeh geli, merasa lucu dengan sikap baru yang di tunjukkan sang istri padanya semenjak ia mengandung."Ok, aku gak bakalan makan." Putus Revan mengalah. Ia lalu duduk di samping Lala, merengkuh tubuh mungil sang istri ke dalam dekapannya, menemani Lala yang ter

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   29. Nyidam

    Sepanjang perjalanan dari rumah sakit ke rumah, Revan terus saja menggenggam erat tangan Lala, sesekali ia mengusapnya dengan lembut lalu mengecupnya dengan penuh cinta. Lala yang melihat perlakuan romantis dari sang suami hanya tersenyum manis, cukup bahagia dengan hal kecil yang di lakukan sang suami terhadapnya."Kenapa berhenti?" Tanya Revan tatkala mobil yang ia kendarai tiba-tiba berhenti di tengah jalan."Lampu merah Tuan," balas Max dengan sopan."Terobos!" Titah Revan tidak sabaran. Max hanya mengangguk pelan lalu hendak menginjak pedas, namun dengan cepat Lala melarangnya."Jangan!" Seru Lala dengan cepat, membuat Max mengurungkan niatnya untuk menerobos saat lampu merah menyala."Sayang, nanti bakal lama kalo nungguin." Ucap Revan sembari membelai lembut kepala Lala lalu menari sedikit rambut panjang sang istri untuk ia arahkan ke hidungnya, menghirup aroma wangi dari shampoo yang di gunakan Lala.Dengan wajah yang cemberut, Lala menatap Revan dengan tatapan mata yang

  • Terjebak Gairah Sang Mafia   28. Hamil

    Satu Minggu berlalu, Lala masih saja mengabaikan Revan, walaupun kadang wanita itu merespon suaminya, pastinya kalimat yang keluar dari mulutnya adalah kalimat sindiran yang berupa menghina dirinya sendiri. Hal itu tentunya membuat Revan semakin merasa bersalah karena perbuatan serta ucapan tak sopan yang ia tujukan pada sang istri. Revan berdiri di ambang pintu, menaruh ke dua tangannya di saku celana bahan yang di kenakannya sembari menatap Lala yang tengah duduk termenung di sofa kamar. Terlihat jelas di netra Revan, Lala tengah melamun, tatapan matanya kosong lengkap dengan wajahnya yang pucat.Revan mengetuk pintu dengan punggung jarinya, menyadarkan Lala dari lamunannya lalu melirik sekilas ke arah sang suami. Revan berjalan mendekat dan berhenti tepat di hadapannya lalu berjongkok di lantai.Salah satu tangan Revan terulur, menyentuh wajah sang istri yang langsung di tepis kasar oleh Lala."Kamu pucat, belum makan?" Tanya Revan dengan lembut. Lala mengabaikannya, entah ken

DMCA.com Protection Status